• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen terhadap kinerjanya : studi kasus pada dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen terhadap kinerjanya : studi kasus pada dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN KOMITMEN DOSEN TERHADAP KINERJANYA

Studi Kasus pada Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Derani Ngesti Pratiwi NIM : 102214096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

“Jangan takut gagal sebelum mencoba, jangan takut jatuh sebelum melangkah. Kesuksesan selalu milik kita yang berani mencoba”

“Sesungguhnya bersama kesukaran pasti ada kemudahan. Dan bersama

kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu bila selesai suatu tugas,

mulailah tugas yang lain dengan sungguh-sungguh. Hanya pada Tuhanmu

hendaknya kau berharap”.

(Qs. Asy Syarh : 5 – 6)

“Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada ketakutanmu”

“Selagi bisa untuk bertindak lakukanlah, jangan hanya menunggu”

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Allah S.W.T

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Derani Ngesti Pratiwi

Nomor Mahasiswa : 102214096

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Kepemimpinan, Motivsi, Kompetensi dan Komitmen Dosen terhadap Kinerjanya. Studi Kasus pada Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya, sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 Oktober 2014

Yang menyatakan

(6)

vi

Studi Kasus pada Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 29 Oktober 2014 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi, Kompetensi dan Komitmen Dosen terhadap

Kinerjanya: Studi Kasus pada Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku pembimbing I, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang

telah memberikan bekal ilmu kepada peneliti.

6. Papa dan Mama yang selalu mendukung dan selalu mendoakan dalam segala

hal.

7. Mas dan adek-adekku yang selalu memberikan semangat.

8. Pacarku tercinta yang selalu memberikan perhatiannya dan selalu siap untuk

membantu.

9. Mbak- mbak Kos Gatot Kaca 4a yang telah memberi pengalaman, bantuan dan motivasi selama ini.

10.Teman-teman “menelers” yang membantu, memberi semangat dan dukungan

(8)

viii

11. Seluruh rekan – rekan Universitas Sanata Dharma Fakultas Ekonomi

Manajemen angkatan 2010.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Penulis

Derani Ngesti Pratiwi

(9)
(10)
(11)

xi

1. Jenis Kelamin responden ... 48

2. Usia responden ... 49

3. Masa kerja ... 49

4. Pendidikan terakhir ... 50

B.Analisis Kuantiatif ... 50

1. Pengujian Instrumen ... 50

2. Teknik Analisis Data ... 53

3. Uji Asumsi Klasik ... 54

4. Pengujian Hipotesis ... 57

5. Penafsiran Persamaan Regresi ... 61

6. Koefisien Determinasi (R2) ... 62

C. Pembahasan ... 62

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 66

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

C. Keterbatasan ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Jumlah sampe berdasarkan prodi ... 47

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 49

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50

V.6 Uji Validitas ... 51

V.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

V.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 53

V.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 55

V.10 Hasil Uji F ... 57

V.11 Hasil Uji t ... 59

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Pemikiran ... 19

V.1 Gambar Grafik Histogram ... 54

V.2 Gambar Normal Probability Plots ... 54

(14)

xiv

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN KOMITMEN DOSEN TERHADAP KINERJANYA

Studi Kasus pada Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Derani Ngesti Pratiwi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,

motivasi, kompetensi dan komitmen terhadap kinerjanya. Sampel dalam

penelitian ini adalah Dosen Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 68 orang.

Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling secara rambang proporsional.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data

menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja dosen. Hasil lain menunjukkan bahwa secara parsial

kepemimpinan dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja dosen, sedangkan

motivasi dan komitmen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja dosen.

(15)

xv

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEADERSHIP, MOTIVATION, COMPETENCE AND COMMITMENT OF LECTURERS ON THEIR PERFORMANCE

Case study on Lecturer of Sanata Dharma University

Derani Ngesti Pratiwi Universits Sanat Dharma

Yogyakarta, 2014

This research aims to know the effect of leadership, motivation, competence and commitment of lecturers on their performance. The sample of this research is 68 lecturers of Sanata Dharma University chosen under proportional random sampling. The data gathering technique applied is questionnaire. The data analysis technique used is multiple regression analysis. The result of this study shows that leadership, motivation, competence and

commitment simultaneously influence the lecturers’ performance. The result also shows that partially leadership and competence influence the lecturers performance, whereas motivation and commitment partially do not influence the

lecturers’ performance.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan salah satu instrumen pendidikan nasional.

Dengan adanya perguruan tinggi ini diharapkan mampu menjadi pusat

penyelenggara dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian

dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada para mahasiswanya.

Penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia dilakukan oleh pemerintah

melalui Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Kedinasan, Perguruan

Tinggi Agama, maupun Perguruan Tinggi Swasta dengan mengikuti

Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. Perguruan tinggi

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal diserahi tugas

dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional, yaitu mengisi kebutuhan masyarakat akan tersedianya

tenaga ahli dan tenaga terampil dengan tingkat dan jenis kemampuan yang

sangat beragam.

Setiap organisasi pada umumnya menginginkan dapat mencapai

tujuannya seoptimal mungkin. Hal itu dapat terwujud jika, kinerja karyawan

juga baik. Begitu pula sebaliknya, karyawan yang bekerja di suatu organisasi

dapat mencapai kinerja yang optimal jika ada dukungan dari manajemen.

Oleh karena itu sudah selayaknya organisasi mengupayakan agar karyawan

dapat mencapai kinerja yang baik. Salah satu faktor internal perguruan tinggi

(17)

Berbagai indikator membuktikan bahwa kemajuan dan kemerosotan kualitas

pendidikan tinggi di Indonesia akibat dari kondisi-kondisi internal perguruan

tinggi itu sendiri, antara lain kinerja dosen yang terlihat dari berbagai

kegiatannya. Dosen yang mempunyai motivasi dan kinerja yang baik, akan

dapat mendorong para mahasiswa untuk dapat lebih maju dan berkembang

menjadi lulusan yang potensial. Selain itu dengan kinerja dosen yang

maksimal akan menarik para calon mahasiswa baru untuk meyakinkan

dirinya meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi yang terbaik.

Di Indonesia sendiri ada beberapa kota besar yang menjadi tujuan

utama seseorang untuk meneruskan pendidikannya di jenjang perguruan

tinggi, salah satu kota tujuan pendidikan yang banyak diminati adalah

Yogyakarta. Di kota ini terdapat banyak perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta yang berkompeten. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah

salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki sumbangsih dalam

pendidikan di Indonesia dan mampu mencetak lulusan-lulusan yang

berkualitas. Hal ini tidak terlepas dari kinerja para dosen dan pelayanan

kepada para mahasiswa.

Dalam penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh

kepemimpinan, motivasi, kompetensi, dan komitmen terhadap kinerja

karyawan, dalam hal ini adalah dosen. Bagi organisasi yang memberikan

pelayanan kepada publik, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari

(18)

Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan

pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana

semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan yang bisa memberdayakan karyawannya. Kepemimpinan yang

bisa menumbuhkan motivasi kerja karyawan adalah kepemimpinan yang bisa

menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan dalam menjalankan tugasnya

masing-masing.

Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan

yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku individu. Semakin besar

motivasi yang dimiliki oleh individu sebagai karyawan dapat meningkatkan

kinerja karyawan itu sendiri. Motivasi yang tinggi harus dimiliki oleh seorang

dosen dalam proses pengajarannya. Ini dikarenakan dengan motivasi yang

tinggi, dapat meningkatkan kinerja dosen itu sendiri sehingga berdampak

pada proses pengajarannya dalam memberikan materi kepada para

mahasiswa.

Kompetensi sebagai kemampuan yang dimiliki oleh individu-individu

untuk melakukan sesuatu dengan jaminan hasil yang diharapkan. Kompetensi

merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan tugas dalam mencapai

visi, misi dan tujuan organisasi, tentu tidak secara otomatis datang dari setiap

individu. Oleh karena itu, harus dibangun, dalam arti bahwa kompetensi yang

mendukung sistem kerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kompetensi

sangat penting bagi seorang dosen, karena ketrampilan, pengetahuan yang

(19)

pekerjaan. Kompetensi profesional para pendidik, khususnya bagi dosen

sangatlah diperlukan. Hal ini disebabkan bahwa semenjak awal tenaga

profesional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks

secara independen dan dapat memecahkan permasalahan yang timbul dalam

pelaksanaan tugas-tugas dengan menggunakan keahlian dan dedikasinya

secara profesional.

Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus

dimainkan guna mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada

besarnya porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut

terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Komitmen organisasional

dapat diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan yang

dinyatakan oleh karyawan untuk organisasi atau unit dari suatu organisasi.

Komitmen organisasional juga mempengaruhi kinerja dari seseorang dimana

sikap mengenai loyalitas terhadap organisasi, merupakan proses yang

berkelanjutan dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya

pada organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin membahasnya dalam sebuah

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerjanya?

2. Apakah kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen secara

parsial berpengaruh terhadap kinerjanya?

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya masalah yang ada, maka dalam penelitian ini

adanya pembatasan masalah yang membahas tentang bagaimana pengaruh

kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen terhadap kinerja dosen:

1. Responden meliputi: Dosen tetap S1 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (Kampus Paingan dan Mrican).

2. Variabel yang diteliti adalah kinerja dosen, kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan

komitmen dosen secara bersama-sama terhadap kinerjanya.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan bagi organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja dosen.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh

kepemimpinan, motivasi, kompetensi, komitmen terhadap kinerja dosen.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan wacana untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya

manusia khususnya yang berhubungan dengan kepemimpinan, motivasi,

(22)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana individu

mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum (Northouse, 2003,

dalam Nasir dan Sugeng, 2012: 197). Hal ini juga dipetegas oleh Agarwal

(dalam Tika 2005: 63) yang menerangkan bahwa kepemimpinan sebagai

seni mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemauan mereka,

kemampuan dan usaha untuk mencapai tujuan pemimpin. Selain itu

Robbin dan Judge, 2009 (dalam Nasir dan Sugeng, 2012: 198) mengatakan

bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok

kearah pencapaian tujuan.

Terdapat tiga implikasi penting dari definisi tersebut adalah

kepemimpinan menyangkut orang lain/ bawahan, kepemimpinan

menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbangan diantara

orang-orang dalam oganisasi, pemimpin juga dapat menggunakan pengaruh

selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahannya. Pemimpin

mempunyai sifat, kebiasaan, temperamental watak dan kepribadian yang

khas, sehingga tingkah laku dan gayanya dapat membedakan dirinya

dengan orang lain. Latar belakang pengalaman, kepribadian yang beragam

akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinan sehingga muncullah

(23)

Work 1996 (dalam Suwatno dan Donni, 2011: 139) mengansumsikan

bahwa pemimpin pada era mendatang harus bersedia menerima tantangan

fundamental, yaitu:

a. Pemimpin harus mau menjadi lebih peka dan memahami semua

perbedaan etnis, budaya, dan gender.

b. Pemimpin harus memiliki visi untuk tempat kerjanya.

c. Pemimpin harus bersedia merancang dan mengimplementasikan

proses-proses komunikasi yang baru dan berbeda.

d. Pemimpin harus bersedia membawa komitmen penuh dalam upaya

mendayagunakan pengikut yang beragam secara efektif.

e. Pemimpin harus menjadi pasak antara organisasi dan masyarakat luas.

Pimpinan dan kepemimpinan yang diembannya memiliki fungsi

yang strategis yang menentukan kinerja organisasi. Pemimpin yang

melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, dapat menggerakan orang

atau personil kearah tujuan yang dicita-citakan, akan menjadi anutan dan

teladan. Sebaliknya, pemimpin yang keberadaan sebagai figur dan tidak

memiliki pengaruh serta kemampuan kepemimpinan, akan mengakibatkan

kinerja organisasi menjadi lambat, karena ia tidak memiliki kapabilitas dan

kecakapan untuk memastikan kinerja yang baik.

Menurut Kaswan (2013: 2) ada beberapa unsur yang harus digaris

bawahi yang terdapat dalam konsep kepemimpinan, yaitu: pengaruh dan

hubungan interpesonal. Pengaruh datang secara bertahap, tidak instan dan

(24)

keseluruhan, pengaruh bekerja antara lain; memberi contoh, memotivasi,

mentoring, dan melipatgandakan. Sedangkan hubungan interpersonal

sendiri merupakan kemampuan berinteraksi secara positif dan efektif

dengan orang lain serta memperoleh kerjasama dengan orang lain untuk

mencapai tujuan. Pemimpin yang mapan dan efektif secara intuitif

memahami unsur-unsur esensial hubungan yang sehat. Menurut Manion

(dalam Kaswan 2013: 8) ada tiga unsur yang esensial antara pemimpin dan

pengikutnya, seperti kepercayaan, saling menghargai/ menghormati dan

komunikasi.

2. Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau

perbuatan. Kata movere dalam bahasa inggris, sering disepadankan dengan

motivation yang berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan (Suwanto dan Donni 2011: 171).

Menurut Simamora (2006: 456) motivasi (motivation) adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seorang menuju sebuah tujuan.

Motivasi juga diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan

mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah

(Hariandja, 2002: 321). Selain itu, menurut Robbins dan Judge 2007

(dalam Nur’aeni 2011: 104) motivasi sebagai proses yang menjelaskan

(25)

Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri

seseoarang untuk melakukan atau mengerjakan suatu tugas atau kegiatan

dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

Menurut Kadarisman (2012: 277) proses motivasi dimulai dari

adanya kebutuhan, kemudian dorongan dan adanya tujuan yang ingin

dicapai. Manusia bekerja disebabkan adanya faktor kebutuhan yang tidak

terpenuhi oleh dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan manusia melakukan

kerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan

memasuki suatu organisasi.

Teori motivasi berprestasi dari David Mc.Clelland, seorang ahli

psikologi bangsa Amerika dari Universitas Harvad (dalam Mangkunegara

2005: 67), mengemukakan bahwa produktivitas seorang sangat ditentukan

oleh “virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi

jiwa yang mendorong seseorang untuk maampu mencapai prestasinnya

secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga)

dorongan kebutuhan, yaitu:

a. Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi).

b. Need of afiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan). c. Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu).

Sehubungan dengan motivasi kerja, maka pemberdayaan menjadi

isu yang sangat berkaitan. Karena pemberdayaan akan mampu

memberikan stimulus bagi karyawan agar termotivasi untuk bekerja.

(26)

terbaik, selama hal tersebut diiringi dengan kompensasi yang memadai.

Pemberdayaan yang tepat akan memberikan kontribusi bagi optimalisasi

kinerja organisasi (Suwatno dan Donni, 2011: 170).

Pemberian motivasi kepada para SDM sangatlah penting, karena

karyawan akan tetap dan mau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

kecakapan yang mereka miliki. Oleh karena itu diharapkan mereka bukan

saja asal mau bekerja, tapi juga yang terpenting adalah pekerjaannya itu

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.

3. Kompetensi

Konsep kompetensi sebagai gabungan dari bakat (attitude) dan kemampuan (ability). Bakat menunjukkan kapabilitas untuk belajar sesuatu, sifatnya potensial, untuk kemampuan merujuk pada kapasitas

individu, untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan

kemampuan dibina oleh pengetahuan dan ketrampilan, keinovasian dan

kemampuan individu anggota organisasi yang dapat digunakan untuk

menghasilkan layanan profesional (Mayo, 2002, Fitzews & Davidson,

2000 dalam Nur’aeni 2011:105). Menurut Mulyasa 2003 (dalam Nur’aeni

2011:105) kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan,

nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bersikap.

Selain itu, Alwi (2008:54) berpendapat bahwa kompetensi menyangkut

kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil

keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan

(27)

Kompetensi yang dimiliki karyawan secara individual harus

mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu

mendukung setiap perubahan yang dilakukan menejemen.

Kompetensi-kompetensi yang dimiliki itu haruslah dalam tatanan kesatuan strategik.

Artinya kompetensi yang dimiliki individu dapat mendukung sistem kerja

berdasarkan tim. Banyak kiat yang telah dicoba oleh berbagai organisasi

bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka melalui

peningkatan kompetensi-kompetensi yang dimiliki SDM.

Tidak mudah untuk membangun kompetensi ini karena

kemampuan-kemampuan yang dituntut oleh organisasi tidak hanya bersifat

konseptual, teknikal, dan human skill tetapi juga cara berfikir. Masalahnya, tidak seperti perilaku, cara berfikir tidak bisa dibentuk melalui training-training. Mengubah cara berfikir berati harus mengubah nilai-nilai yang dianut oleh individu. Harus ada kesadaran dari individu karyawan untuk

mengubah cara berfikir yang destruktif terhadap perannya dalam

perusahaan.

Nilai-nilai itu bisa diintegrasikan melalui hubungan yang terbentuk

antara individu dan organisasi. Disini kualitas kehidupan kerja (quality of work life/ QWL) dan proses pemberdayaan karyawan dalam perusahaan sangat menentukan. Bila organisasi memperhatikan kepentingan karyawan

seperti upah, gaji, perlindungan dan kesejahteraan maka komitmen

(28)

harus didukung oleh keseimbangan nilai-nilai (value equation) yang dikembangkan oleh organisasi.

Menurut konsep Metamorphics (dalam Alwi 2008:55) ada lima

kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh leader dan bawahan:

a. Task achievement (kompetensi yang berkaitan dengan keahlian teknis, pengelolaan performance, inovasi, dan efisiensi).

b. Relationship (kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi, kerjsama tim, hubungan interpersonal, penyelesaian konflik).

c. Personal attributes (kompetensi intrinsik individual yang berkaitan dengan berfikir analitik dan konseptual, integritas dan kepercayaan,

pengembangan diri, dan mengelola setres).

d. Managerial (kompetensi yang spesifik terkait dengan membangun team work, pemotivasian, pemberdayaan dan pengembangan orang).

e. Leadership (kompetensi yang berhubungan dengan kepemimpinan visioner, enterpreneural, berfikir strategik, mengelola perubahan, membangun komitmen).

4. Komitmen

Banyak pengertian komitmen yang menekankan suatu organisasi

sebagai objek dari komitmen. Namun objek komitmen dapat juga berupa

orang (person), kelompok orang (group of person), gagasan (idea), praktik

(practice), pekerjaan (work) dan seterusnya. Pada dasarnya komiten merupakan pernyataan yang tumbuh dari lubuk hati yang paling dalam

(29)

Hornby, 2002 (dalam Nur’aeni, 2011: 109) berpendapat bahwa komitmen

adalah kerelaan karyawan untuk bekerja keras dan memberikan energi

serta waktu untuk sebuah pekerjaan atau aktivitas. Ada lima faktor penting

yang mempengaruhi keberadaan komitmen organisasi pekerja, antara lain

karakteristik kerja, sifat imbalan yang diterima, keberadaan kesempatan

kerja alternatif, perlakuan pada pendatang baru dalam organisasi, dan

karakteristik pribadi (Greenberg and Baron, 1995, dalam Nur’aeni,

2011:110). Menurut Alwi (2008:56) komitmen diartikan sebagai sikap

karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam

upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Tingkat komitmen

baik komitmen organisasi terhadap karyawan maupun sebaliknya, sangat

diperlukan karena melalui komitmen-komitmen tersebut, akan tercipta

iklim kerja yang profesional. Demikian pula dengan kualitas kehidupan

kerja, QWL yang sehat yang merupakan perwujudan dari komitmen

organisasi terhadap karyawan, akan mendorong peningkatan motivasi

kerja dan komitmen karyawan terhadap organisasi. Faktor komitmen ini

dipandang penting karena karyawan yang memiliki komitmen tinggi

terhadap organisasi akan memiliki sikap yang profesional dan menjunjung

tinggi nilai-nilai yang telah disepakati dalam organisasi. Dengan komitmen

yang tinggi ini, maka akan mempengaruhi kinerja karyawan sehingga

tujuan perusahaan akan tercapai.

Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional menurut Robbins

(30)

a. Komitmen aktif (affective commitment) yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.

b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila

dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Seorang

karyawan mungkin berkomitmen kepada seorang pemberi kerja

karena ia dibayar tinggi dan merasa bahwa pengunduran diri dari

perusahaan akan menghancurkan keluarganya.

c. Komitmen normatif (normative commitment) yaitu kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.

Oleh karena itu komitmen karyawan terhadap organisasi

merupakan hubungan yang aktif antara pekerja dengan organisasi

dimana pekerja tersebut bersedia memberikan sesuatu atas kemauan

sendiri untuk tercapainya tujuan organisasi.

5. Kinerja

Kinerja merupakan prestasi atau pencapaian kerja yang dicapai

karyawan berdasarkan standar dan ukuran penilaian yang telah ditetapkan.

Menurut Mangkunegara, 2001 (dalam Nasir dan Sugeng, 2012: 196)

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

sesorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Robbins, 2008

(dalam Nur’aeni, 2011: 110) mengatakan bahwa kinerja karyawan

(31)

dan peluang (opportunity). Menurut Tika (2005: 121) kinerja merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan/ kegiatan seorang atau kelompok dalam suatu

organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi kegiatan yang

dimaksudkan di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan

seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya

dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri

dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja

karyawan/ kelompok terdiri dari kecerdasan, ketrampilan, kestabilan

emosi, motivasi, presepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang

dan karakteristik kelompok. Faktor eksternal antara lain berupa peraturan

ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja dan kondisi pasar.

Kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang

dapat diukur. Umumnya kriteria itu relevan ketika difokuskan pada aspek

yang paling penting dari pekejaan pekerja. Selanjutnya dikemukakan oleh

Mondy and Noe, 2005 (dalam Nur’aeni, 2011: 110) bahwa untuk

menetapkan kriteria kinerja, yang perlu diperhatikan adalah:

a. Traits (karakter) yang meliputi sikap, penampilan dan inisiatif.

(32)

c. Competencies meliputi kontribusi strategik, pengetahuan bisnis, kredibilitas pesonal. Dengan mengacu pada ketiga kriteria yang

disebutkan di atas, maka kinerja dapat diukur dan memenuhi standar

kualitas maupun kuantitas seperti yang diharapkan organisasi.

Terdapat empat faktor yang menjadi dimensi kinerja yang akan diukur

dalam penilaian performansi kerja antara lain:

1) Performance; menyangkut kemampuan untuk promosi karyawan, prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

2) Conformance; merefleksikan bagaimana individu bekerja sama dengan atasan dan rekan-rekan, serta kepatuhan terhadap

peraturan-peraturan perusahaan.

3) Dependability; melihat sejauh mana tingkat kedisiplinan karyawan terhadap aturan yang ditetapkan dan disetujui oleh

karyawan sendiri.

4) Personal Adjusment; melihat bagaimana kemampuan kayawan (dari sisi emosional) untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

kerjanya.

Untuk konsep kinerja dalam penelitian adalah berdasarkan buku

pedoman Sertifikasi Dosen bahwa kinerja adalah pelaksanaan tugas

tridharma perguruan tinggi yang terdiri dari bidang pendidikan dan

pengajaran, bidang penelitian dan pengembangan, serta bidang pengabdian

masyarakat. Kinerja dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran

(33)

mahasiswa. Kinerja dosen dalam bidang penelitan dilakukan dalam bentuk

keterlibatannya dalam kegiatan ilmiah. Sedangkan kinerja dosen dalam

pengabdian masyarakat ditujukan dan diarahkan untuk menunjang

pembangunan diberbagai lapisan masyarakat. Pengabdian masyarakat juga

merupakan kegiatan yang menghubungkan hasil penelitian dan

penguasaan disiplin ilmu dalam bidang pendidikan dan pengembangan

masalah penelitian pada sisi lain (Nur’aeni 2011: 111).

B. Penelitian (penelitian-penelitian) sebelumnya

Nur’aeni (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi,

Kompetensi dan Komitmen terhadap Kinerja Dosen Perguruan Tinggi Swasta

di Kopertis Wilayah II Palembang. Dalam penelitian ini digunakan sampel

sebanyak 300 dosen yang diambil melalui teknik pemetaan jumlah sampel,

dengn sumber informasi ketua jurusan yang tersebar di 41 perguruan tinggi

swasta di lingkungan Kopertis Wilayah II Palembang. Hasil analisis

menunjukkan bahwa tingkat motivasi dalam kategori tinggi; tingkat

kompetensi dalam kategori kompeten; tingkat komitmen dalam kategori

tinggi dan tingkat kinerja dalam kategori tinggi. Motivasi, kompetensi dan

komitmen mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kinerja dosen.

Nasir dan Sugeng (2012) melakukan penelitian dengan judul

Memetakan Budaya Organisasi Atas Dasar Gaya Kepemimpinan dan

Pengaruhnya terhadap Kinerja Dosen. Data diambil dengan cara sampel

(34)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap budaya organisasi; gaya

kepemimpinan demokratis dan laiissz faire berpengaruh positif dan signifikan

terhadap budaya organnisasi; gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis

berpengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap kinerja

dosen; dan gaya kepemimpinan Laissez faire berpengaruh tidak langsung

secara negatif terhadap kinerja dosen.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk mempermudah memahami proposal penelitian ini, maka penulis

merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II.1 Kerangka konseptual

Keterangan :

Variabel bebas (X) yang terdiri dari X1, X2, X3, X4 diduga

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

: Pengaruh secara parsial Variabel X terhadap Variabel Y.

Kepemimpinan (X1)

Komitmen (X4)

Kompetensi (X3)

(35)

: Pengaruh secara bersama-sama Variabel X terhadap

Variabel Y.

D. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kompetensi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerjanya

Kinerja karyawan tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu

kepemimpinan, motivasi, kompetensi, dan komitmen. Kepemimpinan adalah

kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.

Menurut Kaswan (2013: 2) unsur yang harus ada di dalam kepemimpinan,

yaitu pengaruh dan hubungan interpersonal. Pemimpin yang melaksanakan

kepemimpinannya secara efektif, dapat menggerakkan orang atau personil

kearah tujuan yang dicita-citakan, akan menjadi anutan dan teladan. Dengan

adanya hubungan yang baik antara pemimpin dan anggota, bawahan akan

mendukung sepenuhnya terhadap kebijakan yang dilakukan pimpinan

sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Maka diduga semakin berpengaruh seorang pemimpin semakin tinggi pula

kinerjanya dan semakin baik hubungan pemimpin dengan anggotanya

semakin meningkat kinerjanya.

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang

menuju sebuah tujuan. Proses motivasi dimulai dari adanya kebutuhan,

kemudian dorongan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Untuk memenuhi

kebutuhan hidup maka seseorang harus bekerja. Kebutuhan ini dapat berupa

kebutuhan ekonomis yaitu untuk memperoleh uang, sedangkan kebutuhan

(36)

penghargaan dan keinginan lebih maju. Dengan segala kebutuhan tersebut,

seseorang dituntut untuk lebih giat dan aktif dalam bekerja, untuk mencapai

hal ini diperlukan adanya motivasi dalam melakukan pekerjaan, karena dapat

mendorong seseorang bekerja dan selalu berkeinginan untuk melanjutkan

usahanya. Dengan demikian semakin besar motivasi seseorang maka

kinerjanya akan semakin meningkat.

Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bersikap. Kompetensi

yang dimiliki karyawan secara individual harus mampu mendukung

pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung setiap perubahan

yang dilakukan menejemen. Melalui suatu kompetensi tertentu karyawan

akan dapat bekerja secara baik dan berkualitas dalam bidangnya. Maka

kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi

kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dan sesuai dengan tuntutan peran

pekerjaan maka kinerja karyawan akan semakin meningkat.

Komitmen diartikan sebagai sikap karyawan untuk tetap berada dalam

organisasi dan terlibat dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan

tujuan perusahaan. Tingkat komitmen, baik komitmen organisasi terhadap

karyawan maupun sebaliknya, sangat diperlukan karena melalui

komitmen-komitmen tersebut, akan tercipta iklim kerja yang profesional. Faktor

komitmen ini dipandang penting karena karyawan yang memiliki komitmen

tinggi terhadap organisasi akan memiliki sikap yang profesional dan

(37)

komitmen yang tinggi ini, maka akan mempengaruhi kinerja karyawan

sehingga tujuan perusahaan akan tercapai (Alwi 2008: 56). Komitmen

organisasional juga mempengaruhi kinerja dari seseorang dimana sikap

mengenai loyalitas terhadap organisasi, merupakan proses yang berkelanjutan

dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya pada organisasi

dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, kepemimpinan, motivasi, kompetensi, dan

komitmen diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Maka dalam

penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerjanya.

H2: Kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen dosen secara

(38)

23

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek

tertentu dimana subjek tersebut terbatas. Dengan demikian kesimpulan yang

diperoleh hanya terbatas pada subjek yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian

dan memberikan informasi kepada penulis. Subjek dari penelitian ini

adalah Dosen Universitas Sanata Dharma.

2. Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh

penulis. Objek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, motivasi,

kompetensi, komitmen dan kinerja dosen.

Variabel penelitian terdiri atas dua macam, yaitu: variabel terikat

(dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya,

dan variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak bergantung pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan

(39)

a. Variabel terikat (dependent Variable), yaitu kinerja kerja dosen. b. Variabel bebas (independent variable), yaitu kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen.

2. Pengukuran Variabel

Penulis mengukur langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan

keterangan dan informasi yang diberikan kepada responden melalui

kuesioner yang telah disebarkan dengan metode skor. Pemberian skor ini

menggunakan sistem skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala

yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Siregar

(2010:138) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

sklala Likert digunakan 5 kategori penilaian, diantaranya:

a. Jawaban “sangat setuju” dengan skor 5

b. Jawaban “setuju” dengan skor 4

c. Jawaban “netral” dengan skor 3

d. Jawaban “tidak setuju” dengan skor 2

e. Jawaban “sangat tidak setuju” dengan skor 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah meletakkan arti pada suatu variabel dengan

cara menetapkan keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur

variabel itu. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi

(40)

1. Variabel Terikat (dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja dosen (Y). Kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Indikatornya meliputi:

a. Pendidikan dan pengajaran.

b. Penelitian dan pengembangan.

c. Pengabdian pada masyarakat.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari pemimpin dalam

mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa

sehingga para bawahannya dapat bekerja dengan baik, bersemangat

tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi

pula terhadap atasan. Indiktornya meliputi:

1) Pengaruh.

2) Hubungan interpersonal.

b. Motivasi (X2)

Motivasi adalah keinginan bekerja untuk mencapai suatu tujuan,

dimana keinginan tersebut dapat merangsang dan membuat

seseorang mau melakukan pekerjaan atau apa yang mengakibatkan

(41)

1) Kebutuhan berprestasi

2) Kebutuhan untuk memperluas pergaulan.

3) Kebutuhan untuk menguasai sesuatu.

c. Kompetensi (X3)

Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bersikap.

Indikatornya meliputi:

1) Task achievement.

2) Relationship. 3) Personal attributes.

4) Managerial.

5) Leadership.

d. Komitmen (X4)

Komitmen adalah kerelaan karyawan untuk bekerja keras dan

memberikan energi serta waktu untuk sebuah pekerjaan atau

aktivitas. Indikatornya meliputi:

1) Komitmen aktif.

2) Komitmen berkelanjutan.

(42)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau universe diberi definisi sebagai keseluruhan dari objek yang

akan diteliti (Boedijoewono, 2001: 130). Menurut Sugiyono populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam hal

ini populasinya adalah dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008:62). Cara menentukan sampel dalam penelitian

ini menggunakan rumus Slovin (Prasetyo dan Jannah, 2008:137) :

n = besaran sampel

N = besaran populasi

E = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

(43)

sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi

sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan

sampel yang representatif. Peneliti menggunakan salah satu dari teknik

probabilitas yaitu teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional

random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka

sampel penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara

pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis

(http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/macam-macam-teknik-pengambilan -sampel.html)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin maka ditentukan

ukuran sampel penelitian yang diambil adalah 68 dosen. Selanjutnya

penentuan sampel berdasarkan prodi dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

N = Ukuran populasi keseluruhan

N = Ukuran sampel keseluruhan

ni = Ukuran sampel pada setiap prodi

Ni = Ukuran sampel yang harus diambil pada setiap prodi

H. Sumber Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah data

primer dan data sekunder. Data akan diperoleh dengan menyebarkan

(44)

yang diperoleh langsung dari sumber atau subjek yang diteliti. Data sekunder

adalah data yang diperoleh langsung dari catatan atau dokumen organisasi.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode

kuesioner/angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 192).

J. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan dalam penelitian layak atau tidak. Teknik pengujian instrument

pada penelitian ini, yaitu :

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto, 1998 (Taniredja dan Mustafidah, 2011: 42)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat

kevalidan suatu instrument. Validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara

skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Dengan cara

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Melakukan korelasi

(45)

validitas instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

Keterangan :

= koefisien korelasi product moment (r hitung)

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

N = jumlah responden

Distribusi (tabel r) untuk α = 5% dan derajat kebebasan (dk = 2)

Kaedah keputusan : jika berarti valid sebaliknya bila

berarti tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto, 1998 (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2011: 43)

reliabilitas adalah suatu instrument yang cukup dan dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut

sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada suatu tingkat keterandalan

sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Rumus

yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrument

adalah rumus Spearman Brown yaitu:

Keterangan :

(46)

= nilai korelasi product moment

Distribusi (tabel r) untuk α = 5% dan derajat kebebasan (dk = 2)

Kaedah keputusan : jika berarti reliabel sebaliknya bila

berarti tidak reliabel.

K. Teknik Analisis Data

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila

peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

predikator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda

akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan

regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono 2008:

275)

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + b4 X4 + b4 X4

Keterangan:

Y = kinerja dosen

X1 = kepemimpinan

X2 = motivasi

X3 = kompetensi

X4 = komitmen

a = konstanta

(47)

L. Uji asumsi klasik

Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi berganda harus

mengenali asumsi-asumsi yang mendasarinya. Jika asumsi-asumsi ini tidak

terpenuhi, hasil analisis mungkin berbeda dengan kenyataan. Uji asumsi

klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar dapat diketahui

apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak

(Ghozali, 2005, dalam http://www.purariset.web.id/Jalur )

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi

telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi penyimpangan

yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam metode

Ordinary Least Square (OLS). Dalam hal ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang

normal. Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat

dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah terhadap

asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat

grafik Normal Probability Plot (Santoso 2014:1 90). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005

(48)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal. Maka model regresi ini tidak memenuhi kaidah

asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.

Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang

bebas resiko (Santoso, 2014: 183) :

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b. Mempunyai angja toleransi mendekati 1

c. Toleransi = 1 / VIF atau bisa juga VIF = 1 / toleransi

Pada uji multikolinearitas diharapkan nilai variance inflation factor ≤10 atau korelasi person antara variabel -variabel bebas signifikan (P- value

(sign.) < α = 5% atau 1% sehingga asumsi multikolinearitas tidak terpenuhi. Uji multikolinearitasdapat dilihat dari (1) nilai toleransi dan

lawannya (2) Variance Inflation factor (VIF). Jika nilai toleransi yang rendah sama dengan VIF yang tinggi ( karena VIF = 1 ). Model regresi

yang bebas multikolinieritas adalah VIF dibawah 10 dan toleransi lebih

(49)

3. Uji Heterokedasitas

Alat uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda disebut sebagai

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedatisitas (Santoso, 187: 2014). Deteksi heteroskedatisitas dapat

dilakukan dengan menampilakan scatter plot dari nilai prediksi sumbu X dengan nilai residunya sumbu Y.

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu

menyempit), berarti telah terjadi heteroskedatisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

M. Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat

signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini hipotesis yang

(50)

a. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap kinerja.

Ha : Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kinerja.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi α = 5% (signifikansi 5% atau 0,005 adalah

ukuran yang standar yang sering digunakan dalam penelitian).

c. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F

hitung (Hasan,2004 : 107) :

Keterangan :

: Koefisien determinasi

: Banyaknya variabel independen

n : Jumlah anggota sampel

d. Menentukan F tabel

df1= m 1 dan df2 = -m

(51)

e. Kriteria Pengujian

H0 ditolak (Ha diterima) apabila F hitung ≥ F tabel pada α 0,05.

Artinya variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja.

H0 diterima (Ha ditolak) apabila F hitung < F tabel pada α 0,05.

Artinya variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Gambar III. 1 Kurva Uji F

2. Uji t

a. Menentukan formulasi hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel

X dan Y, apakah variabel X1, X2, X3 dan X4 (kepemimpinan,

motivasi, kompetensi dan komitmen) benar-benar berpengaruh

terhadap variabel Y (kinerja dosen) secara parsial.

F

α =5%

Ho ditolak

(52)

H0 : Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen dosen secara parsial tidak

berpengaruh terhadap kinerjanya.

Ha : Variabel-variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi,

kompetensi dan komitmen dosen secara parsial berpengaruh

terhadap kinerjanya.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi α = 5%

c. Menentukan t hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus t hitung

(Hasan, 2004 : 103) :

Keterangan :

bi : Nilai koefisien regresi

: Nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi : Simpangan baku koefisien regresi bi

d. Kriteria Pengujian

H0 ditolak (Ha diterima) apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel.

Artinya variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen

secara parsial berpengaruh terhadap kinerja.

H0 diterima (Ha ditolak) apabila - ttabel≤t hitung ≤ ttabel.

Artinya variabel kepemimpinan, motivasi, kompetensi dan komitmen

(53)

N. Uji Adjusted R Square

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tingginya derajat

hubungan antara variabel X secara bersama-sama terhadap variabel Y.

Guna menghitung Adjusted R Square dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi

N : Jumlah sampel

k : Banyaknya sampel

Koefisien Adjusted R Square mendekati 0 menunjukkan bahwa variabel bebas (X) yang dipilih tidak dapat menerangkan baik variabel terikat yang

bersangkutan, sebaliknya bila koefisien adjusted R square mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel (X) yang digunakan penelitian ini telah

(54)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma adalah universitas Katolik yang berlokasi di

Yogyakarta. Dikenal juga dengan sebutan USD dan Sadhar. Sanata Dharma

sebenarnya dibaca Sanyata Dharma, yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu

ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

B. Sejarah

1. PTPG Sanata Dharma (1955- 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam

Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim

disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1,

antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang

dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan

Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J.

dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de

Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat

sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan

(55)

Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah

pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi

Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi

Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan

Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang

waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma"

sebenarnya dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang

sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu

ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958 - 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal

ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang

perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan

November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata

Dharma berhasil memperoleh status "disamakan" dengan negeri

berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo

No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas

(56)

3. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata

Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma

berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No.

237 / B - Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1

September 1965.

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan

Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk

mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika,

Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai

program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibika

program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan

SK Mendikbud No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan

menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama

USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan

sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas

wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong

(57)

mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP

(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka

beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8

Fakultas dengan 23 Program Studi, 4 Program Pasca Sarjana, 2 Program

Profesi, dan Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal

berkembang di Universitas Sanata Dharma.

Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik

(gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi

(sistem informasi,manajemen,biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung),

peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian

pada masyarakat.

C. Rektor

1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967)

2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)

4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)

5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)

7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-2014)

(58)

D. Visi dan Misi

1. Visi

"Menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis demi

terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat."

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang merupakan

perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui

pendekatan yang berciri cura personalis, dialogis, pluralistik, dan

transformatif.

b. Menciptakan masyakarat akademik Universitas yang mampu

menghargai kebebasan akademik serta otonomi kelimuan, mampu

bekerjasama lintas ilmu, dan mampu mengedepankan kedalaman dari

pada keluasan wawasan keilmuan dalam usaha menggali kebenaran

lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengadian pada

masyarakat.

c. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat

melalui publikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat, pengembangan kerjasama dengan

berbagai mitra yang memiliki visi serta kepedulian sama, dan

pemberdayaan para alumni dalam pengembagngan keterlibatan nyata

(59)

E. Motto

"Memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan."

disingkat: CERDAS dan HUMANIS.

F. Nilai-nilai dasar universitas sanata dharma

1. Mencintai kebenaran,

2. Memperjuangkan keadilan,

3. Menghargai keberagaman,

4. Menjunjung tinggi keluhuran martabat manusia.

G. Tujuan Pendidikan di USD

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri

bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik

yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal dan cita-cita

kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki

kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas

kepribadian yang tinggi.

H. Struktur Yayasan

Ketua : Albertus Budi Susanto, S.J., Ph.D

Sekretaris Umum : Prof. Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

Sekretaris Pelaksana : Antonius Gustawan, S.J.

Bendahara : Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, S.J., M.A.

Anggota : 1. Drs.A.Budi Purnomo Brodjonegoro, MBA

2. Prof. Dr. Johana Endang Prawitasari

(60)

4. Prof. Dr. Frans Susilo, S.J.

5. Henricus Subekti, S.H.

I. Pimpinan Universitas

Rektor : Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

Wakil Rektor I : Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.

Wakil Rektor II : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

Wakil Rektor III : Patrisius Mutiara Andalas, S.J., S.S., S.T.D.

Wakil Rektor IV : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

J. Dewan Penyantun

1. Agung Adi Prasetyo

2. Dr. Martha Tilaar

3. Shanti Poesposoetjipto, Dipl.Eng

4. Dr. A. Winoto Doeriat

5. Drs. Th. Sarjumunarso, S.J., M.A.

K. Fasilitas

1. Koleksi Buku di Perpustakaan

2. Ruang Baca di Perpustakaan

3. Apotek

4. Poliklinik

5. Kapel

6. Laboratorium Komputer Dasar

7. Hotspot

(61)

9. Workstation

10.Laboratorium Micro Teaching

11.Lapangan Basket

12.Lapangan Sepak Bola

Gambar

Tabel              Judul
Gambar          Judul
Gambar II.1
grafik Normal Probability Plot (Santoso 2014:1 90). Dasar pengambilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku sibling rivalry ini penyebanya adalah Orangtua bahwa memang selama ini perhatian lebih terfokus kepada adik subjek yang akhirnya membuat subjek merasa

Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang ukuran perusahaan, leverage ,

Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan perbaikan pada sifat fisis dan sifat mekanis tanah lempung dengan larutan kimia

Dengan ini menyetujui Deklarasi berikut yang dapat disebut sebagai Deklarasi Tripartit tentang Prinsip-prinsip mengenai Perusahaan Multinasional dan Kebijaksanaan Sosial,

Jika cara baru tidak ditemukan, maka pada tiap langkah pekerjaan dapat menimbulkan pertanyaan “perubahan kondisi fisik (seperti perubahan peralatan, material,

Praktikum ini memuat beberapa modul yang berisi tentang Struktur Program Pascal : Tipe Data, Variabel dan Konstanta; Penyeleksian Kondisi; Pengulangan ( Looping );

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur dan aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan asing dan lokal, hal ini dapat

1) Melaksanakan pembinaan anak terlantar dan penanganan anak jalanan baik di dalam maupun di luar panti. 2) Melaksanakan pelayanan kesejahteraan anak yatin dan piatu,