• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Metode An alisis Data

4.4.1 Analisis Kuantitatif

Aalisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko yang meliputi analisis pendapatan, analisis risiko pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi. Analisis kuantitatif dalam penilaian risiko yang dilakukan pada penelitian ini didasarkan dengan pengukuran penyimpangan.

Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien variasi (coefficient variation) untuk menghitung risiko usaha spesialisasi dan kombinasi variance dan covariance untuk usaha diversifikasi.

30 Ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran statistik, yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi.

Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami oleh perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada setiap kondisi yakni tertinggi, normal, dan terendah.

a. Nilai Harapan (Expected Return)

Nilai harapan adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang diharapkan terjadi probabilitas (peluang) masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Nilai harapan merupakan besaran perolehan atau yang diperkirakan akan didapatkan kembali dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Nilai harapan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected Return. Rumus Expected Return dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995) :

Keterangan :

E(Ri) = Besarnya return yang diharapkan dari masing-masing komoditas

Pj = Peluang dari suatu kejadian

Rj = Besarnya return (survival rate dan penerimaan)

i = 1, 2, 3 (1= Discus, 2= Lobster dan 3= Maanvis)

j = 1, 2, 3 (1= kondisi tinggi, 2 = kondisi normal, 3= kondisi terendah) n = 22 observasi.

b. Peluang (Probability)

Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan harga mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan pengalaman dan faktor dari variabel-variabel yang mempengaruhi suatu kejadian yang akan dihitung nilai peluangnya. Peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan dengan mengobservasi

31 kejadian yang sudah terjadi. Kejadian-kejadian tersebut kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas.

Menurut Kountur (2008), dari sudut pandang empiris maka probabilitas dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang yang dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilai/angka yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing event. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti, peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Nilai peluang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

n = Banyaknya observasi pada kondisi tertinggi, normal, dan rendah. W = Frekuensi terjadinya peristiwa yang dihitung peluangnya dari masing- masing komoditas (Discus, Lobster, dan Maanvis).

Pada penelitian ini peluang yang dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko produksi dalam budidaya ikan hias discus, lobster, dan maanvis di PT Taufan Fish Farm. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami perusahaan. Peluang yang ditentukan mencerminkan kemungkinan terjadinya risiko produksi pada PT Taufan Fish Farm dalam memproduksi ikan hias discus, lobster, dan maanvis.

Untuk menentukan berapa besar peluang yang akan terjadi maka perlu ditetapkan kisaran survival rate ikan itu sendiri. Menurut Manajemen PT Taufan Fish Farm (2010), ikan yang dibudidayakan dalam kondisi yang baik dengan lingkungannya sangat berpengaruh terhadap survival rate yang akan terjadi. Ada banyak faktor yang menyebabkan survival rate tinggi ataupun rendah, untuk kisaran survival rate ikan air tawar dapat dilihat pada Tabel 8.

32 Tabel 8. Tingkat Survival Rate pada Perikanan Budidaya Air Tawar di PT Taufan

Fish Farm Tahun 2010

No Kondisi SR Kisaran SR (%)

1 Rendah < 50

2 Sedang 50-80

3 Tinggi >80

Keterangan : Hasil Wawancara dengan PT Taufan Fish Farm (2010)

c. Variance

Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995):

Keterangan :

= Variance dari return masing-masing komoditas Pij = Peluang dari suatu kejadian

Rij = Return pada masing-masing kejadian

Ři = Expected return dari masing-masing komoditas

i = 1, 2, 3 ( 1= Discus, 2= Lobster, dan 3= Maanvis)

j = 1, 2, 3 (1= kondisi tinggi, 2 = kondisi normal, dan 3 = kondisi terendah) Berdasarkan nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut.

d. Standard Deviation

Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut:

33 Keterangan :

= Variance atau penyimpangan dari masing-masing komoditas = Standard deviation dari masing-masing komoditas

i = 1, 2, 3 (1= Discus, 2= Lobster, dan 3= Maanvis) e. Coefficient Variation

Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah sebagai berikut:

Keterangan:

CV = Coefficient variation dari masing-masing komoditas = Standard deviation dari masing-masing komoditas

Ři = Expected return dari masing-masing komoditas

i = 1, 2, 3 (1= Discus, 2= Lobster, dan 3= Maanvis)

2) Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Diversifikasi

Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Diversifikasi yang dilakukan pada perusahaan adalah dengan membudidayakan ikan berbeda jenis yang sitem budidayanya cenderung sama. Komoditas yang dianalisis dalam kegiatan diversifikasi adalah kombinasi antara ikan discus, lobster dan maanvis. Kombinasi yang dilakukan berdasarkan kriteria pola produksi ikan hias yang ditetapkan oleh perusahaan.

Jika investasi digunakan untuk dua aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995):

σ

p2

=

k2

σ

i2+(1-k)2

σ

j2+2 k (1-k)

σ

ij Keterangan :

34 = Covariance antara investasi dua asset yang digabungkan

k = Fraction portofolio pada investasi asset i (yang pertama) (1-k) = Fraction portofolio pada investasi aset j (yang kedua)

i = 1, 2, 3 (1= discus dengan lobster, 2 = discus dengan maanvis, dan 3= lobster dengan maanvis)

Covariance antara kedua aktiva i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Elton dan Grubber 1995):

σij= ρijσiσj

Keterangan :

ρij

= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan j

Berdasarkan nilai covariance maka persamaan variance portofolio sebagai berikut:

σ

p2

=

k2

σ

i2+(1-k)2

σj

2+2

ρ

k (1-k)

σiσj

Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai (+1) atau memiliki korelasi positif diantara kedua komoditas yang digabungkan. Penilaian berupa peningkatan modal dalam budidaya ikan hias berupa peningkatan kualitas pakan dan penggunaan heather (pengatur suhu lingkungan budidaya).

Menurut Diether (2009) untuk menghitung besarnya variance gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut:

σ

p2

=

k1 2

σ

1 2 +2k1k2

σ

1

σ

2+

(

k2

)

2

σ

2 2 + 2k2k3

σ

2

σ

3 +2k1k3

σ

1

σ

3 + (k3) 2

σ

3 2 Keterangan:

=Variance portofolio untuk tiga asset yang digabungkan (discus+maanvis+lobster)

σ1 = Standard Deviation investasi asset 1 (discus)

σ2 = Standard Deviation investasi asset 2 (maanvis)

σ3 = Standard Deviation investasi asset 3 (lobster)

k1 = Fraction portofolio pada investasi asset 1 (discus) k2 = Fraction portofolio pada investasi asset 2 (maanvis) k3 = Fraction portofolio pada investasi asset 3 (lobster)

35 Perhitungan besarnya fraksi portofolio (gabungan tiga komoditas) pada penelitian ini berdasarkan alokasi investasi perusahaan yaitu banyaknya penggunaan akuarium pada masing-masing komoditas discus, lobster dan maanvis. Total akuarium yang digunakan PT Taufan Fish Farm untuk ketiga komoditas sebanyak 91 akuarium dengan ukuran 100x40x40cm. Pembagian akuarium untuk komoditas ikan hias di PT Taufan Fish Farm adalah 28 unit akuarium untuk masing-masing discus dan maanvis serta 35 unit akuarium untuk komoditas lobster.

Dokumen terkait