• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengelolaan risiko merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi pengelolaan risiko yang baik akan mampu menekan dampak risiko yang ditimbulkan sehingga perusahaan dapat memperoleh pendapatan sesuai yang ditargetkan sebaliknya dengan penanganan risiko yang kurang tepat akan menimbulkan kerugian pada perusahaan. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan diharapkan merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam menekan risiko.

PT Taufan Fish Farm dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai macam risiko yaitu risiko produksi yang diindikasikan dengan adanya fluktuasi

72 survival rate yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca, hama dan penyakit, kualitas air yang buruk dan kualitas pakan yang rendah serta penanganan yang kurang maksimal. Untuk itu perlu dilakukan strategi manajemen risiko produksi yang tepat agar risiko tersebut dapat diminimalkan. Saat ini PT Taufan Fish Farm telah melakukan strategi dalam menekan risiko namun masih belum efektif. Strategi yang dilakukan berupa diversifikasi komoditas yang diproduksi.

Manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen perusahaan untuk menangani berbagai risiko yang dianggap sebagai salah satu fungsi dari manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan atau planning, organizing, actuating, controlling (POAC). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan berupa keuntungan yang maksimal.

Upaya yang dilakukan oleh PT Taufan Fish Farm dalam mengatasi risiko yang dihadapi adalah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang ada kemudian dievaluasi selanjutnya diambil tindakan untuk meminimalkan risiko. Upaya untuk memilih alternatif penanganan risiko adalah dengan cara diversifikasi dan kemitraan.

1. Diversifikasi

Diversifikasi merupakan strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai kegiatan usaha dengan tujuan untuk meminimalkan risiko. Diversifikasi yang dilakukan oleh PT Taufan Fish Farm dengan mengusahakan tiga komoditas pada satu hatchery yaitu komoditas discus, lobster dan maanvis. Adanya diversifikasi produk diharapkan dapat mengurangi pengaruh risiko dalam budidaya. Risiko produksi secara diversifikasi yang telah dianalisis adalah portofolio ikan discus dan maanvis, maanvis dan lobster, serta discus dan lobster. Dari hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa dengan melakukan diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada.

Selain itu diversifikasi dapat mengefisienkan biaya dimana alat serta tenaga kerja yang digunakan dapat dilakukan sekaligus sehingga biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan tenaga kerja dapat diminimalkan. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko

73 sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi yang berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.

2. Kemitraan

Kemitraan dalam produksi merupakan salah satu alternatif yaitu melakukan kemitraan dengan petani mitra yang berada sekitar PT Taufan Fish Farm yang membudidayakan ikan hias agar dapat menutupi jumlah permintaan yang ada. Perusahaan dalam menjalankan kemitraan juga memperhatikan kualitas dan kuantitas komoditas yang dihasilkan petani serta kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani. Dalam hal ini akan menguntungkan pihak PT Taufan Fish Farm dan petani mitra. Keuntungan yang diperoleh oleh PT Taufan Fish Farm dengan adanya mitra yaitu jika terjadi kekurangan pasokan dalam memenuhi permintaan konsumen dapat disuplay dari petani mitra. Petani mitra juga memperoleh keuntungan berupa harga jual produk yang lebih tinggi diatas harga pasar dan harga beli input yang lebih murah.

Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi yang ada. Namun dengan melakukan diversifikasi usaha tidak berarti membuat risiko produksi menjadi nol. Artinya walaupun perusahaan telah mengadakan diversifikasi, perusahaan akan tetap menghadapi risiko produksi. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko priduksi yang diperoleh yakni nilai variance, standart deviation, coefficient variation yang tidak sama dengan nol.

Upaya penanganan risiko dapat diterapkan dalam fungsi manajemen yang dijalankan perusahaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan atau planning, organizing, actuating, controlling (POAC).

a. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi yang dilakukan oleh PT Taufan Fish Farm dimulai pada saat persiapan wadah (akuarium), pemilihan induk jantan dan betina, pemijahan, pemeliharaan telur, pemeliharaan larva dan pemeliharaan benih, pemanenan dan pengepakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi komoditas yang dihasilkan oleh PT Taufan Fish Farm. Disamping itu perencanaan pencegahan penyakit dan pemberian antibiotik diperhatikan dengan baik terutama pada saat terjadi perubahan cuaca yang ekstrim.

74 Perencanaan pembenihan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan trend pasar yang sedang terjadi, jika trend pasar meningkat atas suatu komoditas maka pihak PT Taufan Fish Farm sebaiknya merespon dengan cara memproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan produksi sebelumnya. Sebaliknya jika trend pasar suatu komoditas menurun sebaiknya PT Taufan Fish Farm merespon dengan cara mengurangi jumlah produksi. Selain itu perencanaan produksi juga mempertimbangkan curah hujan dan suhu lingkungan budidaya. Jika curah hujan relatif tinggi maka akan berimplikasi negatif terhadap produksi akhir ikan maka seharusnya pihak PT Taufan Fish farm dapat mengantisipasi dengan cara menambah jumlah heather yang berfungsi sebagai penetral suhu air lingkungan budidaya.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian karyawan yang terlibat secara langsung terhadap kegiatan budidaya dengan cara mengoptimalkan sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang dimiliki perusahaan. Pengoptimalan tenaga kerja dilakukan dengan cara pembagian tugas yang jelas sesuai dengan keahlian dan keterampilan tenaga kerja. Adanya pengorganisasian tenaga kerja akan menghasilkan produksi yang optimal dan terkoordinir.

c. Pelaksanaan

Garis komando pada PT Taufan Fish Farm bersifat vertikal dari pemilik kepada penanggungjawab bagian produksi yang kemudian bertanggungjawab kepada asisten produksi di lapangan. PT Taufan Fish Farm berupaya menjaga komunikasi yang baik antar bagian penanggungjawab produksi sehingga pada pelaksanaannya terjalin komunikasi yang baik dalam memaksimal produksi dan meminimumkan risiko. Adanya kooordinasi dalam pengelolaan bertujuan untuk menyinkronkan unit-unit produksi yang terdiri dari beberapa blok produksi dalam masalah perawatan dan pemeliharaan seperti mengkoordinasikan kegiatan produksi dengan tindakan pencegahan hama dan penyakit. PT Taufan Fish Farm terdiri dari beberapa blok produksi disesuaikan dengan karakteristik masing- masing komoditas ikan yang akan diproduksi.

75 d. Pengontrolan

Untuk mengantisipasi timbulnya tindakan kecurangan (moral hazard) dalam internal perusahaan, pihak PT Taufan Fish Farm memasang Closed Circuit TeleVision pada titik-titik yang dianggap rawan terjadinya tindakan kecurangan.

Closed Circuit TeleVision ditempatkan dibagian pengepakan ikan, pintu masuk dan keluar perusahaan, blok produksi ikan yang harganya relatif mahal (indukan lobster dan indukan discus). Selain itu fungsi Closed Circuit TeleVision yang dipasang juga bermanfaat dalam mengontrol kinerja karyawan.

3. Penggunaan Teknologi

Salah satu faktor dalam pengembangan usaha ikan hias adalah dengan adanya kemajuan teknologi, hal ini diharapkan dapat mempermudah pembudidaya dalam merancang produksi. Teknologi suntik hormon merupakan suatu terobosan dalam mempercepat proses pematangan gonad ikan sehingga ikan dapat dipijahkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, penggunaan teknologi seperti heather yang berfungsi sebagai penyeimbang suhu air di akuarium telah dimanfaatkan, namun pihak PT Taufan Fish Farm tidak mendapatkan hal seimbang antara penggunaan heather dengan pendapatan yang diterima, karena heather membutuhkan biaya tambahan pada prosesnya seperti biaya listrik dan alat yang cukup mahal. Selain itu heather yang dipasang di akurium tidak dapat bertahan lama karena sering terjadi korsleting sehingga penggunaan heather dianggap kurang efektif oleh pihak PT Taufan Fish Farm.

Metode suntik hormon dapat dilakukan ke berbagai jenis ikan, namun saat ini kebanyakan ikan yang dapat disuntik adalah ikan konsumsi karena bentuk badan yang relatif besar berbeda dengan ikan hias yang secara umum tubuhnya kecil. Akan tetapi metode ini juga dapat diaplikasikan untuk ikan hias jenis tertentu seperti mas koi dan tiger catfish.

PT Taufan Fish Farm dalam prakteknya telah melakukan metode ini untuk ikan jenis maanvis, namun untuk jenis discus dan lobster metode ini belum dapat diaplikasikan karena tidak sesuai dengan siklus hidup ikan. Ikan discus dalam proses hidupnya termasuk ikan jenis parental care yaitu ikan yang cenderung

76 melindungi anaknya, sedangkan lobster dalam masa pemijahannya menempatkan telur di luar tubuhnya untuk kemudian dibuahi oleh jantan.

Selain metode suntik, sex reversal juga dapat diterapkan pada ikan hias. Sex reversal merupakan teknologi terbaru dalam perikanan yang bertujuan untuk membalikkan jenis kelamin ikan dimana ikan sebelum menjadi larva atau masih dalam telur. Metode ini dapat diterapkan untuk semua jenis ikan sehingga menguntungkan pembudidaya karena dapat menghasilkan ikan dengan jenis kelamin yang sama baik jantan maupun betina. Namun hal ini kurang efektif karena membutuhkan biaya yang tinggi serta memerlukan sumberdaya yang terampil dalam penerapannya.

77

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait