• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif 1.Analisis Deskriptif

2. Analisis Kuantitatif

a. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mampu mengukur apa yang ingin di ukur. (Husein umar:2003:176) pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap butir dalam table ditunjukkan skor totalnya, yang merupakan jumlah skor tiap butir. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar (konstruk) pertanyaan/pernyataan (Buhono:67).

Dalam analisis item ini Masrun seperti yang dikutip oleh Sugiyono (2006:124) meyatakan bahwa “teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisin korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai nilai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item ini mempunyai validitas r = positif(+) jadi kalau korelasi antar butir

liii

dengan skor total negatif (-) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

2) Uji Reabilitas

Realibilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Secara internal reabilitas instrument dapat di uji deangan memganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrunen dengan teknik tertentu.(Sugiono,metode penelitian bisnis,hal 122,2004)

berikut ini dikemukakan Cara pengujian realibilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus Croanbach's alpha (Malhotra, 1996 : 305) yaitu mencari realibilitas instrumen bilamana α≥ 0,6 maka instrumen dikatakan realibel.

Dengan rumus : Dimana :

r

11 = Realibilitas instrumen k = Bayaknya butir pertanyaan

σ²

= Varians total

σ²

b = Jumlah Varians butir

Selanjutnya data di peroleh dengan menggunakan

kuesioner,dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam bentuk table.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis, juga diuji apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik, diantaranya :

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variable yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva Normal P-plot. Suatu variable dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. 2) Autokorelasi r11 =

(

)

⎧Σ 2 2 1 t b k k σ σ

( )

2 1 2 1 2 t n t t a t e e et DW

= = =

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam ra yang berkaitan dengan tenggang waktu (Time ngkaian waktu Length), ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (et−1) yang dapat diartikan bahwa hubungan korelasi dari masing-masing variabel waktu sekarang akan sama keadaannya pada masa yang akan datang. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui Autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW), dengan rumus sebagai berikut:

Cara mudah untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat juga digunakan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Durbin Watson

DW Kesimpulan < 1.10 Ada Autokorelasi

1.10 - 1.54 Tanpa Kesimpulan 1.55 - 2.46 Tidak ada Autokorelasi 2.46 - 2.90 Tanpa Kesimpulan

> 2.91 Ada Autokorelasi 3) Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Jika

lv

variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan Multikolinearitas sempurna.

Untuk mengetahui ada tidaknya Multikolinearitas didalam model regresi ditempuh dengan cara sebagai berikut :

a) Mengamati nilai R2, F hitung, dan T hitung. Jika nilai R2 dan F hitung tinggi sementara nilai T hitung banyak yang tidak signifikan, maka pada model regresi diindikasikan ada multikolinearitas (Kuncoro, 2001:114)

b) Jika nilai varian inflation factor (VIF) berkisar pada angka 1 hingga 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan terbebas dari Multikolinearitas VIF = 1/tolerance, jika VIF = 10, maka tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

c) Jika nilai koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen kurang dari 0,60 maka model dapat dikatakan terbebas dari asumsi klasik Multikolinearitas.

4) Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas menunjukkan bahwa model regresi tersebut memiliki kesamaan varians atau data bersifat homogen.

Menurut Buhono (2005:62), cara untuk memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model tersebut. Analisisi pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat hoteroskedastisitas jika :

a) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar angka 0.

b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja.

c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d) Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola. c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independent (bebas) X1, X2,dan variabel dependent Y. Persamaan regresi linear berganda dirumuskan sebagai berikut :

Y = a+ β1 X1+bβ 2X2 +ε Keterangan :

Y = keputusan pembelian produk X1 = motivasi interinsik

X2 = motivasi eksterinsik a = Bilangan konstanta

β = Koefisien regresi

ε = Standart error

Dari penghitungan dengan SPSS 15 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut diatas, yakni:

1) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summaryb dan tertulis R square.

lvii

(

2

)

(

1

)

2 / 1 2 / − − = k n R R F

Uji F dilakukan untuk melihat dan mengetahui pengaruh bersama-sama variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesa : Ho : b = 0, maka langkah-langkah yang akan digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan uji F adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Ho dan Ha.

Ho : b = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen).

Ha : b≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen).

b) Menentukan level of significance.

Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (α) = 0,05.

c) Menentukan nilai F (Fhitung)

Menentukan F hitung perumusannya sebagai berikut:

dimana:

R2 = koefisien determinasi n = jumlah pengamatan/sampel k-1 = jumlah variabel independent

d) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho Jika Probabilitas < 0,05 tolak Ho

Jika Probabilitas > 0,05 diterima Ho 3) Uji t hitung (parsial)

Digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, untuk menguji koefisien hipotesa, untuk itu langkah yang

digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan hipotesa sebagai berikut:

Ho : β = 0 (koefisien regresi tidak signifikan) Ha : β1≠ (koefisien regresi signifikan)

Maka penulis akan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

(

2

)

2 2 2 − Σ − Σ − Σ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ Σ − Σ = − = n XY b Y a Y Se n X Y Se Sb Sb Se b thitung Dimana : a = konstanta b = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Sb = kesalahan baku koefisien korelasi Se = kesalahan baku koefisien estimasi

Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

A. Definisi Operasional Variable

1.Variable Bebas (independent Variable)

Teori motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi interinsik dan motivasi ekstrinsik. (Basu Swasta dan Handoko, 1997: 79-84)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah Motivasi interinsik yang di

konotasikan dengan huruf (X1). dan motivasi eksterinsik (X2) merupakan salah satu komponen penting dalam faktor psikologi konsumen dalam proses

pengambilan keputusan pembelian, 2. Variable terikat (dependent Variable)

Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap menurut Bilson Simamora (2003:94). Yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

lix

Variable terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian produk yang dikonotasikan dengan huruf (Y).

Tabel 3.3 Variabel Operasional

No Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran 1 Motivasi

Interinsik (X1)

Basu Swasta dan Handoko, 1997

1,.Motif pernyataan

1.1Produk sebagai simbol atau image 1.2 Life style users

Ordinal

2. Motif konsistensi 2.1Rasa kepercayaan terhadap suatu produk

(kualitas dengan harga) 3. Motif teleologis 3.1 situasi

berdasarkan persepsinya dengan

situasi yang ada sekarang. 4. Motif mereduksi ketegangan 4.1pemilihan produk yang dapat mengurangi rasa jenuh atau bosan 2 Motivasi

eksterinsik (X2)

Basu Swasta dan Handoko, 1997

Motif sifat 2.1produk dimengerti atau dianggap dapat mendukung aktivitas penngunanya (sesuai

dengan kegitan penggunanya Motif manfaat 2.2 dorongan untuk

mendapatkan informasi produk yang

bermanfaat, yang digunakan dalam memecahkan masalah

Motif reinforcment 2.3kecendrungan untuk memilih produk

Motif Stimulus 2.4 motif yang Secara alamiah (perasaan

ingin tahu dan mencoba sesuatu yang

baru).

Motif models 2.5Merupakan motif konsumen untuk melakukan tindakan

yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lainnya.

Motif self ekspresuion 2.6 dorongan untuk mengekspresikan dirinya. 3 Keputusan pembelian (Y) Bilson Simamora (2003:94), 1. Pengenalan masalah 1.1 Kebutuhan akan produk (Keingan atau selera konsumen) Ordinal 2. Pencarian informasi 2.1 Sumber pribadi (Keluarga,teman dan tetangga) 2.2 Sumber komersial (iklan,poster dan alin-lain) 3. Pembelian produk 3.1 pertimbangan harga 3.2 lokasi 4. Evaluasi pasca pembelian 4.1 kepuasan konsumen terhadap produk

lxi BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait