• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Metode Pengumpulan Data

2. Analisis Kuantitatif

2.1. Konsep Dasar Analisis Faktor

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dengan menggunakan metode analisis faktor.

Analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan interpedensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya (Ety Rochaety,dkk.2009:188).

Analisis faktor merupakan bagian dari metode analisis data multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) semua variabel terikat dan saling

Analisis faktor adalah salah satu teknik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan diantara beberapa variabel yang saling berkaitan (Malhotra,1996. dikutip dari Hasbi Ramli 2004).

2.2. Fungsi Analisis Faktor

Malhotra yang dikutip oleh Ujianto, dkk (2004:41), menjelaskan kegunaan analisis faktor adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang mendasari dan menerangkan korelasi diantara satu set variabel. b. Mengidentifikasi suatu variabel atau faktor baru yang lebih kecil,

menetapkan variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan analisis multivarian atau analisis regresi atau diskriminan.

c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar variabel, untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya, model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Xi = Aij + Ai2F2 + Ai3F3 +...+AimFm +ViUi Dimana :

Xi = variabel stabdar ke – i

Aij = Koefisien multipel regresi standar dari variabel ke-i pada common factor j.

Vi = Koefisisn regresi berganda standar dari variabel ke-i pada faktor unik – i.

Ui = Faktor unik variabel-i. m = Banyaknya common factor.

Faktor unik berkorelasi satu dengan yang laindan dengan

common factor, common factor dapat dinyatakan sebagai

kombinasi dari variabel yang diteliti dengan persamaan : Fi = WiX1 + WiX2 + WiX3 + ...+WiXk

Dimana :

Fi = Faktor ke-i yang diestimasi Wi = Bobot atau koefisien Core Factor Xk =banyaknya variabel X pada faktor ke-k 2.3. Proses dan Prosedur Analisis Faktor

Proses dan prosedur untuk menganalisis faktor adalah sebagai berikut :

a. Formulate the problem (perumusan masalah). Terdiri dari mengidentifikasi sasaran atau tujuan analisis faktor dan pengukuran variabel-variabel atas dasar likert atau interval.

b. Construct the corelation Matrix (penyusunan Matrik Korelasi). Data disusun dalam matrik korelasi, proses analitik didasarkan pada korelasi matrik antara variabel-variabel yang ada. Apabila antar variabel tersebut saling berkorelasi maka analisis faktor adalah tepat untuk digunakan. Pengujian Bartles test of sphericity

dapat dipakai untuk menguji ketepatan model faktor. KMO berguna untuk pengukuran kelayakan sampel.

c. Determine the number of factors (Penentuan banyaknya faktor). d. Rotate factors (melakukan rotasi terhadap faktor). Hasil paling

penting dari analisis faktor adalah matriks faktor, yang disebut juga pattern matrix (matrik pola faktor), berisi kofisien yang digunakan untuk menunjukan variabel-variabel yang distandarisasi dalam batasan sebagai faktor. Didalam suatu matriks yang kompleks sulit untuk menginterpertasikan suatu faktor. Oleh karena itu, melalui rotasi matriks, faktor ditransformasikan ke dalam bentuk yang sederhana yang lebih mudah untuk diinterpretasikan, dengan harapan setiap faktor memiliki nilai non zero ( tidak 0) atau signifikan. Rotasi tidak berpengaruh tehadap communalities dan prosentase variance total yang dijelaskan. Tetapi prosentase variance yang diperhitungkan untuk setiap faktor tidak berubah. Variance yang dijelaskan oleh faktor individual diretribusikan melalui rotasi. Perbedaan metode rotasi akan menghasilkan identifikasi faktor yang berbeda. Metode yang digunakan untuk rotasi dalam penelitian varimax procedure yang meminimalkan banyaknya variabel dengan loading tinggi pada faktor, sehingga meningkatkan kemampuan meninterpretasikan faktor-faktor yang ada.

e. Interpret Factors (Meinterpretasikan Faktor). Interpretasi dipercepat melalui variabel-variabel yang memiliki loading lebih besar pada faktor yang sama yang kemudian dapat diinterpretasikan dalam batasan variabel-variabel yang loadingnya tinggi.

Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada langkah meninterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan nama atas faktor yang terbentuk. Karena tujuan dari penelitian ini adalah hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang telah ada.

2.4. Persyaratan Dalam Analisis Faktor

Dalam menggunakan analisis faktor, maka yang perlu diperhatikan yaitu nilai-nilai dari :

a. Bartles test of Sphericity (BTS)

Bartles test of Sphericity digunakan untuk mengetahui apakah

data-data yang terdapat pada analisis faktor memiliki hubungan satu dengan yang lainnya atau tidak. Nilai Bartles test of Sphericity dikatakan signifikan apabila maksimum sebesar 0,05.

Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut : (Ety Rohaeti dkk. 2009:190).

1. Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut.

b. Keiser-Meyer-Olkin (KMO)

Kaiser-Meyer-Olkin memiliki tujuan untuk menganalisis kecukupan sampel atau data yang digunakan dalam analisis faktor. Bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak. Jika sampel yang digunakan semakin cukup, maka berarti analisis faktor baik untuk digunakan atau matriks korelasi yang terbentuk semakin baik. Persyaratan yang harus dipenuhi agar data dapat dianalisa lebih lanjut adalah angka Measure of Sampling adequacy (MSA) harus diatas 0,5.

Besarnya MSA ialah antara 0 – 1. Jika digunakan dalam menentukan penggabungan variabel maka ketentuannya sebagai berikut :

1. Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.

2. Jika MSA ≥ 0,05 maka varuiabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.

3. Jika MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan atau dibuang.

c. Eigen Value

Eigen Value digunakan untuk mengkaji serta melihat layak

suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigen value ≥1.

sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value <1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan. d. Kumulatif Varians

Nilai kumulatif varians menunjukan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%. Nilai kumulatif varians menunjukan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%.

e. Nilai Loading

Bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varian masuk dalam faktor baru .Nilai Loading ini dapat dilihat dari, jika nilai eigen value >1 maka suatu varian layak masuk kedalam faktor baru.

2.5. Model Analisis Faktor

Pada dasarnya model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a). Principal Component Analysis

Principal Component Analysis adalah model dalam analisis

faktor tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap sejunlah faktor yang dihasilkan. Model principal analysis :

Fm = ℓm1X1+ℓm2X2+...+ℓmpXp Syarat m ≤ p

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah : F= ℓX, dimana:

F = faktor principal components (unobservable) X = variabel yang diteliti

ℓ = bobot dari kombinasi linier (loading) b). Common Factors

Common Factors adalah model dalam analisis faktotr yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi).

Model Common Factors

Xp = ℓp1F1 + ℓp2F2 +... ℓpmFm+εm Syarat : m ≤ p

X = ℓF + ε, dimana :

F = common Factors (unobsevabel) X = variabel yang diteliti (observable) ℓ = Bobot dari kombinasi linier (loading) ε = specifict factor

F. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1.

Operasional variabel penelitian

Variabel Sub-Variabel Indikator Ukuran

Perception (Mengembangkan persepsi positif calon konsumen).

1.Exposure; Iklan Yang attracktif atau menarik hati.

2. Attention;Iklan menggunakan pemicu (sound effect,musik,dll) 3.Intrusivenss;iklan dengan variasi tulisan warna /suara 4.Originality;Iklan berbeda dengan iklan lain dan unik.

Ordinal

Awareness (Menciptakan

kesadaran pada suatu merek di dalam benak konsumen)

5. Interest;iklan yang bernilai dan sesuai harapan konsumen.

6.Product Interest;Iklan

membangun keterkaitan elemen iklan akan suatu produk.

7.Personal interest;pesan iklan diaplikasikan dengan kepribadian seseorang dan bernuansa

kemanusiaan. 8.Maintaining

Interest;memelihara keterkaitan iklan selama tujuan tercapai. 9.Involvement; iklan

menyediakan banyak informasi tentang produk

Ordinal Periklanan

(Wells Burnet dan Moniarty;1992,

dalam Nursya’bani;2003)

Understanding (Pesan iklan mudah dimengerti dengan baik)

10.Teaching & knowing; Mengajari konsumen menggunakan produk. 11.Association;Memberikan

/membangun citra (image) merek produk.

Persuasion (Membuat perilaku)

12.Appeals;Iklan membuat produk aman, kepuasaan dan nyaman untuk digunakan & menarik perhatian konsumen. 13.Attitude & Oppinian;Iklan mempengaruhi struktur sikap & opini konsumen

14. Likeability;Iklan membangun & memelihara sikap positif konsumen terhadap produk. 15. Arguments;Iklan dengan alasan pada logika/argumen yang kuat.

16.Emotion; iklan menyentuh emosi (perasaan) konsumen. 17.Conviction; Iklan menunjukan bahwa produk memiliki nilai tambah.

Ordinal

Harga (Kotler dan Kevin

Keller;2007)

• Penetapan Harga Kebijakan harga

18. Kenaikan harga

19. Penetapan harga geografis 20. Potongan harga

21. Kesesuaian harga terhadap produk

22. Harga yang terjangkau

Ordinal Inovasi Produk (Jasman,1995:34) • Inovasi terhadap produk 23. Komposisi/isi (content) semakin banyak.

24. Kualitas isi (Formula) yang disempurnakan

25. Jenis produk yang banyak pilihan (varian)

• Inovasi terhadap kemasan

• Inovasi dalam kegiatan Promosi

26. Kemasannya menjaga isi produk lebih aman. 27. Kemasannya lebih mudah

digunakan

28. Kemasannya lebih menarik 29. Jangkauan promosi lebih luas 30. Media promosi lebih baru dan

unik Kualitas Produk (Tjiptono, 2003:27) • Substansi Produk • Kemasan produk • Reputasi Produk

31. Kinerja (performance) daya kerja produk

32. Kesesuaian tingkat pemakaian dengan janji produsen (conformance to specification)

33.Pelayanan (serviceability) produk

34.Daya tahan (Durability) produk

35.Kehandalan (reliability) produk

36.Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features)

37.Terdaftar didepartemen kesehatan

38.Daya tarik produk (estetika) 39.Reputasi perusahaan dan citra merek yang terjamin baik dan bagus (peceived quality).

Dokumen terkait