• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merk (brand switching )pada konsumen biore facial foam facial fit-expert : studi kasus pada perempuan di daerah ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merk (brand switching )pada konsumen biore facial foam facial fit-expert : studi kasus pada perempuan di daerah ciputat"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERPINDAHAN MERK

(

BRAND SWITCHING

) PADA KONSUMEN

BIORE

FACIAL FOAM

(

FACIAL FIT-EXPERT

)

(Studi Kasus Pada Perempuan Di Daerah Ciputat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

MIA LESTARI

NIM : 105081002531

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN

MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM

(Studi Kasus Pada Perempuan Di Daerah Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

MIA LESTARI NIM : 105081002531

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Yahya Hamja,MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA NIP.19490602197803 1 001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa Tanggal 17 Bulan Nopember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Mia Lestari NIM : 105081002531 dengan judul skripsi “ ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN

MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM(FACIAL FIT EXPERT)”. (Studi Kasus Pada Perempuan di Daerah Ciputat). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Nopember 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif :

Suhendra, MM H.A. Syarifudin,SH.MM

Ketua Sekretaris

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mia Lestari

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :Komplek Diknas Rt 04/06 No.18

Blok B Cipayung – Ciputat 15411

Telepon : 085694251020

E – mail : miaw_miyong@yahoo.com

Agama : Islam

Ayah : Carli Sahlani

Ibu : Rohanah

Pendidikan Formal

1. SDN 1 Kebon Duren Ciputat : Tahun 1993 – 1999

2. SLTP Dharma Karya Universitas Terbuka : Tahun 1999 – 2002

3. SMAN 1 Ciputat : Tahun 2002 – 2005

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2005 - 2010

Pengalaman Organisasi

Pengurus Lembaga Dakwah Kampus

(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Hari ini Kamis Tanggal 20 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama Mia Lestari NIM : 105081002531 dengan judul skripsi “

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM (FACIAL FIT EXPERT)”. (Studi Kasus Pada Perempuan di Daerah Ciputat). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 20 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi :

Dr. Yahya Hamja, MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rhodoni Lies Suzanawati,SE.Msi

(6)

ABSTRACT

Mia Lestari. Thesis title, “Analysis Factors Influence of Measure Brand

Switching at Consumer Biore Facial Foam (Biore Facial Fit Expert) (study case : Female on Ciputat)”.

This research aims to analyze factors that influence consumer Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) to do brand switching. This research uses 100 respondens as a sample. This research found there 7 factors that influence consumer brand switching. There are : (1). Awareness, (2). Innovation of packaging, (3). Persuasion consumer, (4). Price, (5). Advertising, (6). Product quality, and (7). Consumer perception.

Comulative variance percentase from extracted factors is 64,463 %. That means the result of the research can explain 64,463 % factors influence consumer brand switching.

(7)

ABSTRAK

Mia lestari. Judul Skripsi : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Perpindahan Merek Pada Konsumen Biore Facial Foam (Facial fit

Expert). (Studi Kasus : Perempuan di Daerah Ciputat)”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) dalam melakukan keputusan

perpindahan merek. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sample. Dalam penelitian ini ditemukan ada 7 faktor yang mempengaruhi konsumen berpindah merek, , yaitu : (1). Kesadaran konsumen, (2). Inovasi kemasan, (3). Membentuk perilaku konsumen, (4). Harga, (5). Periklanan, (6). Kualitas produk, (7). Persepsi konsumen.

Persentasi kumulatif varians dari faktor yang diekstrak adalah 64,463 %, yang artinya bahwa hasil dari penelitian ini mampu menjelaskan 64,463 % faktor-faktor tersebut mempengaruhi konsumen berpindah merek.

Kata Kunci : Analisis Faktor, Perpindahan Merek, Periklanan, Harga, Inovasi Produk, Kualitas Produk.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...i

ABSTRACT...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Perumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...9

D. Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10

A. Produk ...10

1. Definisi Produk ...10

2. Atribut Produk...11

B. Kualitas Produk ...13

C. Harga ...17

1. Definisi Harga ...17

2.Tujuan Penetapan Harga ...18

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PenetapanHargaProduk ...19

D. Periklanan...23

1. Definisi Periklanan...23

2. Lima Keputusan Utama Periklanan ...24

3. Dampak Periklanan ...25

4. Tujuan Periklanan ...25

(9)

6. Faktor yang Perlu Dikembangkan

dalam Beriklan ...32

E. Inovasi Produk ...33

1. Definisi Inovasi ...33

2. Tujuh sumber peluang Inovasi ...36

3. Konsep-Konsep Inovasi ...37

F. Perilaku Konsumen...39

1. Definisi Perilaku Konsumen ...39

2. Faktor Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...40

3. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ...40

G. Konsep Loyalitas Pelanggan ...48

1. Definisi Loyalitas Pelanggan ...48

2. Tahapan Pendeteksian Loyalitas Konsumen...51

H. Ketidakpuasan Konsumen Pasca Pembelian...52

I. Perpindahan Merek ...55

J. Penelitian Terdahulu...58

K. Kerangka Pemikiran...62

BAB III METODE PENELITIAN...64

A. Ruang lingkup Penelitian ...64

B. Metode Penentuan Sampel...64

C. Metode Pengumpulan Data ...65

1. Data Primer ...65

2. Data Sekunder ...65

D. Metode Analisis Data ...65

1. Analisis Kualitatif ...66

a. Uji Validitas ...66

b. Uji Reliabilitas ...67

2.Analisis Kuantitatif ...68

(10)

2.2. Fungsi Analisis Faktor ...69

2.3. Proses dan Prosedur Analisis Faktor...70

2.4. Persyaratan Dalam Analisis Faktor...72

2.5. Model Analisis Faktor...74

E. Operasional Variabel Penelitian ...76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...79

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...79

1. Sekilas Tentang Ciputat ...79

2. Sejarah Perusahaan dan Biore facial foam...81

a). Sejarah Perusahaan KAO...81

b). Tentang Biore Facial Foam...82

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...85

1. Uji Validitas ...85

2. Uji Reliabilitas ...88

C. Penemuan dan Pembahasan...88

1. Analisis Deskriptif Statistik ...88

a. Karakteristik Responden ...89

b. Umum...94

2. Aplikasi Analisis Faktor...109

a. Menentukan Variabel Yang Akan Dianalisis...109

b. Estimasi Communality...111

c. Melakukan Faktoring dan Rotasi ...116

1. Penentuan Jumlah Faktor ...117

2. Interpretasi Faktor ...118

d. Penamaan Faktor Yang Terbentuk...135

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...140

A. Kesimpulan ...140

B. Implikasi ...141

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Tabel Pengambilan Keputusan Konsumen ...43

2.3 Tabel Kepuasan Pelanggan ...49

4.1 Tabel Varians Biore facial foam...83

4.2 Tabel Hasil Uji Validitas...85

4.3 Tabel Reliability Statistic...88

4.4 Tabel Karakteristik Usia Responden...89

4.5 Tabel Merek Facial Foam Yang digunakan responden saat ini ...90

4.6 Tabel Lamanya Penggunaan Biore Facial Foam...91

4.7 Tabel Pengeluaran Untuk membeli Facial foam...92

4.8 Tabel Pendapatan per bulan ...93

4.9 Tabel Iklan produk bersifat Atraktif (menarik)...94

4.10 Tabel Iklan dengan Variasi tulisan, warna dan suara...95

4.11 Tabel Iklan yang Bernilai dan Sesuai Harapan Konsumen...95

4.12 Iklan Membangun Keterikatan elemen iklan dengan produk ...96

4.13 Iklan Bernuansa Kemanusiaan (human interest)...96

4.14 Iklan Mengkomunikasikan Informasi Tentang Produk ...97

4.15 Iklan Mengenalkan Dan Mengajari Cara Pemakaiannya...98

4.16 Tabel Membangun Citra (Image) Merek Produk...98

4.17 Tabel Iklan membuat konsumen aman,kepuasaan dan nyaman ...99

4.18 Tabel Iklan mempengaruhi struktur sikap dan opini konsumen ...100

4.19 Tabel Kenaikan Harga...100

4.20 Tabel Potongan Harga...101

4.21 Tabel Kesesuaian Harga Terhadap produk ...101

4.22 Tabel Harga yang terjangkau ...102

4.23 Tabel Komposisi (content) Semakin Banyak...103

(12)

4.25 Tabel Kemasannya menjaga isi produk lebih aman...104

4.26 Tabel Kemasannya Lebih Mudah digunakan...105

4.27 Tabel Kemasannya lebih menarik...105

4.28 Tabel Kesesuaian Tingkat Pemakaian dengan Janji Produsen ...106

4.29 Tabel Pelayanan (serviceability) produk...106

4.30 Tabel Daya tahan (Durability) produk...107

4.31 Tabel Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan (features)...108

4.32 Tabel Terdaftar di Departemen Kesehatan ...108

4.33 Tabel Daya Tarik Produk (estetika)...110

4.34 Tabel KMO and Barlett’s Test...110

4.35 Tabel Angka Measure Of Sampling Adequency (MSA) ...110

4.36 Tabel Nilai Communalities...112

4.37 Tabel Total Variance Explained...117

4.38 Tabel Component Matrix(a)...119

4.39 Tabel Rotated Component Matrix(a) ...121

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.2 Gambar Model Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen ...44

2.4 Gambar Model Pembelian dan Hasilnya ...55

2.5 Gambar Kerangka Pemikiran...63

4.1 Gambar Peta Ciputat ...79

4.2 Gambar Peta Kecamatan Ciputat ...80

4.3 Gambar Usia Responden...90

4.4 Gambar Lama waktu penggunaan Biore...92

4.5 Gambar Pengeluaran untuk membeli facial foam...93

4.6 Gambar Pendapatan per bulan ...94

(14)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda – tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Mia Lestari

NIM : 105081002531

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 14 Juni 2010

(15)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’Alamiin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayahNya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu

setia menegakkan sunnah-sunnahnya saat ini. Amiin.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir untuk memenuhi

syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan Strata Satu

Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selama proses pembuatan skripsi ini, banyak hambatan dan rintangan yang

telah penulis hadapi. Namun, atas rahmat, hidayah dan kehendak Allah SWT, dan

dengan semangat serta dorongan maupun bimbingan dari berbagai pihak yang

telah banyak membantu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua ku yang tercinta, untuk segala do’a, pengorbanan dan semua

dukungannya selama ini, baik moril, spritual, dan material yang tak terhingga.

2. Bapak Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

yang selalu berusaha keras untuk dapat memberikan yang terbaik untuk para

mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Dr. Yahya Hamja MM, sebagai pembimbing I, atas nasehat yang bijak

dan ilmu yang bermanfaat selama ini. Semoga semua kebaikan Bapak dibalas

(16)

4. Ibu Cut Erika Annanda Fathimah, SE, MBA. Selaku dosen pembimbing II,

yang tidak bosan-bosannya untuk membimbing dan bertemu saya ketika

bimbingan walaupun Ibu sedang sibuk, memberikan semangat dan saran-saran

yang sangat membantu untuk saya. Semoga Allah SWT senantiasa merahmati

dan memudahkan segala langkah kebaikan Ibu didunia dan akhirat.

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rhodoni, selaku Pudek I akademik FEB.

6. Ibu Lies Suzanawati,SE.Msi, selaku sekretaris jurusan manajemen FEB.

7. Aa Kurnia & istri (Ceu Lia), Ka Sulastri (Cece) & suami (A Emon), Ka

Komalasari (Oong) & suami (mas Latief), buat semua do’a, dukungan,

semangat dan sokongannya untuk adik kecilmu ini. Maaaff,,,banget kalo mia

sering merepotkan dan menjadi beban kalian. Semoga tidak pernah kapok,

karna Insya Allah akan dibayar dengan pahala yang luar biasa berlipat ganda

dari Sang Maha Kaya Allah SWT.

8. Ka Finda, untuk semua bimbingan dan masukan-masukannya, menjawab

pertanyaan-pertanyaan penulis, dan mau mendengarkan keluh kesah selama

skripsi. Sukses selalu buat Ka Finda. Maaf sudah merepotkan.

9. Ka Yessy, sudah berbaik hati juga untuk memberikan saran buat penulis

ketika buntu. Maaf sudah merepotkan kakak juga.

10.Selvina (Ina) dan Willis, maaf sering ngerepotin untuk minta pendapatnya dan

sarannya. Sukses buat kalian.

11.Siti Qoriah (Neng Oie), yang selalu optimis dan memberikan semangat yang

membara pada penulis serta memfasilitasi loptop, printer, dan kertas. Semoga

(17)

12.Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Selaku ketua jurusan manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

13.Seluruh dosen yang telah mendidik dan mentransferkan ilmunya kepada

penulis selama masa perkuliahan belangsung.

14.Seluruh jajaran Dekanat, Akademik, dan staff TU Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

15.Amalia, Farahdita, Gitalia, Inez, Wulan Embun, Berlian, Putri, dan Sari,

arigato gozaimasu… sudah membantu menyebarkan kuesioner penelitian,

jazaqillah semuanya..

16.Saudara/i ku di LDK, di KomDa FEB dan kawan-kawan ku yang pernah

sekelas dan menuntut ilmu bareng-bareng , yang tidak bisa penulis sebut satu

per satu, thanks a lot ya, untuk kebersamaan juga kenangan indahnya.

17.Para responden yang telah besedia meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner penelitian ini. Terima kasih banyak…

Akhirnya, Kesempurnaan hanyalah milik Allah, penulis sangat sadar bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh sekali dari sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna skripsi ini menjadi

lebih baik lagi dan bermanfaat dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini

dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pembaca. Amiin.

Jakarta, April 2010 Penulis

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sektor industri merupakan salah satu sektor penunjang berhasilnya

pembangunan ekonomi, dengan demikian tidaklah mengherankan apabila semakin

banyak perusahaan berdiri akan tetapi tidak semua akan berhasil dengan baik

seperti yang diinginkan tanpa ditunjang oleh pengelolaan manajemen yang

professional. Ketatnya persaingan membuat perusahaan-perusahaan tersebut

berusaha keras untuk mempertahankan konsumen dan memperoleh konsumen

yang baru untuk membeli produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut

memberdayakan segala fungsi ataupun bidang yang ada, termasuk bidang

pemasaran. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan menimbulkan fenomena

baru yang terjadi pada konsumen, yaitu adanya perilaku perpindahan merek yang

dilakukan oleh konsumen.

Pada dasarnya hasil penjualan barang dan jasa tergantung dari aktivitas

pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan agar diperoleh hasil penjualan barang

dan jasa yang diinginkan, maka perusahaan harus mampu menyeimbangkan

fungsi-fungsi manajemen pemasaran dengan baik.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen pemasaran

suatu perusahaan. Namun pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu

(19)

perekonomian dan persaingan dan variabel-variabel yang dapat dikendalikan yang

lebih dikenal dengan marketing mix (bauran pemasaran).

Menurut Kotler (2005:17) dalam Gregory S. Carpenter, Rashi Glazer dan

Kent Nakamoto mengatakan bahwa marketing mix (bauran pemasaran) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus mencapai

tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005:17)

mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut

empat P pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi

(promotion).

Dikarenakan tingkat persaingan antar merek yang begitu ketat saat ini, maka

mengharuskan seluruh pelaku usaha memaksimalisasikan potensi yang

dimilikinya untuk membangun kekuatan bersaing. Dan biasanya perusahaan

menggunakan cara melalui marketing mix (bauran pemasaran).

Persaingan ini terjadi pada hampir seluruh jenis produk, baik itu

produk-produk kesehatan, kecantikan, makanan, minuman dan lain sebagainya. Salah satu

merek produk kesehatan dan kecantikan kulit wajah yang saat ini sedang bersaing

ketat dengan merek-merek lain adalah produk pembersih wajah terutama pada

produk sabun pembersih wajah (facial foam) “Biore”. Biore merupakan salah satu

merek sabun pembersih wajah yang telah lama hadir dan selalu berusaha untuk

bertahan di tengah-tengah kehadiran berbagai merek sabun pembersih wajah

(facial foam) yang akhir-akhir ini semakin bertambah banyak beredar di pasaran.

Biore facial foam adalah salah satu poduk sabun pencuci wajah yang dikeluarkan

(20)

produknya maka PT. KAO Indonesia melakukan inovasi-inovasi pada

produk-produknya. Salah satunya yaitu pada produk facial foam Biore. Menjawab

kebutuhan dan keinginan wanita, P.T. Kao terus melakukan inovasi hingga Biore

lahir kembali menjadi Biore ”Facial-Fit Expert”. Dengan inovasi terbarunya,

sabun pembersih wajah Biore yang dulu dikenal sebagai “Biore Facial Foam”,

kini berubah menjadi lebih baik dengan 3 fit, yaitu Fit Formula, Fit Proses dan Fit

program dengan nama ”Biore Facial Fit Expert”.(www.google.com).

Dengan banyaknya produk pembersih wajah (facial foam) yang bermunculan

di media-media promosi, baik televisi, radio, majalah, tabloid dan sebagainya.

Maka, Para produsen produk tersebut harus mampu memanfaatkan bauran

pemasaran untuk mengkomunikasikan produk mereka agar dikenal, diminati, dan

dibeli konsumen untuk tetap bertahan ditengah-tengah persaingan yang ketat ini.

Iklan adalah salah satu komponen bauran pemasaran yang umum dilakukan

oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin

produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap perkenalan produk

baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk

pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya

ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk

membangun posisi yang menguntungkan di pasar.

Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran karena terlalu banyaknya iklan yang

muncul di media-media promosi. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu

sendiri bisa berdampak positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya. Iklan

(21)

diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari

mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan

mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal atau mungkin

sebaliknya, orang yang sebelumnya loyal pada suatu produk menjadi tidak loyal

pada produk tersebut karena munculnya iklan produk terbaru.

Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra merek dalam jangka

panjang untuk suatu produk atau penggerak penjualan yang cepat. Periklanan

dapat secara efisien mencapai pembeli yang tersebar secara geografis. Karena

terdapat berbagai bentuk periklanan, sangat sulit untuk membuat generalisasi.

Banyaknya produk-produk baru kesehatan dan kecantikan facial foam atau

sabun pembersih wajah yang bermunculan di media-media promosi, maka untuk

mempertahankan Biore facial foam tetap beredar dipasaran, P.T Kao berusaha

keras untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen atau

pelanggan-pelanggan lama Biore facial foam dengan menonjolkan iklan, promosi,

harga, inovasi dan lainnya.

Perbedaan harga antar merek juga dapat mempengaruhi perilaku berpindah

merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pada salah satu atau

beberapa merek pada kelas produk yang sama dapat mempengaruhi perilaku

berpindah merek pada konsumen, karena adanya perbedaan harga antar merek.

Dalam Dwi Ermayanti, menurut Mowen & Minor, (2001:109) “suatu merek

tertentu dapat dibeli karena kenyamanan, ketersediaan, atau harga. Bila salah satu

(22)

merek lainnya”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa harga dapat memberikan

dampak bagi konsumen untuk berpindah ke merek yang lainnya.

Berdasarkan pernyataan Mowen dan Minor di atas, dapat dilihat bahwa harga

merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen dalam

mengonsumsi suatu produk. Karena, konsumen memiliki sifat yang sensitif

terhadap harga produk. Namun ada pula tipe konsumen yang tidak sensitif

terhadap harga yang dibandrol oleh produsen, sehingga penentuan suatu harga

pembelian tidak terpaku pada tinggi atau rendahnya harga yang ditawarkan oleh

produsen.

Harga selalu ada disekitar kita, dalam pembelian apapun. Apa itu pembelian

sebuah apartemen, mobil, komputer, polis asuransi, linuran, sampai pembelian

keperluan dapur sederhana, seperti bumbu masak. Harga merupakan satu-satunya

elemen dari bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) yang

menghasilkan pendapatan signifikan pada keberhasilan perusahaan, karena

keuntungan tiap unit yang terjual. Harga juga bisa mempengaruhi persepsi

pelanggan. Harga yang rendah dapat memberi persepsi murahan, produk

berkualitas rendah, sedangkan harga yang lebih tinggi mengesankan kualitas

produk yang lebih baik. Harga adalah junlah uang yang ditetapkan untuk suatu

produk atau jasa.(Agus Djunaidi,2009:45)

Untuk itu perusahaan atau produsen harus mampu melakukan kebijakan

harga, karena konsumen akan membandingkan harga suatu produk dengan

manfaat yang dimilikinya. Namun, Perusahaan tetap harus menetapkan harga

(23)

dengan lini produk yang sama. Semuanya dilakukan unruk mendorong konsumen

untuk melakukan pembelian produk.

Selain mempertimbangkan nilai harga dari produk yang akan dikonsumsi oleh

konsumen, biasanya konsumen juga sangat mempertimbangkan produk dari segi

kualitasnya. Kualitas Produk yang sangat besar dampaknya terhadap suatu

perpindahan merek. Karena pada dasarnya konsumen memilih atau memutuskan

untuk membeli dan menggunakan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan

mereka. Apabila produk tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan

konsumen dalam mengonsumsi atau menggunakan produk itu, maka konsumen

pun secara cepat dan otomatis akan melakukan perpindahan merek, konsumen

tidak akan membuang waktu, uang atau harta mereka bila produk yang

sebelumnya dipilih tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Menurut Husein Umar (2001: 105) kualitas produk adalah satu kesatuan

karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur dan

pemeliharaan yang membuat produk tersebut dapat memnuhi harapan-harapan

para konsumen.

Menurut Kotler (2007: 31), tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan

kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih di antara beraneka ragam

tawaran yang dianggap memberikan nilai paling banyak. Nilai mencerminkan

manfaat. Nilai dapat dilihat dari tiga kombinasi yaitu mutu (kualitas), jasa,dan

harga.walaupun faktor-faktor lain juga dapat memainkan peranan penting.

Kepuasan menurut Kotler (2007:31), “Kepuasan adalah perasaan senang

(24)

kesannya dengan kinerja atau hasil dan harapan-harapannya”. Kepuasan

merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja dan harapan. Apabila kinerja dari

suatu produk dengan merek tertentu memenuhi harapan maka konsumen akan

puas. Bila kinerja berada dibawah harapan maka konsumen tidak puas, bila

kinerja melebihi harapan maka konsumen sangat puas.

Harus disadari bahwa konsumen pun mengalami kejenuhan dalam

mengkonsumsi suatu produk dan secara diam-diam mengharapkan adanya produk

lain yang lebih baru, lebih kuat, lebih hebat, lebih lengkap, lebih praktis, lebih

menarik dan lebih memuaskan. Pada saat titik kejenuhan itulah setiap produsen

harus segera mengambil langkah atau tindakan, untuk mempertahankan

konsumennya. Produsen harus melakukan inovasi pada poduknya tersebut.

Inovasi mutlak dilakukan produsen agar para pelanggan tidak lari dan berhenti

mengonsumsi produknya tersebut.

Pada dasarnya inovasi produk merupakan salah satu faktor persaingan yang

paling penting untuk mencapai kesuksesan dimana akhir-akhir ini lingkungan

bisnis selalu berubah dengan cepat. Karakteristik inovasi produk dianalisa sebagai

keunggulan relatif yang tampak sebagai karakteristik produk yang secara

konsisten penting dalam penjelasan, penerapan dan keberhasilan suatu produk.

Dari sinilah suatu produk akan dipertimbangkan oleh konsumen, apakah produk

tersebut mempunyai keunggulan lain dibandingkan dengan produk pesaing sejenis

yang ada di pasar. Perusahaan melakukan inovasi produk dengan harapan supaya

memiliki keunggulan produk sehingga dapat diterima oleh pasar dan memiliki

(25)

menuntut para pemasar untuk mencari jalan dengan menginovasikan produknya

dan menawarkan berbagai pilihan kepada konsumen.

Di dalam Chaula Anwar (2007), biasanya dalam melakukan keputusan

perpindahan merek dari merek satu ke merek lain, adalah konsumen yang

mengalami ketidakpuasan pada masa pasca konsumsi dan konsumen yang senang

mencari variasi produk dengan mencari altenative merek lain yang dipengaruhi

oleh adanya karakteristik kategori produk, sehingga adanya karakteristik kategori

produk juga dapat mempengaruhi konsumen dalam berpindah ke merek lain.

Oleh karena itu, dari pernyataan di atas, maka penulis mencoba untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen remaja putri

dan maupun wanita dalam melakukan keputusan perpindahan merek dari Biore

Facial foam atau facial fit expert ke merek facial foam lain atau pesaing. Dengan

melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: ”Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perpindahan (Brand Switching)

Merek Pada Konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert )”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen remaja putri dan

wanita dalam melakukan keputusan perpindahan merek dari penggunaan

Biore Facial foam (Biore Facial-Fit Expert) ke merek lain atau pesaing?.

2. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya, terhadap perpindahan

(26)

C. Tujuan dan Manfaat

1. Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen Biore

facial foam (facial fit expert) melakukan keputusan perpindahan

merek.

2) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi

konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) melakukan

keputusan perpindahan merek.

2. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan wawasan

pengetahuan penulis tentang ilmu pemasaran terutama dalam hal

keputusan perpindahan merek.

2) Bagi Pembaca

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

acuan dan studi literatur serta sebagai tambahan informasi dalam

melakukan penelitian lebih lanjut bagi yang berminat.

3) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi produsen

pembersih wajah dalam menentukan segmentasi produk, inovasi dan

perkembangan produk serta perkembangan startegi promosi untuk

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produk (Product) 1.Definisi Produk

Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan. (Philip Kotler & A.B

Susanto,2007:18).

Menurut Pride dan Ferrel, istilah produk yang dapat didefinisikan

sebagai, “serangkaian atribut tangible dan intangible termasuk manfaat atau

utilitas fungsional, social, psikologis”,(Tjiptono,2005:88).

Menurut Husein Umar (2003:31) produk adalah sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian dibeli. Digunakan atau

dikonsumsikan yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan yang

termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga berbentuk jasa atau

layanan.

Menurut Philip Kotler (2007:9) produk tidak hanya berbentuk fisik,

tetapi produk juga dapat berbentuk jasa ataupun pelayanan, kegiatan, orang,

tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut.

Mc Carthy (1989) memberikan definisi yang sederhana mengenai produk,

yaitu tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi

(28)

Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. kepuasan

konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk melainkan satu

paket kepuasaan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasaan tersebut

merupakan akumulasi kepuasaan fisik, psikis, simbolis dan pelayanan yang

diberikan oleh produsen. (Jusup Agus Sayono,dkk.2009:3)

Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk

adalah segala sesuatu yang dapat dihasilkan oleh produsen yang ditawarkan

dipasar dan dapat dinikmati oleh pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

2. Atribut – atribut Produk

Pengembangan Produk dan jasa memerlukan pendefinisian

manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat-manfaat tersebut kemudian

dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti

kualitas, fitur, serta gaya dan desain (Tjiptono,1995:86)

Menurut Kotler (2007) atribut produk terdiri dari beberapa unsur

produk , sebagai berikut :

1. Keragaman produk, yaitu produk diproduksi sesuai dengan kebutuhan

konsumen yang beragam,

2. Kualitas, yaitu pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi

keinginan konsumen,

3. Gaya dan desain produk, yaitu cara lain untuk menambahkan nilai bagi

(29)

desain lebih luas dibandingkan dengan gaya tertentu. Sedangkan

desain bukan sekedar tampilan kulit luarnya, namun masuk ke jantung

produk,

4. Ciri produk, merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan

produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya,

5. Merek, yaitu nama, istilah, tanda, simbol, rancangan ataupun

kombinasinya dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang dari seorang atau sekelompok penjual dan

untuk membedakannya dari produk pesaing, Kotler (2002: 460).

Dalam Ribhan, bahwa merek mempunyai dua unsur yaitu brand name

yang terdiri dari huruf-huruf dan kata-kata yang dapat terbaca, serta

brand mark yang berbentuk simbol, desain atau warna tertentu yang

spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek berguna untuk mempermudah

kunsumen unrtuk mengenali dan mengidentifikasi barang dan jasa

yang hendak dibeli. Memiliki brand position dan identitas yang

konsisten (consistency over time) juga merupakan kekuatan untuk tetap

memiliki kekuatan yang kuat. Menurut Aaker, yang dikutip oleh

Rangkuti dalam Ribhan (2002:39), bahwa kesadaran merek adalah

kesanggupan seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa upaya meraih

kualitas kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun

(30)

membangun identitas merek (brand identity) dan berusaha membentuk

citra merek ( brand image building) dalam benak konsumen.

6. Kemasan (packaging), yaitu segala kegiatan dan memproduksi wadah

atau bungkus suatu produk,(Fajar laksana, 2008:82).

7. Label (labeling), yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa

keterangan-keterangan tentang produk tersebut (Fajar Laksana,

2008:83),

8. Pelayanan, yaitu jasa yang bersifat non fisik maupun fisik yang

menyertai produk barang fisik (Fajar Laksana, 2008:68),

9. Garansi dan Imbalan, yaitu jaminan yang diberikan kepada konsumen

atas produk yang telah dibelinya apabila terjadi kesalahan yang berasal

dari pihak produsen dalam batas waktu tertentu. Kedua hal ini

termasuk kedalam pelayanan.

B. Kualitas Produk (Quality of Product)

Adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya

kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan,

kemudahan diopersikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada

produk secara keseluruhan.

Menurut Juran dalam Maryam (2006:07), “ Kualitas adalah kesesuain

dengan tujuan dan manfaatnya”. Sedangkan menurut Goetech dan Davis

dalam Maryam (2006:08) “ Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang

berkaitan dengan produk, pelayanan ,orang, proses dan lingkungan yang

(31)

Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa

untuk menjaga reputasi atau nama baiknya. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan memproduksi barang atau jasa yang bermutu baik

atau tinggi. Gaither dalam Sabri Djafri (1996:652) mendefinisikan kualitas

atau mutu. The quality of a product or service is a customer’s perception of

the degree to which the product or service meets his or her expectations.

Kualitas atau mutu sebagai sesuatu yang memenuhi standar, yang berorientasi

kepada konsumen. Konsumen pada umumnya menghendaki barang atau jasa

pelayanan yang baik, harga murah (relatif), jumlah cukup serta pengiriman

yang tepat waktu.

Heizer Render (1993:733) dalam Sabri Djafri (1999) menyatakan bahwa

kualitas produk akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam empat hal :

1. Nama baik perusahaan. Nama perusahaan akan terangkat nama baiknya

jika memproduksi barang atau melakukan pelayanan yang baik kalau ia

perusahaan jasa. Dalam penelitian ini adalah sebuah produk yang baik.

Karena promosi yang sangat gencarpun, tidak akan dapat menarik

mayarakat atau konsumen, bila mutu atau kualitas produknya tidak baik

atau sama sekali tidak bermutu.

2. Biaya dan pangsa pasar. Perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas

dapat membawa suatu perusahaan ke pangsa pasar yang lebih luas dan

dapat menghemat biaya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

(32)

3. Pertanggung jawaban produk. pabrik atau perusahaan yang merencanakan

dan memproduksi barang atau jasa secara keliru maka perusahaan tersebut

dapat diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan maupun

kerugian yang diakibatkan oleh pemakaian barang atau jasa tersebut.

4. Implikasi internasional. Dalam abad teknologi seperti sekarang ini kualitas

produk sangat menjadi perhatian dunia internasional. Bila perusahaan akan

bersaing efektif dalam ekonomi global, maka ia harus menghasilkan

barang yang memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen.

Menurut Husein Umar (2001:93) mengemukakan bahwa kualitas produk

merupakan hal yang penting bagi konsumen. Kualitas produk, baik yang

berupa barang atau jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya, yang

disebut dangan dimensi kualitas barang atau produk.

Menurut Tjiptono (2003:27) dalam Dwi Ermayanti (2006) mengatakan

bahwa kualitas dapat diukur melalui dimensi-dimensi berikut ini:

a. Performance yaitu penampilan dan kinerja dari fungsi atau karakteristik

utama produk.

b. Features yaitu sejumlah atribut tambahan atau keistimewaan yang

melengkapi fungsi utama produk.

c. Durability, yaitu umur atau daya tahan produk,

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu

sejauh mana karakteristik desain operasi atau efek pemakaian memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau yang telah

(33)

e. Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan mengalami kerusakan atau

gagal dipakai.

f. Serviceabililty; meliputi kecepatan kompetensi, kenyamanan mudah di

reparasi, dalam penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

h. Perceived Quality yaitu gabungan dari semua kategori yang merupakan

pengaruh dari brand image dan faktor-faktor tak berwujud lainnya yang

mempengaruhi persepsi konsumen mengenai kualitas.

Menurut Sabri Djafri (1999) bahwa, Apabila konsumen membeli barang

yang ternyata cacat atau kualitasnya kurang baik, maka mereka akan merasa

kecewa. Kekecewaan mereka itu kemudian akan diikuti dengan sikap dan

tindak lanjut di kemudian hari. Adapun reaksi konsumen apabila mereka

memperoleh barang yang kurang baik kualitasnya, dapat berupa :

1) Pasif. Reaksi pasif ini adalah berupa keputusan untuk berpindah merek

atau berpindah dari satu produk ke produk yang lain atau produk pesaing

dan tidak membeli produk perusahaan awal atau semula.

2) Aktif. Reaksi konsumen secara aktif dapat berupa kampanye untuk

menyebarluaskan keadaan yang dialami kepada masyarakat atau

konsumen atau orang lain. Akibatnya di sini adalah turunnya volume

penjualan produk tersebut.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

produk yang berkualitas, secara strategis sangat penting bagi perusahaan yang

memproduksi produk tersebut. Mutu atau kualitas, harga, dan stock yang

tersedia merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan permintaan

(34)

C. Harga (Price) 1. Definisi Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat memiliki atau menggunakan yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. (Husein Umar,

2001:71).

Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002:211) mendefinisikan harga

sebagai berikut :

“Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau

jasa beserta pelayanannya”.

Menurut Gary Amstrong dan Kotler (2008:439) “Harga adalah sejumlah

uang yang dibebankan atas produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaatnya karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa”.

Menurut Alma (1992:79) harga adalah nilai suatu barang yang

dinyatakan dengan uang.

Menurut Mowen dan Minnor dalam Dwi Ermayanti (2006) mengatakan

bahwa harga adalah salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen,

karena konsumen sensitif terhadap harga, selaian itu, menurut Mowen dan

Minor juga mengatakan bahwa suatu merek dibeli karena kenyamanan,

ketersediaan atau harga. Jika salah satu faktor tersebut berubah maka

(35)

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Rambat Lampioadi dan A. Hamdani (2001), suatu

perusahaan dapat mengejar lima tujuan melalui penetapan harga, yaitu

sebagai berikut :

a. Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan

yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi

pasar yang tidak menguntungkan, usaha ini dilakukan demi

kelangsungan hidup perusahaan.

b. Memaksimalkan Laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode

tertentu.

c. Memaksimalkan Penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan

melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

d. Gengsi atau prestise

Tujuan penentuan harga disini adalah memposisikan perusahaan

tersebut sebagai jasa atau barang yang eksklusif.

e. Pengambilan Atas Investasi

Tujuan penentuan harga didasarkan pada pencapaian pengembalian

(36)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga Produk

Dalam menetapkan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001:450),

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga, sebagai berikut :

a) Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang

berlaku. pada masa resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana

harga berada satu tingkat lebih rendah.

b) Penawaran Dan Permintaan

1. Penawaran

Suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada satu tingkat

tertentu. Pada umumnya harga yang tinggi mendorong jumlah yang

ditawarkan lebih besar.

2. Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada

tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih

rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar.

c) Persaingan

Harga jual beberapa macam barang atau produk dapat dipengaruhi

oleh beberapa persaingan:

1. Monopoli

Menurut Sadono Sukirno (2004:266) pasar monopoli adalah

(37)

industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang

dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Barang tesebut

merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu tidak ada

terdapat barang yang mirip (close subtitue) yang dapat menggantikan

barang tersebut. Persaingan monopoli juga mampu mempengaruhi

penentuan harga pasar karena perusahaan yang bersifat monopoli

merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan

harga dapat dikuasainya. Oleh karena itu perusahaan monopoli

disebut dengan penentu harga (price setter).

2. Oligopoli

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan.

Biasanya struktur dari pasar oligopoli adalah terdapat perusahaan

raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli. Katakanlah

70-80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan. Disamping

itu, terdapat pula pasar-pasar kecil. Beberapa perusahaan yang

menguasai sangat saling mempengaruhi satu sama lain, karena

keputusan dan tindakan oleh salah satu daripadanya sangat

mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya. Sifat saling

mempengaruhi itu disebut dengan mutual independence.

d) Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga adalah sifat permintaan

pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi

(38)

Untuk beberapa jenis barang, harga dan hasil penjualan ini berbanding

terbalik artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan

menurun dan sebaliknya.

e) Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat

harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

Sebaliknya, apabila suatu harga melebihi semua biaya produksi, biaya

operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.

f) Tujuan Perusahaan

Penentuan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan

yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan

yang sama dengan perusahan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak

dicapai tersebut antara lain :

1) Laba Maksimum

2) Hasil penjulan tertentu

3) Penguasaan pasar

4) Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

g) Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam

penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan

dalam bentuk : penetuan harga maksimum, diskriminasi harga, serta

praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha

(39)

Menurut Willian, J. Stanton (1996:311), bahwa sasaran penetapan

harga dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Berorientasi pada laba untuk :

a) Mencapai target laba investasi atau laba penjualan bersih,

b) Memaksimalkan laba.

2) Berorientasi pada penjualan untuk :

a) Meningkatkan penjualan,

b) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

3) Berorientasi pada status Quo untuk ;

a) Menstabilkan Harga

b) Menangkal persaingan

h). Strategi Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk

memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi.

(Kotler&Kevin, 2007:102-109). Dibawah ini adalah strategi penyesuaian

harga diantaranya adalah :

1). Penetapan harga geografis. Menyesuaikan harga untuk

memperhitungkan lokasi geografis pelanggan. Perusahaan

menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di

lokasi dan negara yang berbeda juga.

2). Penetapan harga diskon dan pengurangan harga. Mengurangi harga

(40)

memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau

mempromosikan produk.

3). Penetapan harga internasional. Menyesuaikan harga untuk pasar

tradisional.

D. Periklanan

1. Definisi Periklanan

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk

memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan harus mampu membujuk

khalayak ramai agar berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi

pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan.

Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk

yang oleh depertemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa,

sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli.

Singkatnya periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan

keputusan pembeli. (Jefkins. 1999:15).

Periklanan dapat dipandang sebagai suatu bentuk komunikasi dan

promosi (Kotler,2005:23). Disebut bentuk komunikasi karena dalam

proses periklanan terdapat arus informasi yaitu pesan iklan dari suatu

sumber (perusahaan) yang disajikan ke dalam suatu saluran berita dan juga

terdapat tujuan pesan tersebut yaitu pasar atau target audiens. Sedangkan

sebagai bentuk promosi, karena dalam iklan terdapat upaya-upaya

mempengaruhi pasar supaya membeli produk yang ditawarkan oleh

(41)

Lu Hsu dan Hsien Chang (2003:322) dalam Dwi Ermayanti (2006)

berpendapat bahwa ”advetising provides incentives and stimuli for

consumer to switch brands”, yang berarti periklanan memberikan

perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek, dan

menyatakan bahwa ”Consumer with different levels of advertising

perceptions have various posibilities to switch brands”, yang artinya

adalah konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda

mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek.

2. Lima Keputusan Utama Periklanan

Dalam membuat program periklanan pemasar harus mengidentifikasi

sasaran pasar yang akan dituju, kemudian membuat lima keputusan utama

dalam pembuatan program periklanan yang disebut dengan 5M, yaitu :

a) Apa tujuan periklanan ? (mission)

b) Berapakah dana yang akan digunakan ? (money)

c) Apakah pesan yang ingin disampaikan ? (Message)

d) Apakah media yang akan digunakan ? (media)

e) Bagaimana mengevaluasi hasilnya ? (measurement)

3. Dampak periklanan

Dampak periklanan yang dapat dirasakan secara umum adalah :

a. Menarik calon konsumen menjadi konsumen loyal selama jangka

waktu tertentu.

b. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat

(42)

4. Tujuan Periklanan

Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi khusus dan tingkat

keberhasilan yang harus dicapai terhadap sasaran tertentu. Tujuan

periklanan dapat digolongkan untuk menginformasikan atau mengingatkan

(Kotler,2007:244).

Menurut Kotler (2007:244) ada tiga kategori tujuan periklanan, yaitu

periklanan informatif (informative advertising), periklanan persuasif

(persuasive advertising), periklanan yang mengingatkan kembali

(reminder advertising).

ƒ Periklanan Informatif (informative advertising)

Tujuan periklanan dalam kategori ini lebih menekankan pada tahap

penjajakan untuk suatu kategori produk. tujuan periklanan ini yaitu

berusaha membengun permintaan primer (primary demand) dimana

perusahan melalui iklannya berusaha untuk memberikan informasi

kepada konsumen mengenai manfaat dan kegunaan dari merek produk

yang ditawarkan oleh perusahaan. Informasi yang mungkin disampaikan

yaitu:

1) Menjelaskan ke pasar tentang suatu produk baru.

2) Menjelaskan bagaimana fungsi suatu produk.

3) Meyakinkan pengguna produk tentang suatu produk.

4) Menjelaskan jasa yang tersedia.

5) Mengurangi ketakutan konsumen.

(43)

ƒ Periklanan persuasif (persuasive advertising)

Tujuan periklanan ini terasa penting jika perubahaan dalam industri

ini mengalami atau dalam tahap persaingan dimana tujuan perusahaan

yaitu membangun permintaan selektif (selective demand) untuk suatu

merek produk yang ditawarkan. Iklan-iklan produk dalam tahap

persaingan. Berusaha dalam membangun superioritas suatu merek atas

merek lain melalui perbandingan spesifik dari produknya dalam suatu

kelas produk. dalam menggunakan iklan persuasif dimana di dalamnya

termasuk iklan perbandingan tersebut, perusahaan harus yakin bahwa ia

harus bisa membuktikan pernyataan superioritas merek produk yang

ditawarkan serta pernyataan itu tidak dapat diserang balik oleh pihak

produsen pesaingnya. Iklan ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen

agar melakukan pembelian atau pembelian ulang produk perusahaan.

Iklan persuasif berisi antara lain:

1) Membangun preferensi merek.

2) Mendorong konsumen beralih ke produk perusahaan.

3) Mengubah persepsi pelanggan mengenai atribut produk.

4) Meyakinkan pelanggan untuk membeli sekarang.

ƒ Periklanan yang mengingatkan kembali (reminder advertising)

Periklanan untuk kategori ini sangat penting, jika merek produk

yang ditawarkan perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga

perusahaan berusaha untuk memelihara persepsi yang baik dari

(44)

untuk mengingatkan dan memulihkan ingatan ingatan konsumen agar

tetap setia terhadap produk perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga

harus meyakinkan konsumen bahwa pilihan mereka tepat. Periklanan ini

berisi antara lain:

1) mengingatkan konsumen bahwa produk dapat diperoleh pada waktu

yang tidak sama lagi.

2) Mengingatkan konsumen dimana tempat untuk mendapat produk

tersebut.

3) Mengingatkan konsumen selama musim-musim sepi (off season).

4) Mempertahankan daya ingat konsumen terhadap suatu produk.

5. Psikologi Periklanan

Menurut Wells, Burnett dan Moniarty (1992) dalam Nursya’ Bani

Purnama dan Ratih surya (2003), mengatakan bahwa iklan bekerja dalam

empat kategori dasar psikologikal yaitu Perception, awareness,

understanding dan persuasion.

1) Perception

Salah satu tantangan pengiklan adalah mencoba untuk meraih

konsumen melalui media masa. Langkah-langkah dalam tahap ini

adalah:

a. Exposure; tergantung pada keadaan pesan itu sendiri apakah cukup

atraktif atau menarik untuk membuat konsumen tetap melihat atau

(45)

b. Attention; merupakan pemicu, “sesuatu” yang membuat konsumen

tertarik akan pesan iklan seperti sound effect, musik dan lain-lain.

c. Intrusivenss; iklan didesain untuk mendapatkan perhatian dan ini

berarti bahwa konsumen kadang-kadang harus intrusive. Hal ini

merupakan bagian penting dari produk yang mempunyai sebagian

kecil share of mind dimana produk tersebut tidak cukup menarik

biasanya pemasar menggunakan iklan dengan memanfaatkan efek

tertentu untuk memberikan variasi pada tulisan warna ataupun

suara.

d. Originality; pemasar hendak mengusahakan agar iklan itu asli dan

unik, sehingga tidak menimbulkan adanya kesan bahwa iklan

tersebut meniru iklan yang lain. Hal ini penting karena konsumen

akan dapat mengingat ikan tersebut tidak meniru iklan produk lain

serta dibuat dengan cara yang unik.

2) Awareness

Tahap selanjutnya adalah awareness. Kesadaran secara tidak

langsung merefleksikan bahwa pesan telah menimbulkan kesan

(impresion) kepada konsumen sasaran. Awareness adalah dampak

yang paling rendah (low level), tetapi ini merupakan tujuan utama dari

banyak iklan. Tahap dalam awareness:

a)Interest; konsumen akan memberikan perhatian pada iklan. Jika

(46)

b) Product Interest; konsumen mungkin akan tertarik pada iklan suatu

produk atau beberapa elemen dalam iklan itu sendiri, seperti bintang

iklan, perbedaan topik atau tema, kategori atau produk-produk itu

sendiri mempunyai level yang berbeda dalam langkah membangun

keterkaitan (built-in interest) akan suatu produk.

c)Personal Interest; konsumen akan tertarik pada iklan yang

bernuansa umum dan kemanusiaan (human interest). Jika pesan iklan

diaplikasikan dalam elemen hidup seseorang, maka iklan tersebut

akan mempunyai dampak pada kepribadian orang tersebut.

d)Maintaining interest; tantangan pengiklanan adalah memelihara

keterekaitan akan suatu iklan selama tujuan dari iklan tercapai. Oleh

karena itu, untuk menghadapi perilaku dimana konsumen membaca

dengan cepat (scanning behavior), maka pesan iklan harus dibuat

agar benar-benar menarik dan mampu menciptakan keterkaitan bagi

konsumen.

e)Involvement; yaitu intensitas ketertarikan konsumen akan suatu

produk, media atau pesan iklan. High involvement berarti produk

atau informasi tentang produk itu adalah penting dan relevan

terhadap kepribadian seseorang. Sedangkan low involvement berarti

produk atau informasi dipersepsikan tidak terlalu penting. Iklan

untuk produk yang high involvement biasanya menyediakan begitu

banyak informasi tentang produk, namun pada low involvement

biasanya difokuskan pada hal-hal yang bersifat emosional, gaya

(47)

3) Understanding

Membuat konsumen sadar itu tidaklah cukup. Pesan iklan harus

dapat dimengerti dangan baik. Pengertian understanding menunjukan

adanya dampak kejiwaan yang secara sadar untuk menciptakan suatu

“peristiwa” tertentu dalam diri konsumen dari informasi yang telah

dipresentasikan. Iklan harus dicipytakan semudah mungkin sehingga

dapat dimengerti oleh konsumen, melalui tahapan berikut :

a. Teaching and knowing; dalam mengiklankan produk baru iklan

harus mampu menjembatani kesenjangan pengalaman seseorang

dengan mengajari mereka bagaimana mengenali dan

menggunakan produk.

b. Association; iklan selain berfungsi memberitahu akan kehadiran

suatu produk, juga digunakan pengiklan untuk memperlihatkan

atau memberikan citra (image) kepada konsumen. Iklan yang

menggunakan assosiasi mencoba memberikan pegetahuan

kepada konsumen melalui hubungan produk dengan sesuatu yang

diciptakan, dihormati, dinilai dan dihargai.

4) Persuasion

Pesan persuasif berusaha untuk menciptakan atau merubah sikap,

menguatkan atau merubah sikap, membuat argumen, menyentuh

emosi dan menciptakan prospek supaya konsumen percaya akan

(48)

a. Appeals; sesuatu yang membuat produk tersebut menarik

perhatian konsumen untuk membeli produk itu, seperti

keamanan, kepuasan, rasa takut, seks dan lain-lain.

b. Attitudes and opinions; opini konsumen dibangun berdasarkan

struktur yang kompleks dari suatu sikap. Setiap orang

mempunyai perbedaan yang didasarkan pada pengalaman

individu itu sendiri. iklan biasanya dapat mempengaruhi struktur

sikap yang kompleks yang biasanya diusahakan untuk

melengkapi salah satu dari tiga hal berikut ini:

1. Membuat opini baru dimana opini tersebut belum pernah ada

sebelumnya.

2. Menguatkan kembali opini yang ada selama ini.

3. Merubah opini yang ada.

c. Likeability; Pengiklan harus mencoba membangun sikap positif

untuk produk baru dan memelihara sikap positif tersebut untuk

kesuksesan suatu produk. ketika produk cukup disukai oleh

konsumen dan konsumen melakukan pembelian ulang, maka hal

inilah yang disebut dengan brand loyalty.

d. Arguments; orang dapat dibujuk melalui argumen-argumen atau

alasan-alasan. Alasan-alasan di dasarkan pada logika dan

dikembangkan melalui sebuah argumen.

e. Emotions; Perasaan (feeling) menunjukan sikap-sikap yang

(49)

emosi. Penggunaan emosi disini lebih kepada pelayanan purna

jual, misalnya dengan mengirimkan kartu ucapan, memberikan

suatu hadiah setiap pembelian paket produk tertentu dan lain

sebagainya. Jadi perusahaan dapat menjual dengan alasan-alasan

atau perasaan sentimen (sentiment).

f. Conviction; Sikap, alasan-alasan, logika dan emosi merupakan

bagian dari paket persuasif dalam periklanan. Konsumen akan

membeli suatu produk jika produk itu mampu memberikan nilai

tambah untuk konsumen serta menjadikan hidup seseorang

bertambah baik atau menguntungkan.

6. Faktor yang Perlu Dikembangkan dalam Beriklan.

Dalam Yudi Farola Bram (2005) dalam Nursya’bani Purnama (2003)

terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan faktor kunci

adalah apakah informasi tersebut akan mempengaruhi pilihan iklan yang

digunakan.

a) Pemilihan Waktu.

Hal ini selalu penting dan dapat dibagi menjadi beberapa segi :

ƒ Kapan konsep pemasaran harus siap?.

ƒ Kapan iklan tersebut akan berjalan?.

ƒ Berapa lama iklan tersebut akan berjalan?.

Pemilihan waktu pada setiap tahap akan sangat mempengaruhi apa

(50)

b) Pasar Sasaran.

Pasar sasaran menentukan ciri kelompok yang dituju : umur, lokasi,

kelas sosial, jenis kelamin, dan frekuensi pembelian untuk pasar

perusahaan ini akan membedakan menurut besarnya perusahaan dan

jenis usahanya.

c) Perubahan-perubahan dalam pasar adalah menentukan hal-hal penting

dari apa yang sedang terjadi dalam pasar, apakah pasar membaik atau

memburuk, apa yang sedang dilakukan para pesaing, apakah dampak

musiman dan lain-lain. Umumnya informasi ini tersedia banyak sekali

dan karenanya kita harus selektif.

d) Nilai produk atau jasa : Bagaimana atau apa yang dimiliki oleh produk

atau jasa yang ditawarkan apakah rasanya sangat menyenangkan atau

kasar.

Pengalaman masa Lalu : Hindari pemborosan waktu dengan tidak

menggunakan yang dulu ternyata gagal, gagasan yang dibuang atau bonus

yang dapat diterima secara etis.

E. Inovasi Produk

1. Definisi Inovasi

Inovasi adalah kondisi dimana perusahaan meluncurkan produk baru

ataupun mengembangkan dari produk yang sudah ada tetapi berbeda

produk dari para pesing dengan tujuan menarik minat para pelanggan

(51)

Ada berbagai macam pendapat mengenai inovasi. Tushman dan

O.Rielly (1997) mengatakan inovasi berbicara tentang pelaksanaan tentang

membuat sesuatu terjadi. Sedangkan bagi Fonseca (2002) inovasi

didefinisikan sebagai berikut : “Inovasi merupakan bagian dari perjuangan

manusia mempertahankan identitas atau kelangsungan hidup. Sejauh ini

manusia berhasil melakukannya dengan menciptakan solusi baru

meskipun sebagian berubah menjadi ancaman.”

Duckur memiliki pendapat tentang inovasi (Harvord Businer

Review,2002) yaitu : inovasi merupakan kerja nyata yang dapat dan harus

dikelola. Sama seperti fungsi organisasi lainnya. Inovasi adalah sebuah

fenomena yang bergantung pada kendala manusia. Lebih lanjut menurut

Duckur, inovasi lebih merupakan hasil pemanfaatan peluang yang

dilakukan secara sistematis dan memiliki tujuan bukan semata hasil

pemikiran jenius.

Pendapat lain tentang inovasi adalah menurut Tomi (1999)

mengatakan bahwa proses utama terkait dengan pembaruan (Renewol) dan

pertumbuhan (Growth), inovasi sebagai penyebab utama pembaruan dan

pertumbuhan. Lebih lanjut Richardson berpendapat bahwa inovasi

menyangkut pengembangan kompetensi inti dalam proses menghasilkan

teknologi.

Shapiro (2002) memberikan pendapatnya tentang pentingnya inovasi

bagi perusahaan. Inovasi memegang peranan penting untuk memutuskan

(52)

inovasi yang terus-menerus menjadi kunci bagi keberhasilan dalam jangka

panjang.

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang selalu

meningkatkan dan memperbaiki produk yang sudah ada ataupun

melakukan modifikasi yang berbeda untuk menciptakan kepuasan

konsumen dan mempertahankan konsumennya.

Menurut Peter F. Drucker. “Inovasi adalah tindakan yang memberi

sumber daya kekuatan dan kemampuan baru untuk meciptakan

kesejahteraan.” (Peter F. Drucker,1994:30). Dengan mengubah sumber

daya, kekuatan dan kemampuan baru maka pemenuhan kebutuhan setiap

individu akan terpenuhi. Sumber daya harus benar-benar dimanfaatkan

secara optimal.

Secara subjektif, Sebuah inovasi dapat didefinisikan dengan

bermacam cara. Definisi yang paling lazim deiterima adalah bahwa

inovasi adalah ide atau produk apapun yang dirasakn oleh calon adopter

sebagai sesuatu yang baru. Sedangkan secara objektif, inovasi adalah ide,

perilaku, atau barang yang secara kualitatif berbeda dengan bentuk yang

sudah ada. (James F. Engel, 1995:374).

Menurut David Aaker (1996:22-23) dalam Ribhan (2006) terdapat

resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa dipengaruhi pesaing jika

penampilan produk atau layanannya tidak diperbaiki, karena mungkin saja

konsumen memindahkan pembeliannya ke merek lain yang menawarkan

(53)

2. Tujuh sumber peluang Inovasi

1) Ada empat sumber berasal dari dalam, yaitu:

a. The unexpected : sukses yang tak terduga, kegagalan yang tak

terduga.

b. The incongruity : ketidakselarasan antara realita atau kenyataan

sebagaimana adanya dengan realita yang seharusnya terjadi atau

harapan.

c. Inovasi yang didasarkan pada kebutuhan proses.

d. Perubahan dalam struktur industri atau pasar yang tidak disadari.

2). Terdapat tiga sumber dari luar, yaitu :

a. Demografi

b. Perubahan dalam persepsi, suasana hati dan penelitian

c. Pengetahuan baru baik ilmiah maupun non ilmiah

Dengan melihat sumber peluang inovasi dari dalam maupun

dari luar perusahaan maka bisa memperkecil kerugian dan

kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga. Ujian bagi inovasi

tidaklah terletak pada sifat baru yang melekat padanya, bobot ilmiah

atau keunggulan yang dimilikinya, akan tetapi pada keberhasilannya

memasuki dan menduduki pasar. Selain itu, produk tersebut

mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari para pesaingnya, sehingga

(54)

3. Konsep-Konsep Inovasi

Semakin pesat pertumbuhan teknologi maka konsumen akan

semakin selektif dalam memilih produk. Untuk menentukan strategi

pemikiran yang inovatif dan kreatif dari perusahaan harus diimbangi

dengan kesadaran bahwa tidak semua pemikiran kreatif mendatangkan

keuntungan. Untuk memasuki suatu bisnis perusahaan harus memiliki

konsep diantaranya adalah :

1) Menekan biaya produk.

2) Harga murah.

3) Produk yang unggul.

4) Menekan celah pasar yang belum dikenal.

5) Memperkenalkan inovasi pemasaran produk.

6) Menggunakan distribusi luas (Michael E. Porter, 1997:27)

Konsep-konsep di atas harus dikuasai oleh perusahaan sehingga

dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi

adalah perubahan yang disengaja dan disusun dengan mengambil resiko

yang memberi sumber daya kekuatan baru untuk tujuan memperbesar

kesempatan ekonomis dan kepuasan yang diperoleh konsumen.

Dari berbagai pendapat tentang pentingnya pengembangan produk

di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan produk dalam

sistem produktif modern menjadi semakin penting dalam

Gambar

Gambar 2.1 Pengambilan Keputusan konsumen
Gambar 2.2.
Gambar 2.3 Kepuasan pelanggan
Gambar 2.4 Model Pembelian dan Hasilnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian, pengamatan dan informasi yang penulis dapatkan, dalam pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan pelayanan terhadap wajib pajak kendaraan

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak, dibuktikan dengan hasil perhitungan koefisien korelasi kendall yang memiliki nilai sebesar

Penelitian terdahulu menggunakan variable independen yaitu praktik TQM dan variable dependen budaya kualitas, daya saing perusahaan dan kinerja perusahaan, sedangkan pada

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan Praktek melakukan kerja yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh penulis pada dunia kerja terkait dan untuk menyelesaikan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama