ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERPINDAHAN MERK
(
BRAND SWITCHING
) PADA KONSUMEN
BIORE
FACIAL FOAM
(
FACIAL FIT-EXPERT
)
(Studi Kasus Pada Perempuan Di Daerah Ciputat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh :
MIA LESTARI
NIM : 105081002531
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN
MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM
(Studi Kasus Pada Perempuan Di Daerah Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
MIA LESTARI NIM : 105081002531
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Yahya Hamja,MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA NIP.19490602197803 1 001
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 17 Bulan Nopember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Mia Lestari NIM : 105081002531 dengan judul skripsi “ ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN
MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM(FACIAL FIT EXPERT)”. (Studi Kasus Pada Perempuan di Daerah Ciputat). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Nopember 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif :
Suhendra, MM H.A. Syarifudin,SH.MM
Ketua Sekretaris
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mia Lestari
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Komplek Diknas Rt 04/06 No.18
Blok B Cipayung – Ciputat 15411
Telepon : 085694251020
E – mail : miaw_miyong@yahoo.com
Agama : Islam
Ayah : Carli Sahlani
Ibu : Rohanah
Pendidikan Formal
1. SDN 1 Kebon Duren Ciputat : Tahun 1993 – 1999
2. SLTP Dharma Karya Universitas Terbuka : Tahun 1999 – 2002
3. SMAN 1 Ciputat : Tahun 2002 – 2005
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2005 - 2010
Pengalaman Organisasi
Pengurus Lembaga Dakwah Kampus
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Hari ini Kamis Tanggal 20 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Mia Lestari NIM : 105081002531 dengan judul skripsi “
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK (BRAND SWITCHING) PADA KONSUMEN BIORE FACIAL FOAM (FACIAL FIT EXPERT)”. (Studi Kasus Pada Perempuan di Daerah Ciputat). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 20 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi :
Dr. Yahya Hamja, MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rhodoni Lies Suzanawati,SE.Msi
ABSTRACT
Mia Lestari. Thesis title, “Analysis Factors Influence of Measure Brand
Switching at Consumer Biore Facial Foam (Biore Facial Fit Expert) (study case : Female on Ciputat)”.
This research aims to analyze factors that influence consumer Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) to do brand switching. This research uses 100 respondens as a sample. This research found there 7 factors that influence consumer brand switching. There are : (1). Awareness, (2). Innovation of packaging, (3). Persuasion consumer, (4). Price, (5). Advertising, (6). Product quality, and (7). Consumer perception.
Comulative variance percentase from extracted factors is 64,463 %. That means the result of the research can explain 64,463 % factors influence consumer brand switching.
ABSTRAK
Mia lestari. Judul Skripsi : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Perpindahan Merek Pada Konsumen Biore Facial Foam (Facial fit
Expert). (Studi Kasus : Perempuan di Daerah Ciputat)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) dalam melakukan keputusan
perpindahan merek. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sample. Dalam penelitian ini ditemukan ada 7 faktor yang mempengaruhi konsumen berpindah merek, , yaitu : (1). Kesadaran konsumen, (2). Inovasi kemasan, (3). Membentuk perilaku konsumen, (4). Harga, (5). Periklanan, (6). Kualitas produk, (7). Persepsi konsumen.
Persentasi kumulatif varians dari faktor yang diekstrak adalah 64,463 %, yang artinya bahwa hasil dari penelitian ini mampu menjelaskan 64,463 % faktor-faktor tersebut mempengaruhi konsumen berpindah merek.
Kata Kunci : Analisis Faktor, Perpindahan Merek, Periklanan, Harga, Inovasi Produk, Kualitas Produk.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...i
ABSTRACT...ii
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang ...1
B. Perumusan Masalah ...8
C. Tujuan Penelitian ...9
D. Manfaat Penelitian ...9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...10
A. Produk ...10
1. Definisi Produk ...10
2. Atribut Produk...11
B. Kualitas Produk ...13
C. Harga ...17
1. Definisi Harga ...17
2.Tujuan Penetapan Harga ...18
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PenetapanHargaProduk ...19
D. Periklanan...23
1. Definisi Periklanan...23
2. Lima Keputusan Utama Periklanan ...24
3. Dampak Periklanan ...25
4. Tujuan Periklanan ...25
6. Faktor yang Perlu Dikembangkan
dalam Beriklan ...32
E. Inovasi Produk ...33
1. Definisi Inovasi ...33
2. Tujuh sumber peluang Inovasi ...36
3. Konsep-Konsep Inovasi ...37
F. Perilaku Konsumen...39
1. Definisi Perilaku Konsumen ...39
2. Faktor Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...40
3. Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ...40
G. Konsep Loyalitas Pelanggan ...48
1. Definisi Loyalitas Pelanggan ...48
2. Tahapan Pendeteksian Loyalitas Konsumen...51
H. Ketidakpuasan Konsumen Pasca Pembelian...52
I. Perpindahan Merek ...55
J. Penelitian Terdahulu...58
K. Kerangka Pemikiran...62
BAB III METODE PENELITIAN...64
A. Ruang lingkup Penelitian ...64
B. Metode Penentuan Sampel...64
C. Metode Pengumpulan Data ...65
1. Data Primer ...65
2. Data Sekunder ...65
D. Metode Analisis Data ...65
1. Analisis Kualitatif ...66
a. Uji Validitas ...66
b. Uji Reliabilitas ...67
2.Analisis Kuantitatif ...68
2.2. Fungsi Analisis Faktor ...69
2.3. Proses dan Prosedur Analisis Faktor...70
2.4. Persyaratan Dalam Analisis Faktor...72
2.5. Model Analisis Faktor...74
E. Operasional Variabel Penelitian ...76
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...79
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...79
1. Sekilas Tentang Ciputat ...79
2. Sejarah Perusahaan dan Biore facial foam...81
a). Sejarah Perusahaan KAO...81
b). Tentang Biore Facial Foam...82
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...85
1. Uji Validitas ...85
2. Uji Reliabilitas ...88
C. Penemuan dan Pembahasan...88
1. Analisis Deskriptif Statistik ...88
a. Karakteristik Responden ...89
b. Umum...94
2. Aplikasi Analisis Faktor...109
a. Menentukan Variabel Yang Akan Dianalisis...109
b. Estimasi Communality...111
c. Melakukan Faktoring dan Rotasi ...116
1. Penentuan Jumlah Faktor ...117
2. Interpretasi Faktor ...118
d. Penamaan Faktor Yang Terbentuk...135
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...140
A. Kesimpulan ...140
B. Implikasi ...141
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Tabel Pengambilan Keputusan Konsumen ...43
2.3 Tabel Kepuasan Pelanggan ...49
4.1 Tabel Varians Biore facial foam...83
4.2 Tabel Hasil Uji Validitas...85
4.3 Tabel Reliability Statistic...88
4.4 Tabel Karakteristik Usia Responden...89
4.5 Tabel Merek Facial Foam Yang digunakan responden saat ini ...90
4.6 Tabel Lamanya Penggunaan Biore Facial Foam...91
4.7 Tabel Pengeluaran Untuk membeli Facial foam...92
4.8 Tabel Pendapatan per bulan ...93
4.9 Tabel Iklan produk bersifat Atraktif (menarik)...94
4.10 Tabel Iklan dengan Variasi tulisan, warna dan suara...95
4.11 Tabel Iklan yang Bernilai dan Sesuai Harapan Konsumen...95
4.12 Iklan Membangun Keterikatan elemen iklan dengan produk ...96
4.13 Iklan Bernuansa Kemanusiaan (human interest)...96
4.14 Iklan Mengkomunikasikan Informasi Tentang Produk ...97
4.15 Iklan Mengenalkan Dan Mengajari Cara Pemakaiannya...98
4.16 Tabel Membangun Citra (Image) Merek Produk...98
4.17 Tabel Iklan membuat konsumen aman,kepuasaan dan nyaman ...99
4.18 Tabel Iklan mempengaruhi struktur sikap dan opini konsumen ...100
4.19 Tabel Kenaikan Harga...100
4.20 Tabel Potongan Harga...101
4.21 Tabel Kesesuaian Harga Terhadap produk ...101
4.22 Tabel Harga yang terjangkau ...102
4.23 Tabel Komposisi (content) Semakin Banyak...103
4.25 Tabel Kemasannya menjaga isi produk lebih aman...104
4.26 Tabel Kemasannya Lebih Mudah digunakan...105
4.27 Tabel Kemasannya lebih menarik...105
4.28 Tabel Kesesuaian Tingkat Pemakaian dengan Janji Produsen ...106
4.29 Tabel Pelayanan (serviceability) produk...106
4.30 Tabel Daya tahan (Durability) produk...107
4.31 Tabel Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan (features)...108
4.32 Tabel Terdaftar di Departemen Kesehatan ...108
4.33 Tabel Daya Tarik Produk (estetika)...110
4.34 Tabel KMO and Barlett’s Test...110
4.35 Tabel Angka Measure Of Sampling Adequency (MSA) ...110
4.36 Tabel Nilai Communalities...112
4.37 Tabel Total Variance Explained...117
4.38 Tabel Component Matrix(a)...119
4.39 Tabel Rotated Component Matrix(a) ...121
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.2 Gambar Model Proses Pengambilan Keputusan
Konsumen ...44
2.4 Gambar Model Pembelian dan Hasilnya ...55
2.5 Gambar Kerangka Pemikiran...63
4.1 Gambar Peta Ciputat ...79
4.2 Gambar Peta Kecamatan Ciputat ...80
4.3 Gambar Usia Responden...90
4.4 Gambar Lama waktu penggunaan Biore...92
4.5 Gambar Pengeluaran untuk membeli facial foam...93
4.6 Gambar Pendapatan per bulan ...94
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda – tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Mia Lestari
NIM : 105081002531
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 14 Juni 2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’Alamiin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayahNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu
setia menegakkan sunnah-sunnahnya saat ini. Amiin.
Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir untuk memenuhi
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan Strata Satu
Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selama proses pembuatan skripsi ini, banyak hambatan dan rintangan yang
telah penulis hadapi. Namun, atas rahmat, hidayah dan kehendak Allah SWT, dan
dengan semangat serta dorongan maupun bimbingan dari berbagai pihak yang
telah banyak membantu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua ku yang tercinta, untuk segala do’a, pengorbanan dan semua
dukungannya selama ini, baik moril, spritual, dan material yang tak terhingga.
2. Bapak Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
yang selalu berusaha keras untuk dapat memberikan yang terbaik untuk para
mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja MM, sebagai pembimbing I, atas nasehat yang bijak
dan ilmu yang bermanfaat selama ini. Semoga semua kebaikan Bapak dibalas
4. Ibu Cut Erika Annanda Fathimah, SE, MBA. Selaku dosen pembimbing II,
yang tidak bosan-bosannya untuk membimbing dan bertemu saya ketika
bimbingan walaupun Ibu sedang sibuk, memberikan semangat dan saran-saran
yang sangat membantu untuk saya. Semoga Allah SWT senantiasa merahmati
dan memudahkan segala langkah kebaikan Ibu didunia dan akhirat.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rhodoni, selaku Pudek I akademik FEB.
6. Ibu Lies Suzanawati,SE.Msi, selaku sekretaris jurusan manajemen FEB.
7. Aa Kurnia & istri (Ceu Lia), Ka Sulastri (Cece) & suami (A Emon), Ka
Komalasari (Oong) & suami (mas Latief), buat semua do’a, dukungan,
semangat dan sokongannya untuk adik kecilmu ini. Maaaff,,,banget kalo mia
sering merepotkan dan menjadi beban kalian. Semoga tidak pernah kapok,
karna Insya Allah akan dibayar dengan pahala yang luar biasa berlipat ganda
dari Sang Maha Kaya Allah SWT.
8. Ka Finda, untuk semua bimbingan dan masukan-masukannya, menjawab
pertanyaan-pertanyaan penulis, dan mau mendengarkan keluh kesah selama
skripsi. Sukses selalu buat Ka Finda. Maaf sudah merepotkan.
9. Ka Yessy, sudah berbaik hati juga untuk memberikan saran buat penulis
ketika buntu. Maaf sudah merepotkan kakak juga.
10.Selvina (Ina) dan Willis, maaf sering ngerepotin untuk minta pendapatnya dan
sarannya. Sukses buat kalian.
11.Siti Qoriah (Neng Oie), yang selalu optimis dan memberikan semangat yang
membara pada penulis serta memfasilitasi loptop, printer, dan kertas. Semoga
12.Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Selaku ketua jurusan manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
13.Seluruh dosen yang telah mendidik dan mentransferkan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan belangsung.
14.Seluruh jajaran Dekanat, Akademik, dan staff TU Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
15.Amalia, Farahdita, Gitalia, Inez, Wulan Embun, Berlian, Putri, dan Sari,
arigato gozaimasu… sudah membantu menyebarkan kuesioner penelitian,
jazaqillah semuanya..
16.Saudara/i ku di LDK, di KomDa FEB dan kawan-kawan ku yang pernah
sekelas dan menuntut ilmu bareng-bareng , yang tidak bisa penulis sebut satu
per satu, thanks a lot ya, untuk kebersamaan juga kenangan indahnya.
17.Para responden yang telah besedia meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner penelitian ini. Terima kasih banyak…
Akhirnya, Kesempurnaan hanyalah milik Allah, penulis sangat sadar bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh sekali dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna skripsi ini menjadi
lebih baik lagi dan bermanfaat dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini
dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pembaca. Amiin.
Jakarta, April 2010 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sektor industri merupakan salah satu sektor penunjang berhasilnya
pembangunan ekonomi, dengan demikian tidaklah mengherankan apabila semakin
banyak perusahaan berdiri akan tetapi tidak semua akan berhasil dengan baik
seperti yang diinginkan tanpa ditunjang oleh pengelolaan manajemen yang
professional. Ketatnya persaingan membuat perusahaan-perusahaan tersebut
berusaha keras untuk mempertahankan konsumen dan memperoleh konsumen
yang baru untuk membeli produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut
memberdayakan segala fungsi ataupun bidang yang ada, termasuk bidang
pemasaran. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan menimbulkan fenomena
baru yang terjadi pada konsumen, yaitu adanya perilaku perpindahan merek yang
dilakukan oleh konsumen.
Pada dasarnya hasil penjualan barang dan jasa tergantung dari aktivitas
pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan agar diperoleh hasil penjualan barang
dan jasa yang diinginkan, maka perusahaan harus mampu menyeimbangkan
fungsi-fungsi manajemen pemasaran dengan baik.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen pemasaran
suatu perusahaan. Namun pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu
perekonomian dan persaingan dan variabel-variabel yang dapat dikendalikan yang
lebih dikenal dengan marketing mix (bauran pemasaran).
Menurut Kotler (2005:17) dalam Gregory S. Carpenter, Rashi Glazer dan
Kent Nakamoto mengatakan bahwa marketing mix (bauran pemasaran) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005:17)
mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut
empat P pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion).
Dikarenakan tingkat persaingan antar merek yang begitu ketat saat ini, maka
mengharuskan seluruh pelaku usaha memaksimalisasikan potensi yang
dimilikinya untuk membangun kekuatan bersaing. Dan biasanya perusahaan
menggunakan cara melalui marketing mix (bauran pemasaran).
Persaingan ini terjadi pada hampir seluruh jenis produk, baik itu
produk-produk kesehatan, kecantikan, makanan, minuman dan lain sebagainya. Salah satu
merek produk kesehatan dan kecantikan kulit wajah yang saat ini sedang bersaing
ketat dengan merek-merek lain adalah produk pembersih wajah terutama pada
produk sabun pembersih wajah (facial foam) “Biore”. Biore merupakan salah satu
merek sabun pembersih wajah yang telah lama hadir dan selalu berusaha untuk
bertahan di tengah-tengah kehadiran berbagai merek sabun pembersih wajah
(facial foam) yang akhir-akhir ini semakin bertambah banyak beredar di pasaran.
Biore facial foam adalah salah satu poduk sabun pencuci wajah yang dikeluarkan
produknya maka PT. KAO Indonesia melakukan inovasi-inovasi pada
produk-produknya. Salah satunya yaitu pada produk facial foam Biore. Menjawab
kebutuhan dan keinginan wanita, P.T. Kao terus melakukan inovasi hingga Biore
lahir kembali menjadi Biore ”Facial-Fit Expert”. Dengan inovasi terbarunya,
sabun pembersih wajah Biore yang dulu dikenal sebagai “Biore Facial Foam”,
kini berubah menjadi lebih baik dengan 3 fit, yaitu Fit Formula, Fit Proses dan Fit
program dengan nama ”Biore Facial Fit Expert”.(www.google.com).
Dengan banyaknya produk pembersih wajah (facial foam) yang bermunculan
di media-media promosi, baik televisi, radio, majalah, tabloid dan sebagainya.
Maka, Para produsen produk tersebut harus mampu memanfaatkan bauran
pemasaran untuk mengkomunikasikan produk mereka agar dikenal, diminati, dan
dibeli konsumen untuk tetap bertahan ditengah-tengah persaingan yang ketat ini.
Iklan adalah salah satu komponen bauran pemasaran yang umum dilakukan
oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin
produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap perkenalan produk
baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk
pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya
ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk
membangun posisi yang menguntungkan di pasar.
Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran karena terlalu banyaknya iklan yang
muncul di media-media promosi. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu
sendiri bisa berdampak positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya. Iklan
diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari
mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan
mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal atau mungkin
sebaliknya, orang yang sebelumnya loyal pada suatu produk menjadi tidak loyal
pada produk tersebut karena munculnya iklan produk terbaru.
Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra merek dalam jangka
panjang untuk suatu produk atau penggerak penjualan yang cepat. Periklanan
dapat secara efisien mencapai pembeli yang tersebar secara geografis. Karena
terdapat berbagai bentuk periklanan, sangat sulit untuk membuat generalisasi.
Banyaknya produk-produk baru kesehatan dan kecantikan facial foam atau
sabun pembersih wajah yang bermunculan di media-media promosi, maka untuk
mempertahankan Biore facial foam tetap beredar dipasaran, P.T Kao berusaha
keras untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen atau
pelanggan-pelanggan lama Biore facial foam dengan menonjolkan iklan, promosi,
harga, inovasi dan lainnya.
Perbedaan harga antar merek juga dapat mempengaruhi perilaku berpindah
merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pada salah satu atau
beberapa merek pada kelas produk yang sama dapat mempengaruhi perilaku
berpindah merek pada konsumen, karena adanya perbedaan harga antar merek.
Dalam Dwi Ermayanti, menurut Mowen & Minor, (2001:109) “suatu merek
tertentu dapat dibeli karena kenyamanan, ketersediaan, atau harga. Bila salah satu
merek lainnya”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa harga dapat memberikan
dampak bagi konsumen untuk berpindah ke merek yang lainnya.
Berdasarkan pernyataan Mowen dan Minor di atas, dapat dilihat bahwa harga
merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen dalam
mengonsumsi suatu produk. Karena, konsumen memiliki sifat yang sensitif
terhadap harga produk. Namun ada pula tipe konsumen yang tidak sensitif
terhadap harga yang dibandrol oleh produsen, sehingga penentuan suatu harga
pembelian tidak terpaku pada tinggi atau rendahnya harga yang ditawarkan oleh
produsen.
Harga selalu ada disekitar kita, dalam pembelian apapun. Apa itu pembelian
sebuah apartemen, mobil, komputer, polis asuransi, linuran, sampai pembelian
keperluan dapur sederhana, seperti bumbu masak. Harga merupakan satu-satunya
elemen dari bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) yang
menghasilkan pendapatan signifikan pada keberhasilan perusahaan, karena
keuntungan tiap unit yang terjual. Harga juga bisa mempengaruhi persepsi
pelanggan. Harga yang rendah dapat memberi persepsi murahan, produk
berkualitas rendah, sedangkan harga yang lebih tinggi mengesankan kualitas
produk yang lebih baik. Harga adalah junlah uang yang ditetapkan untuk suatu
produk atau jasa.(Agus Djunaidi,2009:45)
Untuk itu perusahaan atau produsen harus mampu melakukan kebijakan
harga, karena konsumen akan membandingkan harga suatu produk dengan
manfaat yang dimilikinya. Namun, Perusahaan tetap harus menetapkan harga
dengan lini produk yang sama. Semuanya dilakukan unruk mendorong konsumen
untuk melakukan pembelian produk.
Selain mempertimbangkan nilai harga dari produk yang akan dikonsumsi oleh
konsumen, biasanya konsumen juga sangat mempertimbangkan produk dari segi
kualitasnya. Kualitas Produk yang sangat besar dampaknya terhadap suatu
perpindahan merek. Karena pada dasarnya konsumen memilih atau memutuskan
untuk membeli dan menggunakan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Apabila produk tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen dalam mengonsumsi atau menggunakan produk itu, maka konsumen
pun secara cepat dan otomatis akan melakukan perpindahan merek, konsumen
tidak akan membuang waktu, uang atau harta mereka bila produk yang
sebelumnya dipilih tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Menurut Husein Umar (2001: 105) kualitas produk adalah satu kesatuan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur dan
pemeliharaan yang membuat produk tersebut dapat memnuhi harapan-harapan
para konsumen.
Menurut Kotler (2007: 31), tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan
kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih di antara beraneka ragam
tawaran yang dianggap memberikan nilai paling banyak. Nilai mencerminkan
manfaat. Nilai dapat dilihat dari tiga kombinasi yaitu mutu (kualitas), jasa,dan
harga.walaupun faktor-faktor lain juga dapat memainkan peranan penting.
Kepuasan menurut Kotler (2007:31), “Kepuasan adalah perasaan senang
kesannya dengan kinerja atau hasil dan harapan-harapannya”. Kepuasan
merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja dan harapan. Apabila kinerja dari
suatu produk dengan merek tertentu memenuhi harapan maka konsumen akan
puas. Bila kinerja berada dibawah harapan maka konsumen tidak puas, bila
kinerja melebihi harapan maka konsumen sangat puas.
Harus disadari bahwa konsumen pun mengalami kejenuhan dalam
mengkonsumsi suatu produk dan secara diam-diam mengharapkan adanya produk
lain yang lebih baru, lebih kuat, lebih hebat, lebih lengkap, lebih praktis, lebih
menarik dan lebih memuaskan. Pada saat titik kejenuhan itulah setiap produsen
harus segera mengambil langkah atau tindakan, untuk mempertahankan
konsumennya. Produsen harus melakukan inovasi pada poduknya tersebut.
Inovasi mutlak dilakukan produsen agar para pelanggan tidak lari dan berhenti
mengonsumsi produknya tersebut.
Pada dasarnya inovasi produk merupakan salah satu faktor persaingan yang
paling penting untuk mencapai kesuksesan dimana akhir-akhir ini lingkungan
bisnis selalu berubah dengan cepat. Karakteristik inovasi produk dianalisa sebagai
keunggulan relatif yang tampak sebagai karakteristik produk yang secara
konsisten penting dalam penjelasan, penerapan dan keberhasilan suatu produk.
Dari sinilah suatu produk akan dipertimbangkan oleh konsumen, apakah produk
tersebut mempunyai keunggulan lain dibandingkan dengan produk pesaing sejenis
yang ada di pasar. Perusahaan melakukan inovasi produk dengan harapan supaya
memiliki keunggulan produk sehingga dapat diterima oleh pasar dan memiliki
menuntut para pemasar untuk mencari jalan dengan menginovasikan produknya
dan menawarkan berbagai pilihan kepada konsumen.
Di dalam Chaula Anwar (2007), biasanya dalam melakukan keputusan
perpindahan merek dari merek satu ke merek lain, adalah konsumen yang
mengalami ketidakpuasan pada masa pasca konsumsi dan konsumen yang senang
mencari variasi produk dengan mencari altenative merek lain yang dipengaruhi
oleh adanya karakteristik kategori produk, sehingga adanya karakteristik kategori
produk juga dapat mempengaruhi konsumen dalam berpindah ke merek lain.
Oleh karena itu, dari pernyataan di atas, maka penulis mencoba untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen remaja putri
dan maupun wanita dalam melakukan keputusan perpindahan merek dari Biore
Facial foam atau facial fit expert ke merek facial foam lain atau pesaing. Dengan
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: ”Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perpindahan (Brand Switching)
Merek Pada Konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert )”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen remaja putri dan
wanita dalam melakukan keputusan perpindahan merek dari penggunaan
Biore Facial foam (Biore Facial-Fit Expert) ke merek lain atau pesaing?.
2. Faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya, terhadap perpindahan
C. Tujuan dan Manfaat
1. Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen Biore
facial foam (facial fit expert) melakukan keputusan perpindahan
merek.
2) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi
konsumen Biore Facial Foam (Facial Fit Expert) melakukan
keputusan perpindahan merek.
2. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan wawasan
pengetahuan penulis tentang ilmu pemasaran terutama dalam hal
keputusan perpindahan merek.
2) Bagi Pembaca
Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan dan studi literatur serta sebagai tambahan informasi dalam
melakukan penelitian lebih lanjut bagi yang berminat.
3) Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi produsen
pembersih wajah dalam menentukan segmentasi produk, inovasi dan
perkembangan produk serta perkembangan startegi promosi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produk (Product) 1.Definisi Produk
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan. (Philip Kotler & A.B
Susanto,2007:18).
Menurut Pride dan Ferrel, istilah produk yang dapat didefinisikan
sebagai, “serangkaian atribut tangible dan intangible termasuk manfaat atau
utilitas fungsional, social, psikologis”,(Tjiptono,2005:88).
Menurut Husein Umar (2003:31) produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian dibeli. Digunakan atau
dikonsumsikan yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan yang
termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga berbentuk jasa atau
layanan.
Menurut Philip Kotler (2007:9) produk tidak hanya berbentuk fisik,
tetapi produk juga dapat berbentuk jasa ataupun pelayanan, kegiatan, orang,
tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut.
Mc Carthy (1989) memberikan definisi yang sederhana mengenai produk,
yaitu tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi
Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. kepuasan
konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk melainkan satu
paket kepuasaan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasaan tersebut
merupakan akumulasi kepuasaan fisik, psikis, simbolis dan pelayanan yang
diberikan oleh produsen. (Jusup Agus Sayono,dkk.2009:3)
Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang dapat dihasilkan oleh produsen yang ditawarkan
dipasar dan dapat dinikmati oleh pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
2. Atribut – atribut Produk
Pengembangan Produk dan jasa memerlukan pendefinisian
manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat-manfaat tersebut kemudian
dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti
kualitas, fitur, serta gaya dan desain (Tjiptono,1995:86)
Menurut Kotler (2007) atribut produk terdiri dari beberapa unsur
produk , sebagai berikut :
1. Keragaman produk, yaitu produk diproduksi sesuai dengan kebutuhan
konsumen yang beragam,
2. Kualitas, yaitu pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi
keinginan konsumen,
3. Gaya dan desain produk, yaitu cara lain untuk menambahkan nilai bagi
desain lebih luas dibandingkan dengan gaya tertentu. Sedangkan
desain bukan sekedar tampilan kulit luarnya, namun masuk ke jantung
produk,
4. Ciri produk, merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan
produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya,
5. Merek, yaitu nama, istilah, tanda, simbol, rancangan ataupun
kombinasinya dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang dari seorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing, Kotler (2002: 460).
Dalam Ribhan, bahwa merek mempunyai dua unsur yaitu brand name
yang terdiri dari huruf-huruf dan kata-kata yang dapat terbaca, serta
brand mark yang berbentuk simbol, desain atau warna tertentu yang
spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek berguna untuk mempermudah
kunsumen unrtuk mengenali dan mengidentifikasi barang dan jasa
yang hendak dibeli. Memiliki brand position dan identitas yang
konsisten (consistency over time) juga merupakan kekuatan untuk tetap
memiliki kekuatan yang kuat. Menurut Aaker, yang dikutip oleh
Rangkuti dalam Ribhan (2002:39), bahwa kesadaran merek adalah
kesanggupan seseorang untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa upaya meraih
kualitas kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun
membangun identitas merek (brand identity) dan berusaha membentuk
citra merek ( brand image building) dalam benak konsumen.
6. Kemasan (packaging), yaitu segala kegiatan dan memproduksi wadah
atau bungkus suatu produk,(Fajar laksana, 2008:82).
7. Label (labeling), yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan-keterangan tentang produk tersebut (Fajar Laksana,
2008:83),
8. Pelayanan, yaitu jasa yang bersifat non fisik maupun fisik yang
menyertai produk barang fisik (Fajar Laksana, 2008:68),
9. Garansi dan Imbalan, yaitu jaminan yang diberikan kepada konsumen
atas produk yang telah dibelinya apabila terjadi kesalahan yang berasal
dari pihak produsen dalam batas waktu tertentu. Kedua hal ini
termasuk kedalam pelayanan.
B. Kualitas Produk (Quality of Product)
Adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya
kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan,
kemudahan diopersikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada
produk secara keseluruhan.
Menurut Juran dalam Maryam (2006:07), “ Kualitas adalah kesesuain
dengan tujuan dan manfaatnya”. Sedangkan menurut Goetech dan Davis
dalam Maryam (2006:08) “ Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berkaitan dengan produk, pelayanan ,orang, proses dan lingkungan yang
Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa
untuk menjaga reputasi atau nama baiknya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memproduksi barang atau jasa yang bermutu baik
atau tinggi. Gaither dalam Sabri Djafri (1996:652) mendefinisikan kualitas
atau mutu. The quality of a product or service is a customer’s perception of
the degree to which the product or service meets his or her expectations.
Kualitas atau mutu sebagai sesuatu yang memenuhi standar, yang berorientasi
kepada konsumen. Konsumen pada umumnya menghendaki barang atau jasa
pelayanan yang baik, harga murah (relatif), jumlah cukup serta pengiriman
yang tepat waktu.
Heizer Render (1993:733) dalam Sabri Djafri (1999) menyatakan bahwa
kualitas produk akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam empat hal :
1. Nama baik perusahaan. Nama perusahaan akan terangkat nama baiknya
jika memproduksi barang atau melakukan pelayanan yang baik kalau ia
perusahaan jasa. Dalam penelitian ini adalah sebuah produk yang baik.
Karena promosi yang sangat gencarpun, tidak akan dapat menarik
mayarakat atau konsumen, bila mutu atau kualitas produknya tidak baik
atau sama sekali tidak bermutu.
2. Biaya dan pangsa pasar. Perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas
dapat membawa suatu perusahaan ke pangsa pasar yang lebih luas dan
dapat menghemat biaya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
3. Pertanggung jawaban produk. pabrik atau perusahaan yang merencanakan
dan memproduksi barang atau jasa secara keliru maka perusahaan tersebut
dapat diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakan maupun
kerugian yang diakibatkan oleh pemakaian barang atau jasa tersebut.
4. Implikasi internasional. Dalam abad teknologi seperti sekarang ini kualitas
produk sangat menjadi perhatian dunia internasional. Bila perusahaan akan
bersaing efektif dalam ekonomi global, maka ia harus menghasilkan
barang yang memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen.
Menurut Husein Umar (2001:93) mengemukakan bahwa kualitas produk
merupakan hal yang penting bagi konsumen. Kualitas produk, baik yang
berupa barang atau jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya, yang
disebut dangan dimensi kualitas barang atau produk.
Menurut Tjiptono (2003:27) dalam Dwi Ermayanti (2006) mengatakan
bahwa kualitas dapat diukur melalui dimensi-dimensi berikut ini:
a. Performance yaitu penampilan dan kinerja dari fungsi atau karakteristik
utama produk.
b. Features yaitu sejumlah atribut tambahan atau keistimewaan yang
melengkapi fungsi utama produk.
c. Durability, yaitu umur atau daya tahan produk,
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu
sejauh mana karakteristik desain operasi atau efek pemakaian memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau yang telah
e. Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan mengalami kerusakan atau
gagal dipakai.
f. Serviceabililty; meliputi kecepatan kompetensi, kenyamanan mudah di
reparasi, dalam penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
h. Perceived Quality yaitu gabungan dari semua kategori yang merupakan
pengaruh dari brand image dan faktor-faktor tak berwujud lainnya yang
mempengaruhi persepsi konsumen mengenai kualitas.
Menurut Sabri Djafri (1999) bahwa, Apabila konsumen membeli barang
yang ternyata cacat atau kualitasnya kurang baik, maka mereka akan merasa
kecewa. Kekecewaan mereka itu kemudian akan diikuti dengan sikap dan
tindak lanjut di kemudian hari. Adapun reaksi konsumen apabila mereka
memperoleh barang yang kurang baik kualitasnya, dapat berupa :
1) Pasif. Reaksi pasif ini adalah berupa keputusan untuk berpindah merek
atau berpindah dari satu produk ke produk yang lain atau produk pesaing
dan tidak membeli produk perusahaan awal atau semula.
2) Aktif. Reaksi konsumen secara aktif dapat berupa kampanye untuk
menyebarluaskan keadaan yang dialami kepada masyarakat atau
konsumen atau orang lain. Akibatnya di sini adalah turunnya volume
penjualan produk tersebut.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
produk yang berkualitas, secara strategis sangat penting bagi perusahaan yang
memproduksi produk tersebut. Mutu atau kualitas, harga, dan stock yang
tersedia merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan permintaan
C. Harga (Price) 1. Definisi Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat memiliki atau menggunakan yang nilainya ditetapkan oleh
pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual
untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. (Husein Umar,
2001:71).
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002:211) mendefinisikan harga
sebagai berikut :
“Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau
jasa beserta pelayanannya”.
Menurut Gary Amstrong dan Kotler (2008:439) “Harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaatnya karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa”.
Menurut Alma (1992:79) harga adalah nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang.
Menurut Mowen dan Minnor dalam Dwi Ermayanti (2006) mengatakan
bahwa harga adalah salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen,
karena konsumen sensitif terhadap harga, selaian itu, menurut Mowen dan
Minor juga mengatakan bahwa suatu merek dibeli karena kenyamanan,
ketersediaan atau harga. Jika salah satu faktor tersebut berubah maka
2. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Rambat Lampioadi dan A. Hamdani (2001), suatu
perusahaan dapat mengejar lima tujuan melalui penetapan harga, yaitu
sebagai berikut :
a. Bertahan
Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi
pasar yang tidak menguntungkan, usaha ini dilakukan demi
kelangsungan hidup perusahaan.
b. Memaksimalkan Laba
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode
tertentu.
c. Memaksimalkan Penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan
melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
d. Gengsi atau prestise
Tujuan penentuan harga disini adalah memposisikan perusahaan
tersebut sebagai jasa atau barang yang eksklusif.
e. Pengambilan Atas Investasi
Tujuan penentuan harga didasarkan pada pencapaian pengembalian
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga Produk
Dalam menetapkan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001:450),
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga, sebagai berikut :
a) Keadaan perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang
berlaku. pada masa resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana
harga berada satu tingkat lebih rendah.
b) Penawaran Dan Permintaan
1. Penawaran
Suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada satu tingkat
tertentu. Pada umumnya harga yang tinggi mendorong jumlah yang
ditawarkan lebih besar.
2. Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada
tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih
rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar.
c) Persaingan
Harga jual beberapa macam barang atau produk dapat dipengaruhi
oleh beberapa persaingan:
1. Monopoli
Menurut Sadono Sukirno (2004:266) pasar monopoli adalah
industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Barang tesebut
merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu tidak ada
terdapat barang yang mirip (close subtitue) yang dapat menggantikan
barang tersebut. Persaingan monopoli juga mampu mempengaruhi
penentuan harga pasar karena perusahaan yang bersifat monopoli
merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan
harga dapat dikuasainya. Oleh karena itu perusahaan monopoli
disebut dengan penentu harga (price setter).
2. Oligopoli
Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan.
Biasanya struktur dari pasar oligopoli adalah terdapat perusahaan
raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli. Katakanlah
70-80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan. Disamping
itu, terdapat pula pasar-pasar kecil. Beberapa perusahaan yang
menguasai sangat saling mempengaruhi satu sama lain, karena
keputusan dan tindakan oleh salah satu daripadanya sangat
mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya. Sifat saling
mempengaruhi itu disebut dengan mutual independence.
d) Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga adalah sifat permintaan
pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi
Untuk beberapa jenis barang, harga dan hasil penjualan ini berbanding
terbalik artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan
menurun dan sebaliknya.
e) Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat
harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
Sebaliknya, apabila suatu harga melebihi semua biaya produksi, biaya
operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.
f) Tujuan Perusahaan
Penentuan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan
yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan
yang sama dengan perusahan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak
dicapai tersebut antara lain :
1) Laba Maksimum
2) Hasil penjulan tertentu
3) Penguasaan pasar
4) Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
g) Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam
penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan
dalam bentuk : penetuan harga maksimum, diskriminasi harga, serta
praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha
Menurut Willian, J. Stanton (1996:311), bahwa sasaran penetapan
harga dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Berorientasi pada laba untuk :
a) Mencapai target laba investasi atau laba penjualan bersih,
b) Memaksimalkan laba.
2) Berorientasi pada penjualan untuk :
a) Meningkatkan penjualan,
b) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3) Berorientasi pada status Quo untuk ;
a) Menstabilkan Harga
b) Menangkal persaingan
h). Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk
memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi.
(Kotler&Kevin, 2007:102-109). Dibawah ini adalah strategi penyesuaian
harga diantaranya adalah :
1). Penetapan harga geografis. Menyesuaikan harga untuk
memperhitungkan lokasi geografis pelanggan. Perusahaan
menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di
lokasi dan negara yang berbeda juga.
2). Penetapan harga diskon dan pengurangan harga. Mengurangi harga
memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau
mempromosikan produk.
3). Penetapan harga internasional. Menyesuaikan harga untuk pasar
tradisional.
D. Periklanan
1. Definisi Periklanan
Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk
memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan harus mampu membujuk
khalayak ramai agar berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi
pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan.
Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk
yang oleh depertemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa,
sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli.
Singkatnya periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan
keputusan pembeli. (Jefkins. 1999:15).
Periklanan dapat dipandang sebagai suatu bentuk komunikasi dan
promosi (Kotler,2005:23). Disebut bentuk komunikasi karena dalam
proses periklanan terdapat arus informasi yaitu pesan iklan dari suatu
sumber (perusahaan) yang disajikan ke dalam suatu saluran berita dan juga
terdapat tujuan pesan tersebut yaitu pasar atau target audiens. Sedangkan
sebagai bentuk promosi, karena dalam iklan terdapat upaya-upaya
mempengaruhi pasar supaya membeli produk yang ditawarkan oleh
Lu Hsu dan Hsien Chang (2003:322) dalam Dwi Ermayanti (2006)
berpendapat bahwa ”advetising provides incentives and stimuli for
consumer to switch brands”, yang berarti periklanan memberikan
perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek, dan
menyatakan bahwa ”Consumer with different levels of advertising
perceptions have various posibilities to switch brands”, yang artinya
adalah konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda
mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek.
2. Lima Keputusan Utama Periklanan
Dalam membuat program periklanan pemasar harus mengidentifikasi
sasaran pasar yang akan dituju, kemudian membuat lima keputusan utama
dalam pembuatan program periklanan yang disebut dengan 5M, yaitu :
a) Apa tujuan periklanan ? (mission)
b) Berapakah dana yang akan digunakan ? (money)
c) Apakah pesan yang ingin disampaikan ? (Message)
d) Apakah media yang akan digunakan ? (media)
e) Bagaimana mengevaluasi hasilnya ? (measurement)
3. Dampak periklanan
Dampak periklanan yang dapat dirasakan secara umum adalah :
a. Menarik calon konsumen menjadi konsumen loyal selama jangka
waktu tertentu.
b. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat
4. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi khusus dan tingkat
keberhasilan yang harus dicapai terhadap sasaran tertentu. Tujuan
periklanan dapat digolongkan untuk menginformasikan atau mengingatkan
(Kotler,2007:244).
Menurut Kotler (2007:244) ada tiga kategori tujuan periklanan, yaitu
periklanan informatif (informative advertising), periklanan persuasif
(persuasive advertising), periklanan yang mengingatkan kembali
(reminder advertising).
Periklanan Informatif (informative advertising)
Tujuan periklanan dalam kategori ini lebih menekankan pada tahap
penjajakan untuk suatu kategori produk. tujuan periklanan ini yaitu
berusaha membengun permintaan primer (primary demand) dimana
perusahan melalui iklannya berusaha untuk memberikan informasi
kepada konsumen mengenai manfaat dan kegunaan dari merek produk
yang ditawarkan oleh perusahaan. Informasi yang mungkin disampaikan
yaitu:
1) Menjelaskan ke pasar tentang suatu produk baru.
2) Menjelaskan bagaimana fungsi suatu produk.
3) Meyakinkan pengguna produk tentang suatu produk.
4) Menjelaskan jasa yang tersedia.
5) Mengurangi ketakutan konsumen.
Periklanan persuasif (persuasive advertising)
Tujuan periklanan ini terasa penting jika perubahaan dalam industri
ini mengalami atau dalam tahap persaingan dimana tujuan perusahaan
yaitu membangun permintaan selektif (selective demand) untuk suatu
merek produk yang ditawarkan. Iklan-iklan produk dalam tahap
persaingan. Berusaha dalam membangun superioritas suatu merek atas
merek lain melalui perbandingan spesifik dari produknya dalam suatu
kelas produk. dalam menggunakan iklan persuasif dimana di dalamnya
termasuk iklan perbandingan tersebut, perusahaan harus yakin bahwa ia
harus bisa membuktikan pernyataan superioritas merek produk yang
ditawarkan serta pernyataan itu tidak dapat diserang balik oleh pihak
produsen pesaingnya. Iklan ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen
agar melakukan pembelian atau pembelian ulang produk perusahaan.
Iklan persuasif berisi antara lain:
1) Membangun preferensi merek.
2) Mendorong konsumen beralih ke produk perusahaan.
3) Mengubah persepsi pelanggan mengenai atribut produk.
4) Meyakinkan pelanggan untuk membeli sekarang.
Periklanan yang mengingatkan kembali (reminder advertising)
Periklanan untuk kategori ini sangat penting, jika merek produk
yang ditawarkan perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga
perusahaan berusaha untuk memelihara persepsi yang baik dari
untuk mengingatkan dan memulihkan ingatan ingatan konsumen agar
tetap setia terhadap produk perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga
harus meyakinkan konsumen bahwa pilihan mereka tepat. Periklanan ini
berisi antara lain:
1) mengingatkan konsumen bahwa produk dapat diperoleh pada waktu
yang tidak sama lagi.
2) Mengingatkan konsumen dimana tempat untuk mendapat produk
tersebut.
3) Mengingatkan konsumen selama musim-musim sepi (off season).
4) Mempertahankan daya ingat konsumen terhadap suatu produk.
5. Psikologi Periklanan
Menurut Wells, Burnett dan Moniarty (1992) dalam Nursya’ Bani
Purnama dan Ratih surya (2003), mengatakan bahwa iklan bekerja dalam
empat kategori dasar psikologikal yaitu Perception, awareness,
understanding dan persuasion.
1) Perception
Salah satu tantangan pengiklan adalah mencoba untuk meraih
konsumen melalui media masa. Langkah-langkah dalam tahap ini
adalah:
a. Exposure; tergantung pada keadaan pesan itu sendiri apakah cukup
atraktif atau menarik untuk membuat konsumen tetap melihat atau
b. Attention; merupakan pemicu, “sesuatu” yang membuat konsumen
tertarik akan pesan iklan seperti sound effect, musik dan lain-lain.
c. Intrusivenss; iklan didesain untuk mendapatkan perhatian dan ini
berarti bahwa konsumen kadang-kadang harus intrusive. Hal ini
merupakan bagian penting dari produk yang mempunyai sebagian
kecil share of mind dimana produk tersebut tidak cukup menarik
biasanya pemasar menggunakan iklan dengan memanfaatkan efek
tertentu untuk memberikan variasi pada tulisan warna ataupun
suara.
d. Originality; pemasar hendak mengusahakan agar iklan itu asli dan
unik, sehingga tidak menimbulkan adanya kesan bahwa iklan
tersebut meniru iklan yang lain. Hal ini penting karena konsumen
akan dapat mengingat ikan tersebut tidak meniru iklan produk lain
serta dibuat dengan cara yang unik.
2) Awareness
Tahap selanjutnya adalah awareness. Kesadaran secara tidak
langsung merefleksikan bahwa pesan telah menimbulkan kesan
(impresion) kepada konsumen sasaran. Awareness adalah dampak
yang paling rendah (low level), tetapi ini merupakan tujuan utama dari
banyak iklan. Tahap dalam awareness:
a)Interest; konsumen akan memberikan perhatian pada iklan. Jika
b) Product Interest; konsumen mungkin akan tertarik pada iklan suatu
produk atau beberapa elemen dalam iklan itu sendiri, seperti bintang
iklan, perbedaan topik atau tema, kategori atau produk-produk itu
sendiri mempunyai level yang berbeda dalam langkah membangun
keterkaitan (built-in interest) akan suatu produk.
c)Personal Interest; konsumen akan tertarik pada iklan yang
bernuansa umum dan kemanusiaan (human interest). Jika pesan iklan
diaplikasikan dalam elemen hidup seseorang, maka iklan tersebut
akan mempunyai dampak pada kepribadian orang tersebut.
d)Maintaining interest; tantangan pengiklanan adalah memelihara
keterekaitan akan suatu iklan selama tujuan dari iklan tercapai. Oleh
karena itu, untuk menghadapi perilaku dimana konsumen membaca
dengan cepat (scanning behavior), maka pesan iklan harus dibuat
agar benar-benar menarik dan mampu menciptakan keterkaitan bagi
konsumen.
e)Involvement; yaitu intensitas ketertarikan konsumen akan suatu
produk, media atau pesan iklan. High involvement berarti produk
atau informasi tentang produk itu adalah penting dan relevan
terhadap kepribadian seseorang. Sedangkan low involvement berarti
produk atau informasi dipersepsikan tidak terlalu penting. Iklan
untuk produk yang high involvement biasanya menyediakan begitu
banyak informasi tentang produk, namun pada low involvement
biasanya difokuskan pada hal-hal yang bersifat emosional, gaya
3) Understanding
Membuat konsumen sadar itu tidaklah cukup. Pesan iklan harus
dapat dimengerti dangan baik. Pengertian understanding menunjukan
adanya dampak kejiwaan yang secara sadar untuk menciptakan suatu
“peristiwa” tertentu dalam diri konsumen dari informasi yang telah
dipresentasikan. Iklan harus dicipytakan semudah mungkin sehingga
dapat dimengerti oleh konsumen, melalui tahapan berikut :
a. Teaching and knowing; dalam mengiklankan produk baru iklan
harus mampu menjembatani kesenjangan pengalaman seseorang
dengan mengajari mereka bagaimana mengenali dan
menggunakan produk.
b. Association; iklan selain berfungsi memberitahu akan kehadiran
suatu produk, juga digunakan pengiklan untuk memperlihatkan
atau memberikan citra (image) kepada konsumen. Iklan yang
menggunakan assosiasi mencoba memberikan pegetahuan
kepada konsumen melalui hubungan produk dengan sesuatu yang
diciptakan, dihormati, dinilai dan dihargai.
4) Persuasion
Pesan persuasif berusaha untuk menciptakan atau merubah sikap,
menguatkan atau merubah sikap, membuat argumen, menyentuh
emosi dan menciptakan prospek supaya konsumen percaya akan
a. Appeals; sesuatu yang membuat produk tersebut menarik
perhatian konsumen untuk membeli produk itu, seperti
keamanan, kepuasan, rasa takut, seks dan lain-lain.
b. Attitudes and opinions; opini konsumen dibangun berdasarkan
struktur yang kompleks dari suatu sikap. Setiap orang
mempunyai perbedaan yang didasarkan pada pengalaman
individu itu sendiri. iklan biasanya dapat mempengaruhi struktur
sikap yang kompleks yang biasanya diusahakan untuk
melengkapi salah satu dari tiga hal berikut ini:
1. Membuat opini baru dimana opini tersebut belum pernah ada
sebelumnya.
2. Menguatkan kembali opini yang ada selama ini.
3. Merubah opini yang ada.
c. Likeability; Pengiklan harus mencoba membangun sikap positif
untuk produk baru dan memelihara sikap positif tersebut untuk
kesuksesan suatu produk. ketika produk cukup disukai oleh
konsumen dan konsumen melakukan pembelian ulang, maka hal
inilah yang disebut dengan brand loyalty.
d. Arguments; orang dapat dibujuk melalui argumen-argumen atau
alasan-alasan. Alasan-alasan di dasarkan pada logika dan
dikembangkan melalui sebuah argumen.
e. Emotions; Perasaan (feeling) menunjukan sikap-sikap yang
emosi. Penggunaan emosi disini lebih kepada pelayanan purna
jual, misalnya dengan mengirimkan kartu ucapan, memberikan
suatu hadiah setiap pembelian paket produk tertentu dan lain
sebagainya. Jadi perusahaan dapat menjual dengan alasan-alasan
atau perasaan sentimen (sentiment).
f. Conviction; Sikap, alasan-alasan, logika dan emosi merupakan
bagian dari paket persuasif dalam periklanan. Konsumen akan
membeli suatu produk jika produk itu mampu memberikan nilai
tambah untuk konsumen serta menjadikan hidup seseorang
bertambah baik atau menguntungkan.
6. Faktor yang Perlu Dikembangkan dalam Beriklan.
Dalam Yudi Farola Bram (2005) dalam Nursya’bani Purnama (2003)
terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan faktor kunci
adalah apakah informasi tersebut akan mempengaruhi pilihan iklan yang
digunakan.
a) Pemilihan Waktu.
Hal ini selalu penting dan dapat dibagi menjadi beberapa segi :
Kapan konsep pemasaran harus siap?.
Kapan iklan tersebut akan berjalan?.
Berapa lama iklan tersebut akan berjalan?.
Pemilihan waktu pada setiap tahap akan sangat mempengaruhi apa
b) Pasar Sasaran.
Pasar sasaran menentukan ciri kelompok yang dituju : umur, lokasi,
kelas sosial, jenis kelamin, dan frekuensi pembelian untuk pasar
perusahaan ini akan membedakan menurut besarnya perusahaan dan
jenis usahanya.
c) Perubahan-perubahan dalam pasar adalah menentukan hal-hal penting
dari apa yang sedang terjadi dalam pasar, apakah pasar membaik atau
memburuk, apa yang sedang dilakukan para pesaing, apakah dampak
musiman dan lain-lain. Umumnya informasi ini tersedia banyak sekali
dan karenanya kita harus selektif.
d) Nilai produk atau jasa : Bagaimana atau apa yang dimiliki oleh produk
atau jasa yang ditawarkan apakah rasanya sangat menyenangkan atau
kasar.
Pengalaman masa Lalu : Hindari pemborosan waktu dengan tidak
menggunakan yang dulu ternyata gagal, gagasan yang dibuang atau bonus
yang dapat diterima secara etis.
E. Inovasi Produk
1. Definisi Inovasi
Inovasi adalah kondisi dimana perusahaan meluncurkan produk baru
ataupun mengembangkan dari produk yang sudah ada tetapi berbeda
produk dari para pesing dengan tujuan menarik minat para pelanggan
Ada berbagai macam pendapat mengenai inovasi. Tushman dan
O.Rielly (1997) mengatakan inovasi berbicara tentang pelaksanaan tentang
membuat sesuatu terjadi. Sedangkan bagi Fonseca (2002) inovasi
didefinisikan sebagai berikut : “Inovasi merupakan bagian dari perjuangan
manusia mempertahankan identitas atau kelangsungan hidup. Sejauh ini
manusia berhasil melakukannya dengan menciptakan solusi baru
meskipun sebagian berubah menjadi ancaman.”
Duckur memiliki pendapat tentang inovasi (Harvord Businer
Review,2002) yaitu : inovasi merupakan kerja nyata yang dapat dan harus
dikelola. Sama seperti fungsi organisasi lainnya. Inovasi adalah sebuah
fenomena yang bergantung pada kendala manusia. Lebih lanjut menurut
Duckur, inovasi lebih merupakan hasil pemanfaatan peluang yang
dilakukan secara sistematis dan memiliki tujuan bukan semata hasil
pemikiran jenius.
Pendapat lain tentang inovasi adalah menurut Tomi (1999)
mengatakan bahwa proses utama terkait dengan pembaruan (Renewol) dan
pertumbuhan (Growth), inovasi sebagai penyebab utama pembaruan dan
pertumbuhan. Lebih lanjut Richardson berpendapat bahwa inovasi
menyangkut pengembangan kompetensi inti dalam proses menghasilkan
teknologi.
Shapiro (2002) memberikan pendapatnya tentang pentingnya inovasi
bagi perusahaan. Inovasi memegang peranan penting untuk memutuskan
inovasi yang terus-menerus menjadi kunci bagi keberhasilan dalam jangka
panjang.
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang selalu
meningkatkan dan memperbaiki produk yang sudah ada ataupun
melakukan modifikasi yang berbeda untuk menciptakan kepuasan
konsumen dan mempertahankan konsumennya.
Menurut Peter F. Drucker. “Inovasi adalah tindakan yang memberi
sumber daya kekuatan dan kemampuan baru untuk meciptakan
kesejahteraan.” (Peter F. Drucker,1994:30). Dengan mengubah sumber
daya, kekuatan dan kemampuan baru maka pemenuhan kebutuhan setiap
individu akan terpenuhi. Sumber daya harus benar-benar dimanfaatkan
secara optimal.
Secara subjektif, Sebuah inovasi dapat didefinisikan dengan
bermacam cara. Definisi yang paling lazim deiterima adalah bahwa
inovasi adalah ide atau produk apapun yang dirasakn oleh calon adopter
sebagai sesuatu yang baru. Sedangkan secara objektif, inovasi adalah ide,
perilaku, atau barang yang secara kualitatif berbeda dengan bentuk yang
sudah ada. (James F. Engel, 1995:374).
Menurut David Aaker (1996:22-23) dalam Ribhan (2006) terdapat
resiko dimana pelanggan yang loyal akan bisa dipengaruhi pesaing jika
penampilan produk atau layanannya tidak diperbaiki, karena mungkin saja
konsumen memindahkan pembeliannya ke merek lain yang menawarkan
2. Tujuh sumber peluang Inovasi
1) Ada empat sumber berasal dari dalam, yaitu:
a. The unexpected : sukses yang tak terduga, kegagalan yang tak
terduga.
b. The incongruity : ketidakselarasan antara realita atau kenyataan
sebagaimana adanya dengan realita yang seharusnya terjadi atau
harapan.
c. Inovasi yang didasarkan pada kebutuhan proses.
d. Perubahan dalam struktur industri atau pasar yang tidak disadari.
2). Terdapat tiga sumber dari luar, yaitu :
a. Demografi
b. Perubahan dalam persepsi, suasana hati dan penelitian
c. Pengetahuan baru baik ilmiah maupun non ilmiah
Dengan melihat sumber peluang inovasi dari dalam maupun
dari luar perusahaan maka bisa memperkecil kerugian dan
kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga. Ujian bagi inovasi
tidaklah terletak pada sifat baru yang melekat padanya, bobot ilmiah
atau keunggulan yang dimilikinya, akan tetapi pada keberhasilannya
memasuki dan menduduki pasar. Selain itu, produk tersebut
mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari para pesaingnya, sehingga
3. Konsep-Konsep Inovasi
Semakin pesat pertumbuhan teknologi maka konsumen akan
semakin selektif dalam memilih produk. Untuk menentukan strategi
pemikiran yang inovatif dan kreatif dari perusahaan harus diimbangi
dengan kesadaran bahwa tidak semua pemikiran kreatif mendatangkan
keuntungan. Untuk memasuki suatu bisnis perusahaan harus memiliki
konsep diantaranya adalah :
1) Menekan biaya produk.
2) Harga murah.
3) Produk yang unggul.
4) Menekan celah pasar yang belum dikenal.
5) Memperkenalkan inovasi pemasaran produk.
6) Menggunakan distribusi luas (Michael E. Porter, 1997:27)
Konsep-konsep di atas harus dikuasai oleh perusahaan sehingga
dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi
adalah perubahan yang disengaja dan disusun dengan mengambil resiko
yang memberi sumber daya kekuatan baru untuk tujuan memperbesar
kesempatan ekonomis dan kepuasan yang diperoleh konsumen.
Dari berbagai pendapat tentang pentingnya pengembangan produk
di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan produk dalam
sistem produktif modern menjadi semakin penting dalam