BAB II LANDASAN TEORI
E. Analisis SWOT
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sedangkan analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengen mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (strength) dan kelemahan-kelemahan (weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (opportunities) serta ancaman-ancaman (threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.18
Kata SWOT merupakan merupakan perpendekan dari strength, weaknesses, opportunities, and threatsyang dapat diterjemahkan menjadi; kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dalam metode atau pendekatan ini, suatu perusahaan harus memikirkan tetang kekuatan apa
18
25
saja yang dimiliki, kelemahan apa saja ang melekat pada diri atau perusahaan, dan keudian juga harus melihat kesempatan yang terbuka bagi perusahaan dan akhirnya perusahaan harus mampu untuk mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah sebuah analisis situasi yang dapat digunakan untuk melihat situasi dari suatu perusahaan ataupun permasalahan dari empat sudut pandang yang berbeda, yaitu :
a. Strength atau kekuatan adalah suatu keunggulan sumber daya, keterampilan, kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan.
b. Weaknesses atau kelemahan adalah keterbatasan atau kekekuranagn dalm sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
c. Opportunities atau peluang adalah situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
d. Threatsatau ancaman adalah situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungannya. Apabila ancaman tersebut tidak segera diatasi akan terjadi sebuah kegagalan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
19
Indriyo Gitosudarmo,Manajemen Strategis(Yogyakarta: Universitas Gajah Mada), h. 115.
F. Ruang Lingkup Radio 1. Pengertian Radio
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.20Dalam Ensiklopedia, radio adalah suatu alat penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik melalui udara dengan kecepatan yang sangat tinggi melebihi kecepatan cahayanya.21
Radio adalah media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagneti, berupa sinyal-sinyal audio. Menurut Masduki, produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi, karena produksi adalah kawasan kunci dalam aktivitas di radio siaran.22
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1, disebut dengan istilah penyiaran radio. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalm bentuk suara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.23
Maka dapat disimpulkan bahwa radio adalah media komunikasi massa yang dapat mengirimkan suara atau bunyi melalui siaran gelombang atau frekuensi yang bisa dinikmati melalui indera pendengaran.
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 919. 21 “Radio” dalam
Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid XIV. (Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004), h. 25
22
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKIS, 2004) cet I, h. 45.
23
27
2. Fungsi Radio
Berbicara tentag fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell, seperti dikutip Onong Uchjana Effendi, menyebutkan bahwa media massa mempunyai fungsi utama: a. The surveillance of the environment(mengungkapkan dan menyebarkan
informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita)
b. The correlation of part of society in responding to the environment (kegiatan yang mencakup tentang interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda)
c. The transmission of social heritage from one generation to the next (difokuskan dari generasi ke generasi lain atau dari anggota dan norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).24
Aktifitas penyiaran (dalam hal ini radio) tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga memiliki peranan sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Kecenderungan ini nampak jelas sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana (2000), fungsi komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur. Atas dasar hal tersebut, maka media (dalam hal ini siaran
24
Onong Uchjana Effendi,Dimensi-dimensi Komunikasi,(Bandung: Mandar Maju, 1986) h.13.
radio) sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sosial seperti kampanye anti narkoba, imunisasi, dan lain sebagainya.25
3. Karakteristik Radio
Selain memiliki fungsi, radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga radio dapat dibedakan dari media massa lainnya. Dalam bukunya Media Fack Book-KBP, Pedrice, Toledo, dan Montilla mengungkapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya:
1) Menarik imajinasi
2) Cepat, karena radio merupakan alat informasi yang efisien 3) Mudah dibawa
4) Tidak memerlukan kemampuan membaca dan menulis
5) Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya 6) Cukup murah
7) Mudah digunakan.26
Sedangkan, menurut Djamaludin Abidin radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga dapat membedakan dari media massa lainnya:
a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar
b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur
c. Orang yang mendengar dalam keadaan santai, bekerja dan sebagainya.
25
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h. 2-3.
26
Harley Prayudha,Radio: Penyiar is not just talk,(Jawa Timur: Banyumedia Publishing) h. 12.
29
d. Siaran radio harus mempunyai daya reka
e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.27
Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang penyiar itu sampai ke pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
a. Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas.
b. Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar.
c. Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada disamping pendengar.
d. Materi pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.28
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.29
27
Djamaludin Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet. Ke-1, h. 125.
28
Karlinah,Buku Materi Pokok Komunikasi Massa,(Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) cet. Ke-1, h. 77
29