• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Laporan Keuangan

2.3.2. Analisis Laporan Keuangan

Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisis juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus memeperhatikan perubahan tingkat harga yang terjadi. Agar dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan hasil yang memuaskan, maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.

Menurut Hanafi, (2003 : 70), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, sebagai berikut :

1. Analisis harus mengidentifikasikan adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan .

2. Diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik atau tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati sangatlah penting. Mencari informasi sekitar aktivitas perusahaan.

4. Analisis membutuhkan informasi tambahan di luar laporan keuangan. Analisis laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut :

1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarakan pada harga perolehan (historical cost).

2. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternatif metode akuntansi, (misalnya metode FIFO, LIFO, dan rata-rata prsediaan).

3. Upaya perbaikan dapat dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan terlihat jelas dan baik.

4. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada bidang usaha (industri). Untuk perusahaan semacam ini, analisis akan kesulitan memilih pembandingnya karena perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri.

5. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan, terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang.

6. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri.

Menurut Sawir, (2005 : 45-46) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu :

1. Analisis Horisontal (Perbandingan Laporan Keuangan)

Adalah analisis dengan cara membandingkan neraca dan laporan laba / rugi beberapa tahun terakhir secara berurutan, sehingga dapat

diperoleh gambaran selama beberapa tahun terskhir apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan.

2. Analisis vertikal (per komponen)

Adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi po-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu dari neraca atau proporsi dari unsur-unsur tertentu laporan laba / rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba / rugi.

Adapun teknik-teknik analisis yang biasa digunakan dalam laporan keuangan menurut Munawir (1997 : 36-37) adalah sebagai berikut :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

2. Tren atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakh menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

3. Laporan keuangan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui strutur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba / rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tesebut.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemua itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk

menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Menurut Harahap (2002 : 194) analisa laporan keuangan memiliki sifat-sifat, antara lain :

1. Fokus laporan adalah adalah laba / rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.

2. Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan.

Sedangkan kegunaan analisa laporan keuangan menurut Harahap (2002 : 195-196) dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yamg diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Dokumen terkait