• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

B. Analisis Level Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya dibatasi pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Dalam hal tersebut, pengetahuan wartawan juga turut memberikan pengaruh terhadap bagaimana suatu peristiwa diproduksi dalam media.126 Pandangan dan pengetahuan wartawan penulis terhadap penulisan berita dianggap sangat berpengaruh terhadap suatu tulisan.

Dalam berita ini, menurut hasil wawancara dengan Badriyah Fayumi (redaktur dan wartawan penulis majalah Noor), yang membawahi berita ini, beliau menyebutkan bahwa seorang wartawan penulis tidak harus memiliki latar belakang sesuai apa yang dijadikan bahan berita. Tetapi ketika seseorang memutuskan untuk menjadi wartawan maka beliau harus dapat memposisikan dirinya sebagai pihak yang netral dan bersifat general. Berikut ini adalah kutipan wawancara dengan Badiyah Fayumi:

“Kalau mau menjadi seorang wartawan, yang pertama harus berani, berani dalam artian, berani mencari tahu dan menuliskan apa yang kita pikirkan yang menurut kita bermanfaat bagi orang lain. Tetapi tidak hanya itu, seorang wartawan tidak boleh memihak/netral, karena tugas seorang wartawan adalah untuk memberikan informasi, bukan malah memanas-manasi. Selain itu, menjadi wartawan selain mencari tahu tentang berita yang sedang di buat, Dia juga harus tahu segala hal, caranya bisa dengan bertanya kepada wartawan senior agar lebih

memperluas wawasan…”127

Setiap media mempunyai sistem kerja berbeda dan khusus terkait dengan pencarian dan pengumpulan berita, dalam hal ini majalah Noor mengumpulkan

126

Teun Van Dijk, Discourse, Knowledge Power and Politics (Barcelona: Pompeu Fabra University, 2008), hal. 4. Artikel diakses pada www.discourses.com.

127

Transkip Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

berita dengan menugaskan wartawan penulis untuk meliput pada tema dan tempat yang sudah ditentukan. Siapapun wartawan yang ditugaskan maka harus meliput kejadian tersebut berdasarkan dimana dan apa tema yang ditugaskan, bukan terkait darimana wartawan berasal. Karena majalah Noor merupakan majalah yang terbit satu bulan sekali, maka dimanapun dan apapun tema yang ditugaskan, wartawan mengerjakan secara professional.

Kasus korupsi misalnya, wartawan yang ditugaskan dalam peliputan adalah wartawan yang sudah siap di tempat yang berhubungan dengan kasus korupsi tersebut. Dalam hal ini, majalah Noor menugaskan wartawannya untuk mencari data ke tempat yang berhubungan dengan kasus korupsi dan perempuan itu sendiri.

Dari hasil wawancara dengan Badriyah Fayumi dikatakan apabila terdapat data-data yang kurang lengkap, biasanya data dapat diambil dari orang-orang yang pernah bertugas meliput tentang korupsi. Selain mengumpulkan berita dari beberapa tempat, majalah Noor juga mengambil dari Al-quran dan Hadits karena menurut penulis, Al-qur‟an dan Hadits adalah sumber pokok ajaran umat Islam.

Jadi, di setiap beritanya, majalah Noor selalu menyelipkan konsep yang ada di dalam Islam terkait masalah yang sedang dibahas. Berikut merupakan analisis Kognisi Sosial dalam Skema yang diringkas oleh Eriyanto dalam buku Analisis Wacana:

1. Skema Person (Person Schemas)

Wartawan penulis berita mengenai kasus korupsi yang melibatkan beberapa perempuan ini merupakan wartawan penulis yang ditugaskan

mengisi tempat-tempat yang berkaitan dengan perkara (misalnya KPK, ORMAS Perlindungan Perempuan dll). Wartawan Noor tidak harus memiliki latar belakang tertentu dalam menuliskan suatu berita. Namun, majalah Noor merupakan majalah yang bernafaskan Islam yang dalam beritanya didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Meskipun beritanya mengenai koruptor perempuan yang di beberapa media lain justru memojokkan kaum perempuan karena melakukan tindak pidana korupsi, majalah Noor memiliki pandangan yang berbeda dengan majalah lain yang memberitakan hal sama yaitu tentang perempuan yang terlibat kasus korupsi.

2. Skema Diri (Self Schemas)

Badriyah Fayumi, wartawan penulis yang juga menjadi redaktur majalah Noor, mengatakan bahwa beliau tertarik meliput berita ini karena yakin dan ingin membuktikan bahwa perempuan yang terlibat kasus korupsi pada dasarnya tidak sepenuhnya salah. Karena beberapa diantara terlibat kasus korupsi diakibatkan oleh suami yang korupsi dan istri hanya menerima uang hasil pekerjaan suami yang disebut sebagai nafkah. Tetapi nafkah yang diberikan dan merupakan kewajiban suami terhadap istri justru membuat istri dipojokkan dan dianggap bersalah. Dan dalam kondisi seperti ini, banyak masyarakat Indonesia yang membandingkan laki-laki dengan perempuan. Saat perempuan melakukan kesalahan maka jenis kelaminnya akan disebut-sebut. Padahal pelaku tindak pidana korupsi kebanyakan adalah kaum laki-laki. Menurut Badriyah Fayumi Indonesia wajib melihat suatu permasalahan tidak hanya dari satu sudut pandang:

“Sebagai penulis, saya tertarik buat berita ini karena berita itu

sedang mencuat di masyarakat saat itu, dan yang lebih membuat saya tertarik karena masalah ini merupakan masalah yang dilatarbelakangi oleh sosiologis dan politis dimana perempuan dianggap sebagai sosok yang dapat membebaskan sebuah Negara dari Korupsi. Hal tersebut terbukti di beberapa Negara, diantaranya: Skandinavia, Swedia, Finlandia, dan Belgia. Diantara beberapa Negara yang bisa dikatakan kuat dari korupsi tersebut, keterwakilan perempuan di parlemennya sangat tinggi. Tetapi ternyata fenomena di Indonesia tidak

demikian…”128

3. Skema Peran (Role Schemas)

Majalah Noor merupakan majalah yang bernafaskan Islam, terlihat dari organisasi medianya, dan dari berbagai berita yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Tujuan penulisan berita ini dibuat adalah agar tidak lagi terjadi misrepresentasi terhadap perempuan, dan perempuan tidak lagi dianggap sebelah mata. Terkait adanya berita ini, majalah Noor ingin menegaskan kepada pemerintah agar banyak wanita yang terwakilkan di parlemen. Dan terhadap masyarakat agar masyarakat sadar bahwa peran perempuan di ruang publik juga penting karena sosok perempuan juga memiliki integritas yang cukup baik,

“Masyarakat sekarang ini kan stigmanya sudah negatif

terhadap perempuan, maka sudah seharusnya kita sebagai pemberi informasi meluruskan stigma buruk tersebut menjadi baik. Sudah sepatutnya, baik perempuan maupun laki-laki berkolaborasi dalam kebaikan. Menurut saya, isu ini sifatnya sensitif sampai membandingkan jenis kelamin. Tulisan ini dibuat juga agar pemerintah melakukan sesuatu agar tidak lagi terjadi hal seperti ini. Misalnya, buat perkumpulan perempuan untuk belajar bersama dalam

128

Transkip Wawancara langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

hal-hal yang dapat memajukan Negara ini. Berita ini pun saya buat dengan hati-hati, agar tidak ada salah paham dari pembaca…”129

Majalah Noor mengambil perannya berbeda dengan biasanya karena menganggap bahwa permasalahan ini memiliki sangkut paut dengan hak perempuan pada umumnya. Selain itu majalah Noor menyajikan berita ini secara berbeda dengan media lain karena bagi majalah Noor baik perempuan maupun laki-laki pada dasarnya baik, yang membedakan hanyalah pola pikir dan perbuatannya. Berikut merupakan hasil wawancara dengan Jetti R. Hadi:

“Majalah Noor ini kan memang majalah perempuan islami.

Jadi pembahasannya memang lebih ke perempuan, lebih condong begitu maksudnya. Seperti misalnya masalah haji, kami memfokuskan hanya pada perempuan seperti seleb berhaji, begitu juga saat ada masalah korupsi, karena pada dasarnya memang kami mau menonjolkan sisi baik perempuan…”130

4. Skema Peristiwa (Event Schemas)

Menurut Badriyah Fayumi, wartawan penulis berita mengenai koruptor perempuan, dia melihat bahwa peristiwa ini adalah peristiwa yang sensitif dan telah diketahui motif umumnya seperti apa, namun belum diketahui motif khusus dari tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh perempuan tersebut.

“Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh perempuan di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama, dan bisa dikatakan banyak pelakunya. Padahal sebetulnya masih lebih banyak koruptor laki-laki. Mengapa ketika laki-laki yang berbuat tindak pidana korupsi hanya disebut koruptor, sementara ketika perempuan yang melakukan tindak pidana korupsi, gendernya dipermasalahkan, dan seolah tidak

dilihat rekam jejaknya…”131

129

Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

130

Transkip Wawancara Langsung dengan Jetti R. Hadi, Pimimpinan Redaksi Majalah Noor pada 7 Mei 2014.

131

Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014.

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Jetti R. Hadi, perempuan adalah harapan bangsa yang seharusnya berfikir cerdas ketika akan melakukan sesuatu terlebih sesuatu itu lebih banyak manfaat atau

mudharatnya. Pada wawancara yang dilakukan peneliti kepada dua narasumber, yakni Badriyah Fayumi (Redaktur dan Wartawan Penulis Majalah Noor) dan Jetti R. Hadi (Pimpinan Redaksi Majalah Noor) mengatakan hal yang sedikit berbeda mengenai berita ini.

Badriyah sendiri berpandangan bahwa berita ini muncul sarat akan motif politik yang juga berkaitan dengan sosiologis, dan agamis. Sementara Jetti menilai bahwa permasalah ini adalah isu yang dimunculkan oleh banyak media untuk menarik simpati dari rakyat, tetapi di majalah Noor isu ini kemudian diangkat dengan cara penyampaian yang berbeda.

Dokumen terkait