• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Spesialisasi dan Lokalisasi Komoditas Pertanian

3. Analisis Lokalisasi Komoditas Pertanian

Tingkat penyebaran kegiatan pertanian di wilayah kecamatan atau tingkat penyebaran komoditas pertanian di tingkat kabupaten dapat diketahui dengan analisis Kuosien Lokalisasi (Lo). Selain itu analisis ini juga dapat digunakan untuk megetahui potensi kegiatan pertanian yang ada di suatu wilayah dalam lingkup tertentu, dalam hal ini di tingkat kabupaten.

Kuosien lokalisasi merupakan ukuran relatif konsentrasi pengembangan komoditas tertentu di suatu daerah dibandingkan dengan daerah yang lebih luas dengan besaran tertentu (Bachrein, 2000). Jika sudah diketahui suatu komoditas apakah menyebar atau memusat atau terbentuk sentra suatu komoditas pada suatu wilayah maka akan lebih memudahkan dari pihak pembuat kebijakan dalam hal ini adalah pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan dan perencanaan pembangunan pertanian di kawasan tersebut sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan fokus sesuai dengan potensi wilayah yang bersangkutan.

Nilai Lo yang tinggi pada suatu komoditas pertanian menunjukkan bahwa komoditas pertanian tersebut cenderung memusat pada suatu daerah, dan sebaliknya rendahnya nilai Lo suatu komoditas menunjukkan bahwa komoditas tersebut keberadaannya cenderung menyebar. Jadi Lo digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran (aglomerasi) suatu komoditas.

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa dari 102 komoditas pertanian unggulan yang ada di Kabupaten Batang terdapat 63 komoditas pertanian yang nilai kuosien lokalisasinya mendekati satu yang berarti bahwa komoditas tersebut keberadaannya memusat di suatu kecamatan.

Sedangkan 39 komoditas yang lain nilainya mendekati nol. Hal ini berarti bahwa komoditas tersebut keberadaannya menyebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Batang. Nilai Lo tiap komoditas pertanian dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Kuosien Lokalisasi (Lo) Tiap Komoditas Pertanian di Kabupaten

Batang Tahun 2006

No Komoditas Lo Komoditas No Komoditas Lo Komoditas

1 Manggis 2,29697 52 Katak Hijau 0,56755

2 Ikan Tembang / Jui 0,94403 53 Kacang Panjang 0,56700

3 Ikan Kembung 0,93854 54 Jambu Biji 0,55648

4 Ikan Kadalan 0,93643 55 Rambutan 0,55304

5 Ikan Petek 0,93440 56 Kapok 0,53847

6 Ikan Tigowojo 0,92961 57 Kopi Robusta 0,53711

7 Bawang Putih 0,92562 58 Sengon Bulat 0,53122

8 Tomat 0,92562 59 Jati Olahan 0,52958

9 Ikan Cumi-cumi 0,92270 60 Sirsak 0,52726

10 Bawang Daun 0,89262 61 Mahoni Olahan 0,51416

11 Bawal 0,87320 62 Cengkeh 0,51178

12 Wortel 0,87182 63 Jati Bulat 0,50998

13 Kangkung 0,84822 64 Mahoni Bulat 0,49901

14 Udang Jerbung 0,84273 65 Melinjo 0,49843

15 Kunyit 0,83540 66 Pepaya 0,49832

16 Bayam 0,82227 67 Sawo 0,49793

17 Kacang Hijau 0,81892 68 Ikan Sepat 0,49295

18 Kubis 0,79744 69 Kelapa Hibrida 0,49180

19 Kentang 0,79278 70 Ikan Mujair 0,48641

20 Udang Dogol 0,78813 71 Cabe Besar 0,48136

21 Mindi Olahan 0,78319 72 Belimbing 0,47636

22 Ikan Keting 0,76607 73 Ikan Belut 0,46329

23 Duku 0,76322 74 Ikan Gurami 0,45714

24 Jeruk Besar 0,75788 75 Kelapa dalam 0,45247

25 Laos 0,74697 76 Kakao 0,43370

26 Petsai/Sawi 0,73735 77 Jambu Air 0,42389

27 Ayam Ras Petelur 0,72667 78 Durian 0,40685

28 Lada 0,72430 79 Puyuh 0,40427

29 Terong 0,72136 80 Tebu 0,40212

30 Cabe Rawit 0,70172 81 Jagung 0,39696

31 Melati 0,69721 82 Ikan Nila 0,38959

32 Salak 0,69548 83 Domba 0,38504

33 Mete 0,68802 84 Sukun 0,38239

34 Alpukat 0,67601 85 Ayam Ras Pedaging 0,37751

36 Udang Windu 0,66384 87 Mangga 0,36316

37 Jeruk Keprok/Siam 0,66240 88 Petai 0,36075

38 Jahe 0,66130 89 Kelinci 0,34247

39 Mindi Bulat 0,65715 90 Ikan tawes 0,34055

40 Nilam 0,64974 91 Kerbau 0,31449

41 Udang Krosok 0,64574 92 Mentog 0,31320

42 Teh 0,63977 93 Pisang 0,30767

43 Karper 0,62531 94 Ikan Wader 0,29362

44 Udang Putih 0,61799 95 Sapi Potong 0,28674

45 Ikan Bandeng 0,61799 96 Lele 0,27650

46 Ubi Jalar 0,61636 97 Kambing 0,27455

47 Ikan Gabus 0,61512 98 Itik 0,25314

48 Kacang Tanah 0,60703 99 Nangka 0,24365

49 Kencur 0,60493 100 Ubi Kayu 0,23884

50 Nanas 0,60387 101 Padi Sawah 0,18086

51 Bawang Merah 0,60125 102 Ayam Buras 0,17610

Sumber : Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 5

Tabel 21 tersebut menunjukkan bahwa komoditas pertanian yang memiliki kuosien lokalisasi tertinggi adalah komoditas manggis yaitu sebesar 2,29697. Nilai ini menunjukkan bahwa komoditas manggis, diusahakan hanya di beberapa kecamatan saja. Dalam hal ini, komoditas manggis hanya diusahakan di Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Tersono dan Limpung. Dengan analisis Kuosien Lokalisasi, maka dapat diketahui tingkat penyebaran suatu komoditas pertanian dan potensi kegiatan pertanian sehingga dapat diperkirakan lokasi yang memiliki potensi untuk pengembangan komoditas pertanian tertentu dan potensi kegiatan pertanian di suatu wilayah kecamatan. Dengan mengetahui gambaran awal tersebut, maka dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan pembangunan pertanian pada khususnya.

Komoditas pertanian dari kelompok (subsektor) sayur-sayuran, yang mempunyai nilai Lo (Kuosien lokalisasi) tertinggi adalah bawang putih (Lo=0,92562), yang hanya dihasilkan di Kecamatan Bawang. Komoditas tersebut menjadi komoditas basis di Kecamatan Bawang. Nilai Lo tertinggi ini menunjukkan bahwa komoditas bawang putih hanya diusahakan di Kecamatan Bawang. Dari subsektor tanaman

bahan makanan, komoditas ubi jalar memiliki Lo tertinggi dibandingkan komoditas lain yang berada di subsektor yang sama, komoditas ubi jalar ini diusahakan di Kecamatan Limpung, Kecamatan Bawang, Kecamatan Tersono dan Kecamatan Bandar.

Subsektor peternakan, yang menjadi komoditas basis adalah komoditas ayam ras petelur, dengan nilai Lo sebesar 0,72667, yang dihasilkan di Kecamatan Wonotunggal, Kecamatan Bawang, Kecamatan Tersono, dan Kecamatan Tulis. Komoditas dari Subsektor perkebunan yang merupakan sektor basis adalah komoditas kunyit dengan nilai Lo sebesar 0,83540, yang hanya dihasilkan di Kecamatan Limpung. Untuk komoditas dari subsektor perikanan, nilai terbesar ditunjukkan oleh komoditas ikan tembang/jui yang memiliki nilai Lo sebesar 0,94403 dan hanya dihasilkan di Kecamatan Batang. Dilihat dari sarana dan prasarana yang ada, maka Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Batang adalah satu-satunya TPI yang paling lengkap dibandingkan dengan TPI lain di Kabupaten Batang. TPI di Kecamatan Batang masuk dalam klasifikasi III, selain itu Kecamatan Batang juga merupakan kecamatan yang berada di daerah Pantai Utara Jawa yang memiliki total produksi tangkapan laut terbanyak pada tahun 2006, maka banyak komoditas dari subsektor perikanan yang terpusat di Kecamatan Batang. Sedangkan subsektor kehutanan memiliki komoditas mindi olahan, yang mempunyai nilai Lo sebesar 0,78319 dan dihasilkan di Kecamatan Reban, Kecamatan Subah dan Kecamatan Tersono. Nilai Lo yang mendekati satu ini menunjukkan bahwa komoditas mindi olahan merupakan komoditas yang keberadaannya memusat.

Komoditas yang mempunyai nilai kuosien lokasi (Lo) terkecil di Kabupaten Batang adalah komoditas ayam buras yaitu 0,17610. Nilai kuosien lokalisasi yang mendekati nol ini, menunjukkan bahwa komoditas tersebut keberadaannya diusahakan hampir di setiap kecamatan. Komoditas ayam buras ini sangat mudah dibudidayakan,

karena diusahakan oleh setiap kepala rumah tangga sebagi sumber protein hewani, selain digunakan juga sebagai investasi di bidang peternakan unggas, yang bisa dijual sewaktu-waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika komoditas ini keberadaannya hampir ditemui di semua Kecamatan di Kabupaten Batang.

Dokumen terkait