• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis makna Gramatikal dalam Pantun Percintaan Melayu Deli

Makna gramatikal menurut pendapat Chaer (2013:59) adalah makna yang timbul akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu dengan bentuk yang lain. Morfem tersebut memiliki makna setelah bergabung dengan bentuk lain, peristiwa ini disebut proses morfologi.

1. Kalau tuan pergi ke tanjung,

Bawalah kain barang sekayu

Kalau tuan , menjadi Saya burung, menjadi

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

si ranting kayu.

a. Bawalah

Kata “bawalah” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -lah). Makna bawalah dalam pantun ini menyatakan perintah untuk membawa sesuatu.

b. Sekayu

Kata “sekayu” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata sekayu adalah prefix (awalan se-). Makna kata sekayu dalam pantun ini adalah segulungan kain yang dibalut didalam sebuah kayu.

c. Menjadi

Kata “menjadi” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna menjadi dalam pantun ini adalah berubah keadaan (wujud, barang) lain.

2. Kain pelekat di ataspeti, Pelekat orang negeriMalbari

Sudah

,

terikat di dalam hati,

Terikut-ikut bermimpi-mimpi

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

.

a. Negeri Malbari

Kata “negri malbari” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna kata negeri Malbari adalah kampung atau tanah tempat tinggal di Malbari. b. Terikat

Kata “terikat” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses

melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata terikat adalah prefiks (awalan ter-). Adapun makna dari kata terikat adalah telah di ikat ( di susun, di rangkaikan, dan sebagainya).

c. Terikut-ikut

Kata “terikut-ikut” dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata terikut-ikut adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata terikut-ikut dalam pantun diatas adalah kebawa sampai mimpi. d. Bermimpi-mimpi

Kata “bermimpi-mimpi” dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata bermimpi-mimpi adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata bermimpi-mimpi dalam pantun diatas adalah melihat sesuatu dalam mimpi.

3. Cik Ros

Hendak

pergi ke Pekan,

membeli

Bukan kurus karena tak makan, ubi keladi,

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

a. Membeli

Kata “membeli” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me). Adapun makna kata membeli dalam pantun tersebut adalah memperoleh sesuatu dengan menukar dengan uang.

b. Merindu

Kata “merindu” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna kata merindu dalam pantun tersebut adalah menanggung rindu.

4. Cina, Melayu membeli baldu,

Memakai kasut sehari-hari

Alangkah , sukarnyamenanggung Nasi rindu, dimakanserasa

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

a. Membeli

Kata “membeli” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun makna kata membeli adalah memproleh sesuatu dengan menukar dengan uang.

b. Memakai

Kata “memakai” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun makna kata memakai adalah menggunakan.

c. Sehari-hari

Kata “sehari-hari” dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata sehari-hari adalah bentuk kata ulang sebagian. Makna kata sehari-hari dalam pantun tersebut adalah setiap hari.

d. Sukarnya

Kata “sukarnya” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara

afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata sukarnya dalam pantun tersebut adalah susahnya menanggung rindu.

e. Menanggung

Kata “menanggung” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun arti makna kata menanggung dalam pantun tersebut adalah menahan rindu.

f. Dimakan

Kata “dimakan” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan dan fungsi makna kata. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Makna dari kata dimakan dalam pantun tersebut adalah memasukkan nasi ke dalam mulut serta menggunyah dan menelannya.

g. Serasa

Kata “serasa” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata serasa dalam pantun tersebut adalah seakan-akan.

5. Sungguhlah tuan membeli

Kalau sungguh mana

jerami,

dianya,

Sungguhlah tuan cintakan

Kalau sungguh mana

kami,

tandannya

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

.

a. Sungguhlah

Kata “sungguhlah” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -lah). Makna sungguhlah dalam pantun tersebut adalah benarkah.

b. Membeli

Kata “membeli” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan

me-). Adapun makna kata membeli dalam pantun tersebut adalah memproleh sesuatu dengan menukar dengan uang.

c. Dianya

Kata “dianya” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata dianya dalam pantun tersebut adalah persona tunggal yang di bicarakan dalam hal ini adalah jerami. d. Cintakan

Kata “cintakan” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -kan). Adapun makna kata cintakan dalam pantun tersebut adalah rasa sayang sekali.

e. Tandanya

Kata “tandanya” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan fungsi dan makna baru. Adapun jenis afiks dalam kata

bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata tandanya dalam pantun tersebut adalah buktinya.

6. Ambil gendang di kampung kandis

Bunga melati tiada

, berbeda Mangkin , dipandang Dalam hati mangkin manis, menyala

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

cinta.

a. Kampung kandis

Kata “kampung kandis” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna kampung kandis dalam pantun tersebut adalah sebuah desa yang ada di kandis.

b. Berbeda

Kata “berbeda” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna kata berbeda dalam pantun tersebut adalah ada bedanya; berlaian.

c. Dipandang

Kata “dipandang” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dipandang dalam pantun tersebut yaitu di lihat. d. Menyala

Kata “menyala” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Makna kata menyala dalam pantun tersebut adalah tampak bersinar

7. Padang panjang dilingkar

Bukit

bukit,

dilingkar kayu jati,

Kasih sayang bukan sedikit

Dari mulut sampai ke hati. ,

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

a. Padang panjang

Kata “padang panjang” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi

atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Makna dari kata padang panjang dalam pantun tersebut adalah tanah yang sangat luas.

b. Dilingkar

Kata “dilingkar” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan –di). Adapun makna dari kata dilingkat adalah dikelilingi.

c. Kasih sayang

Kata “kasih sayang” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata kasih sayang adalah memberikan rasa sayang.

d. Sedikit

Kata “sedikit” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata sedikit adalah tidak banyak.

8. Cik Esah bertanam

Jangan

tebu,

dibuangselaranya

Tak usah saya

,

bertemu

Asal

,

mendengarsuaranya

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

.

a. Bertanam

Kata “berteman” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna Kata bertanam pada pantun diatas adalah melakukan pekerjaan tanam-menanam.

b. Dibuang

Kata “dibuang” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dibuang pada pantun adalah keluarkan; lepaskan.

c. Selaranya

Kata “selaranya” dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata selaranya adalah bulu-bulu halus pada tumbuh-tumbuhan yang membuat gatal (pada tebu, rebung, jelatang).

d. Bertemu

Kata “bertemu” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Makna dari kata bertemu adalah berjumpa.

e. Mendengar

Kata “mendengar” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan me-). Adapun makna dari kata mendengar adalah sudah mendengarkan.

f. Suaranya

dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata suaranya adalah ucapannya.

9. Tujuh hari

Ait tak minum, nasi tak makan, dalam hutan,

Sehari tak pandang tuan,

Rasanya

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah :

susut tubuh di badan.

a. Tujuh hari

Kata “tujuh hari” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata tujuh hari adalah seminggu.

b. Sehari

Kata “sehari” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan se-). Adapun makna dari kata sehari adalah satu hari

c. Rasanya

dalam pantun percintaan di atas termasuk kategori kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kaepada kata dasar yang kan menimbulkan dan fungsi makna kata. Adapun jenis afiks dalam kata bawalah adalah sufiks (akhiran -nya). Makna kata rasanya adalah seakan.

10.Singapur tempat berehat,

Bandar besar negeri baru,

Pura-pura tidak dilihat

Hati di dalam bagai ,

digaru

Adapun kata-kata yang termasuk ke dalam kategori makna Gramatikal dari pantun di atas adalah:

.

a. Berehat

Kata “berehat” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan ber-). Adapun makna dari berehat adalah beristirahat.

b. Bandar besar

Kata “bandar besar” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru. Adapun makna dari kata bandar besar adalah pelabuhan yang sanggat luas.

c. Pura-pura

Kata “pura-pura” dalam pantun di atas merupakan kata yang bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan reduplikasi atau proses pembentukan kata baru dengan cara mengulang bentuk dasar. Adapun bentuk perulangan pada kata pura-pura merupakan bentuk kata ulang semu. Adapun makna kata pura-pura adalah tidak sesungguhnya; tidak sebenarnya. d. Dilihat

Kata “dilihat” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata dilihat adalah dilirik; diperhatikan; dipandang. e. Digaru

Kata “digaru” dalam pantun di atas merupakan kata bermakna gramatikal, yang mana kata tersebut mengalami perubahan secara afiksasi atau proses melekatnya afiks atau imbuhan kepada kata dasar yang akan menimbulkan

fungsi dan makna baru. Jenis afiks dalam kata menjadi adalah prefiks (awalan di-). Adapun makna dari kata digaru adalah perasaan yang dicabik-cabik.

BAB V

Dokumen terkait