• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1 Analisis Manfaat KKT Lisung Kiwari

7.1.1 Analisis Manfaat Ekonomi

KKT Lisung Kiwari sejauh ini sudah dapat memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat disekitar Desa Ciburuy khususnya yang menjadi anggota koperasi. Pada penelitian ini, manfaat ekonomi yang dianalisis meliputi jaminan dalam pemasaran gabah, kepuasan terhadap harga gabah yang sudah ditetapkan oleh KKT Lisung Kiwari, peningkatan pendapatan setelah menjadi anggota dari KKT Lisung Kiwari, kemudahan dalam memperoleh sarana produksi pertanian dalam hal pembayaran, kepuasan terhadap harga benih padi, dan kepuasan terhadap harga pupuk yang ditetapkan oleh KKT Lisung Kiwari. Adapun analisis manfaat ekonomi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Manfaat Ekonomi pada KKT Lisung Kiwari

Keterangan : Skor*

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa seluruh anggota KKT Lisung Kiwari yang mayoritasnya berprofesi sebagai petani padi sudah merasakan adanya jaminan pemasaran gabah. Hal ini menunjukkan bahwa KKT Lisung Kiwari sebagai wadah pengumpul gabah petani dan sebagai alat untuk memasarkan gabah petani sudah dirasakan manfaatnya oleh anggota. Setiap gabah yang diserahkan oleh petani pada koperasi selalu diterima oleh koperasi. Hal ini dikarenakan

No Manfaat Ekonomi

Skor Manfaat

Ekonomi Skor Tingkat Manfaat Ekonomi Kategori Manfaat Ekonomi Jumlah (orang) 1* 2* 3*

1 Jaminan pemasaran gabah 0 0 34 102 Tinggi

2 Harga gabah 2 4 28 94 Tinggi

3 Peningkatan Pendapatan 2 8 24 90 Tinggi

4 Kemudahan dalam memperoleh saprodi dalam hal pembayaran

1 10 23 90 Tinggi

5 Harga benih padi 1 8 25 92 Tinggi

koperasi memang berfungsi sebagai suatu lembaga penunjang dalam sub sistem agribisnis hilir dalam bentuk lembaga pemasaran.

Seluruh responden menyatakan puas terhadap harga gabah yang ditawarkan oleh koperasi. Disamping harga yang ditawarkan lebih tinggi yaitu berkisar antara Rp 2500 – Rp 3000. Harga tersebut lebih menguntungkan bagi petani dibandingkan apabila petani menjual melalui tengkulak dengan harga Rp 2400 – Rp 2800. Keuntungan lain yang didapat oleh petani anggota bila menjual gabah melalui KKT Lisung Kiwari adalah petani dapat memperoleh keuntungan sebesar 2,5% yang nantinya akan diakumulasikan pada SHU. Hampir seluruh responden atau sekitar 70,58 persen anggota merasakan adanya peningkatan pendapatan setelah menjadi anggota KKT Lisung Kiwari. Hal ini dikarenakan hasil panen petani yang selalu ditampung oleh koperasi. Akibatnya gabah milik petani selalu terjual dan petani anggota mendapatkan kepastian harga dalam penjualan gabahnya.

KKT Lisung Kiwari juga memberikan fasilitas dan kemudahan bagi anggota ketika akan bercocok tanam. Apabila anggota tidak mempunyai modal untuk bertani maka koperasi akan memberi pinjaman mulai dari pemberian bibit, pupuk, hingga biaya garap. Sehingga petani anggota hanya tinggal menyediakan lahan saja untuk mengolahnya. Hal ini menyebabkan anggota koperasi merasakan adanya manfaat koperasi dalam bentuk kemudahan dalam memperoleh saprodi. Sebagian besar anggota atau sekitar 73,52 persen merasakan kepuasan dalam penetapan harga bibit yang ditawarkan oleh KKT Lisung Kiwari. Dari 34 responden hanya satu orang yang kurang puas dengan harga bibit yang ditawarkan oleh koperasi.Walaupun harga bibit padi yang ditawarkan oleh koperasi sama dengan harga pasaran yaitu sekitar Rp 6.000 hingga Rp 7.000/kg. Namun keaslian bibit padi yang dibeli melalui koperasi sangat terjamin. Hal ini dikarenakan KKT Lisung Kiwari mendapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dalam membudidayakan bibit padi yang berkualitas. Sebesar 76,47 persen responden merasakan kepuasan terhadap harga pupuk yang ditawarkan oleh koperasi. Disamping harganya lebih murah dibandingkan dengan yang berada dipasaran. Petani anggota pun dapat membayar pupuk tersebut ketika mereka sudah menerima hasil panen atau istilah masyarakat sekitar adalah jukyar

(berhutang dahulu dan membayarnya kemudian). Pupuk kompos yang dijual pada petani anggota juga lebih murah yaitu Rp 850/kg sedangkan untuk umum dijual Rp 1.050/kg.

Kemudahan-kemudahan dalam bentuk manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota tersebut semakin menjelaskan adanya fungsi koperasi yang nyata dalam aktivitas bertani petani anggota. Manfaat yang dirasakan oleh anggota tersebut dikarenakan koperasi memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh organisasi non koperasi seperti skala ekonomi yang merupakan satu kemampuan untuk memproduksi lebih banyak output dengan biaya rata-rata yang lebih rendah.

Pada KKT Lisung Kiwari, adanya skala ekonomi dapat terlihat pada unit usaha produksi pupuk kompos merk OFER. Dimana harga pupuk OFER lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk anorganik. Sedangkan bila dibandingkan dengan pupuk organik lainnya misalnya pupuk produksi kelompok tani Antanan di Cimande, harga pupuk OFER memang lebih mahal. Harga pupuk

OFER Rp 21.000 per karung (20 kg) dan harga pupuk Antanan Rp 20.000 per karung (20 kg). Namun hal ini dikarenakan pupuk OFER dikemas dengan menggunakan karung standar berlabel dan terdapat kemasan plastik didalamnya (inner bag) sedangkan pupuk Antanan hanya dikemas dengan menggunakan karung bekas. Sehingga kualitas pupuk OFER dapat terjaga dan memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan pupuk kompos Antanan. KKT Lisung Kiwari mampu berkompetisi dalam penjualan pupuk kompos karena kemampuan koperasi dalam menciptakan skala ekonomi sehingga koperasi mampu untuk menetapkan harga dan jumlah yang dapat bersaing didalam suatu pasar.

Bergabungnya petani anggota untuk menjual gabahnya melalui KKT Lisung Kiwari juga menjadi salah satu kekuatan koperasi. Peningkatan input berupa gabah tersebut akan meningkatkan volume produksi beras SAE. Sehingga akan menurunkan biaya per unit karena produktivitasnya tinggi. Akibatnya harga gabah yang diterima oleh petani dapat lebih tinggi.

Manfaat lainnya yang dirasakan oleh anggota adalah adanya pengurangan risiko ketidakpastian. Ketidakpastian yang dihadapi oleh petani padi Desa Ciburuy sebelum bergabung dengan koperasi adalah ketidakpastian dalam hal harga gabah. Sebelumnya petani anggota rela melepaskan gabahnya dengan harga

berapapun kepada tengkulak. Hal ini dilakukan karena mereka takut gabah hasil produksinya tidak terjual. Namun setelah terbentuk KKT Lisung Kiwari, gabah milik petani anggota selalu ditampung oleh koperasi untuk kemudian di pasarkan melalui koperasi. KKT Lisung Kiwari dapat mengurangi ketidakpastian petani anggota karena koperasi sudah mempunyai mitra dalam memasarkan produk- produk hasil petani anggota.

Kemampuan KKT Lisung Kiwari dalam menghadapi ketidakpastian juga disebabkan karena di dalam koperasi terdapat internal market dan eksternal market. Melalui internal market ini, risiko ketidakpastian dapat ditekan serendah mungkin misalnya saja dalam pemasaran pupuk kompos. Dimana terdapat pula anggota koperasi yang memang membutuhkan pupuk kompos tersebut untuk digunakan pada lahan pertaniannya. Sedangkan apabila terjadi risiko ketidakpastikan yang disebabkan karena koperasi bergerak pada eksternal market,

maka risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh anggota. Sehingga risiko setiap anggota akan menjadi lebih murah

Petani anggota yang bergabung dalam koperasi juga dapat mengurangi

transaction cost (biaya transaksi). Sebelum KKT Lisung Kiwari terbentuk, petani harus mencari informasi mengenai benih yang unggul, pupuk yang bagus untuk digunakan serta biaya pencarian mengenai informasi pasar dalam memasarkan produknya nanti. Namun dengan bergabung dalam suatu kelembagaan koperasi, petani anggota tidak perlu melakukan hal tersebut. Karena pada prinsipnya didalam koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan. Sehingga biaya informasi pada koperasi lebih rendah bila dibandingkan dengan organisasi diluar koperasi. Hal ini dapat terlihat dari pemasaran pupuk kompos dan pembenihan bibit padi. Dimana dalam KKT Lisung Kiwari ada sebagian anggota koperasi yang berperan sebagai produsen sedangkan sisanya berperan sebagai konsumen. Sehingga apapun yang diproduksi oleh anggota memang merupakan kebutuhan bagi anggota lainnya. Rendahnya biaya transaksi pada koperasi dapat disebabkan karena adanya pengawasan antaranggota (social control) dan pengawasan manajemen terhadap anggota ataupun sebaliknya (management control), serta kemampuan koperasi dalam menghadapi risiko ketidakpastian.

Kort (2006) dalam Ton G et al. (2007) mengatakan bahwa manfaat ekonomi dapat menyebabkan anggota berkomitmen terhadap koperasi. Komitmen anggota sangat dibutuhkan pada koperasi karena merupakan suatu ukuran yang mampu membedakan antara koperasi dengan perusahaan pada umumnya (Ton G

et al. 2007). Pertama, komitmen anggota dibutuhkan dalam hal permodalan koperasi. Karena permodalan yang berasal dari anggota merupakan sumber modal utama bagi koperasi dalam menjalankan usahanya. Kedua, komitmen dibutuhkan untuk kordinasi efektif antara anggota yang berperan sebagai produsen dengan koperasi yang berfungsi sebagai lembaga yang menyalurkan produk-produk anggota. Dimana anggota harus memberikan informasi mengenai kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Ketiga, komitmen anggota dibutuhkan dalam hal keberlanjutan usaha koperasi. Anggota yang tidak berkomitmen pada koperasi akan mudah beralih pada mitra usaha lain sehingga koperasi akan sulit untuk membentuk skala ekonomis. Keempat, komitmen anggota dibutuhkan dalam hal pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Dalam koperasi anggota perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Komitmen yang rendah akan menyebabkan rendahnya kemauan anggota untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan kontrol yang efektif atas manajemen koperasi. Kelima, komitmen dibutuhkan untuk membangun dan memelihara norma-norma serta nilai-nilai yang ada pada koperasi, Norma dan nilai-nilai diperlukan untuk mengurangi biaya transaksi baik antara anggota maupun antara anggota dan koperasi. Menurut Ketaren (2006) komitmen anggota akan menjadikan koperasi sebagai suatu kesatuan organisasi yang dapat tumbuh, bertahan dan berhasil.

Dokumen terkait