• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS AKAR MASALAH DAN AKAR TUJUAN

A. ANALISIS AKAR MASALAH

Analisis akar masalah ditujukan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan mengetahui penyebab yang sebenarnya, dan kemudian ditentukan alternatif pemecahan masalah berdasarkan tingkatan penyebabnya. Identifikasi dilakukan pada permasalahan yang terjadi pada sektor perkebunan maupun kehutanan di Kabupaten Jember, khususnya permasalahan yang terkait dengan pengembangan dan pengawasan.

Komoditi perkebunan merupakan bagian integral dari usaha sektor pertanian. Secara garis besar, sektor perkebunan adalah semua usaha tani yang meliputi tanaman tahunan dan tanaman semusim, yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tanaman industri, minyak nabati, serat-seratan, penyegar dan rempah, minyak atsiri, pemanis serta tanaman obat-obatan. Sebagian terbesar komoditi perkebunan tersebut, merupakan jenis tanaman tahunan seperti tanaman kopi, kakao, karet, kelapa, cengkeh, panili, lada dan lainnya yang memiliki ciri umum diusahakan pada sumber daya lahan kering, yang penyebarannya hampir menjangkau seluruh wilayah pedesaan dan hasil produksinya untuk bahan baku industri daneksport.

Kehutanan di Kabupaten Jember menghadapi berbagai permasalahan, termasuk kerusakan lahan akibat adanya penjarahan dan pencurian. Luas kerusakan kawasan hutan akibat penjarahan dan pencurian di Kabupaten Jember seluas 15.353,0 Ha, terdiri dari hutan lindung seluas 9.762 Ha dan hutan produksi seluas 3.087,0 Ha serta kerusakan fungsi hutan lainnya

.

Permasalahan yang ada pada sektor perkebunan dan kehutanan kabupaten Jember secara umum adalah :

 Belum masksimalnya produktivitas hasil perkebunan.

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas perkebunan, mulai dari bibit hingga pengelolaan. Tanaman perkebunan memiliki resiko besar terkena hama, sehingga perlu ada nya perhatian khusus dari seluruh stakeholder yang berkepentingan di Kabupaten Jember.

 Dualisme ekonomi, yaitu antara perkebunan besar yang menggunakan modal dan teknologi secara intensif dan menggunakan lahan secara ekstensif serta manajemen

Laporan Akhir V-25

eksploitatif terhadap SDA dan SDM, dan perkebunan rakyat yang susbsisten dan tradisional serta luas lahan terbatas.

 Kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada perkebunan rakyat. Isu strategis nya adalah terkait dengan pemberian Hak Guna Usaha pada badan hukum untuk usaha perkebunan dominan. Sementara itu, ketidak-pastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk perkebunan belum kunjung diselesaikan.

 Penggunaan metode pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat yang belum ramah lingkungan, seperti pembakaran lahan.

 jumlah luasan lahan kritis yang masih belum bisa diminimalisir

 Mentalitas yang hidup dan berkembang di masyarakat belum mendukung berkembangnya nilai-nilai yang dibutuhkan untuk kemajuan, kesejahteraan dan keberlanjutan. Mayoritas masyarakat lebih memilih tanaman musiman daripada tanaman tahunan. Hal ini dikarenakan hasil yang lebih cepat didapat, namun justru merusak kualitas tanah pertanian.

Gambar 5. 1 Analisis Akar Masalah Sektor Kehutanan

Menurunnya daya serap air kedalam tanah Penanaman tanaman yang tidak sesuai kemampuan lahan

Luasan lahan kritis yang cukup besar

Kegiatan reboisasi lahan masih terbatas belum optimalnya

penanganan lahan kritis perkebunan rakyat denganPembukaan lahan untuk cara tradisional

Kerusakan kawasan hutan

Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan

Eksploitasi Sumberdaya Hutan

Pembalakan Liar Tingginya tingkat erosi tanah

hutan

Anggaran kerja yang masih terbatas

Kurangnya kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang

tinggal di kawasan hutan Kurangnya sosialisasi dan

pendampingan untuk memberikan pemahaman pada

Laporan Akhir V-27

Gambar 5. 2 Analisis Akar Masalah Sektor Perkebunan

Hasil berlimpah namun minim inovasi produk olahan

Dukungan pemasaran oleh pemerintah masih kurang Belum Optimalnya produktivitas

dan kualitas produk perkebunan Rakyat

Pemahaman petani dalam penguasaan teknologi masih

rendah

Belum adanya penerapan teknologi pengelolaan perkebunan yang tepat guna

Kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada

perkebunan rakyat

Petani masih belum mendapat jaminan kesejahteraan

ketidak-pastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk

perkebunan

Belum optimalnya pencegahan dan penanganan hama penyakit

tanaman Pengawasan belum optimal Harga pasar

yang fluktuatif

Belum optimalnya pelatihan dan pendampingan

Tenaga penyuluh lapangan masih kurang

Anggaran kerja yang terbatas

Biaya produksi/pemeliharaan yang tinggi

pemberian Hak Guna Usaha pada badan hukum untuk usaha

B. ANALISIS AKAR TUJUAN

Pada bahasan analisis akar tujuan pada prinsipnya sama dengan analisis akar masalah yaitu sebagai batas atau frame dalam menentukan usaha-usaha pengembangan nantinya yang berdasar pada permasalahan yang ada di atas. Lingkup perumusan tujuan ini juga mempunyai skala makro yaitu memberikan suatu pemecahan masalah yang terdapat pada pengembangan komoditi-komoditi unggulan Kabupaten Jember.

Untuk analisis akar tujuan juga sering disebut sebagai teknik jembatan bambu. Analisis akar tujuan ini merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menyusun suatu rencana kegiatan masyarakat dengan jalan memberikan gambaran masalah yang dihadapi dan tujuan yang akan dicapai serta tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Teknik ini sangat visual, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan tingkat partisipasinya sangat tinggi. Berikut akar tujuan yang dicapai dalam Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan :

Laporan Akhir V-29

Gambar 5. 3 Analisis Akar Tujuan Sektor Kehutanan

daya serap air kedalam tanah baik

Penanaman tanaman yang sesuai kemampuan lahan

Berkurangnya Lahan Kritis

Kegiatan reboisasi lahan yang rutin dan berkelanjutan

optimalnya penanganan

lahan kritis Monitoring dan Pengawasanpembukaan lahan untuk perkebunan rakyat

Terpeliharanya kawasan hutan

Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan

Keseimbangan Sumberdaya Hutan terjaga Meminimalisir Pembalakan

Liar Menurunnya Tingkat erosi

tanah hutan

Anggaran kerja yang mencukupi

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kelestarian

hutan

Meningkatnya SDM/ pendidikan masyarakat yang

tinggal di kawasan hutan Kontinyunitas sosialisasi dan

pendampingan untuk memberikan pemahaman pada

Gambar 5. 4 Analisis Akar Tujuan Sektor Perkebunan

Adanya inovasi produk olahan

Dukungan pemasaran oleh pemerintah yang baik Optimalnya produktivitas dan

kualitas produk perkebunan Rakyat

Pemahaman petani dalam penguasaan teknologi

Penerapan teknologi pengelolaan perkebunan yang

tepat guna

Kebijakan pemerintah yang berpihak pada perkebunan

rakyat

Petani mendapatkan jaminan kesejahteraan

kepastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk

perkebunan

Optimalnya pencegahan dan penanganan hama penyakit

tanaman Pengawasan secara optimal Harga pasar

yang stabil

Pengoptimalan pelatihan dan pendampingan

Tenaga penyuluh lapangan yang mencukupi Anggaran kerja yang memadai

Biaya produksi/pemeliharaan yang terjangkau pemberian Hak Guna Usaha

pada badan hukum untuk perkebunan rakyat

Laporan Akhir V-31

Dokumen terkait