IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2) Analisis Matriks EFE
Faktor analisis Eksternal Factor Evaluation Matrix (Matriks EFE) adalah analisis untuk faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha bakso ikan tuna, surimi dan campuran di CV.BJA, melingkupi faktor peluang dan ancaman usaha. Faktor peluang dan ancaman usaha tersebut kemudian diberi bobot, rating untuk mendapatkan skor sehingga dapat mengetahui faktor mana yang menjadi peluang utama dan kelemahan utama dari lingkungan eksternal tersebut. Tabel 37 dibawah ini menjelaskan skor pengaruh faktor peluang dan ancaman terhadap usaha pengembangan bakso ikan tuna, surimi dan campuran di CV.BJA.
Tabel 37. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation Matrix)Strategi Pengembangan Usaha Bakso Ikan Tuna, Surimi dan Campuran CV. BJA
FAKTOR EKSTERNAL Bobot
( a ) Rating ( b ) Skor ( a x b ) Peluang Kapasitas Produksi 0.113 3 0.339
Pangsa Pasar (Prospek Pasar) 0.13 3.333 0.432
Kemajuan Teknologi 0.113 3.333 0.377
Demografi dan Sosial 0.107 3.333 0.358
Diversifikasi Produk 0.1 3.333 0.333
Ancaman
Keberadaan Perusahaan Sejenis 0.093 1.333 0.123
Daya Tawar Menawar 0.08 1.667 0.133
Perusahaan Pendatang Baru 0.096 1.667 0.16
Kondisi Ekonomi dan Politik 0.087 2.667 0.232
Kebijakan Pemerintah 0.081 2 0.163
Total 2.651
Hasil evaluasi faktor eksternal sesuai Tabel 37, menunjukkan bahwa skor paling besar sebagai faktor-faktor kunci yang menjadi peluang bagi pengembangan usaha bakso ikan di CV.BJA adalah pangsa pasar, kemajuan teknologi, demografi dan sosial, diversifikasi produk dan kapasitas produksi. Pangsa pasar (prospek pasar) yang masih terbuka menjadi faktor kunci utama untuk pengembangan usaha bakso ikan di CV. BJA, faktor demografi dan sosial masyarakat yang menginginkan makanan yang bergizi tinggi, rendah lemak dan kolesterol yang semua ada pada produk-produk perikanan, memberikan peluang yang nyata bagi CV.BJA untuk mengembangkan usaha bakso ikan tuna, surimi dan campuran dan diversifikasi produk merupakan peluang untuk meluaskan pangsa pasar menjadi lebih besar lagi, kemajuan teknologi yang dapat menciptakan mesin-mesin pengolahan dengan efektivitas yang optimal yang memberikan peluang bagi CV.BJA untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi lebih tinggi dan efektif. Semua itu merupakan faktor-faktor kunci untuk pengembangan usaha di CV. BJA
Sedangkan faktor-faktor yang harus dicermati karena memberikan efek mengancam pengembangan usaha bakso ikan di CV.BJA adalah munculnya perusahaan pendatang baru, kondisi ekonomi dan politik yang diinisialir
dengan naik turunya harga bahan bakar (bensin dan solar) sehingga berpengaruh terhadap biaya produksi dan ketersediaan bahan baku itu sendiri. Kebijakan pemerintah dalam hal kebijakan perbankan yang belum pro terhadap UMKM, daya tawar menawar yang menurun akibat semakin meningkatnya jumlah penawaran dari usaha bakso sejenis sehingga produsen dipacu untuk memberikan harga bakso ikan yang lebih kompetitif untuk menarik konsumen dan keberadaan perusahaan sejenis menjadi faktor-faktor ancaman yang harus dipertimbangkan saat akan mengembangkan usaha.
4.6.3 Matriks IE
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis untuk CV.BJA dengan lebih detail. Skor nilai rataan matriks IFE dan EFE dipadukan untuk IE. Rataan Matriks IFE adalah pada skor 2,614 dan rataan Matriks EFE adalah 2,651. Paduan kedua matriks itu dapat dilihat dalam Gambar 11 berikut ini.
IFE
Kuat Rataan Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 2,0 1,0 I II III E F E Sedang IV V VI
Rendah VII VIII IX
Gambar 16. Matriks Internal Eksternal (IE) Pengembangan Usaha Bakso Ikan Tuna, Surimi dan Campuran CV.BJA
Matriks IE pada Gambar 16, menunjukkan hasil pemetaan posisi usaha CV.BJA berada pada kuadran V yakni Kuadran Pertumbuhan/Stabilitas. Dalam Rangkuti (2005), strategi yang dapat digunakan untuk kuadran V adalah Strategi pertumbuhan (Growth Strategy) yaitu strategi yang didesain
untuk mencapai pertumbuhan baik dalam penjualan, asset, profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan.
Jika di analisis, strategi pertumbuhan merupakan langkah yang paling tepat untuk diterapkan di CV.BJA, sebagai suatu usaha yang sedang berupaya meningkatkan penjualan, asset, dan profitnya. Jika dari segi harga, CV.BJA telah menerapkan strategi penetapan harga lebih rendah dari pesaingnya, maka langkah lain selanjutnya dalam rangka meningkatkan penjualan adalah mengembangkan produk-produk baru baik dari segi rasa, aroma, bentuk, warna maupun keseluruhannya (overall). Meningkatkan mutu bakso ikan yang sudah ada dan memperluas akses pasar.
Rangkuti (2005) menyatakan ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. CV.BJA telah menerapkan strategi diversifikasi sejak awal 2011. Perusahaan ini telah mengembangkan produk bakso baru (diversifikasi produk bakso) dengan memproduksi bakso surimi untuk target pasar yang lebih tinggi, antara lain hotel-hotel, catering dan pasar-pasar tertentu serta masyarakat kalangan menengah atas. Mutu yang ditawarkan dalam bakso surimi ada dua kategori yaitu mutu A dan B (Lampiran 23). Mutu A lebih tinggi dari mutu B, begitupun dengan harganya .
Bakso surimi ini dipasarkan ke konsumen melalui agen-agen tertentu yang telah membuat kesepakatan kerjasama secara baik dengan CV.BJA, dimana spesifikasi bakso dan merk bakso ditentukan oleh agen tersebut. Langkah ini dilakukan CV.BJA dalam rangka meningkatkan produksi dan perluasan pasar. Kuadran V menempatkan CV.BJA pada posisi moderate attractive industry dimana strategi yang dapat diterapkan adalah konsolidasi yang tujuannya relatif lebih defensif yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Langkah lain yang dapat dilakukan CV.BJA untuk pengembangan usahanya yaitu melalui perluasan pasar, peningkatan fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Perluasan pasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan jenis produk baik bakso maupun olahan ikan sejenis, menambah tenaga pemasaran atau memperluas lokasi pemasaran dengan cara merambah lokasi-lokasi pasar baru yang belum terjangkau.
Strategi lain adalah membuka jaringan suplai bahan baku untuk mendapatkan kontinuitas bahan baku dengan mutu dan harga yang sesuai. Peningkatan usaha juga dapat dilakukan dengan meningkatkan fasilitas dan sarana produksi dengan mengganti alat-alat produksi yang sudah lama atau rusak dengan yang baru dan memiliki kapasitas produksi dan kecepatan alat yang lebih tinggi.
Efisiensi dan optimalisasi mesin dan tenaga kerja merupakan cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Efisiensi dan optimalisasi berpengaruh dalam menekan biaya produksi seperti biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja, biaya perawatan dan biaya bahan baku. Usaha-usaha efisiensi dan optimalisasi tersebut dapat dilakukan dengan merancang manajemen pengelolaan produksi yang lebih baik dan efisien.
4.6.4 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE diatas, maka dapat disusun analisis matriks SWOT yang akan mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi usaha CV. BJA. Adapun hasil formulasi strategi terdiri atas Strategi Kekuatan – Peluang (S-O), Kekuatan – Ancaman (S-T), Strategi Kelemahan – Peluang (W-O) dan Strategi Kelemahan – Ancaman (W-T), seperti diuraikan dalam Tabel 38 berikut.
Tabel 38. Matriks SWOT CV. BENNING JATI ANUGERAH
Internal
Eksternal
Kekuatan (Strenght) 1. Jumlah tenaga kerja
memadai 2. Mutu bakso ikan
terjamin
3. Fasilitas produksi dan peralatan cukup modern 4. Proses pengolahan
sesuai standar mutu 5. Manajemen bersifat
kekeluargaan
6. Loyalitas karyawan baik
Kelemahan (Weakness) 1. Modal usaha terbatas 2. Ketersediaan bahan
baku terbatas 3. Tenaga pemasaran 4. Promosi masih kurang
Peluang (Opportunities) 1. Pangsa pasar (prospek
pasar) masih 50 % terpenuhi
2. Kemajuan teknologi 3. Kondisi demografi dan
sosial, usia produktif meningkat 4. Diversifikasi produk 5. Kapasitas produksi Strategi S-O 1. Peningkatan mutu kinerja perusahaan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, P1, P3, P4, P5) 2. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen (S2, S3, S4, P2, P4,P5) 3. Perluasan pangsa pasar
(S2, S4, P1, P3) 4. Optimalisasi produksi
untuk memenuhi 50% pangsa pasar yang terbuka (S1, S6, P1, P5)
Strategi W-O 5. Efisiensi biaya distribusi
(pemasaran) (K1, K2, K3, P1, P2, P3, P5) 6. Peningkatan mutu SDM Pemasaran melalui pelatihan (K3, K4, P1, P4) 7. Perluasan jaringan distribusi (K3, K4, P1, P4) Ancaman (Threats) 1. Keberadaan perusahaan sejenis
2. Daya tawar menawar: konsumen semakin sensitif terhadap harga 3. Munculnya perusahaan
baru
4. kebijakan pemerintah : birokrasi dan kebijakan perbankan menyulitkan ukm
5. Kondisi ekonomi dan politik: inflasi dan resesi ekonomi
Strategi S-T 8. Efisiensi biaya (S1, S3,
S4, A1, A2, A3) 9. Menetapkan strategi
harga (S2, S3, S4, S5, A1, A2, A3, A5) 10. Meningkatkan mutu
SDM manajemen dan produksi melalui pelatihan. (S1, S5, S6, A1, A2, A3, A4)
Strategi W-T 11. Memperluas akses
modal dan pasar melalui kerjasama (joint venture) (K1, K2, K3, A1, A3, A4)
12. Menetapkan strategi bisnis baru yang lebih efektif dan efisien (K1, K2, K3, A1, A2, A3) 13. Lebih memperhatikan
mutu dan pelayanan terhadap konsumen (K3, K4, A1, A2, A3)
4.6.5 Pemilihan Alternatif Strategik
Penentuan urutan alternatif strategi sebagai strategi prioritas dilakukan dengan menggunakan rumusan strategi dari hasil analisis SWOT. Faktor strategik internal dan eksternal diformulasikan dengan menentukan tingkat pengaruh setiap strategi yang ada dari hasil SWOT kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing faktor. Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP sebagaimana terlampir dalam Lampiran 24, diperoleh priotitas strategi yang paling menarik untuk diterapkan dalam pengembangan usaha bakso ikan CV. BJA yaitu:
1. Peningkatan mutu kinerja perusahaan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, P1, P3, P4, P5)Perluasan pangsa pasar (S2, S4, P1, P3) (TAS 5.819)
2. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen (S2, S3, S4, P2, P4,P5)Meningkatkan mutu bakso maupun pelayanan (S2, S3, S4, A1, A2, A3) (TAS 5.806)
3. Perluasan pangsa pasar (S2, S4, P1, P3)Optimalisasi produksi untuk memenuhi 50% pangsa pasar yang terbuka (S1, S6, P1, P5) (TAS 5.761) 4. Optimalisasi produksi untuk memenuhi 50% pangsa pasar yang terbuka
(S1, S6, P1, P5) (TAS 5.720).
Berdasarkan Matriks QSP terlihat bahwa prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan untuk pengembangan usahanya adalah dengan cara melakukan strategi peningkatan mutu kinerja perusahaan yang lebih baik. Peningkatan mutu kinerja perusahaan di mulai dari:
1. perbaikan kinerja manajemen perusahaan agar lebih rapih dan terstruktur 2. peningkatan kinerja administrasi dan dokumentasi
3. penetapan kebijakan kebijakan terkait pelaksanaan dan sistematika yang akan diterapkan di perusahaan mencakup:
1. pengelolaan bahan baku
2. penetapan standar mutu produk
3. penetapan prosedur cara pengolahan produk yang baik (Good Manufacturing Practices/GMP)
4. penetapan prosedur sanitasi yang baik sesuai standar prosedur sanitasi (Sanitation Standard Operation Prosedure/SSOP)
5. pengorganisasian karyawan sesuai dengan keahlian yang dimiliki 6. penetapan target dan segmen pasar yang akan di capai
7. penetapan standar produk sesuai dengan target dan segmen pasar 8. penetapan metode perluasan pasar baik melalui direct selling maupun
promosi melalui pameran atau media lainnya
9. penetapan program perawatan peralatan produksi dan pemasaran 10. perbaikan dan pergantian peralatan dan mesin-mesin yang rusak
dengan mesin baru yang lebih efektif
11. diversifikasi produk disesuaikan dengan permintaan pasar 12. penetapan program peningkatan kompetensi karyawan
4.6.6 Pengembangan Usaha Bakso Ikan di CV. BJA untuk meningkatkan pemasaran
Pengembangan usaha bakso ikan melalui untuk strategi peningkatan mutu kinerja perusahaan yang lebih baik sebaiknya diterapkan perusahaan dalam rangka pencapaian target –target yang diinginkan perusahaan. Peningkatan strategi dimulai dari penetapan standar-standar kebijakan dan prosedur apa saja yang ingin diterapkan di perusahaan, kemudian cara monitoring pelaksanaannya dan tindakan koreksi yang akan di lakukan jika terjadi ketidaksesuaian. Penetapan standar ini sangat penting untuk menjadi pedoman bagi perusahaan untuk menentukan ke arah mana perusahaan akan dikembangkan. Selain itu untuk memudahkan dalam meninjau sampai sejauh mana perkembangan perusahaan dan sampai seberapa jauh perusahaan telah mencapai target-target yang telah dirancangnya. Penetapan kinerja perusahaan merupakan langkah awal yang harus dilakukan perusahaan untuk menetapkan visi misi perusahaan agar lebih terarah dan tepat sasaran. Dengan penetapan kinerja yang baik diharapkan target untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi, perluasan pasar dan keinginan untuk dapat memenuhi peluang pasar yang masih terbuka dapat tercapai.
4.6.7 Impikasi Hasil Kajian
Implikasi hasil kajian merupakan saran-saran strategi yang dapat diberikan penulis kepada perusahaan terkait pengembangan usaha bakso ikan dan produk-produk lainnya yang selanjutnya akan dikembangkan perusahaan. Dengan perlu diterapkan strategi peningkatan kinerja perusahaan diharapkan target-target perusahaan dapat tercapai. Implikasi hasil kajian dapat diwujudkan secara langsung ke dalam aspek teknis, aspek manajerial, aspek ekonomi, sosial juga aspek lingkungan.
1) Aspek Teknis
Peningkatan kinerja perusahaan pada aspek teknis dapat dilakukan melalui penetapan prosedur dan sistematika di perusahaan antara lain:
pengelolaan bahan baku
penetapan standar mutu produk
penetapan prosedur cara pengolahan produk yang baik (Good Manufacturing Practices/GMP)
penetapan prosedur sanitasi yang baik sesuai standar prosedur sanitasi (Sanitation Standard Operation Prosedure/SSOP)
penetapan program perawatan peralatan produksi dan pemasaran perbaikan dan pergantian peralatan dan mesin-mesin yang rusak
dengan mesin baru yang lebih efektif
diversifikasi produk disesuaikan dengan permintaan pasar