• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan mencocokan faktor-faktor kunci Internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan startegi yang layak. Strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya secara umum tanpa adanya implementasi yang lebih fokus pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu, matriks IE dilengkapi oleh matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan langkah-langkah konkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pengembangan dari matriks IE. Tujuan matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan dengan cara memindahkan hasil analisis data matriks IFE dan EFE ke dalam matriks SWOT. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Oppurtunities), Strategi ST (Strengths-Threaths), Strategi WT (Weakness-Threaths).

Dimana startegi SO berarti menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, startegi WO berarti mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, startegi ST berarti menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman, dan strategi WT berarti minimalkan kelemahan dan hindari ancaman. Perumusan masing-masing startegi mengacu pada hasil posisi yang didapat pada matriks IE yaitu jaga dan pertahankan dengan strategi umum untuk penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 6.

Berdasarkan analisis matriks SWOT dapat dirumuskan empat alternatif strategi yang terdiri dari :

a) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) : peningkatkan produksi dengan menambah area budidaya.

Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang- peluang eksternal agar memperoleh keuntungan. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu peningkatkan produksi dengan menambah area budidaya dan jumlah penebaran benih (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5).

Peningkatan volume produksi penting dilakukan mengingat meningkatnya pula minat masyarakat terhadap produk ini. Dengan memiliki lokasi strategis,

130 sarana dan prasarana memadai serta proses produksi yang baik akan dapat semakin meningkatkan kekuatan volume produksi. Ditambah dengan adannya bantuan dari pemerintah daerah serta Dinas Peternakan Dan Perikanan setempat serta peran teknologi pakan dan akses jalan yang baik membuat semakin kuatnya potensi peningkatan volume produksi ini. Oleh karena itu dengan menambah area budidaya dan penebaran benih diharapkan volume produksi akan meningkat pula.

Menambah area budidaya seperti dengan menambah luasan kolam yang digunakan baik memakai kolam terpal maupun kolam tanah. Hal ini berperan dalam meningkatkan jumlah produktifitas ikan lele yang cepat berkembang di kolam-kolam tersebut. penambahan ini hendaknya dilakukan secara bertahap menyusaikan dengan pendapatan yang didapat sehingga keberlajutan usaha akan berjalan dengan lancar.

Begitu pula dengan benih, penambahan benih penting dilakukan untuk meningkatkan padat tebar iakan di kolam-kolam tersebut. dengan penambahan benih ikan otomatis bertambah pula jumlah produksi ikan lele saat panen. Kedua hal ini harus bebarengan seiring berjalan, karena jika penambahan luasan kolam tidak dibarengi dengan penambahan benih maka usaha tersebut tidak akan berjalan secara efisien. Oleh karena itu penggunaan alokasi pendapatan untuk keberlanjutan usaha diperlukan guna menunjang tujuan yang hendak dicapai.

b) Strategi W-O (Weakness-Oppurtunities) : pemanfaatan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan pembudidaya.

Strategi W-O ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yaitu: pemanfaatan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan pembudidaya (W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5). Promosi yang kurang, masalah permodalan, kemampuan usaha menghasilkan modal jangka panjang serta kurangnya keterampilan karyawan dapat diatasi

131 dengan adanya bantuan pemerintah dan dinas terkait baik mengenai permodalan, jalur pameran maupun pelatihan-pelatihan keterampilan khususnya perikanan yang sering dan rutin diadakan.

Memaksimalkan peran pemerintah dan dinas terkait diperlukan guna menunjang tujuan yang hendak dicapai. Pemerintah seperti halnya kantor Kecamatan Ciampea mendukung adanya keberadaan usaha agribisnis terutama usaha budidaya ikan lele sangkuriang. Dengan berkoordinasi dengan pemerintahan setempat diharapakan akan adanya bantuan yang mungkin ada untuk keberlanjutan usaha baik seperti pinjaman lunak atau bahkan hibah. Begitu pula dengan dinas terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikan kecamatan Ciampea yang bersedia membantu penuh akan berjalan bahkan pengembangan usaha budidaya ikan lele dengan serius. Hal ini seperti diungkapkan oleh kepala UPT Disnakan Kecamatan Ciampea yang bersedia membantu penyuluhan pembudidaya jika ada keluhan terhadap usaha yang dijalani. Baik seperti hama dan penyakit yang menyerang ikan, maka dinas akan memberikan obat-obatan secara gratis dan penjelasan yang terperinci mengenai pengguanan obat-obatan tersebut. Begitu pula dengan masalah kekurangan permodalan yang sering dihadapi oleh pembudidaya, maka dinas setempat bekerjasa dengan dinas povinsi, pusat dan Bank setempat akan berkordinasi untuk memberikan pinjaman modal lunak tanpa agunan terhadap pembudidaya dengan ketentuan bunga 0,8 persen. Sehingga diharapkan pembudidaya tidak terjebak lagi dengan adanya keberadaan tengkulak- tengkulak nakal yang berkeliaran dan merugikan pembudidaya sendiri. Mengenai kurangnya keterampilan karyawan ,maka dinas sendiri sering melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan tambahan sesuai dengan keberadaan usaha yang dijalani masing-masing.

Dengan jadual dan pemberitahuan yang ada di dinas setempat maka pembudidaya akan lebih mudah berkoordinasi dengan aparat pemerintah tersebut. pelatihan tersebut dilakukan secara gratis tanpa dipungut biaya dan hanya diperlukan waktu yang relatif singkat untuk dapat memahaminya secara efektif. Jadualnya pun dipisah tergantung dengan keanekaragaman komoditas perikan yang ada dan perlu diperhatikan secara baik. Dinas terkait

132 setempat pun dapat membantu untuk melakukan promosi produk ke berbagai konsumen besar yang ada baik lokal maupun luar daerah. Atau para pembudidaya bisa juga untuk memamerkan hasil produknya dalam pameran berskala lokal maupun nasional yang sering diadakan oleh Dinas Pertanian atau Dinas Peternakan dan Perikanan. Dengan adanya pameran-pameran hasil produksi yang berkualitas maka diharapkan jumlah konsumen yang bertransaksi pun akan meningkat begitu pula dengan harga jual yang didapat dapat menguntungkan pembudidaya itu sendiri.

c) Strategi S-T (Strengths-Threaths) : pertahankan kualitas produk dengan menjaga proses produksi yang baik, kualitas produk, akses jalan, sarana dan prasarana yang menunjang serta keamanan sekitar.

Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu: pertahankan kualitas produk dengan menjaga proses produksi yang baik, kualitas produk, akses jalan, sarana dan prasarana yang menunjang serta keamanan sekitar. (S1,S2, S3, S4, S5, T1, T2, T3, T4, T5, T6).

Dengan memiliki produk yang berkualitas maka produk tersebut dapat bertahan bahkan bersaing di tengah-tengah pengaruh politik, ekonomi, keamanan serta cuaca dan iklim yang tidak kondusif ini. Sehingga harga yang ditawarkan pun akan meningkat bersamaan dengan isu pengaruh-pengaruh tersebut. produk yang berkualitas merupakan jaminan terhadap keberlanjutan permintaan konsumen terhadap produk ikan lele ini, oleh karena itu dengan cara menerapakan SOP atau Standar Operasi Produksi yang baku maka diharapkan karyawan akan mematuhinya secara konsisten dan terus menerus.

Mempertahankan kualitas produk tidaklah segampang yang dibayangkan, perlunya pengwasan yang ketat dari pemilik usaha untuk selalu dapat menangani dengan cepat masalah yang mungkin akan terjadi. Seperti jika terjadi penyakit yang menyerang secara mendadak atau terjadi stres pada ikan akibat perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim maka dengan adanya peran pemilik usaha maka dapat diambil keputusan baik untuk berkoordinasi dengan dinas atau menanganinya sendiri dengan pengobatan alternatif.

133 Apalagi di tengah cuaca dan iklim yang sulit diprediksi maka pengawasan secra intensif penting untuk selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan ikan yang baik Tanpa adanya pengawasan yang dilakukan oleh pihak pemilik usaha maka karyawan akan mudah untuk bertindak ceroboh atau curang. Hal ini tidak dapat dipungkiri sering terjadi pada usaha yang baru berkembang. Dengan adanya pengawasan yang rutin dan kontinue maka hubungan keterikatan dan keamanan antara pemilik dan karyawan akan terus meningkat dan berlanjut.

Begitu pula dengan adanya akses jalan, sarana dan prasarana yang memadai harus dimaksimalkan guna menunjang kelancaran transportasi atau pengangkutan baik bahan baku maupun hasil produksi dari lokasi bididaya ke lokasi pemasaran konsumen. Sehingga dapat meminimalisir biaya pengangkutan yang ada apabila sarana transportasi jalan yang ada itu rusak. Begitu pula dengan keamanan sekitar yang dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha budidaya ikan lele sangkuriang. Sehingga perlu diadakannya pengamanan yang intensif seperti dengan membangun pagar tinggi, pemberian penerangan di kolam-kolam budidaya saat gelap dan penjagaan terhadap alat-alat serta sarana produksi. Hal tersebut ntuk menghndari pencurian maupun pengrusakan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang berniat jahat.

d) Strategi W-T (Weakness-Threaths) : pengusahaan pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut.

Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif yang dapat dilakukan pada strategi W-T, yaitu: mengusahakan pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut (W1, W2, W3, W4, W5, T1,T2,T3, T4, T5).

Dengan adanya pengusahaan pakan alternatif maka diharapkan keberadaannya akan mengurangi beban biaya yang besar sehingga pemakaian modal akan semakin hemat serta persediaan bahan baku aka menjadi

134 terjamin. Pakan alternatif yang dimungkinkan untuk digunakan secara berkepanjangan yaitu pakan alami seperti tumbuhan air matalele, atau daun keladi dan daun pepaya. Untuk memberikan asupan nutrisi seperti sumber protein maka pihak pembudidaya dapat bekerjasama dengan pabrik sosis untuk membeli sosis yang tidak layak konsumsi oleh manusia tapi layak konsumsi oleh hewan terutama ikan lele. Produk sosis ini biasanya sudah kadaluasa akan tetapi masih dalam kondisi yang prima tanpa adanya jamur. Oleh sebab itu masih berkenan untuk dikonsumsi oleh ikan lele.

Dengan adanya kerjasama denga pihak pabrik maka pembudidaya akan menghemat banyak biaya pakan maupun masalah keberlanjutan persediaan pakan tersebut. Atau dapat pula digunakan pakan alternatif sumber protein dari buangan ikan atau bagian ikan yang tidak dipakai di tempat pelelangan ikan atau pasar ikan terdekat. Ikan lele yang rakus dalam hal makanan ini tidak terlalu memilih-milih makanan yang dimakannya, oleh sebab itu pemberian pakan alternatif ini dapat dilakukan dengan baik dan kontinue. Pemberian vitamin pun dalam hal tambahan konsumsi pakan ikan lele ini begitu penting utnuk daya tahan tubuh serta tambahan nafsu makannya agar selalu aktif dalam proses metabolisme pencernaannya.

135

Internal

Eksternal

KEKUATAN ( Strengths-S) 1. Produk yang dihasilkan

berkualitas

2. Lokasi yang strategis

3. Harga yang diberikan sesuai dengan produk yang dihasilkan

4. Sarana dan parasarana yang memadai

5. Proses produksi yang baik

KELEMAHAN (Weekness - W)

1. Promosi yang kurang 2. Kecukupan modal jangka

pendek

3. Kemampuan usaha menghasilkan modal jangka panjang

4. Persediaan bahan baku 5. Karyawan kurang terampil 6. Insentif karyawan PELUANG (Opportunities-O) 1. Adanya peraturan pemerintah atau dinas terkait setempat 2. Produktifitas perikanan 3. Meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan lele 4. Peranan teknologi manajemen pakan 5. Akses jalan dan

transportasi

STRATEGI-SO peningkatkan produksi dengan menambah area budidaya (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5)

STRATEGI –WO pemanfaatan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan

pembudidaya(W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)

ANCAMAN (Threats-T) 1. Pengaruh stabilitas

politik dan keamanan 2. Harga pakan mahal 3. Kenaikan BBM dan

TDL

4. Pengaruh produk substitusi

5. Hama dan penyakit 6. Cuaca dan iklim

STRATEGI-ST pertahankan kualitas produk dengan menjaga kualitas dan keamanan sekitar (S1,S2, S3, S4, S5, T1, T2, T3, T4, T5, T6)

STRATEGI-WT pengusahaan pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut (W1, W2, W3, W4, W5, T1,T2,T3, T4, T5)

Gambar 6. Matriks SWOT Usaha Budidaya Ikan Lele Di Kecamatan Ciampea Sumber : Data Primer

Dokumen terkait