BAB III Metode Penelitian
3.7 Analisis Data
Analisis data atau analisis bukti studi kasus mengusung pemaparan dari Sugiyono (2005) dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum , memilih - milih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data tentang Account Representative dan pemeriksaan pajak di KPP Pratama Sidoarjo Utara ataupun struktur organisasi secara umum pada KPP Pratama Sidoarjo Utara yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
3. Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.8 Pengujian Kredibilitas Data 1. Perpanjangan Pengamatan
Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada periode I, data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan masalah dan fokus terjawab melalui data, belum kredibel karena sumber data masih ragu-ragu dalam memberikan data, sehingga data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum konsisten, masih berubah-ubah. Perpanjangan pengamanan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa telah jenuh.
2. Meningkatkan Ketekunan
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka penelitian dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan dan kondisi yang berbeda.
Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Apabila narasumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya belum kredibel.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Mekanisme Kerja Account Representative Pada KPP Pratama Sidoarjo Utara
Account Representative (AR) adalah petugas yang berada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang telah melaksanakan Sistem Administrasi Modern. Account Representative (AR) berkewajiban melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (WP). Account Representative (AR) juga dilatih agar menjadi staf yang proaktif, bersikap melayani, dan memiliki pengetahuan perpajakan yang baik. Seorang Account Representative (AR) memiliki akses terhadap rekening Wajib Pajak (tax payer account) secara on-line. Selain itu, Wajib Pajak dapat secara mudah menghubungi untuk berkonsultasi dengan Account Representative (AR)-nya baik secara langsung datang ke KPP maupun menggunakan telepon atau e-mail.
Berikut ini hasil wawancara yang di dapat dari informan kunci yaitu Bapak Mirza yang menjabat sebagai Kepala Seksi Waskon (Pengawasan dan Konsultasi) I di KPP Pratama Sidioarjo Utara dan beberapa informan lainnya. Dimana pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan dalam wawancara terhadap informan tersebut mengenai indikator-indikator untuk mengukur baik atau tidaknya kinerja Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara.
4.1.1 Frekuensi Wajib Pajak Dalam Melaksanakan Konsultasi Dengan Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara
Setiap Account Representative (AR) mempunyai beberapa Wajib Pajak (WP) yang harus diawasi. Penugasan pelayanan oleh Account Representative (AR) dilakukan berdasarkan jenis usaha sehingga meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan produktivitas kerja karena pelaksanaan pekerjaan lebih terfokus. Semakin sering dan rutin seorang Wajib Pajak dalam berkonsultasi mengenai perpajakan dengan Account Representative nya, tingkat kesalahan seorang Waijb Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan semakin rendah.
Kutipan wawancara berikut merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan terhadap informan, dimana pertanyaan tersebut dimaksutkan untuk mengetahui sering atau tidaknya Wajib Pajak di KPP Pratama Sidoarjo Utara berkonsultasi dengan Account Representative nya dan hal apa saja yang biasanya ditanyakan oleh Wajib Pajak.
“Sering atau tidaknya itu kondisional mas, sesuai kebutuhan WP nya. Karena sebelumnya kalau ada peraturan-peraturan perpajakan baru atau informasi-informasi baru, KPP Pratama khususnya dari seksi
69
Waskon dan AR-AR nya pasti mensosialisasikan ke setiap WP secara langsung baik WP di undang untuk menghadiri sosialisasi di KPP Pratama atau WP di bagikan surat-surat pemberitahuan. Kalau hal-hal yang sering ditanyakan itu biasanya Tata cara pengisian SPT, Peraturan-peraturan perpajakan yang sesuai dengan bidang usaha WP nya, sama implementasi perpajakan nya.”
Informan: Bapak Mirza
Kemudian sesuai dengan hal yang di sampaikan oleh Bapak Mirza, hal yang sama juga di ungkapkan oleh Bapak Wahyu sebagai informan tambahan yang menjabat sebagai Kepala Seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi), yaitu:
“Ya itu biasanya sesuai keperluan WP ya mas. Segala macam pemberitahuan itu sebetulnya sudah rutin di beritahukan ke WP, tapi biasanya ada WP yang memang masih kurang jelas kewajiban perpajakannya kan, nah akhirnya WP berkonsultasi langsung ke AR nya. Biasanya yang di tanyakan WP itu seputar tata cara pengisian SPT sama peraturan-peraturan perpajakannya mas, kan setiap WP punya usaha atau kerja yang beda-beda, peraturannya pun juga beda-beda.”
Wajib Pajak KPP Pratama Sidoarjo Utara berkonsultasi terhadap Account Representative nya secara kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Wajib Pajak untuk menanyakan tata cara pengisian SPT, peraturan-peraturan perpajakan yang mengatur Wajib Pajak dalam kewajiban perpajakannya sesuai dengan bidang usaha Wajib Pajak, dan pengimplementasian perpajakannya.
4.1.2 Arah Pelayanan Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara
Berdasarkan konsep awal kerja seorang Account Representative yaitu pelayanan terhadap Wajib Pajak. Account Representative juga akan bertindak sebagai sumber informasi yang menyangkut tentang seluruh aspek perpajakan dan melakukan koordinasi serta tindak lanjut dengan seksi terkait pada KPP Wajib Pajak Besar.
Sesuai dengan konsep kerja seorang Account Representative tersebut yang menyatakan bahwa Account Representative bertindak sebagai sumber informasi yang menyangkut tentang seluruh aspek perpajakan maka lingkup kerja seorang Account Representative hanya mencakup pengawasan terhadap pelaporan dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak nya, bimbingan, serta konsultasi mengenai perpajakan yang diberikan untuk Wajib Pajak nya. Untuk pelayanan yang lebih mengarah berupa administratif misalnya seperti pelaporan dan pengumpulan SPT
71
tersebut merupakan tugas dan bagian kerja dari Seksi Pelayanan (di setiap KPP). Pernyataan tersebut merupakan simpulan dari jawaban yang ditanyakan pada para informan.
“Kalau administratif rasanya tidak ya mas, WP sudah tahu dan bisa tanya ke Seksi Pelayanan tapi untuk teknis bisa di tanyakan dulu ke AR. Kita mengarahkan kebiasaan kalau memang dia (WP) mau lapor bisa langsung ke bawah (Seksi Pelayanan).”
Informan: Bapak Mirza
“Pelayanan administratif itu diluar kerja AR ya mas, jadi saya rasa AR nggak mungkin ikut melayani WP untuk hal itu, dalam arti minta tolong ke AR untuk mengumpulkan SPT WP karena WP tidak mau antri di depan (Seksi Pelayanan) atau lain sebagainya. Tugas AR ya Cuma seputar kasih bimbingan ke WP dan juga pengawasan kegiatan perpajakan WP nya.”
Informan: Bapak Wahyu
Account Representative memberikan pelayanan bagi Wajib Pajaknya dalam bentuk bimbingan secara teknis dalam perpajakan dengan tujuan memperkecil tingkat kesalahan Wajib Pajak dalam pengimplementasian kegiatan perpajakannya.
4.1.3 Pengawasan Account Representative atas SPT yang dilaporkan Wajib Pajak di KPP Pratama Sidoarjo Utara
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran, pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kelengkapan dalam pengisian SPT sangat diperlukan, setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jendral Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak.
Salah satu tugas dan tanggung jawab seorang Account Representative adalah melakukan pengawasan terhadap SPT yang di laporkan oleh Wajib Pajak nya. Pengawasan yang dilakukan seorang Account Representative terhadap SPT adalah memeriksa kelengkapan isi dari SPT yang dilaporkan Wajib Pajaknya. Berikut adalah kutipan jawaban dari para informan sebagai bukti dari apa yang telah diuraikan oleh peneliti diatas.
73
“AR ikut mengawasi kelengkapan SPT, jadi kalau kelengkapan itu cenderung ke administrasi nya bukan ke materinya. Salah tulis SPT biasanya, dari pihak perekaman langsung melaporkan kesalahan penulisan SPT tadi ke AR nya.”
Informan: Bapak Mirza
“Kalau AR itu biasanya ikut mengawasi mungkin di kelengkapan penulisan SPT nya saja ya mas.”
Informan: Bapak Wahyu
Namun sebetulnya kesalahan dalam penulisan jarang terjadi, karena pada saat pengumpulan SPT dimana langkah awalnya harus melewati Seksi Pelayanan. Seksi Pelayanan sendiri bertugas untuk melakukan penelitian awal atas SPT. Letak kesalahan SPT biasanya diketahui pada saat perekaman SPT, karena dari proses perekaman akan di ketahui kesalahan dalam perhitungan-perhitungan yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri. Dari situ pihak perekaman data akan melaporkan kesalahan perhitungan Wajib Pajak kepada Account Representative nya dan Account Representative akan menelusuri kesalahan Wajib Pajak dan mensosialisasikan kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh Wajib Pajak kepada Wajib Pajak tersebut.
4.1.4 Frekuensi Pengawasan, Bimbingan, dan Konsultasi Teknis Mengenai Perpajakan Kepada Wajib Pajak di KPP Pratama Sidoarjo Utara
Terdapat tiga poin mendasar yang menjadi peran dan tugas Account Representative yang akan diuraikan antara lain pengawasan, bimbingan, dan konsultasi teknis mengenai perpajakan. Dalam melaksanakan pengawasan, Account Representative bertangggung jawab untuk memonitor tanggal pembayaran dan pelaporan serta memberikan peringatan dini mengenai tunggakan kewajiban Wajib Pajak nya. Account Representative juga bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan baik untuk Wajib Pajak maupun untuk instansi dalam bentuk memberikan informasi mengenai penyelesaian restitusi, memberikan informasi mengenai perubahan ketentuan perpajakan dan kewajiban kepatuhan Wajib Pajak nya, dan memberikan rekomendasi peningkatan pelayanan (bagi instansinya) untuk membantu peningkatan kepatuhan secara sukarela. Dan yang terakhir dalam memberikan pelayanan dengan bentuk konsultasi teknis, Account Representative bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan Wajib Pajak atas semua permasalahan perpajakannya, pertanyaan Wajib Pajak mengenai pemeriksaan pajak dan langkah penyelesaiannya, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan lain sehubungan dengan kewajiban perpajakan Wajib Pajak nya.
75
Untuk frekuensi pelayanan Account Representative, di uraikan dalam penjelasan dari para informan sehubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Berikut kutipan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para informan.
“Kita kan harus bedakan yang mana yang pengawasan yang mana yang konsultasi kan. Kalau konsultasi kan seperti yang saya jelaskan tadi, nah kalau untuk pengawasannya kita melihat kepatuhannya WP, semisal WP tidak lapor ya kita himbau. Begitu tanggal jatuh tempo dia tidak lapor kita harus himbau. Untuk bimbingan itu kembali pada WP nya, kalau WP masih butuh bimbingan ya kita kasih bimbingan.”
Informan: Bapak Mirza
“Kalau dibilang frekuensinya lebih sering yang mana ya dari bentuk pengawasannya mas. Bukan sering ya, bisa dibilang rutin, karena AR juga harus mengawasi WP nya secara intensif, ya supaya WP nya juga tidak terlambat dalam pelaporan. Tujuan AR kan juga untuk meningkatkan kepatuhan WP mas. Kalo mengawasi itu biasanya waktu mau mendekati jatuh tempo saja, cuma kalau ditanya sering mana ya pengawasan itu mas karena kan dilakukannya secara rutin. Kalau bimbingan sama konsultasi itu kondisional aja kok mas. Kalau WP memang butuh bimbingan atau mau konsultasi ya AR layani.”
Pelayanan yang dilakukan oleh Account Representative terhadap Wajib Pajak bersifat kondisional, yang dimaksutkan disini adalah pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan Wajib Pajak. Untuk pelayanan yang berupa pengawasan dilakukan secara rutin dan bertahap sehingga bisa dibilang frekuensi pengawasan yang dilakukan seorang Account Representative terjadi lebih sering dibandingkan dengan pelayanan yang berupa bimbingan dan konsultasi teknis sesuai dengan penjelasan dari para informan.
4.1.5 Account Representative Bertanggung Jawab Untuk Menginformasikan Semua Perubahan Peraturan Perpajakan
Tugas Account Representative adalah bertanggung jawab untuk membangun seluruh kebutuhan administrasi yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak di dalam memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya. Account Representative juga akan bertindak sebagai sumber informasi yang menyangkut tentang seluruh aspek perpajakan.
Salah satu tugas dan tanggung jawab seorang Account Representative yang akan dibahas dalam hal ini adalah menginformasikan ketentuan perpajakan terbaru kepada Wajib Pajak. Penjelasan yang didapat dari hasil wawancara formal kepada para informan mengungkapkan cara-cara Account Representative dalam
77
menginformasikan semua perubahan dalam peraturan perpajakan. Berikut kutipan jawaban dari para informan.
“Kalau ada perubahan itu, misalnya perubahan yang sifatnya mendasar misalnya peruabahn PTKP itu biasa nya disampaikan dengan mengirim surat ke WP. Kalau peraturan yang sifatnya berjalan biasanya kita menyampaikannya secara sosialisasi, nah itu kita undang WP WP yang hanya menerbitkan faktur pajak. Jadi ada dua ya mas cara penyampaian informasinya, dengan mengirimkan surat ke WP dan soialisasi secara langsung ke WP.”
Informan: Bapak Mirza
“Tanggung jawab AR salah satunya menginformasikan seluruh informasi perpajakan yang dibutuhkan WP mas, kalau ada perubahan peraturan perpajakan misalnya. Cara menginformasikannya itu biasanya dengan mengirimkan surat langsung yang isinya tentang perubahan peraturan perpajakan WP nya mas. Untuk sosialisasi langsung biasanya yang di datangkan itu WP yang punya tugas menerbitkan faktur pajak saja mas. Ada lagi beberapa cara yang di pakai, cuma itu hanya beberapa cara tambahan saja kok mas mengikuti kondisional WP nya.”
Beberapa cara yang digunakan seorang Account Representative dalam menginformasikan setiap perubahan peraturan perpajakan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab seorang Account Representative KPP Pratama Sidoarjo Utara dan instansi (KPP Pratama Sidoarjo Utara) dalam mengemban tugas dan perannya. Sosialisasi dan penerbitan surat pemberitahuan yang di tujukan untuk Wajib Pajak merupakan beberapa cara penginformasian semua perubahan peraturan pajak yang mendasar maupun tidak.
4.1.6 Pembuatan Konsep Usulan WP/PKP Fikitf dan WP Patuh yang Dilakukan Account Representative Agar Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
Tugas dan peran Account Representative salah satunya adalah meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Dengan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan Account Representaive kepada Wajib Pajak, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Salah satu bentuk/cara Account Representative dalam maksut meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak nya adalah pembuatan Konsep Usulan WP/PKP Fikitf dan WP Patuh. Kedua nya telah diuraikan maksut dan tujuannya oleh para informan yang digunakan peneliti sebagai
79
elemen penelitiannya. Berikut kutipan hasil wawancara dengan para informan.
“Ya, ini sebenarnya cuma bentuk penggolongan aja mas. WP yang menerbitkan faktur pajak tanpa ada transaksi atau kalau semisal gini mas, faktur pajak itu kan hubungannya sama penjual dan pembeli. WP menerbitkan faktur pajak dan sudah transaksi ke penjualnya, cuma barangnya yang untuk jual/beli itu tidak ada, nah WP itu berarti menerbitkan faktur pajak fiktif mas. Kalau WP Patuh yang secara umum itu, dia WP yang selalu melapor tepat waktu, tidak ada masalah, pokoknya yang baik dalam melaksanakan perpajakannya mas. Terus untuk WP Patuh yang ke dua, itu WP yang benar benar taat dengan peraturan, jadi yang masuk ke golongan WP Patuh itu WP nya khusus, dia benar benar patuh, setelah itu kita pihak KPP memberikan fasilitas supaya kepatuhannya meningkat mas, kan WP yang masuk ke dalam golongan WP Patuh dapat reward berupa tambahan fasilitas pelayanan dari KPP, dengan itu kepatuhan WP pasti akan meningkat mas.”
Informan: Bapak Mirza
“Itu penggolongan WP-WP, WP yang melakukan pelanggaran dengan menerbitkan semua hal yang berkaitan sama perpajakan dengan bentuk yang fiktif, atau melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perpajakan dengan fiktif juga itu masuk ke golongan WP/PKP
Fiktif itu mas, supaya mempermudah instansi buat menindaklanjuti pelanggarannya. Kalau yang masuk ke golongan WP Patuh itu ya WP yang benar-benar melaksanakan kewajiban perpajakan nya dengan benar dan sesuai peraturan dan undang-undang mas. Nah buat WP Patuh, dia mendapat kemudahan kalau si WP tersebut mau melakukan kegiatan pajak, bisa dibilang WP tersebut mendapat keuntungan dalam mengurus perpajakannya supaya WP lebih patuh lagi mas dalam kewajiban perpajakanya.”
Informan: Bapak Wahyu
WP/PKP Fiktif dan WP Patuh merupakan bentuk penggolongan berdasarkan data-data yang dikumpulkan sesuai dengan perlakuan seorang Wajib Pajak dalam implementasi perpajakannya. Wajib Pajak yang melakukan pelanggaran-pelanggaran dengan menerbitkan faktur pajak fiktif masuk dalam penggolongan WP/PKP Fiktif. Sedangkan Wajib Pajak yang benar-benar menaati seluruh peraturan dan perundang-undangan perpajakan dan sudah melalui tahap-tahapan tertentu masuk kedalam golongan WP Patuh. WP Patuh sendiri akan diberikan keuntungan dan kemudahan dari pihak KPP dalam setiap pelaksanaan dan pengurusan perpajakan nya. Hal itu dimaksutkan untuk terus mempertahankan tingkat kepatuhan Wajib Pajak tersebut dan
81
kemungkinan besar juga dapat lebih meningkatkan lagi kepatuhan Wajib Pajak tersebut.
4.1.7 Tindakan Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara Dalam Menanggapi Pelanggaran yang Dilakukan Oleh Wajib Pajak
Menurut perannya, seorang Account Representative yang bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak berhak melakukan himbauan secara intensif pada para Wajib Pajak sehubungan dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam pengimplementasian kewajiban perpajakannya.
Berikut kutipan penjelasan dari para informan mengenai tindakan Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara dalam menanggapi pelanggaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
“Nah kalau WP melakukan pelanggaran itu kita himbau untuk melakukan pembetulan, itu sebelum sampai kepada tahap pemeriksaan. Assesment nya tetep jalan. Yang jelas kita masi kasih kesempatan untuk WP segera melakukan pembetulan.”
Informan: Bapak Mirza
“Biasanya kita ingatkan terlebih dahulu ke WP nya, karena kita masih memberi kesempatan ke WP nya untuk di benarkan dulu pelaporan pajaknya. Karena kan sebagai Account Representative pasti punya semua
informasi tentang WP nya kan mas, jadi pasti ketahuan WP melakukan pelanggaran atau tidak nya.”
Informan: Bapak Wahyu
Sebelum sampai ke tahap pemeriksaan setiap Account Representative diperkenankan untuk mengkonfirmasikan kesalahan Wajib Pajak yang melakukan pelanggran kepada Wajib Pajak tersebut. Wajib Pajak tersebut di himbau untuk segera melakukan pembetulan secara menyeluruh sesuai dengan pelanggaran yang Wajib Pajak tersebut lakukan.
4.1.8 Waktu Operasional Account Representative di KPP Pratama Sidoarjo Utara
Secara umum jam kerja atau jam operasional seorang Account Representative sesuai dengan jam kerja yang berlaku di instansi/Kantor Pelayanan Pajak. Dikarenakan Bidang usaha, pekerjaan, dan kegiatan masing-masing Wajib Pajak yang berada dalam pengawasan satu orang Account Representative yang berbeda, terkadang membuat jam operasional seorang Account Representative secara kondisional mengalami perubahan/pertambahan jam aktif operasionalnya.
83
Uraian di atas di tulis berdasarkan bukti-bukti yang ada sehubungan dengan hasil wawancara. Berikut kutipan jawaban dari para informan.
“Jam kerja AR sama, cuman memang AR itu bisa bekerja lebih dari jam kerja itu. Semisal kalau WP nya beraktivitas malam jadi kan pelayanan nya harus malam, kalau memang WP itu meminta pelayanan