• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Analisis Data

Analisis data penelitian adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. Ia membedakan dengan pengtaksiran, yaitu memberikan arti yang signifikakan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian . Dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang dicetus oleh Miles dan Huberman, yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Reduksi data yang dilakukan dengan mengkaji strategi dan penanggulangan kenakalan pelajar Kolej Vokasional Pertanian Chenor , dari data kasar yang muncul di lapangan. Dari bentuk ini kemudian direduksi.

40

Data display yaitu memsistematiskan data secara jelas dalam bentuk yang jelas untuk mengungkap strategi dan penanggulangan kenakalan kenakalan pelajar di Kolej Vokasinal Pertanian Chenor . Hal ini dilakukan dengan cara mengkaji data yang diperoleh kemudian mensistematisi dokumen aktual tentang topik yang bersangkutan.

c. Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, kemudian diverifikasikan dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari kembali data yang telah terkumpul.

41

Setiap Kolej pasti mempunyai pelajar yang bertingkah laku berbeda-beda, ada yang bertingkahlaku yang baik dan ada pula yang buruk, khususnya di Kolej Vokasional Pertanian Chenor mempunyai pelajar yang cukup banyak yang harus diasuh oleh guru pembimbing dan yang harus di tanggung jawabin oleh Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Encik Yang Amri, guru pembimbing pada tanggal 12 Oktober2015 diperoleh keterangan bahwa menjelaskan kondisi pelajar di Kolej dalam mengikuti proses belajar dan di luar jam pelajaran:

1. Kondisi Pelajar Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Secara umum kenakalan yang dihadapi pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Kolej adalah pelajar tidak konsentrasi dalam belajar, tidak dapat mengikuti atau memahami pelajaran dengan baik, serta kurang perhatian di kelas.1

Peneliti mengetahui kenakalan-kenakalan yang dihadapi pelajar dalam proses belajar dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh faktor internal (diri sendiri). Menurut beliau hal tersebut terlihat dari kondisi fisik dan psikis pelajar yang mengalami masalah dalam prestasi belajar dan moraritas yang nagetif sehingga berakibat pada tindakkan atau perilaku yang bertentangan dengan peraturan, khususnya peraturan Kolej.

1

42

Menurutnya memberikan argumentasi bahwa sumber permasalahan pelajar dalam menjalani proses belajar mengajar cukup banyak. Pada mata pelajaran tertentu seperti matematika, kimia, fisika, dan bahasa inggeris banyak diantara pelajar yang merasa tidak senang untuk mempelajarinya. Kalaupun mereka hadir dan mengikuti proses belajar mengajar dalam kelas, perhatian mereka tidak sepenuhnya terhadap pelajaran tersebut. Dengan demikian ketidak mampuan pelajar akan membenti guru yang memberikan mata pelajaran yang mereka benci serta pelajar akan membuat keributan di dalam kelas disebabkan ketidakmampuannya untuk mengikuti pelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lokasi penelitian, pernyataan guru pembimbing, guru mata pelajaran serta kepala sekolah tentang sumber-sumber permasalahan pelajar dalam proses belajar mengajar tersebut cukup beralasan.

Untuk memperkuatkan hasil wawancara ini, penulis melakukan recheck terhadap buku catatan yang digunakan para pelajar untuk mencatat materi pelajaran. Hasilnya membuktikan bahwa tidak ada kreasi pelajar untuk membuat catatan sendiri selain dari apa yang diperintahkan oleh guru. Padahal keterampilan membuat catatan dalam proses belajar mengajar sangat berperan dalam menentukan tingkat keberhasilan pelajar dalam menguasai materi pelajaran.

Syarat untuk mencatat didahului oleh keterampilan mendengar. Seseorang pelajar yang tidak berkomunikasi mendengarkan keterangan atau informasi yang disampaikan guru dalam proses belajar mengajar, dapat dipastikan ia tidak akan mampu membuat catatan yang baik. Untuk itu keterampilan mendengar bagi pelajar

harus dilatih sedemikian rupa, sehingga dalam mendengarkan proses belajar mengajar para pelajar tidak mengalami masalah.

2. Di Luar Jam Pelajaran

Selain pelajar melakukan kenakalan di waktu proses pelajar mengajar sedang berlangsung, pelajar juga banyak melakukan kesalahan yang melanggar peraturan di Kolej yang sudah menjadi keputusan dari kepala sekolah, khususnya di luar jam pelajaran, ada beberapa kondisi di luar jam pelajaran yaitu:

a. Pelajar membolos dari Kolej

Membolos dari Kolej merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang atau kenakalan remaja yang acapkali dilakukan oleh pelajar dalam bentuk yang bervariasi, misalnya tidak masuk Kolej tanpa ada keterangan serta keluar dari Kolej ketika jam persekolahan masih berlangsung. Perilaku membolos merupakan titik awal perubahan seseorang ke arah yang kurang baik, karena selama aktivitasnya pelajar cenderung melakukan hal-hal nagetif. Karena itu, permasalahan membolos yang dilakukan oleh para pelajar perlu mendapat perhatian yang lebih dari semua pihak dalam upaya menciptakan generasi muda yang kompeten sehingga tercapai bangsa malaysia yang maju dan berkembang kearah yang lebih baik.2

b. Pelajar merokok

Di dalam mengikuti pelajaran pelajar sering kali beralasan permisi keluar dengan alasan mau ke kamar mandi, tetapi sampai di karam mandi pelajar bukan tujuan mau ke kamar mandi akan tetapi di dalam kamar mandi pelajar merokok

2

44

khususnya anak laki-laki. Mereka terus-terusan seperti itu dan sering kali dipanggil ke ruang bk, dan guru pembimbing pun menangani seperti biasanya.3

c. Perkelahian

Faktor penyebab perkelahian remaja tidak lah hanya datang dari individu pelajar itu sendiri. Melainkan juga karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal di luar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan menginginkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidikan kepribadian para pelajar agar menjadi insan yang lebih baik.

Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaannya.























3

Soekanto, Soerjono, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta, Ghalia Indonesia,1883), hlm. 40

Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS.Al-Hujurat 49:10)

Penganiayaan, melukai orang lain, di dalam ajaran Islam dipandang sebagai perbuatan-perbuatan yang membahayakan jasmani,



































Artinya: Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS.An-Nisa‟ 4:93)4 d. Pergaulan bebas

Melihat tayangan TV, CD, HP maupun internet bukan hal yang sulit ditemukan bagi remaja sekarang ini, mereka bisa melihat kapan saja dia inginkan. Kurangnya perhatian orang tua atau tidak adanyapendampingan orang tua saat melihat TV, CD ataupun internet, menjadikan mereka dengan sesuka hati mengakses ataupun menonton tayangan-tayangan yang semestinya tidak mereka lihat,seperti video porno ataupun gambar porno. Mulanya dari melihat,kemudian memiliki, yang kemudian mereka ingin mencoba apa yang mereka pikirkan. Kesalahan yang banyak

4

Departemen Agama RI, Qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka: 2006), hlm .34

46

terjadi, mereka belum memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimana berinteraksi kepada lawan jenis secara sehat dan direstui oleh norma Islam. Remaja sekarang mayoritas telah mengenal pacaran, melalui media yang mereka lihat,pacaran seolah menjadi trend bagi remaja. Pacaran yang tidak dikendalikan norma, cenderung mengarah pada pergaulan bebas. Tidak hanya itu,remaja cenderung mudah meniru atau mencontoh tayangantayangan yang mereka lihat misalnya cara berpakaian yang ketat dengan memperlihatkan lekuk badan, busana yang memperlihatkan aurat sehingga mengundang lawan jenis untuk menggoda.5

Keselamatan pergaulan mereka, sangat mendukung kelancaran dalam menempuh studi, oleh kerana itu dalam pergaulan mereka, perlu diwujudkan kondisi lingkungan yang islami. Bagi wanita, cara berbusana sopan, menjauhkan diri dari berbicara kotor, bertingkah laku akhlakul karimah merupakan sumbangan positif bagi terwujudnya kondisi lingkungan yang damai.

B. Faktor Penyebab Timbulnya Kenakalan Pelajar Di Kolej Vokasional