• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Analisis Data

Setelah data-data terkumpul maka data tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik-teknik analisis sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mengetahui dalam model regresi linier berganda sudah benar . Adapun pengujian yang dilakukan dalam Uji Asumsi Klasik yaitu :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengtahui apakah data yang dipergunakan telah terdistribusi secara normal atau tidak . Uji normalitas terpenuhi jika titik-titik pada grafik mendekati sumbu diagonalnya.

50 Gambar 4.1

Uji Normalitas

Dari gambar 5 menunjukan titik-titik pada grafik telah mendekati dengan diagonal garis mendatar. Sehingga data / model yang digunakan telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Dari hasi uji multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS 17 (Lampiran 1 ) menunjukan VIF untuk seluruh variabel bebas masing-masing sebesar 1,128 untuk Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), sebesar 1,128 untuk Simpanan Masyarakat (X2). Ini berarti tidak terdapat multikolinieritas terhadap seluruh variabel bebas karenan VIF<10.

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

51 c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat ada atau tidaknya unsur korelasi antar residul , uji ini dilakukan dengan menggunakan motode Durbin Watson dan menunjukan nilai sebesar 1,659 ( terlampir pada output SPSS Lampiran 1) sedangkan nilai batas bawah (dl) pada tabel Durbin Watson sebesar 0,966 dan nilai batas atas (du) sebesar 1,6851 pada k sebesar 2 (k = variabel bebas).

Karena nilai Durbin Watsonterletak antara du (1,6851) dengan (4-du= 2,3149 ) maka dapat diprediksi bahwa tidak terjadi autokorelasi .

Gambar 4.2

Metode Uji Durbin Watson

0 dl du 2 4-du 4-dl 4 0,966 1,6851 2,3149 3,034

Keterangan :

1. Daerah 0-dl adalah daerah korelasi positif . 2. Daerah dl-du adalah daerah keragu-raguan

3. Daerah du-(4du) daerah tidak mengandung autokorelasi 4. Daerah (4-du) dan (4-dl) adalah daerah keragu-raguan 5. Daerah 4-dl dan 4 negatif

52 Sehingga nilai Durbin Watson terletak di antara daerah du-(4) yaitu daerah tidak mengandung autokorelasi . artinya disimpulkan bahwa model tersebut mengandung autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode grafik (scategram) menunjukan pola sebaran pada gambar 4.3

Gambar 4.3

Dari gambar diatas terlihat bahwa pola sebaran scatergram menunjukan pola yang tidak jelas , artinya dapat diduga bahwa grafik tersebut menunjukan homokedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi hasil penafsiran ,sehingga dapat menunjukan kriteria BLUE ( Best Liniar Unbiased Estimator ).

Regression Standardized Predicted Value

1 0

-1 -2

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Y

53 2.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit dan Jumlah Simpanan Masyarakat terdahap Jumlah Kredit di Bank Umum Pemerintah . maka digunakan rumussebagai berikut : Y=α+β1X12X2i

Keterangan :

Y : Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia Β0 : Konstanta

β1 : Koefisien regresi ; Tingkat Suku Bunga Kredit β2 : Koefisien regresi ; Jumlah Simpanan Masyarakat X1 : Tingkat Suku Bunga Kredit

X2 : Jumlah Simpanan Masyarakat µi : Variabel penganggu

Berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 1) maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y=81,345-5,806X1-0,00006X2

Interpretasinya adalah sebagai berikut :

α = 81,345 artinya apabila Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah Simpanan Masyarakat (X2), sama dengan nol maka Jumlah Kredit (Y) sebesar 81,345 Milyar Rupiah

β1 = -5,806 artinya apabila Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) naik sebesar 1% dan Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) adalah konstan maka Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah mengalami penurunan sebesar 5,806 Milyar Rupiah.

β2 =-0,00006 artinya apabila Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) bertambah sebesar 1 milyar rupiah dan Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) adalah konstan maka Jumlah kredit (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,00006 milyar rupiah .

54 3. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan koefisien-koefisien regresi secara individual.

a. Adapun formulasi uji terhadap arah regresi terhadap Tingkat Suku bunga Kredit (X1)

1) Menentukan formulasi :

Ho ; β1=0, artinya Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) ,tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Kredit (Y) pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.

H1 ; β1 > 0, artinya Tingkat Suku Bunga Kredit (X1) mempunyai pengaruh yang nyata dan negatif terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum di Indonesia.

2) Dengan menggunakan Level of Siginifikan(α : 0,05)

3) Degree of freedom (n-k) = 20-1 = 19 maka diperoleh t- table sebesar 2,093 ( lampiran 1 ).

4) Kriteria Pengujian

Ho diterima jika t-hitung ≤ t-tabel (2,093 ) Ho ditolak jika t-hitung > table (2,093 )

Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

t-hitung t-tabel 0 - 4,524 2,093

Oleh karena t-hitung (-4,524 ) < t-tabel (-2,093 ) maka Ho ditolak. Ini berarti Tingkat Suku Bunga ( X1) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jumlah Kredit ( Y ) pada Bank Umum di Indonesia periode 2012 – 2016

55 b. Adapun formulasi uji terhadap koefisien arah regresi terhadap Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) adalah :

1) Menentukan formulasi

HO ; β2 = 0, artinya Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) , tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Kredit (Y) pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.

Hi ; β2 > 0, artinya Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) mempunyai pengaruh yang nyata dan positif terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.

2) Dengan menggunakan Level of Siginifikan (α : 0,05)

3) Degree of freedom(n-k) 20-1 = 19, maka diperoleh t-tabel sebesar 2,093 dan t-hitung sebesar 5,941 ( lampiran 1)

4) Kriteria Pengujian

Ho diterima jika t- hitung ≤ t-tabel (2,093 ) Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel (2,093 )

Gambar 4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

0 t-tabel t-hitung 2,093 5,941

56 5) Kesimpulan

Oleh karena t-hitung ( 5,941 )> t-tabel (2,093 ) maka Ho di tolak .

Hal ini berarti ada pengaruh signifikan dan positif antara Jumlah Simpanan Masyarakat terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum di Indonesia periode 2012- 2016.

4. Uji F

Uji F dipergunakan untuk mengtahui apakah variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tak bebas secara signifikan .

a. Formulasi Hipotesis

HO ; β1, β2 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) secara simultan, terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum Pemerintah di Indonesia.

Hi ;minimal salah satu dari βi ≠ 0 (i=1,2 ) artinya ada pengaruh secara signifikan antara Tingkat Suku Bunga Kredit (X1), Jumlah Simpanan Masyarakat (X2) secara simultan, terhadap Jumlah Kredit pada Bank Umum di Indonesia tahun 2012- 2016.

b. Taraf nyata yang digunakan untuk memperoleh nilai F-tabel dengan α = 5% dan derajat kebebasan = k,[n-(k+1)] = F0,05(2,12) maka diperoleh Ftabel sebesar 3,68.

F- hitung = 41,651 ( lampiran 1 ) c. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika F hitung ≤ 3,68 Ho ditolak jika F hitung > 3,68

57 Gambar 4.6 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan Ho dengan menggunakan uji F.

Daerah

penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

F-tabel F-hitung

Dokumen terkait