• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Analisis Data

Penyeleksian data adalah pemeriksaan kelengkapan instrumen yang telah disebar terkumpul kembali dengan lengkap. Penyeleksian data dipilih data yang memadai untuk diolah, yaitu kelengkapan pengisian setiap item pernyataan dan kelengkapan pengisian identitas peserta didik.

3.6.2 Skoring

Setiap butir pertanyaan dibuat dalam bentuk skala sikap Model Likert dengan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Melalui angket tersebut, peserta didik diarahkan untuk memilih salah satu respon dari kelima respon yang disediakan dengan cara memberikan tanda checklist atau silang sesuai dengan gambaran diri peserta didik.

Subino (1987, hlm. 124) menyatakan bahwa penentuan skor skala Likert dilakukan dengan dua cara yaitu apriori atau aposteriori. Apriori adalah pemberian skor secara ditentukan, sedangkan aposteriori adalah pemberian skor berdasarkan hasil uji coba. Penyekoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara aposteriori yaitu menentukan skor dengan menguji pola skor pada setiap item.

Langkah-langkah dalam menguji pola penyekoran skala Likert dijelaskan oleh Suryabrata (2005, hlm. 188) sebagai berikut:

3.6.2.1Hitung frekuensi (f) maisng-masing kemungkinan jawaban

3.6.2.2Hitung presentase masing-masing frekuensi jawaban untuk mengetahui nilai presentasi atau proporsi (p)

3.6.2.3Hitung presentil kumulatif (cp)

3.6.2.4Cari titik tengah dari presentil kumulatif (mid cp)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2.6 Untuk menghilangkan tanda negatif pada skala, harga z koreksi menjadi Zc dengan cara menambahkan harga mutlak harga z terkecil.

Adapun contoh perhitungan penetapan skor dengan cara aprosteriori pada item no 5 dapat dilhat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Contoh penentuan Skor Skala Likert Secara Aposteriori

F 2 9 29 39 28 P 0.019 0.084 0.271 0.364 0.262 Cp 0.019 0.103 0.374 0.739 1.000 Mid.p.cp 0.010 0.061 0.239 0.556 0.869 Z -2.326 -1.546 -0.71 0.138 1.122 Zc 0 0.78 1.616 2.464 3.448

Dari tabel 3.7 daapt diketahui bahwa pada item no 5 pola skor yang digunakan adalah pada kolom Zc. Pada pola penyekoran skala Likert dalam penelitian ini dilakukan pembulatan. Pola skor yang telah ditentukan untuk tabulasi data dapat dilihat pada lampiran.

3.6.3 Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Langkah-langkah dalam menentukan kriteria skor pembuatan keputusan karier peserta didik adalah sebagai berikut:

3.6.3.1Menghitung jumlah item pernyataan instrumen kemampuan keputusan karier sebanyak 53 item pernyataan.

3.6.3.2Memberikan bobot untuk setiap jawaban dari item pernyataan yang telah dijawab oleh responden.

3.6.3.3Menghitung skor maksimal (Xmax) 3.6.3.4Menghitung skor minimal (Xmin)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.3.6Menentukan standar deviasi dengan cara membagi rentang diperoleh r/6= (suatu distribusi normal terbagi atas 6 standar deviasi)

3.6.3.7Menghitung mean teoretis (µ) dengan tiga kategori

3.6.3.8Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan menggunakan tabel kategori (Azwar, S. 2010, hlm. 109) pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kategorisasi Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015

No Kriteria Kategori

1 (µ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi

2 (µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) Sedang 3 x < (µ - 1,0 σ) Rendah

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Kategorisasi Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015

No Skor Kategori

1 X > 212 Tinggi

2 183 ≤ X ≤ 212 Sedang

3 X < 183 Rendah

Berdasarkan perhitungan di atas berdasarkan kategori dapat dilihat pada tabel 3.10 Sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kategori Tingkat Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015

No Rentang Skor Kategori Kualifikasi

1 X > 212 Tinggi Pada kategori ini, peserta didik sudah dapat: (1) menyadari diri; (2) mengidentifikasi nilai-nilai; (3) mengidentifikasi lingkungan sekolah; (4) mengidentifikasi peluang karier; (5) percaya diri; (6) bebas menentukan pilihan; (7) terlibat dalam aktifitas yang menunjang; (8) mandiri, dan (9) bertanggungjawab.

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat: (1) menyadari diri; (2) mengidentifikasi nilai-nilai; (3) mengidentifikasi lingkungan sekolah; (4) mengidentifikasi peluang karier; (5) percaya diri; (6) bebas menentukan pilihan; (7) terlibat dalam aktifitas yang menunjang; (8) mandiri, dan (9) bertanggungjawab.

3 X < 183 Rendah Pada kategori ini, peserta didik belum dapat: (1) menyadari diri; (2) mengidentifikasi nilai-nilai; (3) mengidentifikasi lingkungan sekolah; (4) mengidentifikasi peluang karier; (5) percaya diri; (6) bebas menentukan pilihan; (7) terlibat dalam aktifitas yang menunjang; (8) mandiri, dan (9) bertanggungjawab.

3.6.4 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh berasal dari distribusi populasi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : Sampel berasal dari distribusi normal H1 : Sampel berasal dari distribusi tidak normal

Kriteria pengujian adalah: Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima Sig. < 0,05 maka H0 ditolak

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji statistik nonparametric yaitu uji Mann-Whitney.

3.6.5 Uji Homogenitas

Jika data pada kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan menguji homogenitas varians kedua kelas dengan menggunakan uji Levene’s

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pretes skor pretes postes gain    max

test dengan taraf signifikansi 5%. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah populasi data bersifat homogen atau tidak homogen. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut:

H0 : Kedua varians kelompok data homogen H1 : Kedua varians kelompok data tidak homogen

Kriteria pengujian adalah Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima Sig. < 0,05 maka H0 ditolak

3.6.6 Uji Pembeda Dua Rata-rata

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji pembeda dua rata-rata. Dikarenakan data dalam penelitian ini berskala ordinal dan mempunyai sampel yang sedikit yaitu kurang dari 30 sampel, maka dilakukan uji statistik nonparametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan respon dari dua populasi data yang saling independen.

3.6.7 Analisis Data Indeks Gain

Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik adalah data indeks gain. Menurut Hake (1999) skor indeks gain dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kriteria indeks gain mengacu pada kriteria Hake (1999) yaitu sebagai berikut: Tabel 3.11

Kriteria Tingkat Gain

G Keterangan

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

G ≤ 0,3 Rendah

Dokumen terkait