• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Analisis Data

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu umtuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Item kuisioner dinyatakan valid apabila nilai pearson correlation berbintang dua dengan tingkat signifikan pada level 5% dan berbintang satu pada tingkat signifikan pada level 1%

Untuk menguji apakah dari masing-masing indikator valid atau tidak, berikut merupakan tabel hasil uji validitas :

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Item

Pertanyaan

Total Score Correlation

Keterangan

Motivasi Motivasi 1 0, 849** Valid

Motivasi 2 0,807** Valid Motivasi 3 0,842** Valid Motivasi 4 0,833** Valid Motivasi 5 0,823** Valid Komitmen Organisasi Komitmen Organisasi 1 0,794** Valid Komitmen Organisasi 2 0,886** Valid

Komitmen Organisasi 3 0,870** Valid Komitmen Organisasi 4 0,910** Valid Komitmen Organisasi 5 0,887** Valid Kecerdasan Spiritual Kecerdasan Spiritual 1 0,916** Valid Kecerdasan Spiritual 2 0,715** Valid Kecerdasan Spiritual 3 0,908** Valid Kecerdasan Spiritual 4 0,904** Valid Kecerdasan Spiritual 5 0,908** Valid Kecerdasan Spiritual 6 0,855** Valid Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan 1 0,863** Valid Kinerja Karyawan 2 0,892** Valid Kinerja Karyawan 3 0,881** Valid Kinerja Karyawan 4 0,870** Valid Kinerja Karyawan 5 0,904** Valid

Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner adalah valid, semua item pertanyaan dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikan pada level 5%, sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunkan pada kesuluruhan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:49). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai

cronbach alpha > 0,6 (Nunnaly dalam Bawono, 2006 : 68). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Motivasi (X1) 0,888 Reliable

Komitmen Organisasi (X2) 0,919 Reliable

Kecerdasan Spiritual (X3) 0,934 Reliable

Kinerja Karyawan (Y) 0,929 Reliable

Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel yang digunkan dalam penelitian ini diperoleh nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti bahwa seluruh instrumen dalam penelitian ini reliabel, sehingga semua butir pertanyaan dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu

(Bawono, 2006: 85). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi (X1), komitmen organisasi (X2), dan kecerdasan spiritual (X3) terhadap kinerja karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC Syariah Semarang (Y). Persamaan regresi linear berganda dicari dengan rumus:

Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e

Tabel 4.6

Hasil Uji Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,685 3,387 2,564 ,013 Motivasi ,313 ,132 ,339 2,367 ,021 Komitmen organisasi -,127 ,156 -,125 -,817 ,417 Kecerdasan spiritual ,519 ,112 ,620 4,648 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regeresi sebagai berikut :

Y = 8,685 + 0,313X1 - 0,127X2 + 0,519X3 + 0,05

Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :

a. Konstanta sebesar 8,685 menyatakan jika motivasi (X1), komitmen organisasi (X2), dan kecerdasan spiritual (X3) konstan atau tidak ada atau nol, maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 8,685.

b. Koefisien regresi motivasi (X1) sebesar + 0,313 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point motivasi (X1) akan di ikuti perubahan kinerja karyawan sebesar + 0,313 dengan anggapan komitmen organisasi (X2), dan kecerdasan spiritual (X3) tetap.

c. Koefisien regresi komitmen organisasi (X2) sebesar – 0,127 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point komitmen organisasi (X2) akan menurunkan kinerja karyawan sebesar – 0,127 dengan anggapan, motivasi (X1) dan kecerdasan spiritual (X3) tetap.

d. Koefisien regresi kecerdasan spiritual (X3) sebesar + 0,519 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point kecerdasan spiritual (X3) akan di ikuti perubahan kinerja karyawan sebesar + 0,519 dengan anggapan komitmen organisasi (X2), dan motivasi (X1) tetap.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013: 105). Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya Multikolonieritas adalah dengan menganalisis

nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) 8,685 3,387 2,564 ,013 Motivasi ,313 ,132 ,339 2,367 ,021 ,262 3,818 Komitmen organisasi -,127 ,156 -,125 -,817 ,417 ,228 4,392 Kecerdasan spiritual ,519 ,112 ,620 4,648 ,000 ,302 3,308 a. Dependent Variable:Kinerja karyawan

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

Pada hasil uji multikolonieritas substruktur I menunjukkan nilai

tolerance untuk variabel motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual masing-masing sebesar 0.262, 0.228, dan 0.302. Nilai tolerance yang diperoleh pada variabel tersebut lebih dari 0.1 serta nilai VIF untuk variabel motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual yaitu masing-masing sebesar 3.818, 4.392 dan 3.308. Dimana nilai VIF Pada variabel tersebut kurang dari 10. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas pada model substruktur I.

b. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,098 2,726 1,503 ,138 Motivasi ,002 ,106 ,004 ,019 ,985 Komitmen organisasi -,177 ,125 -,356 -1,417 ,161 Kecerdasan spiritual ,081 ,090 ,197 ,901 ,371

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

Berdasarkan hasil uji di atas, uji heteroskedastisitas terlihat bahwa nilai signifikan variabel independen variabel motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual masing-masing sebesar 0.985, 0.161, dan 0.371. Nilai dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi

substruktur I terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pada pengujian ini peneliti menggunakan analisa statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,32274396

Most Extreme Differences

Absolute ,082

Positive ,082

Negative -,072

Kolmogorov-Smirnov Z ,690

Asymp. Sig. (2-tailed) ,728

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov untuk substruktur II menyatakan bahwa Asymp.Sig (2-tailed) sebesar

0.728 sedangkan tingkat signifikansi yang digunkan adalah 0.05. hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan adalah data yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 (0.728 > 0.05).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan secara parsial menggunakan uji t dan pengujian secara simultan menggunakan uji F, serta pengujian Koefisien determinasi (R2).

a. Uji statistik t

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Berdasarkan tabel 4.9, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alfa 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan positif mempengaruhi variabel dependennya. dari hasil uji statistik t pada tabel 4.6, peneliti mendapatkan nilai t hitung masing-masing untuk motivasi (X1), komitmen kerja (X2) dan kecerdasan spiritual (X3), yaitu:

1) Koefisien motivasi (X1) dengan t hitung sebesar 2.367 dan nilai signifikasi sebesar 0.021, dimana nilai signifikasi lebih kecil dari

nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel motivasi (X1) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

2) Koefisien komitmen organisasi (X2) dengan t hitung sebesar - 0,817 dan nilai signifikasi 0.417, dimana nilai signifikasi lebih besar dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel komitmen organisasi (X2) secara statistik tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y).

3) Koefisien kecerdasan spiritual (X3) dengan t hitung sebesar 4.648 dan nilai signifikasi sebesar 0.000, dimana nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel kecerdasan spiritual (X3) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan spiritual maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

b. Uji statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Bawono: 91). Hasil uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.10 Hasil Uji statistik F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regressio n 677,807 3 225,936 40,057 ,000b Residual 372,265 66 5,640 Total 1050,071 69

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

b. Predictors: (Constant), kecerdasan spiritual, Motivasi, Komitmen organisasi

Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung sebesar 40.057 dengan nilai signifikasi sebesar 0.000. Karena probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen atau sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Bawono: 92). Hasil uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,803a ,645 ,629 2,3749

a. Predictors: (Constant), kecerdasan spiritual, Motivasi, Komitmen organisasi

Tabel di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0.803 ini berarti ada hubungan antara variabel dependen (kinerja karyawan) dengan variabel independen (motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual) sebesar 0.803. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.629 ini berarti kontribusi variabel independen (motivasi, komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual) mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) sebesar 62,9 % sedangkan sisanya sebesar 37,1 % dipengaruhi variabel lain di luar model.

Dokumen terkait