• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang) - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

(PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

INDRA IRAWAN

NIM 21313097

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

i

(PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

INDRA IRAWAN

NIM 21313097

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)

iv

Hereby the writer fully declares this graduating paper is made by writer himself,

and it is not contained the materials writen or has been published by other people

and other’s people ideas expect the information from the references.

The writer is capable to account for this graduating paper if in the future in can be

proved of containing other’s ideas or fact the writer imitates the other’s graduating

paper.

Like wise the declaration can be understood.

Salatiga, September 14th 2017

Writer,

(7)

v

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Menyatakan bahwa ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan untuk

dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti

karya ini bukan karya saya sendiri, maka saya sanggup menanggung semua

konsekuensinya.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

Indra Irawan

(8)

vi

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

Indra Irawan

(9)

vii

Nama : Indra Irawan

NIM : 21313097

Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI,

DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (PERSERO) Tbk SYARIAH SEMARANG

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar bebas dari plagiat, dan

apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 14 September 2017

Yang menyatakan

Indra Irawan

NIM. 21313097

(10)

viii

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan”(General Collin Power)

Glory is fleeting, but obscurity is forever” Napoleon Bonaparte

“We make a living by what we get, we make a life by what we give” Winston Churchill

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan, saat mereka menyerah” (Thomas Alfa Edison)

“Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan” (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya.

2. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Ismiyati dan Bapak Taman yang selalu

mendoakan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi dalam

pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk semuanya.

3. Saudaraku tercinta, Andri Setianto dan Lukman Nur Arif terima kasih

telah menyemangati dan memotivasi serta Mbah Kartijah dan Pak Nur

(11)

ix

Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan

kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : PENGARUH MOTIVASI,

KOMITMEN ORGANISASI, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk

SYARIAH SEMARANG. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya doa,

bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi

ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si selaku pembimbing, yang

telah memberikan bimbingan, dorongan dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu seluruh karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Syariah Semarang atas bantuan dan kesempatan yang telah diberikan

kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendoakan

(12)

x

9. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu

per satu yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses

untuk kita semua.

10.Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian

berikan.

Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan

karunia serta ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis

(13)

xi

Negara (Persero) Tbk Syariah Semarang), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Ahmad Midlol Muthohar, Lc., M.Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterbukaan sistem ekonomi di kawasan regional Asia tenggara. Hal ini menuntut setiap negara untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi persaingan bisnis yang ada. Termasuk dalam hal ini adalah bank syariah, sektor ini harus mempunyai kualitas sumber daya yang baik untuk menghadapi kemungkinan persaingan dengan perbankan asing di dalam negeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi, komitmen organisasi dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan di PT. Bank Tabungan Negara (persero) Syariah Semarang.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Bank Tabungan Negara (persero) Syariah Semarang. Sampel yang diambil sebanyak 70 responden dengan teknik sampel jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan alat analisis SPSS versi 21. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan uji statistik melalui uji statistik t, uji statistik F, serta koefisien determinasi (R2).

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kemudian komitmen organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan, dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. kemudian pada uji statistik F dan koefisien determinasi (R2) menunjukkan motivasi, komitmen organisasi dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 62,9 % sedangkan sisanya 37,1 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini.

(14)

xii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

DECLARATION ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

(15)

xiii

1. Motivasi ... 18

a. Pengertian Motivasi ... 18

b. Teori Motivasi... 19

c. Prinsip-Prinsip Motivasi ... 22

d. Tujuan Motivasi ... 23

2. Komitmen Organisasi ... 24

a. Pengertian Komitmen Organisasi ... 24

b. Komponen Komitmen Organisasi ... 26

c. Penyebab Komitmen Organisasi ... 26

d. Indikator Komitmen Organisasi... 28

3. Kecerdasan Spiritual ... 28

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual ... 28

b. Manfaat Kecerdasan Spiritual ... 30

c. Indikator Kecerdasan Spiritual ... 30

4. Kinerja Karyawan ... 32

a. Pengertian Kinerja ... 32

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 33

c. Penilaian Kinerja... 34

d. Pengukuran Kinerja ... 35

(16)

xiv

3. Hipotesis 3 ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Skala Pengukuran ... 43

E. Definisi Operasional... 44

F. Instrumen Penelitian... 48

G. Uji Instrumen Penelitian ... 49

1. Uji Kualitas Data ... 49

a. Uji Validitas ... 49

b. Uji Reliabilitas ... 49

2. Analisis Regresi Berganda ... 50

3. Uji Asumsi Klasik ... 50

a. Uji Multikolonieritas... 51

b. Uji Heteroskedastisitas ... 51

c. Uji Normalitas... 52

4. Uji Hipotesis ... 52

a. Uji statistik t ... 52

(17)

xv

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 56

1. Uji Statistik Deskriptif ... 56

2. Identitas Responden ... 58

a. Jenis Kelamin Responden ... 58

b. Pendidikan Responden ... 59

B. Analisis Data ... 60

1. Uji Kualitas Data ... 60

a. Uji Validitas ... 60

b. Uji Reliabilitas ... 61

2. Analisis Regresi Berganda ... 62

3. Uji Asumsi Klasik ... 64

a. Uji Multikolonieritas... 64

b. Uji Heteroskedastisitas ... 66

c. Uji Normalitas... 67

4. Uji Hipotesis ... 68

a. Uji statistik t ... 68

b. Uji statistik F ... 69

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)... 70

C. Pembahasan Pengujian Hipotesis ... 71

(18)

xvi

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA

(19)

xvii

(20)

xviii

Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional ... 46

Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif ... 56

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 58

Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ... 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 4.6 Hasil Uji Regeresi Berganda ... 63

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas ... 65

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.10 Hasil Uji statistik F ... 70

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 70

(21)

1

A. Latar Belakang

Di dalam suatu negara peran sumber daya manusia sangat penting, karena

sumber daya manusia ini memiliki fungsi utama sebagai subyek dalam mengelola

berbagai sumber daya yang lain agar dapat memiliki suatu nilai yang lebih dan

bermanfaat. Saat ini bangsa Indonesia memiliki satu masalah yaitu masih

rendahnya kualitas sumber daya manusia dan bagaimana cara menanganinya.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan pendidikan yang

baik, adanya fasilitas sosial yang mendukung, lapangan kerja yang sesuai dengan

keahlian dan pengembangan yang berkelanjutan. Saat ini, tugas utama yang di

hadapi adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang efektif dan

efisien serta dapat bekerja secara optimal untuk mewujudkan tujuan dari suatu

organisasi.

Pada tahun 2015 negara-negara di kawasan Asia Tenggara bersepakat

untuk mengembangkan kawasan ekonomi terbuka, hal ini dituangkan dalam

kesepakatan anggota ASEAN melalui pembentukan Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) . Dengan adanya MEA, batasan-batasan dalam kegiatan ekonomi

menjadi semakin terbuka, yang memungkinkan aliran barang, jasa, investasi,

tenaga kerja, dan aliran modal yang lebih bebas antar negara-negara di kawasan

(22)

Dalam kaitannya dengan kegiatan investasi dimungkinkan perusahaan di

negara satu dapat lebih mudah mengembangkan perusahaannya di negara lain.

Salah satu contoh adalah dalam sektor perbankan syariah, di kawasan asia

tenggara sendiri Malaysia merupakan negara dengan perkembangan perbankan

syariah yang jauh lebih baik di banding dengan perkembangan di Indonesia yang

dibuktikan dengan pernyataan Dewan Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas

Jasa Keuangan bahwa pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih berada

di angka 5 persen di tahun 2015 sedangkan di Malaysia pangsa pasar mencapai 20

persen, angka ini jauh diatas Indonesia. Hal ini dimungkinkan akan masuknya

industri perbankan syariah Malaysia ke Indonesia yang tentunya memiliki kinerja

yang lebih baik.

Dengan adanya hal ini, permasalahan yang dihadapi perbankan syariah di

Indonesia adalah bagaimana usaha untuk mempersiapkan kualitas diri dalam

menghadapi dan memanfaatkan peluang MEA. Dalam pengembangan perbankan

syariah sumber daya manusia merupakan pilar utama, Penyediaan sumber daya

manusia yang kompeten dengan jumlah yang cukup menjadi tuntutan mutlak bagi

bank syariah terutama dalam menghadapi MEA. Karena itu, manajemen bank

syariah harus memprioritaskan penciptaan sumber daya manusia yang

berkompeten dan berkualitas.

Permasalahan perbankan syariah yang paling penting adalah bagaimana

kualitas kinerja sumber daya manusianya yang berpengaruh terhadap kualitas

kinerja bank syariah itu sendiri. Bank syariah haruslah dapat memberi manfaat

(23)

selaku lembaga keuangan islam yang dibuktikan dengan bagaimana kinerja dari

karyawan bank syariah itu sendiri. tidak hanya terbatas pada kebutuhan keuangan

dari berbagai pihak, tetapi juga kepastian seluruh kegiatan dilaksanakan oleh bank

syariah sesuai prinsip syariah (Hameed et al., 2004: 22).

Menurut Mangkunegara (2008 :1) “Sumber daya manusia di perusahaan

harus dikelola dengan baik dan profesional agar terwujud keseimbangan antara

kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan perusahaan”. Suatu

perusahaan harus mengelola sumber daya manusianya dengan baik demi

kemanjuan dan tujuan perusahaan. Keberhasilan kinerja suatu perusahaan salah

satu faktor yang menentukan adalah hasil kinerja karyawan yang baik, dan kinerja

karyawan yang baik tercipta dari pengelolaan sumber daya manusia yang baik dan

optimal.

Organisasi sendiri memiliki tujuan yang dapat diraih semaksimal mungkin

dengan didukung oleh kinerja yang baik dari para karyawan. Menurut Armstrong

(1988: 65) memotivasi sumber daya manusia mampu mendorong prestasi kerja

yang tinggi dan dapat mendorong karyawan untuk berusaha sebaik-baiknya demi

kepentingan perusahaan dan kepentingannya sendiri. Untuk mencapai kinerja

yang diharapkan perusahaan, dibutuhkan motivasi pada karyawan. Motivasi

adalah kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan dan

memenuhi kebutuhannya, sementara Menurut Rivai dan Sagala (2009: 837)

motivasi adalah serangkaian nilai dan sikap yang mempengaruhi individu untuk

(24)

merupakan suatu yang ada pada diri individu yang memberikan kekuatan untuk

mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Pada aplikasi ilmu kebijakan manajemen sumber daya manusia untuk

mengkaji mengenai berbagai faktor perilaku organisasional terhadap kinerja yang

disebut dengan ilmu perilaku organisasional. Robins (2006: 57) menyatakan

bahwa keluaran yang diharapkan dari studi perilaku organisasional adalah

produktivitas, tingkat kemangkiran yang rendah serta kepuasan kerja. Karyawan

yang mempunyai komitmen akan loyal pada organisasi dan produktif, memihak

pada tujuan dan nilai organisasional.

Dalam suatu organisasi, Kecerdasan spiritual juga memegang peranan

yang cukup besar terhadap kesuksesan individu dalam bekerja (Zohar dan

Marshall, 2005). Seorang karyawan yang memperoleh kebahagiaan dalam bekerja

akan mempunyai kinerja yang lebih baik. Sesuai dengan survei majalah SWA

(2007) yang menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai spiritual dalam organisasi

mampu meningkatkan produktivitas. Sedangkan menurut Trihandini (2005)

menyimpulkan bahwa kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang nyata

terhadap kinerja karyawan.

Pada penelitian sebelumnya ditemukan inkonsistensi hasil pada beberapa

variabel di antaranya, pertama variabel motivasi, pada penelitian Sitepu (2013)

bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan dan kinerja

karyawan, sedangkan penelitian Rahmayanti dan Afandi (2014) mengemukakan

bahwa motivasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya

(25)

(2015) mengemukakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai sedangkan dalam penelitian Widhi dan

Setyawati (2015) dalam penelitiannya bahwa komitmen organisasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Variabel kecerdasan

spiritual menurut Rahmasari (2012) menemukan bahwa kecerdasan spiritual

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan

penelitian Sulistyo (2009) bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Berdasarkan permasalahan dan perbedaan hasil penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan obyek

karyawan bank di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC Syariah

Semarang dengan judul “Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi, Dan

Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan?

2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan?

3. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(26)

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bank BTN

Syariah Kantor Cabang Semarang.

2. Mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan

Bank BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.

3. Mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan

Bank BTN Syariah Kantor Cabang Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Pihak Instansi

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan saran, pemikiran dan

informasi yang bermanfaat yang berkaitan perencanaan strategi dalam

upaya meningkatkan kinerja kerja karyawan PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Kc Syariah kantor cabang Semarang.

2. Pihak Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran serta

pengaplikasian ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan

Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pengaruh

(27)

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Penelitian ini diawali dengan penjelasan tentang latar belakang masalah

yang menjadi pemicu munculnya permasalahan. Dengan latar belakang

masalah tersebut ditentukan rumusan masalah yang lebih terperinci

sebagai acuan untuk menentukan hipotesis. Dalam bab ini pula dijabarkan

tentang tujuan dan kegunaan penelitian, dan pada akhir bab dijelaskan

tentang sistematika penelitian yang akan digunakan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu.

Kedua berisi kerangka teori dan konsep yang akan digunakan untuk

menganalisis, konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai

landasan dalam menulis bab analisis dan penarikan kesimpulan. Dan

terakhir adalah kerangka penelitian, berisi telaah kritis untuk

menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji dalam

bentuk gambar maupun persamaan serta berisi hipotesis yang diajukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan data penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, penentuan populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

skala pengukuran data,variabel penelitian, definisi konsep dan operasional,

(28)

BAB IV ANALISA DATA

Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi obyek penelitian yang

berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan hasil uji analisis data dari

data yang telah diperoleh, berupa uji asumsi klasik yang meliputi uji

multikolonieritas, uji heteroskedastisitas,dan uji normalitas. Juga dibahas

uji statistik berupa uji regresi berganda, uji statistik t, uji statistik F dan uji

koefisien determinasi yang menggambarkan pengaruh variabel yang

digunakan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah

(29)

9

A. Telaah Pustaka

Penelitian-penelitian tentang pengaruh motivasi, komitmen organisasi, dan

kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu, diantaranya adalah Sitepu (2013), dalam penelitian yang berjudul

Beban Kerja Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Bank Tabungan Negara Tbk Cabang Manado. Pada penelitian ini, hasil analisis

regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh beban kerja terhadap kinerja

karyawan sedangkan variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan

yang dibuktikan dengan uji parsial, t hitung (2.298) > t tabel (1.685) dan angka

signifikasi (sig) 0,02 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan dalam penelitian Rahmayanti dan Afandi (2014) dengan judul

Analisis pengaruh kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, dan kedisplinan

terhadap kinerja karyawan. Studi kasus operator welding 1 a, PT. Xyz motor, hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan

kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan variabel

kedisiplinan memilik pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan

indikator (1) Datang dan pulang tepat waktu, (2) menepati SOP saat bekerja, (3)

(30)

Penelitian oleh Anisah (2013) dengan judul Pengaruh motivasi, kesehatan

dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan lapangan. Hasil pengujian

secara simultan menunjukkan bahwa motivasi, kesehatan kerja, dan keselamatan

kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan uji

secara parsial ketiga variabel yaitu motivasi, kesehatan kerja, dan keselamatan

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan

pengujian menggunakan nilai t hitung, menunjukkan bahwa variabel motivasi

kerja merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja

karyawan.

Rizaldy (2014) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh kompensasi,

motivasi, dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan badan

kepegawaian daerah kota semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

varibel kompensasi, motivasi, dan komitmen organisasional berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan komitmen organisasional

adalah variabel yang memberikan pengaruh terbesar terhadap peningkatan kinerja

karyawan.

Lukman dan Adolfina (2015), melakukan penelitian dengan judul Analisis

lingkungan kerja, komitmen organisasional, dan kompensasi terhadap kinerja

karyawan pada PT. Bank Sulut Manado. Pada penelitian ini hasil analisis regresi

dan uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja, komitmen

organisasional, dan kompensasi secara bersama-sama memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sulut Manado dan secara

(31)

kinerja karyawan. Komitmen organisasi merupakan variabel yang paling dominan

atau yang paling kuat pengaruhnya dibandingkan dengan variabel lainnya dalam

penelitian ini dalam mempengaruhi kinerja karyawan.

Widhi dan Setyawati (2015) dengan judul Pengaruh independensi, gaya

kepemimpinan, komitmen organisasi dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel independensi,

gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan hanya variabel good governance

yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.005< 0,05.

Shaputra dan Hendriani (2015), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh

kompetensi, komitmen organisasi dan pengembangan karir terhadap kinerja

karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Wilayah Pekanbaru. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompetensi, dan komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai

signifikasi masing-masing 39.1 % dan 18.4 %, sedangkan variabel pengembangan

karir berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan dengan

nilai signifikasi - 0.048 atau sebesar 4.8 %. Uji secara simultan menunjukkan

bahwa variabel kompetensi, komitmen organisasi dan pengembangan karir

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Rahmasari (2012), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual terhadap

(32)

intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Hasil pengujian secara parsial bahwa variabel kecerdasan spiritual memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai

probablitas dibawah 0.05 dan CR > 1.96, kecerdasan emosi dan kecerdasan

intelektual juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Secara simultan variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Marpaung dan Rumondang (2013) dengan judul penelitian Pengaruh

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual terhadap

kinerja karyawan. Hasil pengujian secara simultan menyatakan bahwa variabel

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual berpengaruh

terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien determinasi 0.619 atau dapat

dikatakan ketiga variabel mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 61.9 %. Secara

parsial variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sulistyo (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

kepemimpinan spiritual dan komunikasi organisasional terhadap kinerja karyawan

Telkom Divre IV Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

kepemimpinan spiritual terhadap kinerja karyawan yaitu tentang bagaimana

pimpinan menerapkan nilai-nilai spiritual terhadap karyawannya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kepemimpinan spiritual tidak berpengaruh secara signifikan

(33)

spiritual yang diterapkan oleh para pimpinan di Telkom Divre IV Jawa Tengah

tidak mendorong kinerja karyawan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Agripa Toar

Bank Tabungan Negara

Tbk Cabang Manado,

kerja, dan kedisplinan

terhadap kinerja

karyawan. Studi kasus

(34)

3 Hastin Umi

kinerja karyawan pada

PT. Bank Sulut

variabel lingkungan

(35)

6 Saputro

Emosi dan Kecerdasan

(36)

Dari paparan penelitian terdahulu di atas, peneliti akan mengkaji ulang

penelitian yang sejenis dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beda

penelitian yang digunakan peneliti dari penelitian terdahulu adalah dengan

menambah variabel kecerdasan spiritual dan obyek penelitian yang akan

Spiritual Terhadap

Emosi Dan Kecerdasan

(37)

dilakukan pada karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Syariah

Semarang.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmasari (2012)

variabel independen kecerdasan spiritual berpasangan dengan variabel kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosi dalam mempengaruhi kinerja karyawan,

sedangkan dalam penelitian Marpaung dan Rumondang (2013) variabel

kecerdasan spiritual juga berpasangan dengan variabel intelektual dan kecerdasan

emosi dalam pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan beda pada penelitian ini

adalah variabel kecerdasan spiritual berpasangan dengan variabel independen

motivasi dan komitmen organisasi dalam pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan pada obyek penelitian, pada penelitian terdahulu yang

dilakukan Anisah (2013) obyek penelitian pada karyawan PT. Amanah Anugerah

Adi Mulia, pada penelitian Sitepu (2013) obyek penelitian berada di PT. Bank

Tabungan Negara Tbk Cabang Manado, obyek penelitian yang dilakukan Rizaldy

(2014) adalah pada karyawan Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang, di

dalam penelitian Shaputra dan Hendriani (2015) obyek penelitiannya adalah

karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Wilayah Pekanbaru dan pada penelitian

Lukman dan Adolfina (2015) obyek penelitian adalah karyawan PT. Bank Sulut

Manado.

Penelitian akan menggunakan 4 (empat) variabel yang berhubungan

dengan manajemen sumber daya manusia, yaitu motivasi, komitmen organisasi,

dan kecerdasan spiritual. Variabel-variabel tersebut akan dianalisis tentang

(38)

B. Kerangka Teori

1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang

melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau

dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk

memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006: 270). Motivasi timbul dari

diri seorang pegawai dimulai dari pengenalan secara sadar suatu

kebutuhan yang belum terpenuhi, kemudian ditetapkan sasaran yang

diperkirakan akan memenuhi kebutuhan yang selanjutnya akan diikuti

dengan tindakan untuk mencapai sasaran tersebut, sehingga

kebutuhannya dapat terpenuhi.

Lebih lanjut motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan

dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungannya atau dengan kata lain

kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari

motifnya (Mangkunegara, 2008: 93). Dalam kaitannya dengan

lingkungan kerja bahwa motivasi sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, memelihara dan mengarahkan perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja.

Menurut Rivai dan Sagala (2009: 837) motivasi adalah

serangkaian nilai dan sikap yang mempengaruhi individu untuk

(39)

nilai tersebut merupakan suatu yang ada pada diri individu yang

memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku

dalam mencapai tujuan.

Menurut Armstrong (1988: 66), motivasi adalah sesuatu yang

menggerakkan individu, memberikan motivasi yaitu memastikan bahwa

seorang individu bergerak ke arah yang diinginkan, apa yang

diinginkan agar mereka kerjakan. Sasaran motivasi adalah untuk

mencapai rasa memiliki tujuan bersama dengan memastikan bahwa,

sejauh mungkin keinginan dan kebutuhan organisasi serta keinginan

dan kebutuhan para anggotanya berada dalam keadaan yang harmonis.

Motivasi dalam manajemen ditunjukan pada sumber daya

manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan

bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau

bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan

tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya

mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.

b. Teori Motivasi

Menurut Abraham Maslow dalam Mangkunegara (2008: 93)

teori motivasi adalah :

1) Teori Hierarki Kebutuhan

Menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan,

(40)

kebutuhan-kebutuhan primer secara hierarkis. Berdasarkan

penelitiannya, ia menemukan bahwa setiap kebutuhan primer tidak

langsung muncul sebelum jenis kebutuhan level sebelumnya

terpenuhi. Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah :

a) Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah

kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan

hidupnya secarafisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti

kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks,

tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis

adalahpotensipaling dasar dan besar bagi semua pemenuhan

kebutuhan di atasnya.

b) Kebutuhan Rasa aman dan perlindungan

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan

secukupnya, akan muncul apa yang disebut Maslow sebagai

kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.Kebutuhan-kebutuhan

akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman

fisik,stabilitas,ketergantungan, perlindungan dan kebebasan

dari daya-daya mengancam sepertiperang,terorisme, penyakit,

takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Bila

kebutuhan akan rasa aman ini belum terpenuhi maka orang

akan merasa takut akan kehilangan pekerjaan atau kehilangan

(41)

c) Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman

telah terpenuhi, maka munculah kebutuhan akan cinta, kasih

sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini

meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki

pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga,

kebutuhan antar pribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan

menerima cinta dan kebutuhan untuk menjadi bagian suatu

kelompok tertentu.

d) Kebutuhan Penghargaan

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia

akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.

Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua

kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan

yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah

adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan

akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian,

reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan

yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk

perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan,

kemandirian, dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi

(42)

gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan

Maslow.

e) Aktualisasi Diri

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah

aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan

yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan

keinginan yang terus menerus untuk memenuhi

potensi.Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat

untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri,

menjadi apa saja menurut kemampuannya.Awalnya Maslow

berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung

muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.Akan

tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak

muda diBrandeismemiliki pemenuhan yang cukup terhadap

kebutuhan- kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga

diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.

c. Prinsip-Prinsip Motivasi

Prinsip-prinsip motivasi kerja pegawai yang dikemukakan oleh

Mangkunegara (2008: 100) antara lain :

1) prinsip komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan

informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi

(43)

2) prinsip partisipasi, dalam upaya memotifasi kerja, pegawai perlu

diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan

yang akan dicapai oleh pemimpin;

3) prinsip mengakui andil bawahan, pemimpin mengakui bahwa

bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapaian

tujuan;

4) prinsip memberi perhatian, pemimpin memberikan perhatian

terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi

pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin;

5) prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin yang memberikan

otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk

sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi

termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh

pemimpin.

d. Tujuan Motivasi

Menurut Astuty (2010: 36) tujuan pemberian motivasi terhadap

karyawan antara lain :

1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;

2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;

3) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan;

4) Meningkatkan loyalitas dan kestabilan karyawan;

(44)

2. Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen Organisasi merupakan suatu sikap yang

mencerminkan seberapa jauh seorang individu atau pegawai terikat dan

mengenal organisasinya (Griffin, 2004: 15). Menurut Luthans (2006:

120) komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan kesetiaan

pegawai terhadap organisasi mereka dan merupakan sebuah proses yang

berkesinambungan di mana para pelaku organisasi mengekspresikan

kepedulian mereka terhadap organisasi dan adanya keinginan agar

organisasi terus sejahtera dan mendapatkan kesuksesan, komitmen

organisasi didefinisikan sebagai penerimaan dan keyakinan yang dalam

terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, keyakinan yang kuat untuk

tetap menjadi anggota dari bagian organisasi, dan kesediaan untuk

berusaha atas nama organisasi.

Robbins (2006: 110) mendefinisikan komitmen adalah suatu

keadaan di mana seorang karyawan memihak kepada sesuatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan

dalam organisasi itu. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi

akan bekerja dengan penuh dedikasi karena karyawan yang memiliki

komitmen tinggi menganggap bahwa hal yang penting yang harus

dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang

(45)

yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan

organisasi. Hal ini membuat karyawan memiliki keinginan untuk

memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong

kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja (Meyer

dan Allen, 1997).

Kusjainah (2004: 96) menyatakan bahwa komitmen sebagai

sifat hubungan seorang individu dengan organisasi yang

memungkinkan seseorang mempunyai komitmen tinggi dengan

memperlihatkan tiga ciri, yaitu dorongan kuat untuk tetap menjadi

anggota organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi

kepentingan organisasi, serta kepercayaan dan penerimaan yang kuat

terhadap nilai dan tujuan organisasi. Bila seorang pegawai memiliki

komitmen organisasi yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap

kinerja pegawai tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

komitmen organisasi adalah suatu sikap mengenai dorongan atau

keinginan yang kuat dari dalam diri individu kepada organisasinya.

Semakin tinggi komitmen yang dirasakan oleh karyawan, semakin

besar harapan karyawan bahwa jika mereka bekerja untuk memenuhi

(46)

b. Komponen Komitmen Organisasi

Allen dan Meyer (1996) mendiskripsikan tiga komponen model

komitmen terhadap organisasi (Griffin: 2004: 112). Tiga komponen

model komitmen tersebut adalah :

1) Affective commitment (komitmen afektif), keterikatan emosional, identifikasi, dan keterlibatan dalam suatu organisasi. Komitmen

afektif menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk terus

bekerja bagi suatu organisasi atau perusahaan dikarenakan ia ingin

bersama dengan organisasi itu sendiri.

2) Continuance commitment (komitmen berkelanjutan), komitmen individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang

harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi.

3) Normative commitment (komitmen normatif), berhubungan dengan kewajiban untuk tetap berada dalam organisasi karena adanya suatu

tanggung jawab dari seorang pegawai.

c. Penyebab Komitmen Organisasi

Menurut Meyer dan Allen (1997) dalam Griffin (2004) dimensi

dari komitmen organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya

:

1) Faktor yang menyebabkan komitmen afektif (Affective

commitment),

Beberapa faktor yang menyebabkan komitmen afektif, antara

(47)

kerja. Pertama, karakteristik organisasi yang mempengaruhi

komitmen afektif adalah cara pengambilan kebijakan perusahaan.

Kedua, karakteristik pribadi yang mempengaruhi komitmen afektif,

antara lain variabel demografis, seperti gender, usia, tingkat

pendidikan, dan masa kerja, serta variabel seperti kepribadian, dan

nilai (value) yang dianut.

2) Faktor yang menyebabkan komitmen berkelanjutan (Continuance

commitment)

Faktor yang menyebabkan komitmen berkelanjutan adalah

investasi yang diberikan pada organisasi dan alternatif pekerjaan

lain. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

berkorelasi negatif dengan jumlah alternatif pekerjaan lain serta

menariknya pekerjaan lain tersebut (Meyer dan Allen, 1997).

Investasi maupun alternatif pekerjaan ini tidak akan berdampak

apapun terhadap komitmen berkelanjutan apabila karyawan tidak

menyadari dan tidak mengetahui akibatnya.

3) Faktor yang menyebabkan komitmen normatif (Normative

commitment)

Menurut Meyer dan Allen (1997), faktor-faktor yang

menyebabkan komitmen normatif antara lain proses sosialisasi dan

investasi yang diberikan organisasi pada karyawannya. Proses

(48)

d. Indikator Komitmen Organisasi

Pengukuran komitmen karyawan terhadap organisasi yang

dikembangkan oleh Ganesan, Shankar dan Barton A. Weitz (1996)

dalam dalam Shaputra (2015) adalah :

1) Kesediaan untuk bekerja keras.

2) Kesamaan nilai pegawai dan organisasi.

3) Kebanggaan terhadap organisasi.

4) Peduli organisasi.

5) Perasaan gembira pegawai.

Indikator pengukuran komitmen organisasi yang dikembangkan

oleh Ganesan, Shankar dan Barton A. Weitz (1996) merupakan

penjabaran dari tiga komponen model komitmen terhadap organisasi

oleh Allen dan Meyer (1997), yaitu (1) komitmen afektif seperti

kesediaan untuk bekerja keras, peduli organisasi dan perasaan gembira

karyawan, (2) komitmen berkelanjutan dalam hal ini kebanggaan

terhadap organisasi, dan (3) komitmen normatif seperti kesamaan nilai

pegawai dan organisasi.

3. Kecerdasan Spiritual

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut kamus besar bahasa indonesia spiritual adalah suatu

hal yang berhubungan atau bersifat kejiwaan baik rohani maupun batin.

(49)

dalam diri manusia yang menyalurkan segala sesuatu dari

dimensi-dimensi imajinasi dan kejiwaan yang lebih dalam dan lebih kaya ke

dalam kehidupan sehari–hari, keluarga, organisasi, dan institusi (Zohar

dan Marshall, 2001 : 41). Menurutnya makna yang paling bernilai dan

paling tinggi dimana manusia akan merasa bahagia justru terletak pada

aspek spiritualisasinya.

Menurut Agustian (2001) kecerdasan spiritual memiliki definisi

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan

kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,

menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran

integralistik.

Zohar dan Marshall (2002) dalam Rahmasari (2012)

mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai rasa moral, kemampuan

menyesuaikan aturan yang dibarengi dengan pemahaman dan cinta,

kecerdasan yang menempatkan perilaku hidup kita dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bernilai dan bermakna.

Kecerdasan spiritual sangat penting dalam kehidupan manusia karena ia

akan memberikan kemampuan pada manusia untuk membedakan yang

baik dengan yang buruk, memberi manusia rasa moral dan memberi

manusia kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan aturan-aturan

(50)

b. Manfaat Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001: 12-13) terdapat berbagai

manfaat yang diperoleh dari kecerdasan spiritual, antara lain :

1) Menjadikan lebih cerdas secara spiritual beragama.

2) Menjadikan manusia lebih kreatif.

3) Memnungkinkan manusia mengarahkan hal-hal yang bersifat

intrapersonal dan interpersonal, menjebatani antara diri dan orang

lain.

4) Membantu dalam menghadapi masalah baik atau buruk, hidup atau

mati, jati diri, penderitaan dan keputusasaan.

5) Membantu mencapai perkembangan diri yang lebih utuh karena

memiliki potensi.

6) Membantu dan memahami eksistensi manusia.

c. Indikator Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk memecahkan

dan menghadapi persoalan makna dan nilai. Menurut Zohar dan

Marshall (2001) dalam Rahmasari (2012), ciri-ciri orang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut :

1) Memiliki Kesadaran Diri

Memiliki kesadaran diri yaitu adanya tingkat kesadaran yang tinggi

dan mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang

datang dan menanggapinya.

(51)

Memiliki visi yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan

memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

3) Bersikap Fleksibel

Bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara spontan

dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan

yang pragmatis (sesuai kegunaan), dan efisien tentang realitas.

4) Berpandangan Holistik

Holisme adalah kemampuan untuk melihat pola-pola dan

hubungan-hubungan yang lebih luas, sebuah kesanggupan untuk

melihat hubungan-hubungan antar hal yang bekerja secara internal.

Berpandangan holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang

lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal.

Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu

menghadapi dan memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa

sehat, serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna

dibaliknya.

5) Melakukan Perubahan

Melakukan perubahan yaitu terbuka terhadap perbedaan dan

memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status

quo dan juga menjadi orang yang bebas merdeka. 6) Sumber Inspirasi

Sumber inspirasi yaitu mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang

(52)

4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2008: 67).

Menurut Rivai dan Sagala (2009: 548) kinerja merupakan suatu

fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau

pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat

kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah

cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas

tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan

perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai

tujuannya.

Dessler (2009: 127) dalam Sitepu (2013) mengungkapkan

bahwa kinerja atau prestasi kerja karyawan adalah prestasi aktual

karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari

karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang

disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai

(53)

Menurut Wirawan (2009) dalam Rahmasari (2012) menyatakan

bahwa kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja. Kinerja

adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut

pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2008: 67) yang

merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability + Motivation

Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill

1) Faktor kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge +

Skill). Dengan kemampuan potensi yang baik seperti kemampuan untuk tetap menjadi anggota organisasi dan berusaha sebaik

mungkin demi kepentingan organisasi serta kemampuan untuk

memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan.

Dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari hari, maka ia akan lebih

(54)

pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya;

2) Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai

tujuan organisasi Mangkunegara (2008: 68).

c. Penilaian Kinerja

Menurut Rivai dan Sagala (2009: 549) penilaian kinerja

mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan

untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan

dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.

Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja

karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian

kinerja yang dilakukan dengan benar akan bermanfaat bagi karyawan,

manajer departemen SDM, dan pada akhirnya bagi perusahaan sendiri.

Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian prestasi kerja

pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik

berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya (Mangkunegara,

2008: 69). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja

karyawan adalah:

1) Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja

(55)

2) Karakteristik situasi,

3) Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

Adapun tujuan penilaian kinerja terhadap karyawan dapat

diketahui sebagai berikut :

1) Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan

dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan

dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi.

demosi, terminasi dan kompensasi.

2) Tujuan pengembangan

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang

karyawan dimasa yang akan datang.

Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian kinerja karyawan

adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid

berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau

perusahaan.

d. Pengukuran Kinerja

Secara teoretikal berbagai metode dan teknik mempunyai

sasaran yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para karyawan secara

obyektif untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya

bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan, seperti untuk kepentingan

mutasi pegawai maupun bagi pegawai yang bersangkutan sendiri dalam

(56)

maka digunakanlah berbagai metode pengukuran kinerja karyawan

menurut Mas’ud (2004) mengatakan bahwa terdapat lima kriteria yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja secara individu.

1) Kualitas

Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna

dalam arti menyelesaikan beberapa cara ideal dan penampilan

aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu

aktivitas.

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah sejumlah unit,

jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas yang diselesaikan pada waktu awal yang

diinginkan dilihat dari sudut koordinasi yang dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4) Ketrampilan dan tingkat pengetahuan

Tingkat penggunaan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya

organisasi dimaksimalkan dengan maksud menghasilkan

keuntungan dan memaksimalkan efektifitas penggunaan sumber

daya.

(57)

Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi

kerjanya sesuai dengan keahlian dan tanggung jawab yang

diberikan oleh perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian atau kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti

untuk merumuskan masalah, adalah sebagai berikut :

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Variabel bebas (X) adalah motivasi (X1), komitmen organisasi (X2), dan

kecerdasan spiritual (X3). Sedangkan variabel terikat adalah kinerja karyawan

(Y).

Motivasi (X1)

Komitmen Organisasi

(X2)

Kecerdasan

Spiritual

(X3)

(58)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel,

variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis

merumuskan hipotesa sebagai berikut:

1. Hipotesis 1

Mangkunegara (2008: 93) motivasi merupakan suatu dorongan

kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya atau dengan kata lain

kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari

motifnya. Dalam kaitannya dengan lingkungan kerja bahwa motivasi

sebagai kondisi yang berpengaruh menbangkitkan, memelihara dan

mengarahkan perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Motivasi kerja dalam penelitian Anisah (2013) adalah memberikan

kekuatan yang mendorong karyawan untuk bertindak, menumbuhkan

kesadaran untuk bersikap atau berperilaku dalam mencapai tujuan dan

motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013),

hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan

antara motivasi dengan kinerja karyawan. Dalam penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Mahfud (2017) bahwa motivasi berpengaruh secara positif

(59)

Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat dugaan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H1 : Variabel motivasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y)

2. Hipotesis 2

Komitmen organisasi mengacu pada perasaan-perasaan seorang

individu akan organisasi secara keseluruhan. Komitmen organisasi terletak

pada level organisasi, yang merupakan dimensi perilaku yang penting

yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kekuatan

pekerja dalam bertahan dan melaksanakan tugas dan kewajibannya pada

suatu organisasi, dimana dengan mengetahui komitmen yang dimiliki

pekerja, organisasi dapat menentukan arah kebijaksanaannya, dengan

modal sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya guna.

Porter dan Smith dalam Shaputra (2015) menyatakan bahwa

komitmen sebagai sifat hubungan seorang individu dengan organisasi yang

memungkinkan seseorang mempunyai komitmen tinggi dengan

memperlihatkan tiga ciri, yaitu dorongan kuat untuk tetap menjadi anggota

organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan

organisasi, serta kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan

tujuan organisasi. Bila seorang pegawai memiliki komitmen organisasi

yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai tersebut.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugroho, Hartono dan

(60)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh Lukman dan Adolfina (2015) bahwa

komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat dugaan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H2 : Variabel komitmen organisasi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)

3. Hipotesis 3

Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang berperan sebagai

landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Bahkan kecerdasan ini merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita.

Menurut Berman (2005) dalam Trihandini (2005) menjelaskan bahwa

kecerdasan spiritual dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi,

antara jiwa dan tubuh. Penelitian Oxford University menunjukkan bahwa spiritualitas berkembang karena manusia krisis makna, jadi kehadiran

organisasi seharusnya juga memberi makna apa yang menjadi tujuan

organisasinya. Makna yang muncul dalam organisasi akan membuat setiap

orang yang bekerja di dalamnya lebih dapat mengembangkan diri mereka.

Hasilnya mereka juga dapat bekerja lebih baik.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmasari (2012) bahwa

variabel motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

(61)

pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dalam penelitian yang

dilakukan Marpaung dan Rumondang (2013).

Selanjutnya dalam penelitian Lisnawati (2016) menyatakan bahwa

kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat dugaan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H3 : Variabel kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan

(62)

42

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis Penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian Kuantitatif,

metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotetsis yang telah ditetapkan

(Sugiyono, 2014: 13).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC

Syariah Semarang yang memiliki kantor baik kantor cabang maupun kantor

cabang pembantu di seluruh wilayah kota Semarang. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Agustus 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun

subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan

sekedar jumlah pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

(63)

115). Sedangkan sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk KC Syariah Semarang. Jumlah populasi dan sampel pada penelitian

ini yaitu seluruh karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC Syariah

Semarang yang berjumlah 70 karyawan. Sedangkan Sampel merupakan subset

dari populasi, yang terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006).

Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling melainkan menggunakan

teknik sensus atau sampel jenuh karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan

dari populasi. Jumlah populasi hanya sejumlah 70 karyawan, maka layak diambil

keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah

tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan dari tiap

unit bagian di dalam PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC Syariah

Semarang.

D. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukkan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan

data kuantitatif (Sugiyono, 2014: 131-132). Dalam penelitian, fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau

(64)

Skala pengukuran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval. Skala interval adalah pemberian ranking terhadap responden, yang

diranking bisa berupa referensi, perilaku dan sebagainya (Bawono, 2006: 31).

Berikut ini rentan penilaian yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi,

komitmen organisasi, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan :

Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat Setuju

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau

diukur melalui gejala-gejala yang ada. Definisi operasional yang digunakan untuk

penelitian ini meliputi :

1. Motivasi

Menurut Luthans (2006: 270) motivasi adalah proses sebagai

langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik

dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan

untuk memenuhi tujuan tertentu. Adapun yang menjadi indikator adalah

lima jenjang kebutuhan Maslow dalam Mangkunegara (2006: 94), yaitu:

a. Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan

perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.

b. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional.

c. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika dari sebuah use case dengan cara menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain.. Diagram ini

Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai produk dari hubungan awal antara ibu dan anaknya yang berusia empat hingga enam bulan pertama yang merupakan masa paling

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari

Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kementerian Sosial, Praktikan ditempatkan pada Tata Usaha Direktorat Perlindungan dan

Homogenitas ragam diuji dengan Uji Bartlett dan kemenambahan model diuji dengan Uji Tukey dan untuk melihat perbedaan antarnilai tengah perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil

Strategi khusus yang digunakan adalah menawarkan ke perusahaan- perusahaan, pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, KBIH (walaupun pegawai sudah haji tetapi tabungan

Oleh karena Lembaga Keuangan Syariah merupakan lembaga yang universal, kegiatan promosi harus tersurat secara jelas bahwa bank syariah tidaklah eksklusif hanya untuk

Hal ini mengisyaratkan akan masuknya banyak investasi maupun produk- produk asing kedalam negeri, kelemahan daya saing untuk menghadapi kekuatan ekonomi dari Negara