• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Analisis Kadar Asam Lemak Bebas a. Tujuan

Menentukan kandungan asam lemak bebas pada crude palm

oil.

b. Dasar Teori

Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil kegiatan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum buah diproses. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif dan dapat memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol bila struktur sel buah matang tersebut rusak.

Buah kelapa sawit yang masih matang dan masih segar hanya mengandung 0,1% ALB. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung ALB sampai 50% hanya dalam beberapa jam. Bahkan, apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 kandungan ALB dapat mencapai 67%. Untuk membatasi terbentuknya ALB, buah kelapa sawit harus segera dipanasi dengan suhu antara 900C-1000C menggunakan panas uap air (Setyamidjaja, 2006).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah erlenmeyer, timbangan analitik, pipet tetes, dan titrasi. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah minyak produksi (sampel), isoprophyl alcohol, indikator phenolpethalein (PP), natrium hidroksida (NaOH).

d. Prosedur Kerja

1) Timbang sampel sebanyak 5 gram di dalam erlemenyer dengan menggunakan timbangan analitik.

2) Tambahkan 50 ml netralisasi isoprophyl alcohol.

3) Tambahkan 4 tetes Indikator PP dan kocok hingga larutan menjadi homogen.

4) Titrasi dengan larutan standar 0,1N NaOH sambil goyangkan alimenyer hingga timbul warna jingga selama 30 detik lebih.

5) Catat volume penggunaan NaOH (ml). 6) Hitung dengan rumus :

Kadar ALB = 25,6 x volume NaOH x 0,1 Berat sampel

e. Hasil Yang Dicapai

Analisis penentuan kadar ALB merupakan suatu proses untuk mengetahui kualitas minyak suatu perusahaan, ALB terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam-asamnya. ALB merupakan salah satu indikator mutu minyak. ALB dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alkohol. Kandungan ALB pada Pabrik Berau Mill 1 <5%, kandungan ALB dipengaruhi oleh kualitas TBS yang diolah. Rata-rata hasil

analisis kadar ALB 3,4-4,9 % namun perna di atas 5%, hal ini disebabkan musim hujan sehingga banyak buah yang lewat matang. 2. Analisis Kadar Air (Moisture)

a. Tujuan

Mengetahui kandung volume air di dalam minyak produksi (CPO).

b. Dasar Teori

Air yang ada dalam inti sawit terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik dan waktu penimbunan. Air yang terdapat dalam CPO dapat ditentukan dengan cara pengeringan menggunakan oven (anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik,

crystalissing dish, microwave, dan desikator. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah sampel before purifier, before vacum

dryer, produk oil, strok tank. d. Prosedur Kerja

1) Timbang cawan petri kosong (W)

2) Kemudian masukkan sampel sebanyak 10 gram (S)

3) Sampel minyak dikeringkan di dalam microwave 3 kali pengulangan dengan waktu 3 menit

4) Sampel dinginkan didalam desikator selama 30 menit. 5) Sampel ditimbang (W1)

% Kadar air = Keterangan :

W : Berat cawan kosong S : Berat sampel

W1 : Berat cawan + sampel e. Hasil Yang Dicapai

Tingginya kadar air yang terkandung dalam minyak (CPO) disebabkan oleh kinerja alat vacum dryer dalam stasiun klarifikasi (pemurnian). Karena fungsi alat tersebut adalah untuk mengurangi/menghilangkan kadar air yang terkandung dalam minyak (CPO). Selain itu, tingginya kadar air bisa disebabkan karena proses perebusan buah tidak berjalan dengan baik sehingga kadar airnya masih tinggi. Hasil analisis kadar air yaitu rata-rata 0,212% dengan standar pabrik 0,200%, sehingga dapat dikatakan tinggi/tidak sesuai dengan standar pabrik.

3. Analisis Kadar Kotoran (Dirt) a. Tujuan

Mengetahui kadar kotoran yang masih terkandung didalam minyak produksi (CPO).

b. Dasar Teori

Kotoran yang tercampur didalam minyak adalah kotoran yang terikut pada TBS yang diolah, baik itu berupa pasir, lumpur bahkan batu. Namun batu terpisah pada saat melewati stasiun pemipilan dan press, sedangkan pasir dan lumpur dipisahkan pada stasiun

pemurnian minyak. Namun untuk mengetahui mutu CPO dan kenerja alat dilakukan analisis kadar kotoran dengan standar kotoran di Pabrik Berau Mill 1 yaitu 0,02% (anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah glass fiber filter, gooch

crucible, timbangan analitik, pompa vacum, hot plate, pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah sampel minyak

before purifier, before vacum dryer, produk oil, strok tank dan

N-hexsan.

d. Prosedur Kerja

1) Glass fiber filter kering ditempatkan pada gooch crucible dan ditimbang.

2) Timbang sampel sebanyak 20 gram (Minyak produksi).

3) Tambahkan 100ml N-hexsan suling dan panaskan sambil diaduk di hot plate sampai homogen, tuang larutan ke gooch crucible dan dihisap menggunakan pompa vakum.

4) Gunakan N-hexsan untuk memindahkan seluruh minyak dan kotoran ke dalam crucible dan bilas dengan beberapa tetes

hexsan suling sampai keseluruhan minyak dan kotoran telah dipindahkan.

5) Pindahkan crucible dan bersihkan bagian luar dengan kertas tisu dan keringkan didalam oven selama 30 menit, dengan suhu 1030C.

6) Dinginkan sampel disikator selama 30 menit. 7) Kemudian timbang sampel.

Hitung dengan rumus sebagai berikut : % Kadar kotoran =

Keterangan :

Wa : Berat cawan kosong Wb : Berat cawan + sisa kotoran W : Berat sampel

e. Hasil Yang Dicapai

Di Pabrik Berau Mill 1 memiliki tujuan untuk mendapatkan kadar kotoran yang sekecil mungkin dengan standar mutu maksimal 0.050 %. Namun bila kadar kotoran lebih tinggi dari pada itu hal ini bisa disebabkan oleh proses pemurnian yang masih belum optimal. Sehingga kandungan kotoran masih banyak yang tertinggal. Sehingga alat pemurnian harus diperiksa/diperbaiki hasil dari analisis kadar kotoran dengan rata-rata 0,028 lebih renda dari standar pabrik. 4. Analisis Kehilangan Minyak

a. Tujuan

Analisis kehilangan minyak untuk mengetahui kenerja alat dan losses.

b. Dasar Teori

Kehilangan minyak pada saat proses merupakan hal yang paling diperhatikan PKS, kerena besar kecilnya kehilangan minyak mempengaruhi keuntungan. Sehingga PKS melakukan analisis kehilangan minyak untuk beberapa stasiun, dari hasil analisis, PKS dapat mengetahui masalah dan cara penanggulangannya. Begitu

pentingnya memperkecil kehilangan minyak, Pabrik Berau Mill 1 melakukan 2 press, yaitu tandan kosong dipress untuk mengurangi kehilangan minyak pada tandan kosong (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri, timbangan analitik, microweve, oven, satu set ekstraksi soxtec, talam. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sempel press fibre, USB,

under flow, centrifuge, final effluent. d. Prosedur Kerja

1) Pengambilan sampel dilakukan tiap 2 jam setelah proses normal-berhenti proses lalu sampel dikomposit.

2) Timbang cawan petri + kapas bebas minyak.

3) Untuk sempel press ditimbang langsung pada cawan dengan berat 10 gram.

4) Masukkan sampel seberat ± 15 gram kedalam cawan yang telah diketahui beratnya,

5) Gulung sempel dengan kapas,

6) Masukkan sampel kedalam Microweve selama 4 menit dengan suhu medium hit, dan didinginkan 3 menit dengan 4 kali pengulangan. Sempel press dengan suhu medium, 5 menit, 3 kali ulangan 2 menit 1 kali ulangan didinginkan 3 menit.

7) Setelah dari Microweve masukkan sampel kedalam Disikator selama 15-20 menit lalu timbang,

8) Siapkan extraction cup dan glas, timbang glas lalu isi dengan N-heksan.

9) Masukkan sampel kedalam extraction thimbles lalu pasangkan

thimble adapter dan masukkan kedalam soxtec,

10) Hidupkan soxtec dengan mengatur Thimble Handler (Boiling Tim 35 menit, risixig tame 45 menit, reciveri 15 menit, dre hem 5 menit),

11) Setelah ekstraksi di soxtec masukkan glas/labu yang berisi minyak kedalam oven selama 30 menit atau sampai sampel mengental (tidak ada kandungan N-heksan) dengan suhu 101-1050c,

12) Setelah itu timbang glas/labu berisi minyak dan hitung analisis losses minyak .

% Kehilangan Minyak = Keterangan :

W = Berat sampel basah W0 = Berat labu alas kosong W1 = Berat labu alas dan minyak

13) Persentase USB dengan mengambil sampel tandan yang keluar dari mesin penebah, sebanyak 200 tandan kosong lalu kita lihat berapa banyak tandan yang masih penuh dengan fruite (berondolan).

% persentase USB = e. Hasil Yang Dicapai

Losses screw press <7,8 %, centerfiuge <0,6 %, s/ under flow <8%, final effluent <1 % USB <2 %. Jika hasil analisis diatas setandar

mutu maka harus dilakukan pengecekan dan perbaikan alat. Yang sering diatas standar yaitu centerfiuge dengan losses 0,8-1,2%, sedangkan USB 1,13-1,60%, under flow 6-7%, screw press 4-6% masih dalam standar pabrik.

Dokumen terkait