• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontrol mesin yang mengatur tekanan dan lama perebusan. 4) Setelah buah masak, sebelum dikeluarkan uap yang ada didalam

sterilizer dikeluarkan terlebih dahulu melalui pipa safety valve. 5) Setelah uap habis, buah dikeluarkan melalui pintu bagian bawah

sterilizer dan buah terjatuh ke konveyor untuk menuju hopper dan thressing.

e. Hasil Yang Dicapai

Setiap 1 sterilizer memuat 27-30 ton dengan rata-rata berat TBS 3-20 kg (kaltim). Lama pengisian buah 15 menit, pengosongan 15 menit, perebusan selama 59 menit, kapasitas 1 sterilizer 30 ton/jam buah matang. Buah yang telah direbus memiliki tektur lunak begutu juga dengan tandan, sehingga mempermuda dalam proses pemipilan, press tandan, dan pelumatan buah. Selain tektur lunak, kadar air pada buah juga ikut berkurang sehingga mempermudah proses pemecahan di ripple mill. Perebusan yang terlalu lama juga tidak baik karna dapat mengakibatkan :

1) Buah memar, yaitu buah yang terlihat serabut/seratnya sehingga banyak minyak yang keluar pada saat di konveyor dan pemipilan. Hal ini dapat dilihat pada lantai bagaian bawa konveyor dan stasiun pemipilan berapa banyak minyak yg terbuang.

2) Merusak mutu minyak dan kernel, dapat dilihat dari hasil analisis. Pembuangan udara dan air kondesat mempengaruhi tekanan uap pada saat perebusan karena ketidak sempurnaan udara dan air

kondensat dikeluarkan akan terjadi pencampuran udara dan uap (turbelensi) yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap kedalam buah tidak sempurna.

7. Stasiun Thressing (Pemipilan) a. Tujuan

Thressing bertujuan untuk misahkan buah dari tandan. b. Dasar Teori

Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS dan menyebabkan brondolan terlepas dari tandan. Kerugian yang terjadi pada proses pemipilan ada dua macam, yaitu kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong dan kerugian pada minyak dalam buah yang tidak terlepas dari tandan (Pahan, 2008).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah thressing drum, incleaned

fruite bunch conveyor, hopper, auto feeder, under thressing konveyor fruite scrap, dan empty bunch konveyor. Sedangkan bahan yang dingunakan adalah TBS yang telah direbus.

d. Prosedur Kerja

1) Buah dari sterilizer yang diangkut oleh incleaned fruite conveyor dijatuhkan di hopper kemudian dengan diatur oleh auto feeder tandan buah masuk kedalam striper drum.

2) Didalam striper drum, akibat putaran drum pada kecepatan 25-28 Rpm mengakibatkan tandan buah akan bergulir didalam striper

drum serta akibat adanya plate beater menyebabkan tandan tertahan dan pada titik atas tandan akan terbanting, akibatnya buah terlepas dari tandannya.

3) Buah yang sudah terlepas akan terjatuh kedalam under thresher

conveyor.

4) Selanjutnya melalui fruite distribution conveyor (feed digester) dibagi-bagi ke station digester.

5) Sementara itu tandan kosong akan dibawa oleh empty bunch

conveyor menuju pressing EFB (Empty Fruite Bunch). e. Hasil Yang Dicapai

Pabrik Berau Mill 1 menggunakan 2 tressing dengan kecepatan putaran 25-28 Rpm. Jika kenerja mesin tressing tidak sempuran akan menyebabkan banyak buah yang tidak terlepas dari tandan. Yang mempengaruhi tidak sempurnanya proses stressing yaitu pemasukan TBS yang berlebihan pada drum, kecepatan putaran yang berlebihan sehingga tandan hanya berputar dibagian tegah drum. Hasil dari pemipilan masih dalam standar yaitu rata-rata 1,13-1,60% dengan standar perusahaan 2%.

8. Stasiun Digester a. Tujuan

Memisahkan buah dengan biji dan mempersiapkan daging buah untuk proses press (pengepaan) sehingga memudahkan pemisahan

minyak kasar dari ampas dan biji dengan kehilangan minyak sekecil mungkin.

b. Dasar Teori

Alat yang digunakan untuk pengadukan/pencacahan berupa sebuah tangki vertical yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang dibagian atas dari alat pencacah (digester). Tujuan utama dari proses digester yaitu mempersiapkan buah untuk pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian sekecil-kecilnya (Pahan, 2008).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah elektrik motor, speed reducer

gear box, V-belt, thermometer, string shaff, expeller arm, digester long arm, dan steam injector. Sedangkan bahan yang digunakan adalah buah sawit yang telah terpipil (lepas dari tandan).

d. Prosedur Kerja

1) Dari fruit distribution conveyor buah akan diatur oleh auto feeder dan masuk kedalam pintu digester dibagian atas.

2) Buah yang masuk dalam digester akan diaduk dengan 5 pasang pisau pengaduk yang dipasang secara miring dan menyilang. 3) Karena adanya daya adukan yang besar sebagian minyak akan

keluar pada digester ini, oleh karena itu disediakan katup pengatur keluarnya minyak.

4) Selama masa pengadukan digester dialiri uap panas dengan tujuan menjaga suhu pengadukan antara 90-95ºC, dengan demikian efek dari masa adukan akan lebih tinggi.

5) Buah yang telah dicacah akan dikeluarkan oleh expeller arm untuk dimasukkan kedalam screw press.

6) Mesin digester menyatu dengan screw press yang dihubungkan dengan reduktor (vertical reduction gear box).

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pelumatan dipeloleh bubur buah dengan biji-biji yang homogen. Digester dapat juga didefinisikan sebagai sebuah ketel tegak (vertical) yang mempunyai dinding rangkap dan alat pemutar yang dilengkapi dengan pisau–pisau yang terdiri dari 2 jenis pisau yaitu :

• Lima pasang pisau pengaduk (perancah) dimana setiap pasang terdiri dari dua buah pisau yang dipasang miring dan bertingkat, dan dibuat menyilang antar pasangan yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan pisau yang satu berfungsi menekan dan yang satunya mengaduk sehingga menghasilkan daya adukan yang besar.

• Satu pasang pisau pelempar (expeller arm) dimana pisau-pisau ini terdiri dari empat buah pisau-pisau yang berfungsi untuk mendorong masa adukan masuk ke pressing machine.

Dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam. Untuk menghasilkan putaran 23 Rpm maka putaran electro motor 1500 Rpm di reducer dengan speed reducer gear box dengan ratio 65:1.

9. Stasiun Screw Press a. Tujuan

Screw press bertujuan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah setelah proses digester.

b. Dasar Teori

Pada pabrik kelapa sawit, umumnya menggunakan screw

press sebagai alat untuk memisahkan minyak dari danging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding

cone screw dan sliding cone ini berada didalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan

press cage (Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah elektro motor, gear reducer,

screw worm, hidrolik silinder, hidrolik power pack, dan starter panel. Sedangkan bahan yang digunakan adalah daging buah yang telah dilumatkan.

d. Prosedur Kerja

1) Buah yang telah melalui proses digester akan masuk ke screw

2) Bubur buah yang masuk akan dikempa/dipress dengan tekanan

hidrolik akumulator 50-60 Kg dengan suhu pengadukan 95ºC. 3) Ampas yang telah kering setelah dipress akan keluar disekitar

conus dan diteruskan ke depricarper station dengan menggunakan

cylinder confeyor.

4) Sedangkan minyak hasil pengepresan akan keluar melalui lubang-lubang presscage yang dibantu oleh air panas agar pengeluaran minyak tidak tersumbat.

e. Hasil Yang Dicapai

Proses pemisahan minyak menggunakan alat screw press yang berputar berlawanan arah dengan tekanan 50-60 Kg. Screw

press yang digunakan Berau Mill 1 ada 6 buah. Minyak hasil press masih belum murni karena bercampur dengan air, lumpur dan serabut-serabut dari brondolan. Air pembilas dengan suhu 90-95°C yang diberikan pada saat proses pengepresan dimaksudkan untuk membantu pelepasan sel-sel minyak. Proses pengepaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat. Kapasitas screw press 20 ton/jam.

10. Klarifkasi (Oil Room) a. Tujuan

Memisahkan minyak dengan kotoran, pasir, air dan sebagainya. Menjadikan minyak kasar menjadi minyak murni yang disebut dengan

b. Dasar Teori

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersikan dari kotoran , baik yang berupa padatan (solid), lumpur (sludge), maupun air. Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu metode pengendapan, metode pemusingan, dan metode pemisahan bioligis.

Metode pengendapan (settling) yaitu pemisahan minyak dengan air karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat. Minyak berada di lapisan atas karena berat jenis lebih kecil

Metode pemusingan (centrifuge) yaitu pemisahan dengan cara memisingkan minyak kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya sentrifugal.

• Metode pemisahan biologis yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi.

(Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah sand trap tank, vibrating

screen, crude oil tank, cst (continuous setling tank), sludge tank,

desander cyclone, buffer tank, reclame tank, pure oli tank, purifier machine, vacum dryer, dan storage tank. Sedangkan bahan yang digunakan adalah minyak kasar.

d. Prosedur Kerja

1) Continous setting tank merupakan tempat sludge dari crude oil

tank yang terdiri dari tabung silinder yang berbentuk kerucut berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge dengan aliran

under flow. Dengan steam pengendapan dan meginjeksikan uap dengan suhu 90-950C. Minyak memiliki berat jenis yang lebih rendah akan terapung dan dialirkan langsung ke pure oil tang melalui tabung minyak (skimmer).

2) Di pure oil tang minyak dipanaskan lagi dengan steam coil untuk mendapatkan suhu 80-850C. Panas yang dihasilkan akan menyebabkan air dan kotoran yang terikut dari continous setting

tang akan turun ke lapisan bawah. Kotoran dan air ditampung di

sludge drai tank untuk diproses kembali. Minyak dari pure oil tank dialirkan ke oil Purifier.

3) Oil purifier bertujuan untuk memisahkan air dan kotoran yang masih tertinggal pada minyak. Air dan kotoran memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan tercampak keluar. Selanjutnya dibuang ke kolam sluge pit. Sedangkan minyak dialirkan ke float

tank sebagai tempat penampungan minyak. Setelah itu minyak dialirkan ke vaccum dryer.

4) Vaccum dryer bertujuan untuk mengurangi kadar air minyak. Pada

vaccum dryer minyak diupkan dengan system mengebutkan minyak. Suhu minyak 90-950C agar kadar air cepat menguap (mengembun) dan uap air akan terhisap keluar oleh vaccum

5) Sludge yang ada pada continous setting tank akan ditekan keluar ke sludge tank dengan suhu 90-950C dan dialirkan ke vibrating

screen.

6) Vibrating screen yaitu sebuah saringan halus yang bergetar dimana saringan terdiri 2 tingkat yaitu bagian atas memakai saringan 30 mesh dan pada bagian bawah 40 mesh. Vibrating

screen terdiri 4 alat yang berfungsi untuk memisahkan fine fibre (ampas halus dari minyak bebas). Setelah itu masuk ke preleaner

tank berfungsi untuk memisahkan pasir dan kotoran.

7) Sluge yang ada pada preleaner di pompa ke desender untuk memisahkan pasir. Alat desender terdiri dari 2 jenis, terdiri dari

desender pertama yang berfungsi memisahkan pasir kasar yang terdiri dari 2 alat, sedangkan desender kedua untuk memisahkan pasir halus yang terdiri 2 alat.

8) Sludge dari desender dialirkan ke distributor tank, kemudian dialirkan ke sludge sentrifuge yang terdiri dari 10 alat. Alat ini berfungsi sebagai pemisah minyak dan sludge dengan kecepatan 8000 rpm. Sludge yang keluar akan ditampung ke kolam sludge

pit, kemudian ke final effluent. Sedangkan minyak akan ditampung di reclained tank dan di recycle ke continous setting tank untuk diperoses seperti pada continous setting tank poin 1.

e. Hasil Yang Dicapai

Minyak yang dihasilkan dari stasiun kelarifikasi adalah minyak yang memenuhi syarat dengan kandungan :

Kotoran : 0,050% Air : 0,200% Doby : > 2,3%

Sehingga minyak siap disimpan didalam tangki timbun dan untuk dipasarkan. Produksi sehari menghasilkan ± 300 ton CPO. 11. Penyimpanan Minyak Produksi

a. Tujuan

Penampung minyak sementara sebelum dikirim/diambil oleh pembeli/konsumen.

b. Dasar Teori

Minyak sawit disimpan dalam tangki timbun dan suhu dipertahankan pada suhu 45-50ºC dengan maksud untuk mencegah terjadinya fraksinasi. Dalam hal ini, setiap hari dilakukan pengujian mutu minyak sawit. Selain itu, tangki timbun secara periodik dilakukan pengurasan (pencucian tangki) mengikuti standar pencucian tangki dari puslit sawit (anonim, 2010).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah storage tank, pipa dan pompa. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah CPO. d. Prosedur Kerja

1) Dari proses vacuum dryer minyak disimpan di storage tank (tangki timbun) melalui pipa.

2) Dalam penyimpanannya suhu minyak dipertahankan pada suhu 45-50ºC dengan maksud untuk mencegah terjadinya fraksinasi.

3) Dan setiap hari akan dilakukan pengujian mutu minyak sawit. 4) Tangki akan dibersihkan secara periodik mengikuti standar dari

puslit sawit (Pusat Penelitian Sawit). e. Hasil Yang Dicapai

Minyak crude palm oil yang telah dimurnikan di stasiun

klarifikasi, sementara akan disimpan didalam tangki timbun. Agar kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak tidak naik, maka suhu dalam tangki timbun harus dipertahankan suhunya sekitar 45-50°C. Jika asam lemak bebas tinggi maka doby renda. Sehingga kualitas minyak yang akan dikirim kepada konsumen masih tetap terjaga mutunya. Kapasitas tangki timbun 2000 ton/tangki. Setelah lebih dari 2 jam proses normal 12 ton CPO/jam masuk ke tangki timbun.

12. Proses Pengolahan Inti Sawit a. Tujuan

Menghasilkan karnel berkualitas baik dengan kadar air < 7,0%, ALB <5%, kotoran <6%.

b. Dasar Teori

Stasiun pemisahan biji-serabut dari ampas pengempaan bertujuan terutama untuk memperoleh biji sebersih mungkin. Kemudian dari biji tersebut menghasilkan inti sawit secara rasional, yakni kerugian yang sekecil-kecilnya. Pemisahan biji dari gumpalan ampas pengempaan sangat dipengaruhi oleh segi-segi teknis dari proses yang mendahuluinya. Pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit dilakukan dengan proses pengeringan biji, pemisahan biji,

pemecahan biji, serta pemisahan karnel dan cangkang dengan teknik pemisahan basah yang dilanjutkan dengan pengeringan dan pengemasan (Pahan, 2008).

c. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan inti sawit antara lain: cake breaker conveyor, depricarper, nut polishing drum,

distoner, nut elevator, nut silo, ripple mill, cracket mixture conveyor,

LTDS 1 dan LTDS 2, hydrocyclone, claybath, kernel vibrating screen, kernel distrribution conveyor, dan kernel silo. Sedangkan bahan untuk pengolahan inti sawit adalah press cake ( hasil pressan dari screw

press).

d. Prosedur Kerja

1) Hasil padatan dari stasiun pressing diteruskan ke CBC untuk memecah gumpalan-gumpalan press cake.

2) Setelah dihancurkan oleh CBC maka hasil padatan tersebut akan diteruskan ke depricarper station.

3) Dalam depricarper, fiber dihisap oleh ID fan dengan bantuan fiber

cyclone jatuh di fuel transport conveyor selanjutnya dibawa ke

boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan nut akan jatuh kedalam

nut polishing drum agar serat-serat yang masih melekat pada nut terlepas.

4) Selanjutnya, nut melalui nut transport (distoner) diangkut ke nut

silo. Di dalam nut silo, nut diperam dan dikeringkan selama 16-20 jam hingga kadar air < 12 %.

5) Setelah diperam dan dikeringkan dalam nut silo, nut akan dimasukkan ke ripple mill.

6) Nut yang telah dipecahkan dalam ripple mill akan menjadi cracket

mixture dan akan diteruskan ke cracket mixture conveyor menuju LTDS 1.

7) Cangkang halus yang ringan akan dihisap LDTS I kemudian melalui shell cyclone ( air lock LTDS I), cangkang halus dan sampah halus jatuh ke fuel transport conveyor.

8) Cangkang berat, kernel bulat, kernel pecah, nut pecah dan nut bulat akan diteruskan ke LTDS II.

9) Cangkang halus yang masih tersisa dari LTDS I akan dihisap oleh

fan LTDS II, dan melalui LTDS air lock II jatuh ke shell transport

conveyor . Sedangkan kernel pecah, cangkang berat, maupun cangkang halus yang masih tersisa akan dipisahkan di

hydrocyclone.

10) Selanjutnya diteruskan ke claybath, didalamnya shell akan jatuh ke dasar menuju vibrating screen dan dibersihkan dengan water

spray lalu dibawa oleh shell transport fan ke fibre storage. Sedangkan kernel terdorong ke kernel vibrating screen, dibersihkan oleh water spray kemudian masuk ke kernel conveyor salanjutnya diangkut ke kernel distribution conveyor.

11) Kemudian kernel dibawa ke Kernel silo, udara panas diinjeksikan kedalam kernel silo melalui steam radiator ke bagian bawah ( 70-80 C), tengah (60-70 C), dan atas (suhu tidak terlalu diperhatikan).

12) Kernel selanjutnya ditimbun di dalam kernel bin. e. Hasil Yang Dicapai

Inti sawit dari screw press setelah melewati setiap stasiun pengolahan inti sawit, telah terpisah dari cangkan dan kotoran-kotoran lainnya dengan kadar kotoran-kotoran 6,88%, kadar air 6,49%, dan kadar ALB 1,30, inti pecah 18% sedangkan standar pabrik :

ALB : < 5% Kotoran : < 6% Air : < 7,0% Inti pecah : <25%

Untuk air, inti pecah dan ALB memiliki kualitas baik namun kadar kotoran lebih tinggi dari standar pabrik.

Terjadinya pemisahan cangkang dan kernel di claybath dikarenakan adanya perubahan berat jenis air setelah pemberian kalsium (Ca). Berat jenis air = 1 setelah pemberian kalsium berada diantara (lebih berat dari kernel namun tidak melebihi berat shell) berat jenis kernel 1.07 dan shell (cangkang) 1.15, sehingga kernel akan terapung dan shell tenggelam.

Dokumen terkait