• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Analisis Multi Kriteria (AMK)

AMK dalam sistem informasi geografis merupakan media/alat bantu yang mampu mengkombinasikan berbagai peta digital dalam format dan skala yang sama beserta atributnya sekaligus. masukan datanya adalah bobot dan skor yang ditetapkan dalam persentase hasil dari perbandingan berpasangan berupa nilai eigenvektor utama. Bobot/skor tersebut diasumsikan merupakan nilai persentase terhadap masing-masing peubahnya yaitu 100%, dengan pengertian bahwa setiap faktor/kriteria tersebut mempunyai bobot/skor relatif terhadap 1.

Dari hasil kombinasi seluruh peta yang mencakup faktor penentuan lokasi STA beserta kriterianya masing-masing, maka hasil akhir dengan nilai tertinggi merupakan area yang direkomendasikan untuk lokasi STA pada kawasan Cendawasari. Hasil analisis multi kriteria tersebut dipetakan pada Gambar 22.

Gambar 22. Peta nilai akhir analisis multi kriteria

Nilai akhir merupakan penjumlahan hasil perkalian setiap bobot dengan setiap skornya. Pada Gambar 22 tersebut, area dengan warna kuning dan hijau merupakan area dengan nilai akhir tertinggi yaitu 0.592. Gradasi warna dari

abu-abu sampai dengan hitam menunjukkan interval nilai akhir yang semakin tinggi. Area dengan nilai akhir tertinggi relatif berada di tengah-tengah wilayah Cendawasari.

Kedua lokasi potensial tersebut masing-masing berada di Dusun Cengal dan Dusun Darmabakti. Peta area rekomendasi lokasi STA disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23. Peta area rekomendasi lokasi STA kawasan Cendawasari

Pada Gambar 23, diperoleh informasi bahwa kedua area rekomendasi tersebut masing-masing terletak pada zona buffer 0-50 m pada faktor jarak dari permukiman, jarak dari jalan, dan jarak dari perkebunan manggis dengan penggunaan lahan semak belukar serta kemiringan lereng 0 – 8 % (baik). Berdasarkan perhitungan spasial, area 1 memiliki luas sekitar 845 m2,sedangkan area 2 memiliki luas sekitar 1876 m2.

5.4 Pembahasan

Dalam suatu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan objek spasial di permukaan bumi, evaluasi multi kriteria yang di kombinasikan dengan sistem informasi geografis merupakan sarana yang baik. Masukan data Multi criteria evaluation (MCE-evaluasi multi kriteria) yang digunakan, dapat bersumber dari banyak pihak dan banyak kriteria penentu pengambilan keputusan. Kemampuan SIG dalam mengakomodasikan banyak data akan dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan. Hal yang berhubungan dengan posisi geografis, aspek jarak, luasan area, maupun kemiringan lereng secara spasial dalam penentuan lokasi juga dapat terukur.

Pengambilan keputusan dilakukan peneliti berdasarkan proses wawancara dengan sejumlah responden. Aspek jarak merupakan hasil kesepakatan peneliti (Aby Galih Santri) dan responden kawasan Cendawasari, sedangkan kriteria penggunaan lahan ditentukan oleh responden berdasarkan fungsi/nilainya saat ini. Secara keseluruhan, penilaian tingkat prioritas dihasilkan dari kombinasi peneliti dan responden. Dari hasil penilaian prioritas antar faktor yang bersumber dari responden, kemungkinan terjadinya penilaian yang kurang baik dan mementingkan aspek-aspek tertentu secara individu akan dapat terjadi. Oleh karena itu, penilaian antar faktor dalam penentuan lokasi STA kawasan Cendawasari, dilakukan peneliti berdasarkan sumber/referensi keilmuan.

Beberapa faktor penentuan lokasi STA pada penelitian ini adalah kelas lereng, jarak dari jalan, jarak dari perkebunan manggis, penggunaan lahan, dan jarak dari permukiman. Lereng merupakan prioritas paling penting dalam penetapan STA, karena merupakan kondisi topografi bumi yang lebih sulit untuk diubah dan mempertimbangan resiko bencana longsor yang mungkin terjadi. Kelas lereng 0 – 8 % pada area rekomendasi merupakan kelas yang baik berdasarkan kesesuaiannya sebagai tempat bangunan. Faktor selanjutnya adalah jarak dari jalan, kemudian jarak dari perkebunan manggis yang berperan terhadap distribusi manggis. Faktor penggunaan lahan menjadi prioritas selanjutnya dalam penempatan lokasi STA, dan seluruh penggunaan lahan yang ada saat ini ditinjau dari fungsi/nilainya, masih memungkinkan untuk alih fungsi lahan. Faktor kelima

adalah jarak dari permukiman yang diasumsikan sebagai aksesibilitasnya terhadap arus informasi dan kemudahan manajemen.

Area rekomendasi merupakan lokasi yang paling baik dari segi aksesibilitas karena berada pada zona dekat jalan sejauh 50 m. Hal ini berpengaruh pada kemudahan distribusi komoditas baik di dalam maupun ke luar Cendawasari yang sebagian besar dilakukan dengan transportasi bermotor. Letaknya yang berada dekat dengan daerah permukiman akan memungkinkan arus informasi berjalan lebih baik.

Dengan pertimbangan bahwa STA bertindak menjadi infrastruktur sentralisasi manggis, maka lokasi ideal selayaknya berada pada zona dengan penggunaan lahan berproduktifitas manggis tertinggi agar proses pengangkutan, penyortiran, dan pengawetan manggis dapat lebih mudah dilakukan.

Ditinjau dari penggunaan lahan yang ada saat ini, produktifitas manggis rata-rata tertinggi secara keseluruhan diketahui berada pada penggunaan lahan perkebunan manggis yaitu sebesar 11.4 ton/Ha. Hasil evaluasi ternyata memenuhi faktor tersebut dan area rekomendasi berada pada zona 50 meter dari perkebunan manggis. Lokasi STA perlu berada pada penggunaan lahan tertentu yang dari segi fungsinya merupakan yang paling rendah, dan pada penelitian ini adalah lahan terbuka dengan skor tertinggi untuk kriteria. Area rekomendasi tidak berada pada penggunaan lahan tersebut karena pada tahap evaluasi ternyata tidak memenuhi nilai akhir tertinggi dari hasil analisis. Semak belukar terpilih menjadi penggunaan lahan untuk lokasi STA dengan skor setingkat lebih rendah dari lahan terbuka. Semak belukar pada wilayah studi adalah lahan bekas ladang/perkebunan yang sudah ditinggalkan dan tidak dikelola lagi oleh penduduk, atau lahan yang memang tidak dikelola oleh penduduk setelah penebangan hutan sekunder. Vegetasi yang tumbuh pada semak belukar ini umumnya adalah alang – alang, sianit, rumput merdeka, serta tanaman perdu lainnya. Dari hasil analisis, ditetapkan bahwa lokasi 1 terletak di Dusun Cengal antara 6037’08.16” - 6037’10.49” LS dan 106037’43.61” - 106037’45.69” BT dengan luas sekitar 845 m2, sedangkan lokasi 2 terletak di Dusun Darmabakti yang memiliki letak geografis antara 6037’04.21” - 6037’05.52” LS dan 106037’44.87” - 1060 37’46.46” BT dengan luas sekitar 1876 m2. Ditinjau dari luasannya, kedua area

rekomendasi lokasi STA akan cukup ideal. Mengingat bahwa karakteristik manggis yang memiliki waktu panen yang berkelanjutan dan tidak serentak dalam satu pohon maupun seluruh kawasan Cendawasari, maka area rekomendasi akan cukup untuk menampung komoditas hasil panen dengan baik.

Dokumen terkait