• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.4 Analisis Multivariat

Pada penelitian variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik (p<0,25) dimasukkan dalam model, yaitu variabel pendidikan ibu, pekerjaan, ibu, penghasilan keluarga, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan emosional, informasi dari tenaga kesehatan dan informasi dari media elektronik.

Hasil dari analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.25 di bawah ini:

Tabel 4.25. Identifikasi Variabel Dominan Pemberian Imunisasi Campak di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

No Variabel Independen B S.E Wald Sig. Exp(B)

1 Penghasilan Keluarga 0,950 0,473 4,033 0,045 2,585

2 Dukungan Instrumental 3,499 1,040 11,322 0,001 33,072

3 Dukungan Emosional 2,827 1,057 7,152 0,007 16,893

Constant -0,237 0,388 0,371 0,542 0,789

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, dapat kita ketahui hasil analisis multivariat dan uji regresi logistik berganda terlihat hanya ada 3 variabel yang memiliki pengaruh (signifikan) terhadap pemberian imunisasi campak pada bayi, yaitu variabel penghasilan keluarga, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda tersebut diatas, juga dapat diketahui bahwa variabel dominan pada penelitian ini adalah variabel dukungan instrumental, karena variabel ini memiliki Exp(B) yang paling besar, yaitu 33,072.

Varibel dominan adalah varibel yang paling banyak mempengaruhi suatu kejadian (variabel dependen penelitian).

Berdasarkan hasil analisis multivariat diatas, maka dapat diketahui model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut:

y = -0,237 + 0,950 x1 + 3,499 x2 + 2,827 x3 Keterangan : y = Pemberian Imunisasi Campak

x1 = Penghasilan Keluarga x2 = Dukungan Instrumental x3 = Dukungan Emosional

Bila Penghasilan < UMP, dukungan instrumental tidak baik, dan dukungan emosional tidak baik, maka persamaan regresi logistik yang digunakan adalah:

y = -0,237 + 0,950 (0) + 3,499 (0)+ 2,827 (0) y = -0,237

Dengan demikian probabilitas untuk memberikan imunisasi campak adalah: P = 1/(1+e-y) P = 1/(1+2,7-(-0,237)) = 1/(1+2,7(0,237)) = 1/(1+1,265) = 0,441

Berarti, probabilitas untuk pemberian imunisasi campak adalah 44,1 %.

Bila Penghasilan ≥ UMP, dukungan instrumental baik, dan dukungan emosional baik, maka persamaan regresi logistik yang digunakan adalah:

y = -0,237 + 0,950 (1) + 3,499 (1)+ 2,827 (1) y = 7,039

Dengan demikian probabilitas untuk memberikan imunisasi campak adalah: P = 1/(1+e-y) P = 1/(1+2,7-(7,039)) = 1/(1+1,265) = 0,999

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa beberapa faktor seperti umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah anak tidak ada hubungannya dengan pemberian imunisasi campak.

Umur ibu rata-rata 29,74 tahun, dan paling banyak umur 30 tahun yaitu 22 orang. Selain itu responden juga memilki tingkat pendidikan yang rendah rata-rata SD dan SMP. Responden paling banyak sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 160 orang (76%). Jumlah anak rata-rata 3 orang dan paling banyak jumlah anaknya 2 orang.

Dari beberapa karakteristik ibu, faktor yang ada hubungan bermakna dengan pemberian imunisasi campak adalah penghasilan keluarga yang cukup. Ibu-ibu di kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara ada yang membawa bayi ke Posyandu, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta dan ada juga ke Dokter Spesialis. Pelayanan imunisasi campak didapatkan secara gratis di Posyandu maupun Puskesmas, namun untuk berkunjung ke Puskesmas dengan jarak desa ke puskesmas ada yang 5 sampai 10 km sehingga membutuhkan biaya transportasi dan biaya-biaya lainnya.

Sesuai dengan hasil penelitian Kurniawati (2012), menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, jumlah anak dan urutan kelahiran tidak berhubungan secara bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi (p>0,05) di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

Sesuai dengan penelitian Septenia (2010), melalui penelitiannya di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat menunjukkan hasil bahwa variabel yang tidak berpengaruh terhadap pemberian imunisasi campak pada balita adalah pendidikan (p=0,365), pekerjaan (p=0,352) dan jumlah anak (p=0,611).

5.2 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Imunisasi Campak

5.2.1 Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental meliputi penyediaan sarana untuk mempemudah pelaksanaan pemberian imunisasi campak, diantaranya meluangkan waktu, fasilitas tranportasi dan uang. Dukungan ini dikenal juga dengan dukungan pertolongan, dukungan nyata atau dukungan material. Dengan adanya dukungan instrumental ini, akan membuat ibu lebih mudah dan mau membwa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi campak.

Keluarga/suami berusaha menyempatkan/meluangkan waktunya untuk mengantarkan ibu ke puskesmas, bidan praktek swasta dan bahkan ada yang ke dokter spesialis anak untuk memberikan imunisasi pada bayi, memberikan biaya untuk tranportasi dan keperluan ibu dan bayi pada waktu pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk memberikan imunisasi pada bayi, namun ada juga yang memberikan/menyediakan fasilitas transportasi roda dua maupun roda empat yang digunakan ibu dan yang berusaha bersama dengan ibu mencarikan sarana pelayanan kesehatan untuk pemberian imunisasi.

Dukungan instrumental sangat dibutuhkan oleh ibu karena jarak antara desa-desa yang ada di Kecamatan Lhoksukon dengan Puskesmas Lhoksukon, kira-kira 5 sampai 10 km, namun ada juga desa yang dekat dengan puskesmas. Sebagian ibu tidak memanfaatkan posyandu sebagai pelayanan untuk imunisasi karena kesibukan sehari-hari, ibu ada yang bekerja di instansi pemerintah, ada yang bekerja pada perusahaan swasta dan ada juga mempunyai kesibukan di sawah dan kebun sehingga ibu memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya seperti Bidan Praktek Swasta, Dokter Spesialis Anak sebagai tempat pelayanan memberikan imunisasi bayi namun ibu membutuh biaya dan transportasi untuk kegiatan tersebut.

Sesuai dengan pendapat Prasetyawati (2011), bantuan instrumental ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan, persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya.

5.2.2 Dukungan Informasional

Dukungan informasi ini berupa pemberian informasi yang dapat diberikan oleh keluarga kepada ibu untuk memberikan imunisasi campak pada anak. Aspek informasi terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan ibu.

Keluarga/suami memberitahukan kepada ibu tentang perlunya imunisasi campak, tentang manfaat imunisasi campak, tentang dampak bila tidak imunisasi

campak, dan tentang bahaya penyakit campak dapat menyebabkan kematian pada bayi. Dengan adanya dukungan informasional dari keluarga ini akan membuat ibu mengerti akan pentingnya pemberian imunisasi campak pada bayi karena keluarga adalah orang-orang terdekat dengan ibu yang mempunyai pengaruh besar dalam hal pengambilan keputusan, baik itu keputusan yang berhubungan dengan kesehata maupun yang sifatnya umum.

Sesuai dengan hasil penelitian Lubis (2011), menunjukkan bahwa faktor dari dukungan tokoh agama adalah dukungan instrumental dan dukungan informasional memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

Seusai dengan pendapat Prasetyawati (2011), bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

5.2.3 Dukungan Penilaian

Dukungan penilaian ini berupa dukungan yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, persetujuan. Dengan adanya dukungan ini membantu ibu untuk melihat hal-hal positif yang ada pada dirinya yang berguna membentuk kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai dan berguna dalam keluarganya.

Keluarga/suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu, keluarga juga setuju dengan tindakan ibu memberikan imunisasi campak, dan memberikan

dukungan penuh terhadap tindakan imunisasi campak serta ada yang memberikan pujian atas tindakan ibu.

Menurut Prasetyawati (2011)bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga, maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif.

5.2.4 Dukungan Emosional

Dukungan Emosional ini mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian pada ibu yang diberikan suami/keluarga, sehingga ibu merasa nyaman, dicintai. Beberapa hal yang termasuk interaksi yang mendukung adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, mengulang kembali pertanyaan ibu, membagikan pengalaman pribadi dan menghindari terjadinya konflik dengan ibu.

Keluarga/suami menunjukkan rasa senang jika anak diimunisasi campak, memberikan perhatian terhadap imunisasi anak, keluarga juga ada yang marah jika anak tidak diimunisasi campak dan ada yang memberikan perhatian terhadap status (keadaan) status kesehatan anak. Dengan adanya dukungan ini, ibu merasa nyaman dan diperhatikan serta merasa dicintai sehingga ibu mau memberikan imunisasi campak pada bayi.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa jumlah responden yang memperoleh informasi dengan baik dari tenaga kesehatan tentang pemberian imunisasi campak sebanyak 180 responden (85,7%).

Responden yang memperoleh informasi dengan baik dari tenaga media elektronik sebanyak 127 responden (60,5%).

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa sumber informasi baik berasal dari tenaga kesehatan maupun dari media elektronik, ada hubungan dengan pemberian imunisasi campak pada bayi. Terbentuknya perilaku pemberian imunisasi campak pada bayi diawali dengan adanya informasi tentang penyakit campak dan pencegahannya melalui imunisasi, yang disampaikan oleh petugas kesehatan maupun pesan-pesan dari media elektronik.

Sesuai hasil penelitian Hartati (2008), faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap perolehan imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro adalah tindakan petugas imunisasi.

Berdasarkan hasil penelitian Lubis (2011), menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku ibu balita dalam imunisasi campak dari komunikasi petugas kesehatan adalah metode, media dan isi pesan. Media merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

Menurut Setiawati dan Dermawan (2008) yang mengutip pendapat para ahli (Dale (1969); Roestyah dan Sudirman), dapat disimpulkan bahwa informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber: menurut Dale (1969), informasi diperoleh dari

pengalaman langsung, benda tiruan, dramatisasi, karyawisata, TV, gambar hidup pameran, gambar diam, lambang visual dan lambang kata. Menurut Roestyah, informasi atau sumber belajar berasal dari manusia, buku massmedia, lingkungan, alat pelajaran dan musium. Dan menurut Sudirman mengungkapkan bahwa yang termasuk dalam sumber informasi adalah manusia, bahan, lingkungan alat dan perlengkapan, aktivitas.

BAB 6

Dokumen terkait