Keadaan geografis dan demografis Kabupaten Wonosobo sangat cocok untuk pengembangan budidaya pertanian. Produksi padi di Kabupaten Wonosobo selama dua tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2018, produksi padi sawah sebesar 158.093 ton. Nilai ini jika dibandingkan dengan produksi tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 5,82%, dimana total produksi padi sawah pada tahun 2017 sebesar 167.857 ton.
Sub sektor hortikultura mencakup tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan.
Produktivitas tertinggi tanaman sayuran didominasi oleh tanaman labu siam sebesar 3.877,62 kw/ha. Pada tahun 2018, buah-buahan yang mempunyai produksi terbesar adalah salak, pisang dan durian.
Di sektor perkebunan, jeniss tanaman perkebunan terluas adalah Kelapa Dalam seluar 4.831,80 Ha dengan produksi 3.508,97 ton.
Di sektor kehutanan, masyarakat Wonosobo memanfaatkan hutan rakyat untuk ditanami kayu sengon, mahoni, jemitri dan suren. Selain itu juga terdapat hasil hutan lainnya seperti kopal, getah pinus, gondorukem, serta terpentin.
Untuk sektor peternakan, tahun 2017 tercatat kambing merupakan populasi ternak kecil terbanyak yaitu sebesar 168.059 ekor dengan produksi daging 1.455 kwintal dan produksi susu kambing sebanyak 9.681 liter.
2
Tabel 8. Analisis Sumber Daya Alam
No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi
Baik Sedang Buruk
1 Tanaman Pangan Di Tahun 2018 Luas panen 30.325 Ha Produksi padi 158.093 ton 2 Holtikultura • Tanaman palawija
didominasi ubi kayu, ubi jalar, kentang,
• Sayuran terbesar adalah labu siam
• Buah-buahan dengan produksi besar adalah salak, pisang, dan durian 3 Tanaman Hias dan
Biofarma
• Untuk tanaman hias terluas adalah 1,491,100
• Untuk Biofarma terluas adalah tanaman kapulogo dengan luas panen 2,360,245 dengan produksi 3,421,107
4 Perkebunan Terluas adalah tanaman Kelapa Dalam seluas 4.833,30 Ha dengan produksi 3.490,24 ton 5 Peternakan Tahun 2017 hewan ternak
terbanyak adalah kambing yang terbanyak 168.059 ekor
6 Hutan Kayu Bulat sebesar 3.337,7 Ha dan Getah Pinus 231.026 Ha
2.1.2. Sumber Daya Mineral
Secara umum sektor pertambangan dan energi di Kabupaten Wonosobo menunjukkan perkembangan yang positif jika dilihat dari beberapa indikator seperti nilai produksi dan distribusi listrik. Sebagai sumber penerangan dan energi lain baik di sektor rumah tangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital. Selama 5 tahun terakhir, distribusi listrik di Kabupaten Wonosobo terus mengalami peningkatan dari 204,4 juta kwh pada tahun 2015 meningkat menjadi 212.231.199 kwh pada tahun 2018.
Air bersih merupakan prasyarat utama hidup sehat, oleh karena itu ketersediaan air bersih untuk konsumsi masyarakat menjadi sangat penting. Pada tahun 2018 PDAM “Tirta Aji” memiliki sebanyak 87,60 ribu pelanggan, mengalami pertumbuhan 3,9 persen selama setahun terakhir. Selama tahun 2018 air telah disalurkan ke pelanggan sebanyak 16.148.314 m3.
Tabel 9. Analisis Sumber Daya Mineral
No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi
Baik Sedang Buruk
1 Listrik Tahun 2018 distribusi listrik 212.231.199 kwh 2 Produksi Air Tahun 2018 Jumlah air
Minum yang
didistribusikan 16.148.314 m3
2.1.3. Kelestarian Lingkungan
2.1.3.1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Aktifitas keseharian dan kegiatan usaha masyarakat memiliki potensi terhadap pencemaran dan kerusakan alam, sehingga membutuhkan penanganan terhadap permasalahan sampah di Wonosobo. Untuk menanggulangi permasalahan sampah secara intensif, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan berupa:
1. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan;
2. Pembuatan tempat sampah organik dan anorganik;
3. Pembangunan pagar keliling lingkungan TPA;
4. Pengadaan Kontainer Sampah;
5. Pembentukan Bank Sampah;
6. Pembuatan Demplot Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat;
7. Pelatihan Manajemen Pengelolaan Sampahl 8. Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Sekolah-Sekolah;
Permasalahan sampah terutama pada kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
penataan ruang. RTH dapat berupa area terbuka atau jalur yang diisi tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan, penataan taman pendopo Kabupaten Wonosobo, serta yang telah menjadi agenda rutin tahunan adalah pemeliharaan alun-alun kota Wonosobo. Pada program ini juga bersinergi dengan salah satu implementasi program Pemerintah pusat yang memfasilitasi kegiatan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), yaitu terbangunnya taman Kartini yang berlokasi di selatan alun-alun Wonosobo, utara Kantor Perpustakaan.
Sinergi pendanaan APBD Kabupaten dalam perwujudan integrasi pembangunan taman kartini juga diwujudkan melalui kegiatan pembuatan dan pemeliharaan taman dalam kota, pembuatan taman kota Penataan Drainase Kompleks Ruang Terbuka Hijau Blok Kota Wonosobo. Keberadaan Taman Kartini pada kondisi sekarang telah menjadi “ikon baru”
kenampakan fisik kota Wonosobo, dan telah menjadi ruang publik untuk beraktivitas.
2.1.3.3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Dalam pelaksanaan pembangunan untuk kesejahteraan penduduk pastinya membutuhkan sumber daya khususnya sumberdaya alam. Terciptanya keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan prasyarat penting bagi terlaksananya keberlanjutan pembangunan wilayah.
Dengan demikian diperlukan upaya konservasi sumberdaya alam yang lebih mengarah pada pengelolaan sumberdaya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan Dieng dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan Konservasi Lahan (RKL) selama lima tahun terakhir dan merumuskan kebijakan tertentu yang non fisik serta mencoba keluar dari business as usual yang menempatkan petani Dieng sebagai faktor utama penyebab kerusakan kawasan Dieng, namun lebih kepada upaya intervensi kebijakan daerah dan nasional pada pasar komoditas pertanian.
Kegiatan lain yaitu penyusunan kebijakan pengendalian dan pengawasan bencana alam, fasilitasi kegiatan adiwiyata, fasilitasi kegiatan adipura, fasilitasi kegiatan kalpataru, fasilitasi kegiatan menuju indonesia hijau, fasilitasi kegiatan K3, fasilitasi penyusunan Perdes Lingkungan Hidup, pembinaan pengendalian kerusakan dan konservasi SDA dan LH, pengadaan solar cell untuk RTH Taman Kota, pengadaan Bibit aren dan jati untuk konservasi Lahan kritis kanan kiri jalan daerah sempadan sunga, serta kegiatan konservasi lahan di sekitar Telaga Bedakah.
2.1.3.5. Program Pengendalian Pencemaran and Perusakan Lingkungan
Kegiatan pembangunan tentunya juga akan menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan, namun demikian melalui urusan Lingkungan Hidup perlu dilakukan program
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan meliputi:
▪ Pengendalian Dampak Lingkungan (DAK)
▪ Pembelian bibit tanaman ayoman
▪ Operasional laboratorium uji kualitas udara
▪ Operasional laboratorium uji kualitas air di sekitar sumber air
▪ Operasional laboratorium uji kualitas tanah
▪ Pembinaan tentang pentingnya pembuatan dokumen lingkungan
▪ Fasilitasi penunjang kegiatan adipura
▪ Koordinasi dan operasi pertambangan tanpa izin (PETI)