• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pareto ABC Nilai Pakai dan Nilai Investasi

2. Analisis ABC Nilai Investasi

Untuk analisis ABC nilai investasi, selain jumlah pemakaian sediaan, diperlukan juga harga dari sediaan tersebut. Untuk harga sediaan psikotropika, dilihat dari Keputusan Menteri Kesehatan No: HK. 03/ 01/ Menkes/ 146/I.2010tentangharga obat generik. Nilai investasi dihitung dengan cara mengalikan jumlah pemakaian tiap item sediaan dengan harga tiap item.

Kemudian nilai investasi yang diperoleh diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah dan dibuat persentase nilai investasi tiap item.

Sama dengan analisis ABC nilai pakai, sediaan dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok A adalah sediaan farmasi dengan nilai investasi tertinggi yang mendominasi 80% dari total seluruh investasi dan diberi nilai 3. Kelompok B diberikan kepada sediaan dengan nilai investasi sedang sebesar 15% dari total seluruh nilai investasi dan diberi nilai 2. Sedangkan kelompok C adalah sediaan dengan pemakaian rendah sebesar 5% dari total seluruh nilai investasi dan diberi nilai 1. Berikut akan disajikan tabel pengelompokan item sediaan hasil analisis Pareto ABC berdasarkan nilai investasi seluruh Puskesmas Kabupaten Sleman Periode 2010.

Tabel III. Pengelompokan Sediaan Psikotropika Puskesmas Kabupaten Sleman Berdasarkan Nilai Investasi Periode 2010

Kelompok Sediaan psikotropika

Persentase jumlah item per kelompok

(%)

Total harga per kelompok

( Rp )

Persentase total harga per kelompok (%) ANP (1 item) halloperidol 1,5 mg 20 11.134.285 86,15 BNP (1 item) diazepam tablet 2 mg 20 1.329.966 10,29

CNP(3 item) fenobarbital 30 mg 60 459.459 3,56 stesolid 5mg diazepam injeksi 5 mg/ml Total 5 100 12.923.710 100

Dari total 5 item psikotopika di Puskesmas Kabupaten Sleman, terdapat 1

item yang masuk kedalam kelompok A-NI atau 20,00% dari total item

psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 11.134.285,00 atau sekitar 86,15% dari total nilai investasi keseluruhan. Untuk kelompok B-NI

terdapat 1 item atau 20,00% dari total item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 1.329.966,00 atau sekitar 10,29% dari total nilai investasi keseluruhan. Sedangkan kelompok C-NI terdiri dari 3 itematau 60,00% dari total

item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 459.459,00 atau sekitar 3,56% dari total nilai investasi keseluruhan.

Gambar III. Diagram Batang Jumlah dan Persentase tiap Kelompok Nilai Investasi Pukesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Berdasarkan teori Pareto ABC nilai investasi, kelompok sediaan A-NI berisi 20% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 70%-80%, sediaan B-NI berisi 30% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 15%-20%, sediaan C-NI berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan 5% (Zulfikarijah, 2008). Apabila dibandingkan dengan teori, hasil Pareto ABC nilai investasi yang diperoleh juga kurang sesuai dengan hukum Pareto ABC 80-20 karena ketiga kelompok tidak masuk ke dalam range. Hasil analisis Pareto ABC nilai investasi kelompok A-NI mempunyai persentase yang melebihi range yakni

0 20 40 60 80 100 ANI 1

Diagram Jumlah dan Persentae tiap Kelompok

Nilai Investasi

terdapat 1 item atau 20,00% dari total item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 1.329.966,00 atau sekitar 10,29% dari total nilai investasi keseluruhan. Sedangkan kelompok C-NI terdiri dari 3 itematau 60,00% dari total

item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 459.459,00 atau sekitar 3,56% dari total nilai investasi keseluruhan.

Gambar III. Diagram Batang Jumlah dan Persentase tiap Kelompok Nilai Investasi Pukesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Berdasarkan teori Pareto ABC nilai investasi, kelompok sediaan A-NI berisi 20% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 70%-80%, sediaan B-NI berisi 30% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 15%-20%, sediaan C-NI berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan 5% (Zulfikarijah, 2008). Apabila dibandingkan dengan teori, hasil Pareto ABC nilai investasi yang diperoleh juga kurang sesuai dengan hukum Pareto ABC 80-20 karena ketiga kelompok tidak masuk ke dalam range. Hasil analisis Pareto ABC nilai investasi kelompok A-NI mempunyai persentase yang melebihi range yakni

ANI BNI CNI

1 1 3

86,15

10,29

3,56

Kelompok Nilai Investasi

Diagram Jumlah dan Persentae tiap Kelompok

Nilai Investasi

Jumlah item

Persentase nilai invetasi (%)

terdapat 1 item atau 20,00% dari total item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 1.329.966,00 atau sekitar 10,29% dari total nilai investasi keseluruhan. Sedangkan kelompok C-NI terdiri dari 3 itematau 60,00% dari total

item psikotropika yang ada, dengan nilai investasi sebesar Rp 459.459,00 atau sekitar 3,56% dari total nilai investasi keseluruhan.

Gambar III. Diagram Batang Jumlah dan Persentase tiap Kelompok Nilai Investasi Pukesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Berdasarkan teori Pareto ABC nilai investasi, kelompok sediaan A-NI berisi 20% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 70%-80%, sediaan B-NI berisi 30% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 15%-20%, sediaan C-NI berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan 5% (Zulfikarijah, 2008). Apabila dibandingkan dengan teori, hasil Pareto ABC nilai investasi yang diperoleh juga kurang sesuai dengan hukum Pareto ABC 80-20 karena ketiga kelompok tidak masuk ke dalam range. Hasil analisis Pareto ABC nilai investasi kelompok A-NI mempunyai persentase yang melebihi range yakni

Diagram Jumlah dan Persentae tiap Kelompok

Nilai Investasi

Jumlah item

Persentase nilai invetasi (%)

sebesar 86,15%, sedangkan kelompok B-NI dan C-NI mempunyai persentase yang lebih rendah dari range yakni berurutan adalah 10,29% dan 3,56%. Oleh karena itu, sama dengan analisis Pareto nilai pakai, pengkategorian untuk ketiga kelompok dilakukan berdasarkan pada besarnya persediaan dimana nilai A diberikan kepada 20% dari total persediaan, nilai B 30% dari total persediaan dan nilai C 50% dari total persediaan. Selain itu juga dapat dilakukan modifikasi

range hukum Pareto sehingga didapatkan pengkategorian yang lebih sesuai dengan profil persediaan psikotropika di Puskesmas Kabupaten Sleman yang terdiri dari sedikititem.

Gambar IV. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Puskesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Dari grafik terlihat bahwa kelompok A-NI sebesar 20,00% sediaan mampu memberikan kontribusi sebesar 86,15% dari total nilai investasi. Kelompok B-NI sebesar 86,15%, sedangkan kelompok B-NI dan C-NI mempunyai persentase yang lebih rendah dari range yakni berurutan adalah 10,29% dan 3,56%. Oleh karena itu, sama dengan analisis Pareto nilai pakai, pengkategorian untuk ketiga kelompok dilakukan berdasarkan pada besarnya persediaan dimana nilai A diberikan kepada 20% dari total persediaan, nilai B 30% dari total persediaan dan nilai C 50% dari total persediaan. Selain itu juga dapat dilakukan modifikasi

range hukum Pareto sehingga didapatkan pengkategorian yang lebih sesuai dengan profil persediaan psikotropika di Puskesmas Kabupaten Sleman yang terdiri dari sedikititem.

Gambar IV. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Puskesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Dari grafik terlihat bahwa kelompok A-NI sebesar 20,00% sediaan mampu memberikan kontribusi sebesar 86,15% dari total nilai investasi. Kelompok B-NI sebesar 86,15%, sedangkan kelompok B-NI dan C-NI mempunyai persentase yang lebih rendah dari range yakni berurutan adalah 10,29% dan 3,56%. Oleh karena itu, sama dengan analisis Pareto nilai pakai, pengkategorian untuk ketiga kelompok dilakukan berdasarkan pada besarnya persediaan dimana nilai A diberikan kepada 20% dari total persediaan, nilai B 30% dari total persediaan dan nilai C 50% dari total persediaan. Selain itu juga dapat dilakukan modifikasi

range hukum Pareto sehingga didapatkan pengkategorian yang lebih sesuai dengan profil persediaan psikotropika di Puskesmas Kabupaten Sleman yang terdiri dari sedikititem.

Gambar IV. Grafik Distribusi Persediaan ABC Berdasarkan Analisis Nilai Investasi Puskesmas Kabupaten Sleman Periode 2010

Dari grafik terlihat bahwa kelompok A-NI sebesar 20,00% sediaan mampu memberikan kontribusi sebesar 86,15% dari total nilai investasi. Kelompok B-NI

sebesar 20,00% sediaan mampu memberikan kontribusi sebesar 10,29% dari total nilai investasi. Kelompok C-NI memiliki persentase besar namun hanya berkontribusi sebesar 3,56% dari total nilai investasi. Persediaan kelompok A-NI menjadi prioritas pengelolaan dengan frekuensi pembelian yang sering dan jumlah yang sedikit karena kontribusi nilai investasinya yang besar. Hal yang perlu diperhatikan terkait lebih seringnya pembelian sediaan adalah kerja sama yang baik antara pihak gudang farmasi dengan distributor agar pemesanan dapat dipenuhi tepat waktu, sehingga tidak akan terjadi kekosongan sediaan.

Dokumen terkait