B. Uji Asumsi
2) Analisis Data Optimisme
Dalam menganalisa data optimisme, berikut pemaparan gambaran umum tingkat optimisme dan masing-masing aspeknya:
a. Optimisme
1. Mencari Mean Hipotetik (M) dan Standar Deviasi Hipotetik (SD)
Untuk mengetahui kategorisasi pada variabel optimisme, maka terlebih dahulu mencari Mean Hipotetik (M) dan Standar Deviasi Hipotetik (SD) akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Deskripsi Statistik Data Optimisme
Variabel Skor hipotetik
Min Maks M SD
Optimisme 7 28 17,5 3,5
Skor hipotetik variabel optimisme didapatkan dari tabulasi data skor optimisme yang terdiri dari 7 aitem yang valid. Skor terendah tiap aitem = 1, dan skor tertinggi = 4. Berdasarkan jumlah aitem untuk skala tersebut maka dapat diketahui bahwa skor total jawaban minimum = 7 dan skor jawaban maksmimum = 28. Rerata hipotetik variabel optimisme adalah µ = (7+28) / 2 = 17,5. Standar Deviasi hipotetiknya sebesar = 3,5.
2. Menentukan Kategorisasi
Dalam menganalisa tingkat optimisme pada masing-masing responden penelitian, berikut ini akan dipaparkan pengkategorisasian dan tingkat optimisme mustahiq LAZIS Sabilillah Malang. Berdasarkan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kategorisasi optimisme adalah sebagai berikut:
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Tingkat Optimisme Tinggi Sedang Rendah Tabel 4.9 Kategorisasi Optimisme
No Kategori Norma Hasil
1 Tinggi X ≥ M + 1SD X ≥ 21
2 Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 14 ≤ X < 21 3 Rendah X < M – 1 SD X < 14
3. Menemukan Prosentase
Analisis hasil prosentase tingkat optimisme mustahiq LAZIS Sabilillah Malang dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Deskriptif Tingkat Optimisme Mustahiq LAZIS Sabilillah Malang
No Kategorisasi Norma Interval F P
1 Tinggi X ≥ M + 1SD ≥ 21 65 80%
2 Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 14 - 21 16 20%
3 Rendah X < M – 1 SD < 14 0 0%
Gambar 4.3
Histogram Tingkat Optimisme
Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan mustahiq LAZIS Sabilillah Malang memiliki tingkat optimisme yang tinggi dengan skor ≥ 21. Hal ini ditunjukkan dengan hasil prosentase tinggi sebesar 80% dengan jumlah frekuensi 65 orang. Mustahiq yang memiliki tingkat optimisme
sedang sebesar 20% dengan jumlah frekuensi 16 orang, dan dalam penelitian ini mustahiq tidak ada yang memiliki tingkat optimisme rendah yang telihat dari prosentasenya sebanyak 0%.
Pada hasil analisis data ini menunjukkan adanya optimisme dengan kategori tinggi yang dominan pada mustahiq LAZIS Sabilillah Malang, ini menggambarkan bahwa mustahiq LAZIS Sabilillah Malang memilliki keadaan berpengharapan baik dan pemikiran positif ketika menghadapi suatu masalah. Optimisme dan harapan memberikan daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi depresi tatkala musibah melanda; kinerja yang lebih tinggi di tempat kerja, terutama dalam tugas-tugas yang menantang; dan kesehatan fisik yang lebih baik (Seligman, 2005). Mustahiq LAZIS Sabilillah ini mampu merasakan keadaan-keadaan tersebut dalam dirinya saat mereka memiliki optimisme yang tinggi.
b. Aspek-Aspek Optimisme
Terdapat 3 Aspek pada variabel optimisme, yakni; permanence, pervasiveness, personalization. Data yang berbentuk skor dari setiap aspek tersebut akan dianalisis sebagai berikut:
1. Mencari Mean Hipotetik (M) dan Standar Deviasi Hipotetik (SD)
Untuk mengetahui kategorisasi pada aspek-aspek optimisme, maka terlebih dahulu mencari Mean Hipotetik (M) dan Standar Deviasi Hipotetik (SD) akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
Deskripsi Statistik Data Aspek-aspek Optimisme
Variabel Skor hipotetik
Min Maks M SD
Permanence 3 12 7,5 1,5
Pervasiveness 2 8 5 1
Personalization 2 8 5 1
Skor hipotetik dari aspek-aspek optimisme didapatkan dari tabulasi data skor aspek-aspek optimisme, yang pertama yaitu aspek permanence yang terdiri dari 3 aitem yang valid. Skor terendah tiap aitem = 1, dan skor tertinggi = 4. Berdasarkan jumlah aitem dalam aspek tersebut maka dapat diketahui bahwa skor total jawaban minimum = 3 dan skor jawaban maksmimum = 12. Rerata hipotetik aspek permanence adalah µ = (3+12) / 2 = 7,5. Standar Deviasi hipotetiknya sebesar = 1,5.
Sedangkan pada skor hipotetik dari aspek optimisme selanjutnya yaitu aspek pervasiveness yang didapatkan dari tabulasi data skor aspek pervasiveness terdiri dari 2 aitem yang valid. Skor terendah tiap aitem = 1, dan skor tertinggi = 4. Berdasarkan jumlah aitem dalam aspek tersebut maka dapat diketahui bahwa skor total jawaban minimum = 2 dan skor jawaban maksmimum = 8. Rerata hipotetik aspek pervasiveness adalah µ = (2+8) / 2 = 5. Standar Deviasi hipotetiknya sebesar = 1.
Dan yang terakhir skor hipotetik dari aspek optimisme ketiga yaitu aspek personalization didapatkan dari tabulasi data skor aspek personalization terdiri dari 2 aitem yang valid. Skor terendah tiap aitem = 1, dan skor tertinggi = 4. Berdasarkan jumlah aitem dalam aspek tersebut maka dapat diketahui bahwa skor
total jawaban minimum = 2 dan skor jawaban maksmimum = 8. Rerata hipotetik aspek personalization adalah µ = (2+8) / 2 = 5. Standar Deviasi hipotetiknya sebesar = 1.
2. Menentukan Kategorisasi
Dalam menganalisa tingkat pada setiap aspek optimisme dari masing-masing responden penelitian, berikut ini akan dipaparkan pengkategorisasian dan tingkat dari masing-masing aspek optimisme; tingkat permanence, tingkat pervasiveness dan tingkat personalization mustahiq LAZIS Sabilillah Malang. Berdasarkan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kategorisasi optimisme adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Kategorisasi Aspek-aspek Optimisme
No Aspek Kategori Norma Hasil
1 Permanence Tinggi X ≥ M + 1SD X ≥ 9 Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 6 ≤ X < 9 Rendah X < M – 1 SD X < 6 2 Pervasiveness Tinggi X ≥ M + 1SD X ≥ 6 Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 4 ≤ X < 6 Rendah X < M – 1 SD X < 4 3 Personalization Tinggi X ≥ M + 1SD X ≥ 6 Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 4 ≤ X < 6 Rendah X < M – 1 SD X < 4 3. Menemukan Prosentase
Analisis hasil prosentase tingkat optimisme mustahiq LAZIS Sabilillah Malang dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Deskriptif Tingkat Aspek-aspek Optimisme Mustahiq LAZIS Sabilillah Malang
No Aspek Kategorisa si Norma Interval F P 1 Permanence Tinggi X ≥ M + 1SD ≥ 9 71 88% Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 6 – 8 10 12% Rendah X < M – 1 SD < 6 0 0% 2 Pervasiveness Tinggi X ≥ M + 1SD ≥ 6 65 80% Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 4 – 5 15 19% Rendah X < M – 1 SD < 4 1 1% 3 Personalization Tinggi X ≥ M + 1SD ≥ 6 62 77% Sedang M -1 SD ≤ X < M +1SD 4 – 5 19 23% Rendah X < M – 1 SD < 4 0 0% Gambar 4.4
Histogram Tingkat Aspek-aspek Optimisme
Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan mustahiq LAZIS Sabilillah Malang memiliki tingkat permanence dengan skor ≥ 9, tingkat pervasiveness dengan skor ≥ 6 dan tingkat personalization yang tinggi dengan skor ≥ 6. Hal ini ditunjukkan dengan hasil prosentase pada aspek
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tingkat Permanent Tingkat Pervasiveness Tingkat Personalization
Tinggi Sedang Rendah
permanence tinggi sebesar 88% dengan jumlah frekuensi 71 orang, Mustahiq yang memiliki tingkat permanence sedang sebesar 12% dengan jumlah frekuensi 10 orang, dan mustahiq tidak ada yang memiliki tingkat permanence rendah yang telihat dari prosentasenya sebanyak 0%.
Sedangkan hasil prosentase pada aspek pervasiveness tinggi sebesar 80% dengan jumlah frekuensi 65 orang, Mustahiq yang memiliki tingkat pervasiveness sedang sebesar 19% dengan jumlah frekuensi 4 orang, dalam aspek ini juga terdapat mustahiq yang memiliki tingkat pervasiveness rendah dengan melihat prosentasenya sebanyak 1% dengan jumlah frekuensi 1 orang.
Dan yang terakhir hasil prosentase pada aspek personalization tinggi sebesar 77% dengan jumlah frekuensi 62 orang. Mustahiq yang memiliki tingkat personalization sedang sebesar 23% dengan jumlah frekuensi 19 orang, dan dalam aspek inipun tidak terdapat mustahiq yang memiliki tingkat personalization yang rendah, telihat dari prosentasenya sebanyak 0%. Dari data di atas dapat disimpulkan tingkat 3 aspek optimisme adalah tinggi.
Hasil analisis ini menyatakan bahwa dari ketiga aspek optimisme miliki Seligman (2005); permanence, pervasiveness, dan personalization mustahiq menunjukkan adanya optimisme yang tinggi dengan terbukti hasil kategori tinggi yang dominan. Ini juga menunjukkan bahwa mustahiq LAZIS Sabilillah selalu menganggap hal-hal baik akan tetap ada, dan mustahiq LAZIS Sabilillah mampu memandang sesuatu lebih positif dengan tidak melakukan pembelaan diri, serta dengan hasil ini mustahiq LAZIS Sabilillah mempunyai kepercayaan tinggi yang
kuat atas kemampuannya sendiri dalam mengahadapi persoalan, tantangan dan peristiwa apapun tanpa bergantung pada orang lain.