• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POTENSI TERJADINYA TUNTUTAN PENYEDIA JASA PADA PROYEK KONSTRUKSI

4.3 Analisis Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Proyek

Organisasi proyek yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini merupakan organisasi menejemen proyek. Dalam organisasi manajemen proyek ini ada empat pihak yang terlibat yaitu Pengguna jasa (PT. Graha Santika Dyandra), konsultan perencana (PT. Haerte Widya), konsultan MK (PT. Dacrea), dan penyedia jasa (PT. Waskita Karya). Konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan

penyedia jasa mempunyai hubungan kontraktual dengan pengguna jasa. Untuk hubungan fungsional, semua urusan penyedia jasa (PT. Waskita Karya) harus dikomunikasikan dahulu dengan konsultan MK (PT. Dacrea) sehingga tidak dapat langsung berhubungan dengan pengguna jasa (PT. Graha Santika Dyandra) maupun konsultan perencana (PT. Haerte Widya).

Keterangan :

Hubungan Fungsional HubunganKontraktual

Gambar 2.7 Organisasi Manajemen Proyek Waskita

Setidaknya terdapat empat masalah yang terindentifikasi dapat menyebabkan tuntutan akibat organisasi proyek yang digunakan yaitu :

1. Terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain. 2. Birokrasi

3. Perbedaan persepsi/tanggung jawab tehadap lingkup pekerjaan

4. Redesain yang berpengaruh terhadap perubahan metode pelaksanaan dan waktu

4.3.1 Terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain

Masalah terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain terjadi karena hubungan fungsional penyedia jasa (PT. Waskita) dalam organisasi proyek ini. Jika menghadapi suatu masalah di lapangan, penyedia jasa harus memberitahukan dahulu masalah tersebut kepada konsultan MK (PT. Dacrea). Dalam hal ini, konsultan MK harus mendiskusikan dahulu setelah masalah yang terjadi dengan pengguna jasa sehingga keputusan tidak diberikan dengan cepat. Akibatnya penyedia jasa terpaksa memperlambat atau menunda dahulu pekerjaannya sampai keluar keputusan yang jelas dari konsultan MK.

Dalam hal ini terhambatnya pekerjaan penyedia jasa terhadap pihak lain terjadi di proyek ini adalah pembangunan pagar seng keliling bangunan. Dikarenakan PT.

PT. Graha Santika Dyandra

PT. Dacrea

PT. Waskita Karya PT. Haerte Widya

Waskita tidak mau proyek tersebut menganggu aktifitas lain disekitar lokasi proyek yang terletak di pinggiran kota sehingga pihak penyedia jasa harus melakukan pembangunan pagar tersebut. Hal ini memiliki prosedur pengajuan redesian yang diatur dalam konsep kontrak yang ada di PT. Waskita seperti tahap gambar yang sesuai rencana, dari pengguna jasa ada negoisasi harga, keklasifikasi harga konsultan terakhir penetapan harga. Hal ini mengacu pada keputusan yang dikeluarkan oleh konsultan MK hampir terlambat dan berpotensi menimbulkan tuntutan dari penyedia jasa.

Hal ini sesuai dengan hasil studi literatur yang menyatakan bahwa kelemahan organisasi proyek manajemen konstruksi ini adalah bila ada masalah di lapangan, waktu penyelesaian lebih lama karena birokrasi yang mengharuskan segala hubungan antara pengguna jasa dan konsultan manajemen konstruksi.

4.3.2 Birokrasi

Dalam hal ini masalah terhadap pihak lain tidak terjadi di proyek ini. Dikarenakan tahap-tahap atau prosedur yang dilakukan oleh baik pengguna jasa maupun penyedia jasa sesuai dengan kontrak. Masalah birokrasi sebenarnya juga berkenaan dengan masalah hubungan fungsional penyedia jasa yang harus melalui konsultan manajemen proyek dan hubungan penyedia jasa dengan pihak penggunaan jasa, sehingga bila penyedia jasa membutuhkan persetujuan atau keputusan dari pengguna jasa maka penyedia jasa harus melewati birokrasi yang membutuhkan banyak tahapan yang harus dilalui untuk suatu keputusan. Dalam proyek ini masalah birokrasi tidak terjadi di karenakan PT. Waskita sebagai penyedia jasa tidak mengalami birokrasi yang berbelit seperti pengurusan izin dan birokrasi lainnya.

4.3.3 Perbedaan persepsi/tanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan

Masalah perbedaan persepsi atau tanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan biasanya terjadi antara konsultan MK dan penyedia jasa. Contohnya adalah pembuatan instruksi lapangan secara tertulis yang dilakukan oleh konsultan MK. Pada proyek ini instruksi lapangan tersebut hanya dilakukan secara lisan. Oleh karena itu penyedia jasa tidak memiliki rekaman data yang lengkap. Hal ini merugikan pihak penyedia jasa karena akan menjadikan posisi penyedia jasa tersebut menjadi lemah jika ingin

mengajukan tuntutan. Namun demikian pada kenyataannya yang terjadi di lapangan hubungan antara konsultan MK dan penyedia jasa terjalin dengan baik sehingga memudahkan untuk bekerjasama.

4.3.4 Redesain yang berpengaruh terhadap perubahan metode pelaksanaan dan waktu Pada proyek ini redesain pekerjaan terjadi pada lantai 1,2,3 berupa pekerjaan struktur dari pekerjaan dinding sampai sanitary. Hal ini mengakibatkan terjadinya penundaan pekerjaan untuk pekerjaan lantai. Lamanya penundaan tersebut salah satunya dikarenakan pintu, jendela, keramik dan kloset yang digunakan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan persetujuan dari pihak pengguna jasa. Hal ini dikarenakan pihak pengguna jasa tidak mempunyai latar belakang pengetahuan tentang material sehingga membutuhkan banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan. 4.4 Analisa Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tuntutan

Pada bab2.3.2 telah di jelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab tuntutan, secara garis besar faktor-faktor penyebab tuntutan dapat di kelompokkan menjadi sembilan faktor yaitu :

1. Keterlambatan akibat pengguna jasa. 2. Perubahan oleh pengguna jasa. 3. Perbedaan kondisi lapangan. 4. Kondisi cuaca yang tidak biasa.

5. Percepatan kerja atas perintah pengguna jasa. 6. Penghentian kerja oleh pengguna jasa. 7. Masalah pada Spesifikasi.

8. Masalah keuangan.

4.4.1 Keterlambatan akibat penyedia jasa

Proses pengurusan izin yang lama salah satu contoh keterlambatan akibat pengguna jasa, namun dalam proyek Gedung Hotel Santika ini pengurusan izin dilimpahkan ke penyedia jasa sesuai dengan perjanjian dalam kontrak. Penyedia jasa melakukan pengurusan izin-izin atas nama pengguna jasa dan pengguna jasa membantu dalam hal birokrasi pengurusan izin tersebut. Karena pengurusan izin-izin dilakukan oleh penyedia jasa, jika terjadi keterlambatan pengurusan izin-izin merupakan tanggung jawab penyedia jasa, pengguna jasa tidak akan memberikan perpanjangan waktu. Pada proyek ini pengurusan izin tidak mengalami hambatan sehingga proyek dapat dimulai sesuai rencana.

4.4.2 Perubahan oleh pengguna jasa

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini, PT. Waskita hanya mengerjakan pekerjaan struktur saja jadi perubahan pekerjaan yang terjadi disini hanya berupa pekerjaan struktur dari pekerjaan dinding sampai sanitary yang kemudian pihak penyedia jasa memasukkan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan tambah kurang.

4.4.3 Perbedaan kondisi lapangan

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini, penyedia jasa tidak mengalami masalah yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lapangan.

4.4.4 Kondisi cuaca yang tidak biasa

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini, kondisi cuaca yang tidak biasa seperti hujan atau kemarau panjang tidak terlalu mengganggu pekerjaan proyek karena bagi penyedia jasa kondisi cuaca yang tidak biasa merupakan resiko penyedia jasa dan seharusnya sudah diantisipasi dengan melihat jadwal pelaksanaan proyek dan mengetahui kondisi cuaca yang terjadi pada waktu tersebut.

PT. WASKITA

4.4.5 Percepatan kerja atas perintah pengguna jasa

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini tidak ada perintah pengguna jasa supaya penyedia jasa mempercepat pekerjaan. Pengguna jasa hanya meminta supaya penyedia jasa dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai jadwal yang telah disepakati dalam kontrak yaitu 450 hari kalender.

4.4.6 Penghentian kerja oleh pengguna jasa

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini tidak terjadi penghentian pekerjaan oleh pengguna jasa karena semua pihak dalam proyek ini mengharapkan target waktu penyelesaian proyek dapat tercapai.

4.4.7 Masalah pada spesifikasi

Masalah dalam spesifikasi biasanya terjadi karena persediaan material dipasaran terbatas atau harga material yang menjadi lebih mahal dibandingkan pada saat proses penawaran. Perubahan spesifikasi ini bisa dilakukan atas persetujuan semua pihak dengan catatan tidak merubah fungsi dari suatu material yang akan digunakan. Dalam proyek pembangunan hotel Santika ini tidak terdapat perubahan atau masalah pada spesifikasi.

4.4.8 Masalah keuangan

Dalam proyek pembangunan Gedung hotel Santika ini tidak terjadi masalah dalam pembayaran biaya proyek. Setiap minggu pihak penyedia jasa (PT. Waskita) membuat progress mingguan proyek yang diajukan kepada konsultan MK (PT. Dacrea) kemudian diakhir bulan konsultan MK mengajukan penagihan termin kepada pengguna jasa (PT. Graha Santika Dyandra). Proyek ini pendanaannya diambil dari anggran PT. Graha Santika Dyandra jadi tidak ada masalah dengan pembayaran biaya proyek dari pengguna jasa (PT. Graha Santika Dyandra) ke penyedia jasa (PT. Waskita).

Proyek setiap minggu

Ditolak

Gambar 2.8 Alur Pengajuan Termijn

4.4.9 Keterlambatan pengadaan material

Keterlambatan pengadaan material dalam proyek sering kali disebabkan karena persediaan material yang ada di pasaran jumlahnya terbatas atau bahkan sudah tidak diproduksi lagi sehingga penyedia jasa harus mencari solusi lain untuk bahan materialnya, misalnya dengan mengganti bahan material atau bisa juga dengan mengganti pemasok barang. Dalam proyek pembangunan Gedung hotel Santika ini kejadian yang berhubungan dengan keterlambatan pengadaan material terjadi pada pekerjaan dinding, keramik dan sanitary. Keterlambatan disebabkan karena pihak pemasok barang yang berada di Jakarta hanya bisa memenuhi setengah dari kebutuhan material tersebut.

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa pada proyek ini masih terdapat kejadian yang tidak sesuai dengan kontrak seperti adanya perubahan desain pekerjaan oleh pengguna jasa, keterlambatan akibat pengguna jasa dan adanya keterlambatan pengadaan material. Hal tersebut berpengaruh pada pekerjaan lain dalam proyek dan berpotensi menjadi tuntutan penyedia jasa. Di bawah ini merupakan tabel hasil analisa dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tuntutan pada proyek.

Tabel 4.2 Potensi Faktor-Faktor penyebab Tuntutan Faktor-Faktor Tuntutan Tuntutan Keterlambatan akibat pengguna jasa Terjadi

Perubahan oleh pengguna jasa Terjadi

Kondisi cuaca yang tidak biasa Tidak terjadi Percepatan kerja atas perintah pengguna jasa Tidak terjadi Penghentian kerja oleh pengguna jasa Tidak terjadi

Masalah spesifikasi Tidak terjadi

Masalah Keuangan Tidak terjadi

Kerlambatan pengadaan material Terjadi

(Sumber : Data Lapangan)