• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Berkembangnya industri rokok di Kota Surakarta, pemerintah daerah memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan kualitas kota Surakarta. Hal ini berkaitan dengan adanya DBH CHT sebagai salah satu sumber dana pemasukan kota Surakarta dalam bentuk dana bagi hasil pajak/bukan pajak melalui dana perimbangan. Dilihat dari tingkat pengalokasian yang terus bertambah, DBH CHT memiliki potensi dalam peningkatan pendapatan kota Surakarta.

DBH CHT dialokasikan ke kota Surakarta melalui provinsi sesuai dengan ketetapan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.9 tahun 2009 dan PMK No.20/PMK.07/2009, Dana alokasi DBH CHT tersebut nantinya akan dikelola dan dialokasikan ke setiap SKPD terkait oleh Walikota.

commit to user

1. Mekanisme Alokasi DBH CHT untuk kota Surakarta

Dana Alokasi DBHCHT yang dikelola oleh gubernur disalurkan kepada kota Surakarta sesuai dengan besar kontribusinya dalam penyetoran cukai tembakau. Dana alokasi DBH CHT diterima oleh kota Surakata setiap tiga bulan, Walikota Surakarta penerima DBH CHT membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaaan kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai ilegal setiap enam bulan kepada Gubernur.

Untuk penyaluran dana atas DBH CHT, Walikota Surakarta membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan serta penganggaran DBH CHT kepada Gubernur sebelum tahun anggaran berjalan. Penganggaran dana tersebut diperoleh dari PMK (Peraturan Menteri Keuangan) atas alokasi definitif ataupun alokasi Indikatif DBH CHT oleh Menteri Keuangan sebelum tahun anggaran, PMK yang diberikan kemudian digunakan sebagi pedoman oleh TAPD (Tim Penganggaran Pemerintah Daerah) kota Surakarta untuk rencana pengganggaran dan pengalokasian dana ke setiap SKPD.

Gubernur menyampaikan laporan konsolidasi rancangan program kegiatan dan anggaran DBH CHT dari masing-masing kota kepada Menteri Keuangan, Menteri Keuangan memberikan persetujuan atas pembagian alokasi DBH CHT yang ditetapkan oleh Gubernur, dana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

alokasi DBHCHT akan disalurkan melalui Gubernur kepada kota Surakarta. Dana alokasi DBH CHT ditransfer dari kas umun negara ke kas umum daerah.

Setelah mengevaluasi pelaksanaan ketentuan penggunaan DBH CHT pada tahun anggaran, Walikota menyampaikan laporan atas penggunaaan DBH CHT. Walikota menyampaikan laporan atas penggunaaan DBH CHT untuk semester pertama sebelum tanggal 20 Juli dan untuk semester kedua sebelum tanggal 10 Desember setiap tahun anggaran.

Penggunaan DBH CHT atas alokasi dana disalurkan kota Surakarta kepada setiap SKPD dan penggunaannya digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai illegal. Kota Surakarta tidak melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas bahan baku karena kota Surakarta bukan sebagai penghasil bahan baku pengadaan bahan industri tembakau. Bahan baku yang digunakan tiga IHT di Surakarta yaitu PT. Minapadi Makmur, PT Djitoe dan PT. Kerbau masih dipasok dari Kudus, Boyolali, Temanggung, Nganjuk, Purwokerto, Semarang dan kota penghasil tembakau lainnya.

commit to user

2. Alokasi DBH CHT yang diterima kota Surakarta berdasarkan PMK No.20/PMK.07/2009

Sebagai salah satu sumber penerimaan daerah, DBH CHT mempunyai peranan yang sangat penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) khususnya dalam penerimaan daerah yang senantiasa mengalami peningkatan maupun penurunan dari tahun ke tahun. DBH CHT dianggarkan pertama kali di Kota Surakarta pada tahun 2008 hingga memasuki tahun ke empat pada tahun 2011 ini. Dalam tabel berikut dapat dijelaskan besar peranan DBH CHT terhadap Pendapatan daerah Kota Surakarta.

Tabel II.1

Peranan Penerimaan DBH CHT terhadap Pendapatan Daerah Tahun anggaran 2008 - 2010

( dalam miliar rupiah )

t.a Penerimaan DBHCHT Jumlah BHP/BHBP Jumlah dana Perimbangan Pendapatan Daerah Peranan (%) 2008 1.158,2 61.481,6 513.400,4 717.583,4 0,0016 2009 3.329,4 74.088,7 548.324,5 692.871,2 0,0048 2010 2.913,6 81.243,1 609.809,7 817.108,8 0,0035

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Tahun 2008 merupakan tahun pertama penganggaran DBH CHT di kota Surakarta sebesar Rp1.158.259.124,- dari total pendapatan kota Surakarta sebanyak Rp717.583.491.821,- DBH CHT menyumbang peranan 0,0017% Pada tahun kedua penganggaran peranan tersebut mengalami peningkatan menjadi 0,0048% dengan nilai nominal DBH CHT sebesar Rp3.329.480.000,- dari total penerimaan daerah Rp692.871.252.526,-. Tahun Ketiga penganggaran DBH CHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menurun menjadi 0,0035% sebesar Rp2.913.664.000,- dari Pendapatan Surakarta Rp817.108.827.816,-.

Penurunan penerimaan alokasi dana DBH CHT disebabkan adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau yang ditetapkan dalam PMK No.181/PMK.011/2009 serta pembatasan dalam perolehan pita cukai bagi setiap IHT untuk menjalankan proses pengolahan tembakau menjadi hasil tembakau (rokok). IHT tersebut memproduksi rokok namun pita cukai dibatasi penggunaannya dan berbeda jenis pita cukai antara satu IHT dengan IHT lainnya. Tahun 2010 IHT dituntut untuk menargetkan hasil produksinya dan membeli pita cukai tersebut sesuai dengan target produksi rokok. Apabila dalam proses pengolahan rokok pita cukai sudah habis dan rokok yang diproduksi melebihi pita cukai yang dibeli maka rokok tersebut tidak diijinkan beredar, karena rokok tersebut illegal tanpa adanya pita cukai yang melekat. Pita Cukai hanya dapat diperoleh setelah masa tertentu sesuai dengan peraturan kantor cukai setempat.

Kebijakan pembatasan cukai tersebut dilaksanakan guna menekan penggunaan rokok illegal dan dampak rokok pada masyarakat umum, dan berbanding terbalik dengan penerimaan Negara atas cukai yang disetor oleh IHT karena semakin terbatasnya pita cukai maka semakin sedikit jumlah cukai yang dibayarkan kepada Negara.

Pengalokasian DBH CHT selama tiga tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh

commit to user

provinsi dan menteri keuangan sebagai pusat kebijakan. Anggaran dan realisasi penerimaan DBH CHT dapat diringkas sebagai berikut :

Tabel II.2

Anggaran dan Realisasi DBH CHT 2008-2010 Kota Surakarta

t.a ANGGARAN REALISASI SISA KENAIKAN

(PENURUNAN) REALISASI (%) 2008 1.158.259.124 257.940.125 900.318.999 - 22.27 2009 3.329.480.000 3.120.821.175 208.658.825 2.171.220.876 93.73 2010 2.913.664.000 2.520.380.500 393.283.500 (415.816.000) 86.50 Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dijelaskan, Tahun 2008 masih mengalami kesulitan terbukti hanya 22,27% realisasi dari anggaran yang dianggarkan. SILPA tahun 2008 dianggarkan kembali pada tahun 2009, sehingga jumlah anggaran pada tahun 2009 menjadi Rp3.329.480.000,- dan terealisasi sebesar Rp3.120.821.175,- atau sebesar 93,73 %. Pada tahun 2010 dana yang dianggarkan menurun disebabkan oleh kenaikan tarif cukai hasil tembakau serta pembatasan perolehan pita cukai bagi IHT, anggaran dana tersebut menjadi Rp2.913.664.000,- dan terealisasi sebesar 86,50% atau sebesar Rp2.520.380.500,-. SILPA tahun 2009 dan tahun 2010 dianggarkan kembali pada tahun 2011 dan masih berjalan dalam proses alokasi a. Alokasi DBH CHT tahun 2008 Kota Surakarta

Penggunaan alokasi dana DBH CHT disalurkan kepada setiap SKPD sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan dan penggunaannya untuk peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai illegal. Penggunaan alokasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

DBH CHT di kota Surakarta hingga ke SKPD pelaksana pada tahun 2008 dapat dilihat dalam penjelasan berikut :

Tabel II.3

Penggunaan DBH CHT Tahun Anggaran 2008 Kota Surakarta

Program Anggaran Realisasi Sisa Pencapaian

Kinerja (%) SKPD Sosialisasi ketentuan di Bidang Cukai 100.000.000 100.000.000 0 100,00 Hukum HAM 208.647.499 28.750.000 179.897.499 13,78 Disperindag 474.611.625 74.611.625 400.000.000 15,72 Diskominfo 783.259.124 203.361.625 579.897.499 25,96 Pemberantasan BKC illegal Total 375.000.000 1.158.259.124 54.578.500 257.940.125 320.421.500 900.318.999 14,55 22,27 Satpol PP

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Data diatas menjelaskan, Bagian Hukum dan HAM menggunakan dana atas alokasi DBHCHT untuk Fasilitasi sosialisai Perundang-undangan di bidang cukai pencapaian kinerja sebesar 100% atau sebesar Rp100.000.000,-. Dinas Perindustrian dan Perdagangan digunakan dalam penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat keterkaitannya dengan informasi yang diberikan kepada IHT sebagai penghasil cukai hasil tembakau, terealisasi sebesar 13,78% dengan nominal Rp28.750.000,- dana tersebut digunakan untuk pengadaan peralatan pelengkap sarana program inkubasi teknologi solo technopark. Dinas Komunikasi dan Informatika menganggarkan dana tersebut untuk Jasa cetak buku sosialisasi aturan cukai dan pembuatan video cukai terealisasi sebesar Rp74.611.625,- dari anggaran Rp474.611.625,- atau terealisasi sebesar 15,72%.

commit to user

Kerjasama pengembangan kemampuan aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/POLRI dan kejaksaan dianggarkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dengan dana DBH CHT Rp54.578.500,- dan tersisa Rp320.421.500,- atau terealisasi sebesar 14,55% dari anggaran. Dari seluruh program dan kegiatan SKPD tahun 2008 tersisa Rp900.318.999,- dari total anggaran sebesar Rp1.158.259.124,- Dana SILPA DBH CHT 2008 dianggarkan kembali dalam APBD Tahun Anggaran 2009 untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Alokasi DBH CHT tahun 2009 Kota Surakarta

Pada tahun 2009 atau tahun kedua penganggaran, DBH CHT mengalami peningkatan sebesar Rp2.171.220.876,- menjadi Rp3.329.480.000 dan dialokasikan ke 12 (dua belas) Satuan Kerja Pemerintah Dareah (SKPD) pelaksana kota Surakarta. Dalam Program peningkatan kualitas bahan baku kota Surakarta tidak menjalankan kegiatan tersebut karena kota Surakarta bukan sebagai penghasil bahan baku pengadaan bahan industri tembakau. Bahan baku yang digunakan di solo masih dikirim dari Kudus, Temanggung dan kota penghasil tembakau lainnya.

Berikut akan dijelaskan dalam tabel alokasi penggunaan DBHCHT pada tahun 2009 oleh 12 (dua belas) Satuan Kerja Pemerintah Dareah Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel II.4

Penggunaan DBH CHT Tahun Anggaran 2009 Kota Surakarta

PROGRAM ANGGARAN REALISASI SISA Pencapaian

Kinerja (%) SKPD Peningkatan Kualitas Bahan Baku 0 0 0 0 Pembinaan Industri 100.000.000 93.165.000 6.835.000 93.17 Disperindag 100.000.000 93.830.000 6.170.000 93.83 Disperindag 100.000.000 97.390.000 2.610.000 97.39 Dinsosnaker 300.000.000 284.385.400 15.614.600 94.80 Pembinaan Lingkungan Sosial 2.362.500.000 2.244.375.000 118.125.000 95.00 DPPKA 75.000.000 73.769.900 1.230.100 98.36 Bappeda 70.000.000 69.193.000 807.000 98.85 Dinkes 160.000.000 105.375.000 54.625.000 65.86 Dinkes 12.000.000 2.899.000 9.101.000 24.16 Dinkes 60.000.000 55.451.500 4.548.500 92.42 BLH 2.739.500.000 2.551.063.400 188.436.600 93.12 Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai 30.000.000 30.000.000 0 100.00 Adm. Pem 30.000.000 30.000.000 0 100.00 Hukum HAM 25.000.000 24.545.000 455.000 98.18 Diskominfo 30.000.000 30.000.000 0 100.00 Dispora 124.980.000 124.827.375 152.625 99.88 Adm. Eko 239.980.000 239.372.375 607.625 99.75 Pemberantasan BKC ilegal 50.000.000 46.000.000 4.000.000 92.00 Satpol PP Total 3329.480.000 3.120.821.175 208.658.825 93.73

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Data tabel menunjukkan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan menggunakan anggaran dana tersebut pendataan IHT di kota Surakarta yaitu PT. Kerbau, PT. Mina Padi dan PT Kerbau serta bantuan dan latihan klaster industri dana yang dibutuhkan sebesar Rp186.995.000,- untuk pembiayan dua kegiatan tersebut atau sebesar 93,5% pencapaian kinerja dari Rp200.000.000,- yang dianggarkan. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pelatihan kerja dan terealisasi sebesar Rp97.390.000,- atau sebesar 97,39% dari anggaran Rp100.000.000,- , kedua SKPD

commit to user

tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka program Pembinaan Industri dengan total realisasi Rp284.395.000,- dengan pencapaian kinerja 93,12% dari anggaran Rp300.000.000,-

Program Pembinaan lingkungan Sosial dilakukan oleh empat SKPD dengan pencapaian kinerja sebesar 93,13% dan biaya Rp2.551.063.000,- dari Rp2.739.500,- anggaran. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mengalokasikan dana DBHCHT untuk Hibah penguatan ekonomi masyarakat dengan penggunaan dana sebesar Rp2.244.375.000,- dari anggaran Rp2.362.500.000,- atau pencapaian kinerja sebesar 95%. Badan Pengawas Daerah melakukan perencanaan atas dana alokasi DBHCHT untuk tahun berikutnya memerlukan dana sebesar Rp73.769.900,- atau 98,36% dari anggaran Rp75.000.000,-. Pembuatan smoking area, pengadaan alat bantu uji paru-paru, pemeriksaan kesehatan kerja telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan pengeluaran Rp177.467.000,- dari anggaran Rp242.000.000,- atau 62,95% pencapaian kinerja. Pelatihan composting oleh Badan Lingkungan Hidup dalam program pembinaan sosial atas dampak negatif adanya industri tembakau tercapai 92,42% kinerjanya dengan biaya Rp55.451.000,- dari Rp60.000.000,- anggaran.

Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilakukan dengan cara sosialisasi aparatur, masyarakat dan pelajar oleh Bagian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

administrasi Pemerintahan, Bagian Hukum HAM serta Dinas Pendidikan dan Olahraga telah terealisasi 100% dengan anggaran Rp90.000.000,- Dinas Komunikasi dan Informasi telah melakukan pengembangan komunikasi, informasi, dan media massa dalam sosialisasi cukai dengan biaya Rp24.545.000,- dari anggaran Rp25.000.000, Bagian Administrasi Perekonomian menggunakan dana sebesar Rp124.827.375,- dari Rp124.980.000,- untuk kesekretariatan. Program ini telah melakukan pencapaian kinerja sebesar 9,75% dari anggaran Rp239.980.000,- dengan total pengeluaran dari lima SKPD sebesar Rp239.372.375,-

Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal dilakukan oleh Satuan pamong Praja. Pemberantasan cukai illegal oleh satuan pamong praja bertujuan untuk meningkatkan keamanan lingkungan adanya cukai illegal, termasuk rokok tanpa pita cukai tercapai 92% pencapaian kinerja dengan pengeluaran sebesar Rp46.000.000,- dari anggaran Rp50.000.000,-

c. Alokasi DBH CHT tahun 2010 Kota Surakarta

Tahun Ketiga penganggaran yaitu tahun 2010 mengalami penurunan jumlah alokasi DBHCHT sebesar Rp415.816.000,- Sehingga anggaran DBHCHT menjadi Rp2.913.664.000,- Penurunan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau yang sesuai PMK No.181/PMK.011/2009 serta

commit to user

pembatasan perolehan pita cukai bagi IHT untuk menjalankan proses pengolahan tembakau menjadi hasil tembakau.

Kebijakan pembatasan cukai tersebut dilaksanakan guna menekan penggunaan rokok illegal dan dampak rokok pada masyarakat umum, dan berbanding terbalik dengan penerimaan Negara atas cukai yang disetor oleh IHT karena semakin terbatasnya pita cukai maka semakin sedikit jumlah cukai yang dibayarkan kepada Negara.

Tarif cukai yang naik menjadi beban bagi IHT karena dengan bertambahnya tarif tersebut IHT harus dapat merencanakan hasil produksi untuk proses produksi ke depan. Dari hasil wawancara penulis dengan pemilik IHT di Surakarta yaitu PT. Kerbau, PT. Minapadi Makmur dan PT. Djitoe, pemilik IHT tidak berani mengambil resiko dengan membeli stock pita cukai berlebihan karena belum tentu penjualan pada tahun tersebut sama besarnya dengan pita cukai yang dibeli. Begitu pun sebaliknya, apabila IHT membeli pita cukai dibawah produksi rokok, rokok tersebut tidak dapat diedarkan atau dijual karena tidak dilekati pita cukai, sedangkan untuk memperoleh pita cukai hanya pada masa tertentu sesuai dengan peraturan kantor cukai setempat dan pita cukai antara IHT satu dengan IHT lain berbeda (brand/merk pita cukai berbeda-beda).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

IHT belum dapat menempatkan kedua kebijakan baru tersebut yaitu pembatasan pita cukai dan kenaikan tarif cukai karena faktor resiko yang akan ditanggung dan efisiensi dana yang dikeluarkan atas cukai yang disetor terhadap pembelian pita cukai. Berikut akan disajikan tabel penggunaan DBHCHT tahun 2010 di kota Surakarta yang dianggarkan dan dilaksanakan oleh 10 (sepuluh) Satuan Kerja Pemerintah Daerah.

Tabel II.5

Penggunaan DBH CHT TahunAnggaran 2010 Kota Surakarta

PROGRAM ANGGARAN REALISASI SISA Pencapaian

Kinerja (%) SKPD Peningkatan Kualitas Bahan Baku 0 0 0 0 Pembinaan Industri 50.000.000 93.165.000 2.057.000 95.89 Disperindag 50.000.000 93.830.000 11.631.000 76.74 Dinsosnaker 1.447.200.000 97.390.000 277.000.000 80.86 DPPKA 131.464.000 129.085.500 2.378.500 98.19 Bag. Eko 1.678.664.000 1.385.597.500 293.066.500 82.54 Pembinaan Lingkungan Sosial 600.000.000 563.997.300 3.002.700 94.00 Dinkes 75.000.000 74.764.000 236.000 99.69 Dinkes 50.000.000 9.539.500 40.460.500 19.08 Dinkes 60.000.000 55.800.000 4.200.000 93.00 BLH 75.000.000 70.624.700 4.375.300 94.17 Bapeda 860.000.000 774.725.500 85.274.500 90.08 Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai 75.000.000 73.572.000 1.428.000 98.10 Diskominfo 150.000.000 139.465.000 10.535.000 92.98 Hukum HAM 150.000.000 147.020.000 2.979.500 98.01 Bag. Eko 375.000.000 360.057.000 14.942.500 96.60 Pemberantasan BKC ilegal 0 0 0 0 Total 2.913.664.000 2.520.380.500 393.283.500 86.50

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Dari data tabel dijelaskan, Program peningkatan kualitas bahan baku masih belum dilakukan oleh kota Surakarta karena kota Surakarta belum menjadi kota penghasil bahan baku pengadaan

commit to user

bahan industri tembakau. Pemberantasan barang Kena Cukai illegal tidak dianggarkan pada tahun ini karena proses pengolahan hasil tembakau oleh IHT di kota Surakarta telah sesuai dengan ketetapan dan peraturan daerah.

Program Pembinaan Industri dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dengan fasilitasi pengembangan incubator tehnologi dan bisnis, dana yang dianggarkan sebesar Rp50.000.000,- dan terealisasi Rp47.943.000,- atau 95,89% pencapaian kinerja. Rekuitmen pelatihan tenaga kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan biaya Rp38.369.000,- dan pecapaian kerja 76,74% dari anggaran Rp50.000.000,-, Penguatan ekonomi masyarakat dilakukan kembali oleh DPPKA dengan pencapaian kerja 80,86% dari anggaran Rp1.447.200.000,- dan terealisasi Rp1.170.200.000,-. Pengembangan klaster bisnis dilakukan oleh Bagian perekonomian dengan anggaran Rp131.464.000,- dan pengeluaran biaya yang digunakan sebesar Rp129.085.500,- atau 98,19% pencapaian kinerja. Program Pembinaan Industri membutuhkan dana Rp1.385.597.500,- dari anggaran Rp1.678.664.000,- dan masih tersisa Rp293.066.500,-

Pembinaan lingkungan sosial memerlukan dana Rp774.725.500,- dan tersisa Rp85.274.500,- dari anggaran Rp860.000.000,- dilakukan oleh Dinas kesehatan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pengadaan mobil klinik, pembuatan smoking area, dan bantuan pengobatan dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp138.300.800,- dari Rp725.000.000,- anggaran. Badan Lingkungan hidup melakukan pelatihan dan supervisi composting

dengan pencapaian kinerja 93% dari anggaran Rp60.000.000,- serta kajian perokok aktif/pasif di kawasan bisnis oleh Badan Pengawas Daerah dengan dana Rp70.624.700,- atau 94,17% dari Rp75.000.000,- anggaran.

Program sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilakukan oleh 3 (tiga) SKPD dengan biaya Rp360.057.500,- tersisa Rp14.942.500,- dari anggaran Rp375.000.000,- Penyusunan raperda cukai dilaksanakan Bagian Hukum HAM dengan pencapaian kinerja 92,98% dari anggaran Rp150.000.000,- atau terealisasi Rp139.465.000,- Monitoring evaluasi penggunaan DBHCHT dianggarkan kepada SKPD pelaksana Bagian perekonomian dengan anggaran Rp150.000.000,- dan terealisasi 98,01% pencapaian kinerja atau Rp147.020.500,-

commit to user

BAB III

Dokumen terkait