• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian

B. Analisis dan Pembahasan

1. Karakteristi Responden

Dalam penelitian ini penulis mengambil 100 responden yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penyajian hasil

mengenai karakteristik responden

a. Jenis Kelamin

Tabel. 4.3

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 58 58

Wanita 42 42

Total 100 100

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden, terlihat

dalam tabel. 4.3, terdapat 58 responden (58%) pria dan 42 responden

(42%) wanita dari hasil karakteristik jenis kelamin.

b. Fakultas

Tabel. 4.4 Fakultas Responden

Fakultas Frekuensi Persentase

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 16 16

Dirasan Islamiyah 7 7

Fakultas Frekuensi Persentase

Ekonomi dan Bisnis 10 10

Sains dan Teknologi 13 13

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 5 5

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 8 8

Psikologi 10 10

Total 100 100

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Berdasrkan tabel diatas maka dapat dilihat hasil bahwa 16

responden (16%) dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 7

responden (7%) dari Fakultas Dirasat Islamiyah, 5 responden (5%) dari

Fakultas Adab dan Humaniora, 8 responden (8%) dari Fakultas

Syariah dan Hukum, 7 responden (7%) dari Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, 11 responden (11%) dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, 10 responden (10%) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

13 responden (13%) dari Fakultas Sains dan Teknologi, 5 responden

(5%) dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 8 responden (8%)

dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10 responden (10%) dari

Fakultas Psikologi.

2. Penilaian Responden

a. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen dapat diukur dengan menggunakan

indikator yang telah disusun, indikator tersebut adalah: kualitas Film

Laskar Pelangi, penyampaian ide pesan Film Laskar Pelangi,

Tabel. 4.5

Jawaban Responden Mengenai Kualitas Film Laskar Pelangi Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 29 29.0 29.0 29.0 S 58 58.0 58.0 87.0 SS 12 12.0 12.0 99.0 TS 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29 responden

(29%) menyatakan ragu-ragu, 58 responden (58%) menyatakan setuju,

12 responden (12%) menyatakan sangat setuju, 1 responden (1%)

menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden menyatakan setuju bahwa Laskar Pelangi merupakan film

yang berkualitas.

Tabel. 4.6

Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Ide Pesan Film Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 22 22.0 22.0 22.0 S 63 63.0 63.0 85.0 SS 13 13.0 13.0 98.0 TS 2 2.0 2.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel. 4.6 menyatakan bahwa 22 responden (22%)

ragu-ragu, 63 responden (63%) setuju, 13 responden (13%) sangat setuju, 2

responden (2%) tidak setuju. Hasil tersebut menujukan bahwa

mayoritas responden (63%) dapat menangkap ide pesan Film Laskar

Tabel. 4.7

Jawaban Responden Mengenai Penyampaian Inspirasi Film Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 17 17.0 17.0 17.0 S 62 62.0 62.0 79.0 SS 20 20.0 20.0 99.0 TS 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel. 4.7 menyatakan bahwa 17 responden (17%)

ragu-ragu, 62 responden (62%) setuju, 20 responden (20%) sangat setuju, 1

responden (1%) tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa penyampaian

inspirasi Film Laskar Pelangi dapat menginspirasi penonton.

Tabel. 4.8

Jawaban Responden Mengenai Pemenuhan Harapan Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid S 59 59.0 59.0 59.0

SS 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel. 4.8 menyatakan bahwa 59 responden (59%)

menyatakan setuju, 41 responden (41%) menyatakan sangat setuju

bahwa Film Laskar Pelangi memenuhi harapan mereka. Hal ini

terbukti dari besarnya penilaian responden yang menyatakan setuju

Tabel. 4.9

Jawaban Responden Mengenai Perasaan Puas

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.9 menyatakan bahwa 80 responden (80%) setuju

dan 20 responden (20%). Hasil tersebut menyatakan bahwa perasaan

puas ada setelah responden menonton Film Laskar Pelangi.

Tabel. 4.10

Jawaban Responden Mengenai Perasaan Senang Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 1 1.0 1.0 1.0 S 63 63.0 63.0 64.0 SS 36 36.0 36.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.10 menyatakan bahwa 1 responden (1%)

ragu-ragu, 63 responden (63%) menyatakan setuju, 36 responden (36%)

menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa mayoritas responden merasa senang setelah

menonton Film Laskar Pelangi.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 80 80.0 80.0 80.0

SS 20 20.0 20.0 100.0

Tabel. 4.11

Jawaban Responden Mengenai Perasaan Bangga Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 28 28.0 28.0 28.0 S 56 56.0 56.0 84.0 SS 11 11.0 11.0 95.0 TS 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Tabel 4.11 menyatakan bahwa 28 responden (28%) ragu-ragu,

56 responden (56%) setuju, 11 responden (11%) sangat setuju, 5

responden (5%) tidak setuju bahwa ada perasaan bangga setelah

menonton Film Laskar Pelangi.

Tabel. 4.12

Jawaban Responden Mengenai Harapan Menonton Kembali Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 28 28.0 28.0 28.0 S 56 56.0 56.0 84.0 SS 11 11.0 11.0 95.0 TS 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Dari hasil tabel 4.12 menyatakan bahwa 28 responden (28%)

menyatakan ragu-ragu, 56 responden (56%) setuju, 11 responden

(11%) sangat setuju, 5 responden (5%) tidak setuju bahwa ada

harapan menonton kembali Film Laskar Pelangi.

b. Tie Strength

Tie strength dapat diukur dengan indikator yang telah disusun, indikator tersebut adalah: jangka waktu hubungan, hubungan yang

kuat, kesenangan menghabiskan waktu bersama, keakraban,

kedekatan, dan kesenangan berbagi keyakinan.

Tabel. 4.13

Jawaban Responden Mengenai Jangka Waktu Hubungan Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 17 17.0 17.0 17.0 S 71 71.0 71.0 88.0 SS 12 12.0 12.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.13 menyatakan bahwa 17 responden (17%)

ragu-ragu, 71 responden (71%) setuju, 12 responden (12%) sangat setuju

bahwa mereka memiliki jangka waktu hubungan yang sudah lama

dengan lawan bicaranya.

Tabel. 4.14

Jawaban Responden Mengenai Hubungan Yang Kuat Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid S 59 59.0 59.0 59.0

SS 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.14 menyatakan bahwa 59 responden (59%) setuju

dan 41 responden (41%) sangat setuju bahwa mereka memiliki

hubungan yang kuat dengan lawan bicaranya.

Tabel. 4.15

Jawaban Responden Mengenai Kesenangan Menghabiskan Waktu Bersama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid R 5 5.0 5.0 5.0

Hasil tabel 4.15 menyatakan bahwa 5 responden (5%)

ragu-ragu, 69 responden (69%) setuju, 26 responden (26%) sangat setuju

bahwa mereka memiliki kesamaan pendapat dengan lawan bicaranya

tentang Film Laskar Pelangi.

Tabel. 4.16

Jawaban Responden Mengenai Keakraban Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 13 13.0 13.0 13.0 S 70 70.0 70.0 83.0 SS 16 16.0 16.0 99.0 TS 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.16 menyatakan bahwa 13 responden (13%)

ragu-ragu, 70 responden (70%) setuju, 16 responden (16%) sangat setuju,

dan 1 responden (1%) tidak setuju bahwa mereka memiliki keakraban

hubungan dengan lawan bicaranya.

Tabel. 4.17

Jawaban Responden Mengenai Kedekatan Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 14 14.0 14.0 14.0 S 70 70.0 70.0 84.0 SS 15 15.0 15.0 99.0 TS 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.17 menyatakan bahwa 14 responden (14%)

ragu-ragu, 70 responden (70%) setuju, 15 responden (15%) sangat setuju, 1

Tabel. 4.18

Jawaban Responden Mengenai Kesenangan Berbagi Keyakinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 17 17.0 17.0 17.0 S 59 59.0 59.0 76.0 SS 22 22.0 22.0 98.0 TS 2 2.0 2.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.18 menyatakan bahwa 17 responden (17%)

ragu-ragu, 59 responden (59%) setuju, 22 responden (22%) sangat setuju, 2

responden (2%) tidak setuju bahwa mereka senang berbagi keyakinan

dengan lawan bicaranya tentang Film Laskar Pelangi.

c. Word Of Mouth

Word of mouth dapat diukur dengan indikator yang telah disusun, indikator tersebut adalah: keinginan membicarakan

pengalaman, membicarakan hal positif tentang Film Laskar Pelangi,

merekomendasikan, mempromosikan, mendorong orang lain untuk

menonton.

Tabel. 4.19

Jawaban Responden Mengenai Keinginan Membicarakan pengalaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 23 23.0 23.0 23.0 S 64 64.0 64.0 87.0 SS 13 13.0 13.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

setuju bahwa mereka ingin membicarakan pengalaman menonton

Film Laskar Pelangi.

Tabel. 4.20

Jawaban Responden Mengenai Membicarakan Hal Positif Tentang Film Laskar Pelangi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 3 3.0 3.0 3.0 S 63 63.0 63.0 66.0 SS 34 34.0 34.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.20 menyatakan bahwa 3 responden (3%)

ragu-ragu, 63 responden (63%) setuju dan 34 responden (34%) sangat

setuju bahwa mereka membicarakan hal positif tentang Film Laskar

Pelangi.

Tabel. 4.21

Jawaban Responden Mengenai Merekomendasikan Film Laskar Pelangi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 19 19.0 19.0 19.0 S 65 65.0 65.0 84.0 SS 16 16.0 16.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.21 menyatakan bahwa 19 responden (19%)

ragu-ragu, 65 responden (65%) setuju dan 16 responden (16%) sangat

Tabel. 4.22

Jawaban Responden Mengenai Mempromosikan Film Laskar Pelangi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid R 1 1.0 1.0 1.0 S 58 58.0 58.0 59.0 SS 41 41.0 41.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.22 menyatakan bahwa 1 responden (1%)

ragu-ragu, 58 responden (58%) setuju dan 41 responden (41%) sangat

setuju bahwa mereka mempromosikan Film Laskar Pelangi.

Tabel. 4.23

Jawaban Responden Mengenai Mendorong Orang Lain Untuk Menonton

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid S 80 80.0 80.0 80.0

SS 20 20.0 20.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Hasil tabel 4.23 menyatakan bahwa 80 responden (80%) setuju

dan 20 responden (20%) sangat setuju bahwa mereka mendorong

orang lain untuk menonton Film Laskar Pelangi.

3. Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. 30 - 2 = 28 dengan df = 28 dan alpha 0,05

didapat rtabel = 0,361.

Tabel. 4.24 Hasil Uji Validitas

Pertanyaan �� Keterangan KK1 0,775 0,361 Valid KK2 0,488 0,361 Valid KK3 0,626 0,361 Valid KK4 0,526 0,361 Valid KK5 0,721 0,361 Valid KK6 0,509 0,361 Valid KK7 0,695 0,361 Valid KK8 0,640 0,361 Valid KH1 0,724 0,361 Valid KH2 0,811 0,361 Valid KH3 0,382 0,361 Valid KH4 0,588 0,361 Valid KH5 0,653 0,361 Valid KH6 0,754 0,361 Valid W1 0,656 0,361 Valid W2 0,570 0,361 Valid W3 0,455 0,361 Valid W4 0,756 0,361 Valid W5 0,851 0,361 Valid

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Dari tampilan tabel 4.24 output SPSS diatas, diketahui bahwa

nilai rhitung dari semua indikator variabel lebih besar dari nilai rtabel.

Berdasarkan hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua indikator

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2006:45). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:46).

Tabel. 4.25 Hasil Uji Reliabilitas Pertanyaan Cronbach Alpha

if item deleted

Cronbach Alpha Keterangan

KK1 0,827 0,60 Reliable KK2 0,857 0,60 Reliable KK3 0,843 0,60 Reliable KK4 0,854 0,60 Reliable KK5 0,834 0,60 Reliable KK6 0,855 0,60 Reliable KK7 0,837 0,60 Reliable KK8 0,844 0,60 Reliable KH1 0,820 0,60 Reliable KH2 0,800 0,60 Reliable KH3 0,873 0,60 Reliable KH4 0,845 0,60 Reliable KH5 0,836 0,60 Reliable KH6 0,814 0,60 Reliable W1 0,812 0,60 Reliable W2 0,832 0,60 Reliable W3 0,858 0,60 Reliable W4 0,780 0,60 Reliable W5 0,748 0,60 Reliable

Dari tampilan tabel 4.25 output SPSS diatas, diketahui bahwa

semua variabel memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Deteksi untuk multikolonieritas pada suatu model dapat dilihat

dari nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10, maka dapat

dikatakan terbebas dari multikolonieritas. Jika nilai Tolerance ≤ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka dapat dikatakan terjadi multikolonieritas. Hasil dari uji multikolonieritas dapat kita lihat pada

tabel berikut:

Tabel. 4.26

Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) kepuasankonsumen .743 1.346 kekuatanhubungan .743 1.346

a. Dependent Variable: wordofmouth

Melihat hasil output SPSS pada tabel tersebut terdapat nilai

tolerance pada kepuasan konsumen (�1) = 0,743 dan tie strength (�2) = 0,743. dan nilai VIF pada kepuasan konsumen (�1) = 1,346 dan tie strength (�2) = 1,346. Karena variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1, maka dapat dinyatakan model regresi berganda terbebas dari asumsi klasik

multikolonieritas.

Untuk melihat besarnya nilai korelasi antara variabel

independen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 4.27

Nilai Korelasi Variabel Independen Coefficient Correlationsa

Model Tiestrength Kepuasankonsumen

1 Correlations tiestrength 1.000 -.507 kepuasankonsumen -.507 1.000 Covariances tiestrength .008 -.002 kepuasankonsumen -.002 .002

a. Dependent Variable: wordofmouth

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen

tampak bahwa korelasi nilai tie strength dan kepuasan konsumen = - 0,507, angka tersebut masih jauh dari 0,95 yaitu sisa dari angka

signifikan yang digunakan (α: 5% = 0,05) . Maka dapat dikatakan bahwa antara variabel independen tidak ada korelasi yang serius.

b. Uji Normalitas

atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi

kumulatif dari data normal.

Gambar. 4.1 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak

digunakan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:125). Cara mendeteksinya

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardiized. Dalam SPSS metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang

menunjukkan hubungan antara regression studentised residual dengan regression standardized predicted value. Dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola

tertentu dan teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit),

maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya

menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

Gambar. 4.2

ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk

memprediksi word of mouth berdasarkan masukan variabel independen yaitu kepuasan konsumen dan tie strength.

5. Uji Regresi

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat

analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS for Student Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.28

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.592 1.932 3.413 .001 Tiestrength .285 .041 .581 6.882 .000 kekuatanhubungan .206 .091 .191 2.268 .026

a. Dependent Variable: wordofmouth

Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y= a + �11+ �22+ e

Y= 6.592 + 0.285�1 + 0.206�2

Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai 6.592 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan

bahwa jika tidak ada variable kepuasan konsumen dan tie strength, maka terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi sebesar 6.592.

2) Nilai 0.285 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa

setiap penambahan 1 kepuasan konsumen maka terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi akan naik sebesar 0.285. 3) Nilai 0.206 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa

setiap penambahan 1 tie strength maka terciptanya word of mouth pada Film Laskar Pelangi akan naik sebesar 0.206.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

(R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

(Ghozali, 2006:87). Untuk mengetahui determinasi variable yang

diteliti dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel. 4.29

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .698a .487 .476 1.004 a. Predictors: (Constant), tiestrength, kepuasankonsumen

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.31 di atas nilai korelasi antara variabel

word of mouth dengan dua variabel independent secara umum (R) sebesar 0.698 menunjukkan variabel kepuasan konsumen dan word of mouth terhadap terciptanya word of mouth dengan katagori ” kuat ” .

Hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang kuat antara variabel kepuasan konsumen dan tie strength terhadap terciptanya word of mouth sebesar 0,698. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut

maka dapat digunakan pedoman pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.30

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,0799 Kuat

Dari tabel koefisien determinasi (R²) diatas menunjukkan

besarnya adjusted R² adalah 0,476, hal ini berarti 47,6% varian word of mouth dapat dijelaskan oleh varian dari kedua variabel independen, yaitu kepuasan konsumen dan kekuatan hubungan. Sedangkan sisanya

sebesar 52,4% ( 100% - 47,6% ) dijelaskan oleh sebab-sebab lain

diluar model.

Standard Error of the Esrimate (SEE) dari tabel diatas sebesar

1.004. Semakin kecil nilai SEE, maka akan membuat persamaan

regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan antara nilai fhitung dengan ftabel dengan

menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai fhitung lebih

besar dari ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel

independen mempengaruhi variabel dependen . selain itu, dapat juga

dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil

daripada 0,05 ( untuk tingkat signifikansi = 5% ), maka variabel

independen secara besama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05

Tabel. 4.31

Hasil Uji Simultan ( Uji F ) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 92.753 2 46.377 45.980 .000 a Residual 97.837 97 1.009

Total 190.590 99 a. Predictors: (Constant), tiestrength, kepuasankonsumen b. Dependent Variable: wordofmouth

Sumber: data primer yang diolah, 2011

Dari uji ANOVA atau Uji F diatas didapatkan nilai fhitung

sebesar 45,980 dengan probabilitas 0,000 karena fhitung 45,980 >

ftabel 3,090 dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel kepuasan konsumen dan tie strength secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jochen Wirtz and Patricia Chew (

2002). Penelitian dengan judul ” The Effects Of Incentives, Deal Proneness, Satisfaction And Tie Strength On Word of mouth Behaviour”. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa kepuasan konsumen dan tie strength secara bersama mempengaruhi terciptanya word of mouth.

d. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (kepuasan konsumen dan tie strength) secara individual mempengaruhi variabel dependen (word of mouth).

Tabel. 4.32

Hasil Uji Parsial ( Uji t ) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.592 1.932 3.413 .001 kepuasankonsumen .285 .041 .581 6.882 .000 Tiestrength .206 .091 .191 2.268 .026 a. Dependent Variable: wordofmouth

Sumber: data primer yang diolah, 2011

1) Menguji Signifikasi Koefisien Variabel Kepuasan Konsumen (�1) Berdasarkan tabel tersebut nilai thitung pada variabel

kepuasan konsumen (�1) adalah 6,882 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai thitung 6,882 > ttabel 1,983 dan tingkat

signifikansi 0,000 < probabilitas signifikan α = 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel kepuasan

konsumen secara individual berpengaruh signifikan terhadap

terciptanya word of mouth. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ardiansyah. (2010). Dengan

judul “Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan

(Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU)”. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh

2) Menguji Signifikasi Koefisien Variabel Tie Strength (�2)

Berdasarkan tabel tersebut nilai thitung pada variabel

kekuatan hubungan (�2) adalah 2,268 dengan tingkat signifikan 0,026. Karena nilai thitung 2,268 > ttabel 1,983 dan tingkat

signifikan 0,026 < probabilitas signifikan α = 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel tie strength secara individual berpengaruh signifikan terhadap terciptanya

word of mouth. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aflit Nuryulia Praswati (2009). Penelitian dengan

judul “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Word Of Mouth Terhadap Minat Guna Jasa Ulang”. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa tie strength atau kekuatan hubungan berpengaruh yang signifikan terhadap terciptanya word of mouth. Begitu juga dengan hasil penelitian Jochen Wirtz and Patricia Chew ( 2002) yang menyatakan bahwa kekuatan

hubungan berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen terkait