• Tidak ada hasil yang ditemukan

A Analisa Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi Earning Per Share

a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio pada perusahaan sektor properti di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.

Tabel 4.1 Debt to Equity Ratio Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2004-2007

NO PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA

2004 2005 2006 2007 1 BMSR 0,120 0,110 0,123 0,005 0,090 2 CTRA -19,638 -46,553 0,458 0,337 -16,349 3 CTSR 0,820 0,971 0,641 0,412 0,711 4 DART -2,206 4,054 2,768 4,039 2,164 5 DUTI 1,583 1,649 1,478 1,368 1,520 6 JIHD 1,696 1,030 1,866 2,533 1,781 7 JRPT 0,716 0,416 0,550 0,632 0,579 8 JSPT 1,031 1,204 1,314 1,372 1,230 9 LAMI 0,997 1,307 2,014 2,809 1,782 10 LPCK 1,564 1,499 1,596 1,801 1,615 11 MAMI 0,063 0,047 0,023 0,048 0,045 12 MTSM 0,741 0,473 0,319 0,290 0,456 13 PJAA 0,374 0,398 0,319 0,568 0,415 14 PNSE 2,031 2,001 1,807 1,722 1,890 15 PTRA 1,556 2,458 2,315 1,670 2,000 16 PUDP 0,737 0,668 0,306 0,251 0,490 17 PWON -4,013 20,224 1,927 1,992 5,033 18 RODA 0,076 0,050 0,032 0,049 0,052 19 SMRA 1,282 1,226 1,245 1,009 1,191 RATA-RATA PER TAHUN -0,551 -0,356 1,111 1,206 0,352

Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabel DER (Debt to Equity Ratio) pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode penelitian tahun 2004 - 2007.

Berdasarkan tingkat DER rata-rata per perusahaan, nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar 878% dan nilai DER terendah dimilki oleh PT Roda Pangoaran Tbk yaitu sebesar 4,60%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai DER tertinggi terdapat pada tahun 2007 yaitu sebesar 120,6% dan nilai DER terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar -55,1%.

Pada tahun 2004 nilai DER rata-rata per tahun sebesar -55,1%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 16 perusahaan atau sekitar 84,22% dengan nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT Pudjiadi & Son Estate Tbk dengan nilai DER sebesar 213,1%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 3 perusahaan atau sekitar 15,78% dengan nilai DER terendah dimiliki PT Ciputra Development Tbk sebesar -1963,8%.

Pada tahun 2005, nilai DER rata-rata per tahun sebesar -35,6%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 18 perusahaan atau sekitar 95% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar 2022,4%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 1 perusahaan atau sekitar 5% yakni PT Ciputra Development Tbk sebesar -4655,3%.

Pada tahun 2006, nilai DER rata-rata per tahun sebesar 111,1%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 10 perusahaan atau sekitar 52,63% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Duta Anggara Realty Tbk sebesar 276,8%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 9 perusahaan atau sekitar 47,37% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT Mas Murni Tbk sebesar 2,3%.

Pada tahun 2007, nilai DER rata-rata per tahun sebesar 120,60%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 9 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 47,38% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Duta Anggada Realty Tbk. Perusahaan

52,62% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT Bintang Mitra Semesta Raya Tbk sebesar 0,5%.

b) Deskripsi Long Term Debt to Equity Ratio pada perusahaan sektor properti di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.

Tabel 4.2

Long Term Debt to Equity Ratio Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2004-2007

NO PERUSAHAAN TAHUN

RATA-RATA 2004 2005 2006 2007 1 BMSR 0,111 0,101 0,116 0,002 0,082 2 CTRA -3,229 -6,059 0,030 0,050 -2,302 3 CTSR 0,004 0,003 0,003 0,013 0,006 4 DART -0,310 1,052 0,513 0,302 0,389 5 DUTI 0,084 0,108 0,097 0,081 0,093 6 JIHD 0,185 0,113 0,320 0,534 0,288 7 JRPT 0,308 0,042 0,043 0,046 0,110 8 JSPT 0,676 0,759 0,851 0,586 0,718 9 LAMI 0,447 0,425 0,423 0,340 0,409 10 LPCK 0,018 0,021 1,143 1,117 0,575 11 MAMI 0,051 0,039 0,014 0,035 0,035 12 MTSM 0,262 0,110 0,083 0,139 0,148 13 PJAA 0,118 0,089 0,129 0,315 0,163 14 PNSE 1,424 1,419 1,259 0,394 1,124 15 PTRA 0,024 0,038 0,037 0,001 0,025 16 PUDP 0,030 0,044 0,029 0,022 0,031 17 PWON -0,595 16,919 1,396 1,766 4,871 18 RODA 0,030 0,011 0,005 0,007 0,013 19 SMRA 0,303 0,202 0,247 0,146 0,224

Rata-Rata Per Tahun -0,003 0,812 0,355 0,310 0,369 Sumber: Hasil Penelitian, 25 Mei 2009 (diolah)

Tabel 4.2 menggambarkan nilai variabel LDER (Long Term Debt to Equity Ratio) pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode penelitian tahun 2004-tahun 2007.

Berdasarkan tingkat LDER rata-rata per perusahaan, nilai LDER tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar 487,1% dan nilai LDER terendah dimiliki oleh PT Ciputra

tertinggi terdapat pada tahun 2005 yaitu sebesar 81,2% dan nilai LDER terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar 0,3%.

Pada tahun 2004 nilai LDER rata-rata per tahun sebesar 0,3%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDER rata-rata per tahun sebanyak 3 perusahaan atau sekitar 15,79% dengan nilai LDER tertinggi dimiliki oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. sebesar 142,4%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 18 perusahaan atau sekitar 84,21% dengan nilai LDER terendah dimiliki oleh PT Ciputra Development Tbk sebesar -322,9%..

Pada tahun 2005, nilai LDER rata-rata per tahun sebesar 81,2%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDER rata-rata per tahun sebanyak 1 perusahaan atau sekitar 7,69% dengan nilai LDER tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar 1691,9%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 12 perusahaan atau sekitar 92,31% dengan nilai LDER terendah dimiliki oleh PT Ciputra Development Tbk sebesar -605,9%.

Pada tahun 2006, nilai LDER rata-rata per tahun sebesar 35,5%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDER rata-rata per tahun sebanyak 6 perusahaan atau sekitar 31,57% dengan nilai LDER tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk dengan nilai 139,6%. Perusahaan yang berada dibawah nilai LDER rata-rata per tahun sebanyak 13 perusahaan atau sekitar 68,42% dengan nilai LDER terendah dimiliki oleh PT Ciputra Surya sebesar 0,3%.

Pada tahun 2007, nilai LDER rata-rata per tahun sebesar 31%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDER rata-rata per tahun sebanyak 7 perusahaan atau sekitar 36,84% dengan nilai LDER dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar 176,6%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 12 perusahaan atau sekitar 63,16% dengan nilai LDER terendah dimiliki oleh PT Bintang Mitra Semesta Raya Tbk sebesar 0,2%.

c) Deskripsi Nilai Variabel Long Term Debt to Capitalization Ratio pada perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.

Tabel 4.3

Long Term Debt to Capitalization Ratio Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2004-2007

NO PERUSAHAAN TAHUN

RATA-RATA 2004 2005 2006 2007 1 BMSR 0,100 0,092 0,104 0,002 0,074 2 CTRA 1,449 1,198 0,029 0,048 0,681 3 CTSR 0,004 0,003 0,003 0,013 0,006 4 DART -0,449 0,513 0,339 0,232 0,159 5 DUTI 0,078 0,098 0,089 0,075 0,085 6 JIHD 0,156 0,101 0,242 0,348 0,212 7 JRPT 0,235 0,040 0,041 0,044 0,090 8 JSPT 0,403 0,431 0,460 0,370 0,416 9 LAMI 0,309 0,298 0,297 0,254 0,290 10 LPCK 0,018 0,021 0,533 0,528 0,275 11 MAMI 0,049 0,037 0,014 0,034 0,033 12 MTSM 0,207 0,099 0,077 0,122 0,126 13 PJAA 0,106 0,082 0,114 0,239 0,135 14 PNSE 0,587 0,587 0,557 0,283 0,503 15 PTRA 0,023 0,037 0,036 0,001 0,024 16 PUDP 0,029 0,043 0,028 0,022 0,030 17 PWON -1,469 0,944 0,583 0,638 0,174 18 RODA 0,029 0,011 0,005 0,007 0,013 19 SMRA 0,232 0,168 0,198 0,127 0,181

RATA- RATA PER

TAHUN 0,110 0,253 0,197 0,178 0,185

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Mei2009 (diolah)

Tabel 4.3 menggambarkan nilai variabel LDCR (Long Term Debt to Capitalization Ratio) pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode peneilitian tahun 2004 - 2007.

Berdasarkan tingkat LDCR rata-rata per perusahaan, nilai LDCR tertinggi dimiliki oleh PT Pudjiadi & Son Estate Tbk yaitu sebesar 50,3% dan nilai LDCR terendah dimilki oleh PT Ciputra Surya Tbk yaitu sebesar 1,3%%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai LDCR tertinggi terdapat pada tahun 2005 yaitu sebesar 25,3% dan nilai LDCR terendah pada tahun

Pada tahun 2004 nilai LDCR rata-rata per tahun sebesar 11%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 11 perusahaan atau sekitar 57,89% dengan nilai LDCR tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Surya Tbk. dengan nilai LDCR sebesar 144,9%. Perusahaan yang berada dibawah nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 8 perusahaan atau sekitar 42,10% dengan nilai LDCR terendah dimiliki PT Pakuwon Jati Tbk sebesar -146,9%.

Pada tahun 2005, nilai LDCR rata-rata per tahun sebesar 25,3%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 6 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 31,58% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Ciputra Development Tbk sebesar 119,8%. Perusahaan yang berada dibawah nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 13 perusahaan atau sekitar 68,42% yakni PT Ciputra Surya Tbk sebesar 0,3%.

Pada tahun 2006, nilai LDCR rata-rata per tahun sebesar 19,7%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 8 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 42,10% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar 63,8%. Perusahaan yang berada dibawah nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 11 perusahaan atau sekitar 57,90% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT Ciputra Surya Tbk sebesar 0,3%.

Pada tahun 2007, nilai LDCR rata-rata per tahun sebesar 17,8%. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 7 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 36,84% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar 63,8%. Perusahaan yang berada dibawah nilai LDCR rata-rata per tahun sebanyak 12 perusahaan atau sekitar 63,16% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT. Putra Surya Perkasa, Tbk. sebesar 0,1%.

d) Deskripsi nilai variabel Earning Per Share pada perusahaan sektor properti di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.

Tabel 4.4 Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti

Periode 2004-2007

NO PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA

2004 2005 2006 2007 1 BMSR -4 -5 -9 7 -2,539 2 CTRA -136 49 90 26 7,159 3 CTSR 31 61 85 87 65,920 4 DART -155 359 85 35 81,043 5 DUTI 43 44 53 42 45,475 6 JIHD 223 -73 -30 -113 1,550 7 JRPT 89 122 153 40 100,804 8 JSPT -19 -52 -15 11 -18,608 9 LAMI 1 1 1 3 1,538 10 LPCK 42 5 5 16 16,882 11 MAMI 148 5 14 -56 27,964 12 MTSM 98 84 76 55 78,356 13 PJAA 138 156 79 88 115,233 14 PNSE 27 19 69 94 52,322 15 PTRA -21 -76 1 -0,38 -23,829 16 PUDP 12 12 1 24 12,329 17 PWON 234 1531 142 11 479,490 18 RODA -2 -2 0,41 0,43 -0,834 19 SMRA 78 80 61 50 67,421

RATA- RATA PER

TAHUN 43,695 122,107 45,288 22,105 58,299

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Mei2009 (diolah)

Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabel EPS (Earning Per Share) pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode penelitian tahun 2004 - 2007.

Berdasarkan tingkat EPS rata-rata per perusahaan, nilai EPS tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar Rp479,490 dan nilai EPS terendah dimilki oleh PT Putra Surya Perkasa Tbk yaitu sebesar Rp-23,829 Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai EPS tertinggi terdapat pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp122,107 dan nilai EPS terendah pada

Pada tahun 2004 nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp43,695. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 7 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 36,84% dengan nilai EPS tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk dengan nilai EPS sebesar Rp234. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 12 perusahaan atau sekitar 63,16% dengan nilai EPS terendah dimiliki oleh PT Duta Anggada Realty Tbk sebesar -155.

Pada tahun 2005, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp122,107. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 6 Perusahaan-perusahaan atau sekitar 31,58% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk sebesar Rp1531. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 13 perusahaan atau sekitar 68,42% yakni PT Jakarta International Hotel & Development Tbk sebesar Rp-73.

Pada tahun 2006, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp40. Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 9 perusahaan atau sekitar 47,37% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Jaya Real Property Tbk. sebesar Rp153. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 10 perusahaan atau sekitar 52,63% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT Bintang Mitra Semesta Raya Tbk sebesar Rp-30.

Pada tahun 2007, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp22. Perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai EPS diatas rata-rata per tahun ada sebanyak 9 perusahaan atau sekitar 47,37% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh PT Pudjiadi and Sons Estate Tbk sebesar Rp94. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak 10 perusahaan atau sekitar 52,63% dengan nilai terendah dimiliki oleh PT Jakarta International Hotel & Development Tbk sebesar Rp-133.

B. Analisis Statistik

Pada tahap ini sebelum data-data tersebut dianalisis, sebuah model regresi berganda harus memenuhi syarat normalitas dan asumsi klasik, yaitu:

A. Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti normal dan mendekati normal (Situmorang, et al, 2008:55).

6420-2-4 Regression Standardized Residual 30252015105 0 Frequency

Mean =3.73E-17Std. Dev. =0.98...

Dependent Variable: EPS Histogram

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.00.8 0.6 0.40.2 0.0 Expect ed Cum Prob

Dependent Variable: EPS Normal P-P Plot of RegressionStandardized Residual

Gambar 4.1 : Histogram Gambar 4.2 : Normal P-Plot

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009 Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009

Tampilan gambar grafik di atas menunjukkan bahwa datanya terdistribusi secara normal, mengikuti garis yang ada dan tidak mengalami kemencengan. Untuk mendapatkan tingkat uji Normalitas yang lebih signifikan, maka penelitian ini juga menggunakan uji statistik non parametric Kolmogrov-Smirnov. Pada Tabel 4.4 dibawah ini diperoleh Asymp-sig (2-tailed) > taraf nyata (α) atau 0,334 > 0,05. Hal ini berarti data residual berasal dari distribusi normal.

Tabel 4.5 Normalitas-Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

76 ,0000000 77,83637190 ,108 ,108 -,082 ,944 ,334 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009.

B. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Tabel 4.5 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas, dimana hasil uji VIF (Variance Inlation Factor) menentukan nilai kurang dari 5 (VIF < 5) dan nilai Tolerance > 0,1.

Tabel 4.6 Multikolinearitas Coefficientsa 42,274 10,597 3,989 ,000 -16,522 2,325 -,567 -7,108 ,000 ,374 2,670 111,354 6,865 1,265 16,221 ,000 ,391 2,556 -103,894 32,066 -,188 -3,240 ,002 ,706 1,417 (Constant) DER LDER LDCR Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: EPS a.

2) Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Tabel 4.7

Heterokedastisitas- uji glesjer

Coefficientsa 55,103 7,061 7,803 ,000 1,293 1,549 ,160 ,834 ,407 ,374 2,670 -1,934 4,574 -,079 -,423 ,674 ,391 2,556 13,631 21,368 ,089 ,638 ,526 ,706 1,417 (Constant) DER LDER LDCR Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ABS a.

Hasil olahan SPSS 29 Mei 2009

Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel-variabel independen lebih besar dari taraf nyata (α) 5% sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan demikian persamaan regresi tersebut memenuhi asumsi heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi linear terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (periode t-1). Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi

positif Tolak 0<DW<dl

Tidak ada autokorelasi

positif No decision dl≤DW≤du

Tidak ada korelasi

negative Tolak 4-dl<DW<du

Tidak ada korelasi

negative No decision 4-du≤DW≤4-dl

Tidak ada autokorelasi.

positif atau negatif Tidak ditolak Du<DW<4-du Sumber: Situmorang et. al (2008:86)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil Durbin Watson (DW) adalah sebesar 1,948 dan berada pada daerah No Autocorelation yaitu diantara nilai du (1,712) dan 4-du (2,288) yang artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi karena 1,712 < 1,948 < 2,288.

Tabel 4.9 Autokorelasi Model Summaryb ,910a ,829 ,821 79,44141 1,948 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Predictors: (Constant), LDCR, LDER, DER

a.

Dependent Variable: EPS b.

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009 4) Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Pada Tabel 4.7 menunjukkan nilai Adjusted R Square pada sektor properti dalam penelitian ini adalah sebesar 0,821 yang berari 82% variasi dari EPS dijelaskan oleh DER, LDER, dan LDCR. Sisanaya 18% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya diluar model.

Tabel 4.10 Uji Goodness of Fit

Model Summaryb ,910a ,829 ,821 79,44141 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), LDCR, LDER, DER

a.

Dependent Variable: EPS b.

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009

5) Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil estimasi regresi dari pengolahan data setelah didapatkan hasil yang memenuhi kriteria uji normalitas dan uji asumsi klasik dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.11

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa 42,274 10,597 3,989 ,000 -16,522 2,325 -,567 -7,108 ,000 111,354 6,865 1,265 16,221 ,000 -103,894 32,066 -,188 -3,240 ,002 (Constant) DER LDER LDCR Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: EPS a.

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009.

Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 42,274 – 16,522X1 +111,354X2 – 103,894 + e

Persamaan tersebut akan digunakan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan (uji F) dan bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (uji t), agar dapat menguji hipotesis yang akan dikemukakan penulis.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Tabel 4.12 ANOV Ab 2196210 3 732070,023 116,000 ,000a 454387,6 72 6310,938 2650598 75 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), LDCR, LDER, DE R a.

Dependent Variable: EP S b.

Sumber: Hasil olahan SPSS,29 Mei 2009

Pada Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai F hitung 116,000 sedangkan nilai F tabel 2,74, maka diketahui Fhitung > Ftabel artinya variabel-variabel independen yang diteliti secara simultan mempengaruhi EPS. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 0,05, yang berarti bahwa ini signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa hipotesis pertama menghasilkan penolakan Ho dan penerimaan Ha artinya variabel-variabel independen yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap EPS pada sektor properti dan real estate.

2. Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempeunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.12 Uji Statistik t Coefficientsa 42,274 10,597 3,989 ,000 -16,522 2,325 -,567 -7,108 ,000 111,354 6,865 1,265 16,221 ,000 -103,894 32,066 -,188 -3,240 ,002 (Constant) DER LDER LDCR Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: EPS a.

Sumber: Hasil olahan SPSS, 29 Mei 2009

Analisis Tabel 4.8 untuk mengetahui perngaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen pada sektor properti dan real estate adalah sebagai berikut:

1. Variabel DER memiliki thitung -7,108 sedangkan ttabel -2,000 maka thitung -7,736< ttabel -2,000 dan taraf signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap EPS pada Sektor Properti. Variabel ini mempunyai koefisien regresi sebesar -16,522, hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel DER dengan variabel EPS tidak searah. Hal tersebut dapat interpretasikan bahwa jika DER meningkat 1% maka EPS akan menurun sebesar 16,522% dengan asumsi variabel bebas lainnya relatif konstan. Kesimpulan dari hasil pembahasan tersebut yaitu bahwa pada sektor properti hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang telah ditetapkan bahwa DER berpengaruh terhadap EPS.

2. Variabel LDER memiliki thitung 16,239 sedangkan ttabel 2,000 maka thitung 12,325> ttabel 2,000 dan taraf signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa LDER berpengaruh signifikan terhadap EPS pada Sektor Properti dan real estate. Variabel ini mempunyai koefisien regresi sebesar 120,45 hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel LDER dengan variabel EPS adalah searah. Hal tersebut dapat interpretasikan bahwa jika LDER meningkat 1% maka EPS akan meningkat sebesar 111,354% dengan asumsi variabel bebas lainnya relatif konstan. Kesimpulan dari hasil pembahasan tersebut yaitu bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang telah ditetapkan bahwa LDER berpengaruh terhadap EPS.

3. Variabel LDCR memiliki thitung -32,40 sedangkan ttabel -2,000 maka thitung -32,40 < ttabel -2,000 dan taraf signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa LDCR berpengaruh signifikan terhadap EPS pada Sektor Properti. Variabel ini mempunyai koefisien regresi sebesar -103,894 hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel LDCR dengan variabel EPS adalah searah. Hal tersebut dapat interpretasikan bahwa jika LDCR meningkat 1% maka EPS akan menurun sebesar 103,894% dengan asumsi variabel bebas lainnya relatif konstan. Kesimpulan dari hasil pembahasan tersebut yaitu bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang telah ditetapkan bahwa LDCR berpengaruh terhadap EPS.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan hutang dengan menggunakan variabel Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Capitalization Ratio secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earning Per Share.

2. Masing-masing variabel Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Capitalization Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Earning Per Share, sedangkan Long Term Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earning Per Share.

3. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah 0,821 sebesar. Hal ini berarti 82,1% variabel dari Earning Per Share dijelaskan oleh variabel Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Capitalization Ratio, sedangkan sisanya 17,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini, yaitu rasio-rasio keuangan lainnya dan faktor-faktor lain disamping rasio keuangan.

Dokumen terkait