• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Pembahasan

Dalam dokumen BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN (Halaman 21-48)

a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pendapatan Jasa Pelayanan Pengiriman Wesel Pos pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo

Penerimaan kas yang didapat PT. Pos Indonesia Kantor Pemeriksa Solo ini berasal dari berbagai pendapatan atas pelayanan jasa yang disediakan oleh Kantor Pos. Jasa pelayanan yang dimaksud meliputi jasa pengiriman uang (wesel pos), jasa pengiriman barang (paket pos), EMS, Pos Kilat Khusus, Pos Expres, Giro Pos, dan Pospay (pembayaran berbagai tagihan). Namun, pada Tugas Akhir ini penulis hanya akan membahas penerimaan kas yang berasal dari pendapatan atas jasa pelayanan pengiriman uang (wesel pos).

Menurut lokasi negara pengirim, wesel pos dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Wesel Pos Dalam Negeri dan Wesel Pos Luar Negeri. Dalam pembahasan kali ini penulis hanya akan membahas Wesel Pos Dalam Negeri. Wesel pos dalam negeri merupakan jasa pengiriman uang yang hanya melayani pengiriman uang di dalam negeri. Wesel Pos Dalam Negeri sendiri terdiri dari dua jenis wesel pos yaitu, Wesel pos Instan dan Wesel pos Prima.

1. Unit organisasi yang terkait. 1) Bagian pelayanan.

- Petugas Loket.

Petugas loket bertugas untuk memberikan pelayanan pengiriman uang dengan wesel pos. Selain tugasnya tersebut, petugas loket juga bertanggung jawab atas :

a) Memeriksa isian RS-1 yang telah diisi oleh pelanggan/ pengirim.

b) Mengentrikan besar uang dan jenis layanan wesel pos yang diingkan pelanggan, kemudian menginformasikan biaya pengiriman tersebut kepada pelanggan.

c) Menerima dan menghitung besar uang yang diterima dari pelanggan, serta memeriksa keaslian uang tersebut. d) Mengentri data dari lembar RS-1 ke sistem aplikasi Pos

Remittance yang tersedia di komputer, dan mencetaknya sebagai tanda bukti pengiriman wesel pos. e) Mencetak backsheet setor (RS-3), dan membuat serta

mencetak Neraca Loket (NL) sebagai laporan penyetoran uang.

- Supervisor pelayanan.

Supervisor pelayanan bertugas untuk memeriksa

semua dokumen yang berhubungan dengan loket wesel, dan memeriksa neraca loket yang dibuat petugas loket. Selain

itu supervisor pelayanan juga bertugas untuk mencetak RS-3R dan Validasi Online Manajer (VOM), kemudian menyerahkannya ke bagian akuntansi.

2) Bagian Kasir.

Bagian Kasir ini bertugas untuk memberikan uang panjar kepada petugas loket setiap di awal dinas loket. Bagian kasir juga bertanggung jawab atas penerimaan setoran kas dari petugas loket, dan membuat neraca kasir (NK) serta mencatat penyetoran kas yang diterima hari itu ke Buku Setor Kas Kasir (BSKK).

3) Bagian keuangan.

Bagian keuangan bertanggung jawab atas penerimaan kas, penyimpanan kas di perusahaan dan penyetoran kas yang diterima ke bank. Bagian keuangan juga bertanggung jawab atas pembuatan anasir kas.

4) Bagian Akuntansi.

Bagian akuntansi bertugas untuk melakukan validasi transaksi harian, dan mencetak hasil validasi. Bagian akuntansi juga bertugas untuk membuat Jurnal Kas Masuk (JKM), kemudian memposting akun penerimaan kas dari semua pendapatan jasa pelayanan ke masing-masing pos di dalam Buku Besar Unit Pelayanan Teknis (BB-UPT), serta membuat Buku Kas Harian. Setiap akhir bulan bagian akuntansi bertugas

untuk melaporkan Buku Besar Unit Pelaksana Teknis (BB-UPT) ke Kantor Pusat yang terletak di Bandung.

2. Dokumen yang digunakan. 1) RS-1.

Yaitu formulir pengiriman uang yang harus diisi oleh pengirim. Formulir RS-1 ini memuat informasi identitas pengirim, identitas penerima, besar uang, jenis produk kiriman uang, jenis layanan tambahan, berita, tanda tangan pengirim, paraf petugas, dan syarat serta ketentuan kadaluarsa dan bea pengiriman yang tidak dikembalikan apabila pengirim menarik kembali uang kiriman sebelum uang kiriman dibayarkan kepada penerima.

2) Resi Setor.

Resi setor adalah lembar bukti pengiriman uang. Resi setor ini dicetak dari sistem aplikasi Pos Remittance yang terdapat di komputer loket. Resi setor memuat tanggal dan jam transaksi, NTP (Nomor Transaksi Pusat), no. resi, penerima, pengirim, jenis dan layanan kiriman uang, besar uang kiriman, bea kiriman, PPn, bea total, tanda tangan petugas loket, dan cap tanggal PT Pos Indonesia.

3) Backsheet Setor (RS-3).

Adalah rincian setoran pengiriman uang harian loket yang memuat nama kantor setor, nomor loket, nomor

backsheet, tanggal cetak, dan kolom no. urut, nomor resi, jenis

layanan, besar uang, bea, PPn, dan resume transaksi. 4) Validasi Pusat.

Validasi pusat merupakan proses pengesahan data oleh petugas loket bahwa data pada saat tutupan transaksi cocok dengan data yang ada pada sistem dan data tersebut yang harus dilaporkan kepada supervisor pelayanan. Validasi pusat ini memuat nama kantor pos, No. Loket, tanggal cetak, besar uang, bea dasar, bea tambahan, PPn, dan tanda tangan petugas loket. 5) Neraca Loket (NL).

Adalah dokumen yang di buat oleh petugas loket yang digunakan sebagai bukti laporan penerimaan dan pengeluaran kas dari jasa pelayanan.

6) RS-3R.

Yaitu rekapitulasi harian setoran pengiriman uang dari seluruh loket yang dibuat oleh supervisor pelayanan. RS-3R ini memuat tanggal cetak, no. RS-3R, dan kolom nomor loket, jumlah transaksi, besar uang, bea dasar, bea tambahan, PPn. Keterangan, dan resume transaksi.

7) Validasi Online Manajer (VOM).

Validasi online manajer merupakan proses pengesahan data oleh supervisor pelayanan bahwa data yang diterima dari petugas loket saat tutupan loket cocok dengan data yang ada

pada sistem dan data tersebut harus dilaporkan kepada bagian akuntansi.

8) Validasi Online Akuntansi.

Validasi online akuntansi merupakan proses pengesahan data oleh bagian akuntansi bahwa data yang diterima dari bagian pelayanan pada saat tutupan transaksi cocok dengan data yang ada pada sistem dan data tersebut harus dibukukan dalam akuntansi.

9) Neraca Kasir (NK).

Neraca kasir adalah dokumen yang dibuat bagian kasir yang digunakan sebagai bukti laporan penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi atas transaksi keseluruan produk pelayanan yang diberikan oleh kantor pos.

10) Bukti Setor Bank.

Bukti setor bank merupakan dokumen yang digunakan bagian keuangan sebagai bukti penyetoran uang ke bank.

3. Catatan akuntansi yang digunakan. 1) Buku setor kas kasir (BSKK).

Buku setor kas kasir merupakan buku yang digunakan oleh petugas kasir untuk mencatat besarnya nominal kas yang diserahkan ke bagian keuangan.

2) Anasir kas.

Anasir kas adalah buku yang digunakan oleh bagian keuangan untuk mencatat besarnya nominal kas yang ada di perusahaan dan besarnya nominal kas yang disetorkan ke bank. 3) Jurnal kas masuk (JKM).

Jurnal kas masuk digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat transaksi penerimaan kas.

4) Buku besar unit pelayanan teknis (BB-UPT).

Buku besar unit pelayanan teknis merupakan buku yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk memposting akun penerimaan kas dari semua pendapatan jasa pelayanan teknis, serta digunakan sebagai laporan keuangan ke kantor pos pusat di Bandung.

5) Buku kas harian (BKH).

Buku kas harian merupakan buku yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat seluruh transaksi yang berkaitan dengan kas dan bank setiap hari.

4. Jaringan prosedur transaksi penerimaan kas. 1) Prosedur Pelayanan.

a) Pelanggan datang ke loket wesel pos dan mengisi RS-1. b) Petugas loket menerima RS-1 yang telah diisi oleh

c) Petugas loket melakukan pemerikasaan atas isi dari RS-1 yang meliputi :

- Identitas pengirim dan penerima (nama dan alamat). - Besar uang (maksimal pertransaksi Rp. 25.000.000,- ). - Jenis layanan (wesel pos instan atau wesel pos prima). - Berita (maksimal seratus karakter).

- Tanda tangan pengirim.

d) Petugas loket mengentrikan besar uang dan jenis layanan yang dipilih pelanggan untuk mengetahui biaya kirim, kemudian menginformasikan biaya total pengiriman kepada pelanggan.

e) Petugas loket melakukan proses entri data sampai proses simpan data ke sistem aplikasi pos remittance yang terdapat di komputer loket sesuai dengan isian RS-1.

f) Apabila pelanggan memilih jenis layanan wesel pos instan, maka petugas loket harus meminta pelanggan untuk mengisi PIN dua kali. Pengisian PIN kedua harus sama dengan pengisian PIN yang pertama. Apabila pelanggan memilih jenis layanan wesel pos prima maka pelanggan tidak perlu diminta untuk mengisi PIN.

g) Petugas loket melakukan cetak Resi Setor rangkap dua sebagai tanda bukti pengiriman uang.

2) Prosedur Penerimaan Kas.

a) Petugas loket menerima uang dari pelanggan, yang meliputi uang yang akan dikirim ditambah bea pengiriman, bea tambahan, dan PPn.

b) Petugas loket menghitung uang yang diterima dari pelanggan, dan memeriksa keaslian uang yang diterima dari pelanggan tersebut.

c) Petugas loket membubuhkan cap tanggal dan paraf petugas pada resi setor.

d) Petugas loket menyerahkan resi setor rangkap ke dua yang telah dibubuhi cap tanggal dan paraf petugas ke pelanggan sebagai tanda bukti pengiriman.

3) Prosedur Penyetoran.

a) Pada saat tutup loket, petugas loket melakukan cetak RS-3 (backsheet setor), cetak validasi pusat dan cetak neraca loket harian dua rangkap. Kemudian petugas loket menghitung dan mencocokan uang yang diterima dengan jumlah kas diterima pada neraca loket.

b) Petugas loket menyerahkan RS-3, validasi pusat dan neraca loket harian, serta resi setor rangkap pertama bersama dengan RS-1 ke supervisor pelayanan.

Resi Setor dan RS-1

Backsheet Setor (RS-3)

Neraca

c) Supervisor pelayanan menerima RS-1 beserta resi setor rangkap ke dua, RS-3, validasi pusat dan neraca loket harian dari petugas loket.

d) Supervisor pelayanan melakukan pengawasan segitiga, yaitu mencocokan antara RS-1 dan resi setor dengan RS-3, kemudian mencocokan RS-3 dengan neraca loket harian, lalu neraca loket harian dicocokan dengan resi setor dan RS-1.

Gambar III.2 Pengawasan Segitiga

Jika cocok, maka supervisor pelayanan melakukan otorisasi pada neraca loket, validasi pusat dan backsheet setor (RS-3). Kemudian supervisor pelayanan menyerahkan kembali neraca loket rangkap ke dua pada petugas loket untuk diteruskan ke bagian kasir.

e) Supervisor pelayanan melakukan cetak validasi online manajer sebanyak dua rangkap dan mencetak RS-3R.

f) Supervisor pelayanan menandatangani validasi online manajer, dan RS-3R. Kemudian menyerahkan validasi

online manajer rangkap ke dua, dan RS-3R ke bagian

akuntansi.

g) Supervisor pelayanan mengarsipkan resi setor rangkap ke satu, RS-1, RS-3, nerca loket rangkap ke satu, validasi pusat, dan validasi online manajer rangkap ke satu sesuai atau urut dengan tanggal.

h) Petugas loket menyerahkan uang penerimaan bersama dengan neraca loket rangkap ke dua ke bagian kasir.

i) Bagian kasir menerima neraca loket rangkap ke dua beserta dengan uang dari petugas loket, kemudian melakukan penghitungan terhadap uang dan mencocokan jumlahnya dengan jumlah kas yang diterima yang tercantum dalam neraca loket. Jika cocok bagian kasir memberikan otorisasi pada neraca loket rangkap ke dua. Jika tidak cocok maka dikembalikan ke petugas loket. Neraca loket rangkap ke dua yang telah diotorisasi diserahkan ke bagian akuntansi yang akan digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan laporan keuangan.

j) Bagian kasir membuat neraca kasir dan mengisi bukti setor kas kasir.

k) Bagian kasir memberikan otorisasi pada neraca kasir dan buku setor kas kasir.

l) Bagian kasir menyerahkan neraca kasir tersebut ke bagian keuangan bersama dengan uang yang diterima dari petugas loket, dan mengarsipkan buku setor kas kasir (BSKK). m) Bagian keuangan menerima neraca kasir bersama dengan

uang dari bagian kasir, dan mencocokan neraca kasir dengan uang tersebut. Jika cocok, maka bagian keuangan memberikan otorisasi pada neraca kasir dan menyerahkan neraca kasir tersebut ke bagian akuntansi yang akan digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan laporan keuangan penerimaan kas, serta membuat anasir kas.

n) Uang yang telah dicocokan tersebut disimpan ke brankas perusahaan dengan catatan jumlah uang maksimal yang dimasukan ke brankas perusahaan harus sesuai dengan jumlah maksimal yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat (untuk wilayah Solo batas maksimum saldo kas yang di simpan di kantor adalah 60 juta). Jika jumlah uang melebihi batas maksimal yang telah ditentukan, maka kelebihan uang tersebut harus disetorkan ke bank oleh bagian keuangan. o) Setelah bagian keuangan menyetorkan uang ke bank, bagian

keuangan menerima bukti setor bank yang digunakan sebagai bukti telah menyetorkan uang ke bank. Bukti setor bank tersebut kemudian diarsipkan.

4) Prosedur Pencatatan

a) Bagian akuntansi menerima RS-3R dan validasi online manajer dari supervisor pelayanan, menerima neraca loket rangkap ke dua dari bagian kasir, dan Neraca Kasir dari bagian keuangan.

b) Bagian akunatansi melakukan pencocokan antara RS-3R, validasi online manajer, neraca loket rangkap ke dua, dan neraca kasir. Setelah dicocokan dan sudah cocok, maka bagian akuntansi memberikan otorisasi.

c) Bagian akuntansi melakukan pencatatan penerimaan kas ke jurnal kas masuk (JKM), melakukan posting ke buku besar unit pelayanan teknis (BB-UPT) sesuai dengan jenis produk pelayanan (untuk penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos, maka diposting ke akun penerimaan kas dari bea pengiriman wesel pos), dan melaporkannya dalam bentuk buku kas harian (BKH). d) Pada setiap akhir pekan bagian akuntansi melaporkan buku

besar unit pelayanan teknis (BB-UPT) ke kantor pusat yang terletak di Bandung.

e) Bagian akuntansi menyerahkan neraca loket rangkap ke dua dan neraca kasir ke bagian kasir yang selanjutnya diarsipkan oleh bagian kasir.

f) Bagian akuntansi menyerahkan RS-3R dan validasi online manajer ke supervisor pelayanan yang selanjutnya akan diarsipkan oleh supervisor pelayanan.

5. Bagan alir/ flowchart.

Berikut ini merupakan bagan alir/ flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo:

Entry data dari RS-1 Memeriksa RS-1 Entry PIN Cetak resi setor 2 Resi setor 1 RS-1 1 Mulai Menerima RS-1 dari pelanggan RS-1 Jika menggunakan wesel pos instan 1) Bagian pelayanan

a) Petugas loket

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

Keterangan:

PIN : Personal Identification Number

Petugas loket (lanjutan)

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

(Lanjutan) 3 NL 2 5 Bersama uang Ke Pelanggan Membubuhkan cap tgl

paraf pada resi setor Menerima uang, serta

menghitungnya 1 2 Resi setor 1 RS-1 2 Resi setor 1 RS-1 Cetak RS-3, validasi pusat, & NL 2 NL 1 Validasi pusat RS-3 Resi setor 1 RS-1 2 Keterangan: NL : Neraca Loket

RS-1 : formulir pengiriman uang RS-3R : backsheet setor

b) Supervisor pelayanan

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

(Lanjutan) RS-3R 2 VOM 1 Melakukan otorisasi Cetak VOM &

RS-3R Melakukan otorisasi Dicocokan Resi setor 1 RS-1 2 NL 1 Validasi pusat RS-3 2 Ya Tidak Kembali ke petugas loket RS-3R 2 VOM 1 Validasi pusat RS-3 2 NL 1 Resi setor 1 RS-1 4 3 T Keterangan: NL : Neraca Loket

VOM : Validasi Online Manajer RS-3 : backsheet setor

RS-3R : rekapitulasi RS-3 dari seluruh loket 9

RS-3R

VOM 2

T

2) Bagian kasir

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

(Lanjutan) Membuat NK & mengisi BSKK Memberikan otorisasi Menghitung uang dan mencocokan 5 NL 2 Bersama uang Ya Tidak Kembali ke petugas loket NK NL 2 6 BSKK 7 Bersama uang NK NL 2 T 10 Keterangan: NL : Neraca Loket NK : Neraca Kasir BSKK : Buku Setor Kas Kasir

3) Bagian keuangan

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

(Lanjutan) BSB

NK

8 T

Anasir kas Memberi otorisasi &

membuat anasir kas

Simpan uang ke brangkas & mengirim kelebihan uang ke bank

Tidak Kembali ke

bagian kasir

Ya

NK

Menghitung uang & mencocokannya 7 Bersama uang Keterangan: NK : Neraca Kasir BSB : Bukti Setor Bank

4) Bagian akuntansi

Gambar III.3 Bagan alir/flowchart sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos PT. Pos Indonesia Kprk Solo

(Lanjutan) Memberi otorisasi

Cetak VOA

Tidak Kembali ke bagian

yang bersangkutan Ya 4 RS-3R VOM 2 NL 2 6 NK 8 Dicocokan VOA NK NL 2 RS-3R VOM 2 T 10 9 BB-UPT JKM BKH Keterangan: NK : Neraca Kasir NL : Neraca Loket

VOA : Validasi Online Akuntansi VOM : Validasi Online Manajer BB-UPT : Buku Besar Unit Pelayanan Teknis

JKM : Jurnal Kas Masuk BKH : Buku Kas Harian

b. Evaluasi terhadap Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pendapatan Jasa Pelayanan Pengiriman Wesel pos pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo

1. Evaluasi unit yang terkait.

Dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayan pengiriman wesel pos pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo terdapat beberapa fungsi yang terkait, yaitu fungsi pelayanan, fungsi kasir, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi.

Dari fungsi-fungsi yang terkait tersebut masih terdapat fungsi yang merangkap tugas fungsi lain. Misalnya, fungsi akuntansi terkadang juga merangkap sebagai fungsi kasir. Dalam hal ini terkadang fungsi akuntansi juga memiliki wewenang dalam mencocokkan jumlah uang yang diterima dari loket dan membuat neraca kasir, yang seharusnya tugas tersebut merupakan tugas fungsi kasir. Fungsi akuntansi yang merangkap tugas fungsi kasir ini dapat terjadi karena fungsi akuntansi, fungsi kasir dan fungsi keuangan berada dalam satu ruangan.

2. Evaluasi dokumen yang terkait.

Untuk merekam semua transaksi yang terjadi dalam PT. Pos Indonesia tentunya diperlukan suatu dokumen. Begitu juga untuk merekam semua transaksi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos diperlukan

dokumen-dokumen yang dibuat oleh fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi penerimaan kas.

Dokumen yang digunakan oleh PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo untuk transaksi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos adalah sebagai berikut: a) RS-1 b) Resi setor c) Backsheet setor (RS-3) d) Validasi pusat e) Neraca loket f) RS-3R (rekap wesel) g) Validasi online manajer h) Validasi online akuntansi i) Neraca kasir

j) Bukti setor bank

Dokumen-dokumen tersebut telah bernomor urut tercetak. Untuk pengarsipan dokumen-dokumen tersebut telah dilakukan oleh fungsi-fungsi yang terkait dan telah diarsipkan menurut tanggal terjadinya transaksi.

Dokumen yang digunakan harus sudah diotorisasi dan dicek oleh pihak-pihak yang berwewenang, yaitu

keakuratanya. Namun pada praktiknya terkadang ada dokumen yang belum dicek dan diotorisasi namun sudah diserahkan ke fungsi selanjutnya. Sebagai contoh, sebelum neraca loket diserahkan ke fungsi kasir, neraca loket tersebut harus mendapat otorisasi dan harus dicek oleh supervisor pelayanan, namun terkadang petugas loket tidak meminta otorisasi dari supervisor pelayanan terlebih dahulu dan langsung menyerahkan neraca loket ke fungsi kasir bersama dengan uang.

3. Evaluasi catatan yang terkait.

Berikut ini merupakan catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo:

a) Buku setor kas kasir. b) Anasir kas.

c) Jurnal kas masuk.

d) BB-UPT (Buku Besar Unit Pelayanan Teknis). e) Buku kas harian.

Pencatatan ke dalam catatan akuntansi tersebut telah dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk melakukan pencatatan tersebut. Pencatatan ke dalam buku kas kasir dilakukan oleh fungsi kasir, pencatatan ke dalam anasir kas dilakukan oleh fungsi keuangan, serta pencatatan ke dalam jurnal kas masuk, BB-UPT, dan buku kas harian dilakukan oleh fungsi akuntansi.

Dalam pencatatan ke dalam catatan akuntansi yang digunakan pada sistem penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos tersebut didasarkan atas dokumen-dokumen sumber yang lengkap.

4. Evaluasi jaringan prosedur transaksi penerimaan kas.

Jaringan prosedur yang membentuk transaksi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos meliputi prosedur pelayanan, prosedur penerimaan kas, prosedur penyetoran kas, dan prosedur pencatatan.

Dalam pelaksanaan prosedur penerimaan kas tersebut terkadang ada prosedur yang tidak dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal tersebut menyebabkan munculnya suatu masalah, seperti jumlah uang yang tidak sesuai dengan dengan jumlah yang tercantum dalam neraca loket.

5. Evaluasi bagan alir/ flowchart.

Bagan alir/ flowchart yang disajikan oleh PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo sudah cukup baik karena telah dapat memberikan gambaran yang jelas dari sistem akuntansi penerimaan kas. Hal ini akan memudahkan pembaca untuk memahami prosedur yang membentuk jaringan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos yang digunakan oleh PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo.

C. Temuan

Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo, penulis mengemukakan temuan yang diperoleh yang berupa beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam sistem penerimaan kas tersebut. Temuan berikut dapat digunakan oleh PT. Pos Indonesia Kantor Pos Pemeriksa Solo sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan sistem akuntansi penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan pengiriman wesel pos. Berikut merupakan beberapa temuan penulis:

a. Kelebihan

1. Secara struktural penanganan transaksi penerimaan kas dari awal sampai akhir tidak dilakukan oleh satu orang atau satu bagian saja, tetapi melibatkan empat bagian atau fungsi yang terkait. 2. Setiap transaksi yang terjadi dimasukan ke dalam sistem

komputer yang langsung terhubung dengan kantor pusat di

Dalam dokumen BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN (Halaman 21-48)

Dokumen terkait