Pedoman sistem akuntansi yang disajikan Rumah Sakit Kasih Ibu dalam bentuk bagan dan uraian prosedur disusun untuk membantu manajemen Rumah Sakit Kasih Ibu dengan memberikan penjelasan serta pengertian atas sistem akuntansi yang telah disusun. Sistem dan prosedur yang dihasilkan dimaksudkan untuk dapat menyediakan data yang diperlukan bagi kepentingan intern khususnya dan kepentingan ekstern pada umumnya.
Tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Kasih Ibu dengan adanya sistem dan prosedur yang telah disusun yaitu:
1. Meningkatkan kelancaran arus dokumen dan informasi antarunit kegiatan dan bagian-bagian dalam rumah sakit.
2. Mendukung tersedianya data-data yang diperlukan bagi pihak intern maupun ekstern, serta meningkatkan sistem pelaporan yang ada.
3. Meningkatkan sistem pengendalian intern rumah sakit dalam menjaga keamanan harta milik rumah sakit, menjamin ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisisensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditentukan manajemen.
4. Sebagai alat atau cara untuk penyeragaman dan penyederhanaan serta penanganan yang sama atas transaksi-transaksi usaha rumah sakit. 5. Memberikan suatu petunjuk atau referensi yang segera dapat
digunakan dalam menelaah suatu prosedur.
Sistem klaim atas tagihan merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah sakit, salah satunya penagihan terhadap asuransi BPJS. Berdasarkan data tagihan pasien rawat jalan (Lampiran 2) dari jumlah masyarakat yang terdaftar menjadi pasien rawat jalan peserta BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu dari bulan Januari-Maret tahun 2014 terus meningkat yaitu dari 3.302 jiwa menjadi 4.687 jiwa. Peningkatan jumlah pasien peserta BPJS sebesar 30% ini akibat digabungkannya PT. Askes (Persero), PT. Jamsostek (Persero), PT. TASPEN (Persero), dan PT. ASABRI (Persero) menjadi BPJS, sehingga dengan otomatis jumlah peserta BPJS akan semakin meningkat untuk setiap periodenya.
Peningkatan jumlah pasien rawat jalan BPJS akan berdampak pada jumlah tagihan yang akan diajukan ke BPJS. Hal ini merupakan peluang besar bagi pihak rumah sakit untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari periode-periode sebelumnya, akan tetapi dalam faktanya BPJS dalam melakukan pembayaran atas tagihan tidak semua langsung dilunasi
akan tetapi pelunasan sesuai dengan data yang diverifikasi oleh pihak BPJS. Hal ini dibuktikan berdasarkan Data Tagihan Pasien Rawat Jalan Tahun 2014 selama bulan Januari-Maret di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta (lampiran 2) bahwa pelunasan atas jumlah tagihan pasien rawat jalan rata-rata antara 4%-8% dari jumlah tagihan.
Untuk menghindari adanya kerugian atas tunggakan tagihan BPJS maka Rumah Sakit Kasih Ibu membuka sistem pelayanan kesehatan baru yang sudah disepakati bersama pihak BPJS yaitu BPJS Eksekutif. BPJS Eksekutif merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh pasien Rawat Jalan BPJS dengan pemeriksaan dilakukan melebihi jam 3 sore sampai tutupnya bagian poliklinik. Pasien juga dapat ditarik biaya atas permintaan sendiri karena meminta dilakukan pelayanan atau pemeriksaan tertentu (obat dan tindakan penunjang), termasuk meminta naik kelas pada saat rawat inap. Pasien rawat jalan BPJS eksekutif ditarik biaya dengan sistem plafon Rp170.000,00, artinya pasien membayar biaya pelayanan kesehatan sebesar biaya reguler dikurangi Rp 170.000,00. Dengan sistem tersebut pihak Rumah Sakit dapat menutupi kekurangan atas tagihan yang belum dibayar oleh BPJS.
Maka dari itu untuk memudahkan manajemen dalam mengontrol dan mengawasi jalannya kegiatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, pihak manajemen membagi sistem dan prosedur sesuai dengan unit-unit yang ada di dalam struktur organisasi Rumah Sakit Kasih Ibu beserta tugas dan wewenang yang telah ditetapkan. Salah satu bagian dalam struktur organisasi tersebut
yaitu bagian penagihan atau billing. Sistem dan prosedur bagian penagihan atau billing yang dijelaskan meliputi:
1. Unit Organisasi yang Terkait
Unit organisasi yang terkait dalam sistem penagihan asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:
a. Loket Pendaftaran
Bagian pendaftaran bertanggung jawab atas penerimaan pendaftaran pasien Asuransi BPJS baik pasien lama ataupun pasien baru dan bertugas melakukan penyimpanan data Rekam Medis dan data pasien asuransi.
b. Poliklinik
Bagian poliklinik bertanggung jawab atas pemeriksaan pasien untuk mengetahui secara pasti penyakit pasien dan untuk mengetahui apakah pasien perlu menjalani rawat inap atau tidak. c. IGD
Bagian IGD bertanggung jawab atas pemeriksaan tindakan mendadak dan cepat kepada pasien asuransi, melakukan pendataan pasien Asuransi BPJS, memberikan bukti pemeriksaan
kepada pasien asuransi yang menunjukkan apakah pasien perlu menjalani rawat inap atau tidak.
d. Instalasi Rawat Jalan
Bagian Instalasi Rawat Jalan bertanggung jawab atas
penggunaan Rekam Medis dan fasilitas penunjang pasien asuransi, serta perhitungan biaya selama perawatan dan tindakan dokter yang dilakukan.
e. Laboratorium
Bagian Laboratorium bertanggung jawab atas tindakan diagnosis dan terapi pasien. Untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita pasien dilakukan pemeriksaan kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
f. Radiologi
Bagian Radiologi bertanggung jawab atas tindakan diagnosis, terapi, dan scan pasien untuk mengetahui penyakit yang diderita pasien. Hasilnya dapat berupa foto yang dapat diketahui pasien, misalnya foto thorax dan membuat Hasil Pemeriksaan Radiologi. g. Fisioterapi
Bagian Fisioterapi bertanggung jawab atas tindakan diagnosis dan terapi yang dilakukan oleh terapist. Bagian Fisioterapi melakukan terapi kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Fisioterapi.
h. Apotek
Bagian Apotek bertanggung jawab atas pemberian obat kepada pasien asuransi berdasarkan penerimaan resep dari dokter dan melakukan pendataan obat yang digunakan pasien asuransi pada rawat jalan.
i. Kasir
Bagian Kasir bertanggung jawab atas melakukan rincian biaya perawatan dan pelayanan pasien asuransi rawat jalan, pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen sebagai syarat administrasi pasien asuransi.
j. Billing
Bagian Billing atau penagihan bertanggung jawab atas
pencatatan dan perekapan semua tagihan pasien Asuransi BPJS, pembuatan surat tagihan yang akan ditujukan kepada pihak asuransi yang menanggung, serta pengiriman surat tagihan kepada asuransi.
k. Rekam Medis (RM)
Bagian Rekam Medis (RM) bertanggung jawab atas
peng-coding-an data tagihan pasien dan membuat Surat Elegibilitas
Peserta (SEP).
l. Akuntansi atau Pembukuan
Bagian Akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan transaksi piutang yang terjadi sampai penerimaan kas, melaporkan secara periodik laporan keuangan.
2. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penagihan Asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:
a. Kartu Peserta BPJS
Kartu Peserta BPJS merupakan kartu yang diberikan oleh Asuransi BPJS kepada anggotanya yang menunjukkan bahwa pasien tersebut telah menjadi peserta Asuransi BPJS, kartu tersebut dapat berupa kartu Askes, Jaminan Kesehatan Nasional, Jamkesmas, Jamsostek dan PTPN X. Kartu tersebut wajib dibawa peserta asuransi BPJS ketika hendak berobat ke Rumah Sakit Kasih Ibu. Lembar fotokopi ini selanjutnya dikirim ke bagian
billing untuk kepentingan pengajuan klaim ke Asuransi BPJS.
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
KTP merupakan kartu tanda penduduk pasien yang hendak berobat yang menunjukkan sebagai identitas pasien.
c. Kartu Keluarga (KK)
KK merupakan kartu keluarga yang membuktikan bahwa pasien benar-benar merupakan anggota keluarga dari peserta asuransi BPJS.
d. Surat Rujukan
Surat rujukan merupakan surat keterangan pemeriksaan peserta BPJS yang dibuat oleh Pemberi Pelayanan Tingkat Satu (PPK1) misalnya dari Puskesmas atau dokter yang telah ditunjuk.
e. Blangko Pendaftaran Pasien
Blangko Pendaftaran Pasien merupakan blangko yang berisikan data pendaftaran pasien yang digunakan oleh bagian pendaftaran rawat jalan sebagai bukti penerimaan pasien.
f. Kartu Status Pasien
Kartu Status Pasien merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti bahwa peserta asuransi merupakan pasien rawat inap atau rawat jalan.
g. Form Isian Pasien
Form Isian Pasien merupakan form yang berisikan diagnosa dari dokter setelah pasien melakukan pemeriksaan, format form isian pasien berasal dari Asuransi BPJS.
h. Bukti Pemeriksaan
Bukti Pemeriksaan merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bagian IGD, Instalasi Rawat Jalan atau bagian poliklinik yang terkait yang berisi keterangan tindakan dokter dan perawat kepada pasien. Surat ini diberikan kepada bagian administrasi untuk penghitungan biaya pelayanan pasien asuransi.
i. Kartu Rekam Medik (Kartu RM)
Kartu Rekam Medik merupakan kartu yang diberikan oleh bagian pendaftaran kepada pasien baru sebagai bukti berobat pasien. Bagi pasien lama tidak perlu membuat kartu RM lagi hanya
menunjukkan kartu RM yang lama sebagai bukti bahwa pasien tersebut pernah berobat.
j. Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Laboratorium.
k. Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi
Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Radiologi.
l. Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi
Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Fisioterapi.
m. Resep
Resep merupakan dokumen yang berupa catatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien asuransi jika pasien memerlukan obat. Resep ini diberikan kepada bagian apotek untuk pengambilan obat pasien.
n. Laporan Individual Pasien BPJS
Laporan Individual Pasien BPJS merupakan dokumen keterangan hasil dari pemeriksaan pasien rawat jalan yang berisikan keterangan nama pasien, nomor Rekam Medik, Tanggal Masuk,
Tanggal Keluar, Jenis Kelamin, Poliklinik, Diagnosa Utama, Diagnosa Sekunder serta Prosedur tindakan yang dilakukan.
o. Surat Elegibilitas Peserta (SEP)
Surat Elegibilitas Peserta (SEP) merupakan dokumen yang berisikan keterangan pasien anggota peserta BPJS yang digunakan sebagai surat keterangan untuk menagih biaya pemeriksaan ke BPJS.
p. Nota Pemeriksaan Laboratorium
Nota Pemeriksaan Laboratorium merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di laboratorium.
q. Nota Pemeriksaan Radiologi
Nota Pemeriksaan Radiologi merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di radiologi.
r. Nota Pemeriksaan Fisioterapi
Nota Pemeriksaan Fisioterapi merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di instalasi fisioterapi.
s. Nota Farmasi
Nota Farmasi merupakan surat keterangan perincian yang berisi data pasien, jenis obat yang digunakan, jumlah pemakaian harga.
Dokumen ini digunakan untuk penghitungan biaya perawatan rawat jalan dan penagihan kepada Asuransi BPJS.
t. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium merupakan surat keterangan yang berisi hasil laboratorium pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan laboratorium serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.
u. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Hasil Pemeriksaan Radiologi merupakan surat keterangan yang berisi hasil radiologi pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan radiologi serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.
v. Hasil Pemeriksaan Fisioterapi
Hasil Pemeriksaan Fisioterapi merupakan surat keterangan yang berisi hasil fisioterapi pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan fisioterapi serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.
w. Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan
Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan merupakan dokumen yang dibuat oleh bagian billing berdasarkan penghitungan biaya pelayanan pasien rawat jalan. Dokumen tersebut berisi rincian
biaya pelayanan rawat jalan serta kuitansi pembayaran yang selanjutnya diberikan kepada bagian penagihan asuransi untuk membuat Laporan Rincian Tagihan per pasien dan sebagai bukti tagihan biaya perawatan pasien kepada pihak Asuransi BPJS.
x. Kuitansi Rawat Jalan
Kuitansi Rawat Jalan merupakan dokumen bukti pembayaran dari pasien jika biaya perawatan melebihi biaya yang ditanggung oleh pihak asuransi.
y. Daftar Piutang Rawat Jalan
Daftar Piutang Rawat Jalan merupakan dokumen yang berisi nama asuransi yang bekerja sama dan rincian biaya yang digunakan untuk melakukan penagihan kepada asuransi atas biaya perawatan pasien asuransi.
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam sistem penagihan Asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:
a. Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan
Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan merupakan catatan akuntansi yang dibuat oleh perawat untuk mencatat data pasien serta penyakit yang diderita pasien Rawat Jalan.
b. Buku Besar Piutang
Buku Besar Piutang merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat tagihan dari pasien asuransi yang menjadi piutang.
c. Buku Pembantu Piutang
Buku Pembantu Piutang merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat jumlah biaya pelayanan perawatan pasien asuransi, yang berisikan jumlah rincian piutang dalam Buku Besar.
d. Jurnal Piutang Rawat Jalan
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi mutasi piutang pasien rawat jalan yang telah menggunakan komputerisasi.
e. Laporan Rincian Tagihan
Laporan Rincian Tagihan merupakan catatan yang berisikan laporan dari bagian penagihan asuransi yang menunjukkan jumlah dan perician tagihan kepada Asuransi BPJS per pasien.
4. Prosedur Penagihan Asuransi BPJS
Prosedur Penagihan Asuransi BPJS yang terjadi di Rumah Sakit Kasih Ibu meliputi beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, diantaranya:
a. Prosedur Loket Pendaftaran Rawat Jalan
Prosedur yang dilakukan oleh loket pendaftaran Rawat Jalan yaitu:
1) Pasien Asuransi BPJS datang ke rumah sakit dan mendaftar di loket pendaftaran dengan membawa fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi Kartu BPJS masing-masing rangkap tiga serta menunjukkan Kartu BPJS yang asli. 2) Petugas pendaftaran kemudian memasukkan data pasien ke
dalam komputer sesuai dengan nama asuransi BPJS sebagai penanggung biaya perawatan pasien.
3) Petugas pendaftaran membuatkan kartu RM rangkap dua yang menunjukkan sebagai bukti berobat pasien. Bagi pasien lama hanya menunjukkan kartu RM yang lama.
4) Petugas kemudian membuat Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama dan Kartu Status Pasien masing-masing berkas dibuat rangkap satu.
5) Lembar pertama fotokopi dari KTP, KK, Surat Rujukan dan kartu peserta BPJS diarsip oleh bagian pendaftaran sesuai tanggal transaksi sedangkan kartu RM lembar asli diberikan kepada pasien.
6) Berkas selain yang diarsip bagian pendaftaran selanjutnya diserahkan kepada IGD untuk dilakukan pemeriksaan.
b. Prosedur Instalasi Gawat Darurat (IGD) Prosedur yang dilakukan oleh IGD adalah:
1) Pasien datang ke IGD untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan untuk tindakan yang cepat dan mendadak dengan menunjukkan kartu RM yang asli.
2) Petugas IGD kemudian menerima dokumen yang diserahkan petugas pendaftaran rawat jalan yang berupa Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, kartu RM lembar kedua, beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi Kartu BPJS masing-masing rangkap dua.
3) Petugas IGD memasukkan data pasien dalam komputer sesuai dengan dokumen tersebut, serta membuat Form Isian Pasien rangkap dua dan Bukti Pemeriksaan IGD rangkap tiga atas hasil pemeriksaan pertama terhadap pasien.
4) Hasil pemeriksaan yang dibuat oleh petugas IGD menunjukkan bahwa pasien perlu menjalani Rawat Inap atau Rawat Jalan. 5) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan pasien perlu
menjalani Rawat Inap maka petugas IGD melakukan prosedur rawat inap, dan jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tidak perlu menjalani Rawat Inap maka status pasien rawat jalan tidak perlu dirubah.
6) Petugas menyerahkan Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, Form Isian Pasien dan kartu RM lembar kedua beserta Bukti pemeriksaan IGD, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada Pasien untuk selanjutnya diberikan kepada bagian Instalasi Rawat Jalan, sedangkan Bukti Pemeriksaan IGD dan Form Isian Pasien lembar pertama diarsip bagian IGD menurut tanggal terjadinya transaksi.
c. Prosedur Instalasi Rawat Jalan
Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Rawat Jalan yaitu: 1) Pihak keluarga pasien melakukan pendaftaran di loket
pendaftaran rawat jalan dengan menyerahkan Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, Form Isian Pasien dan kartu RM lembar kedua beserta Bukti pemeriksaan IGD, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada petugas Pendaftaran Rawat Jalan. 2) Petugas loket Pendaftaran Rawat Jalan menerima dokumen
kemudian meneliti kelengkapan dokumen tersebut.
3) Petugas kemudian memasukkan data pasien yang menyatakan bahwa pasien tersebut menjalani rawat jalan dan membuatkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan dan Bukti Permintaan
Pemeriksaan masing-masing rangkap dua untuk diberikan kepada Unit Penunjang (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi) sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
4) Petugas pendaftaran rawat jalan menyerahkan Bukti
Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi), fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada pihak pasien kemudian menyerahkan ke Instalasi Unit Penunjang (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi) sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
5) Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, beserta Bukti Pendaftaran Rawat Jalan, Form Isian Pasien, Bukti pemeriksaan IGD dan kartu RM masing-masing lembar kedua untuk disimpan menurut tanggal terjadinya transaksi oleh bagian Pendaftaran Rawat Jalan sebagai arsip dan mencatat pasien peserta BPJS ke Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan .
d. Prosedur Instalasi Laboratorium
1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Laboratorium, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan
melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan memeriksa sampel darah pasien, setelah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium maka akan diketahui hasil dari gejala pasien.
3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Laboratorium dan resep masing-masing rangkap tiga.
4) Petugas Instalasi Laboratorium menyerahkan Bukti
Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek.
5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium lembar pertama dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium lembar ketiga diarsip
oleh bagian Instalasi Laboratorium sesuai tanggal terjadinya transaksi.
e. Prosedur Instalasi Radiologi
Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Radiologi yaitu:
1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Radiologi, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan
melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan melakukan scan thorax, setelah petugas melakukan pemeriksaan radiologi maka akan diketahui hasil dari gejala pasien dapat dilihat melalui foto.
3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Radiologi dan resep masing-masing rangkap tiga.
4) Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan Radiologi masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek.
5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi lembar pertama dan Hasil Pemeriksaan Radiologi lembar ketiga diarsip oleh bagian Instalasi Radiologi sesuai tanggal terjadinya transaksi.
f. Prosedur Instalasi Fisioterapi
Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Fisioterapi yaitu:
1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Fisioterapi, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan
melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan melakukan terapi kepada pasien, setelah petugas melakukan pemeriksaan maka akan diketahui hasil dari gejala pasien.
3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Fisioterapi dan resep masing-masing rangkap tiga.
4) Petugas Instalasi Fisioterapi menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil
Pemeriksaan Fisioterapi masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek. 5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi lembar pertama dan
Hasil Pemeriksaan Fisioterapi lembar ketiga diarsip oleh bagian Instalasi Fisioterapi sesuai tanggal terjadinya transaksi. g. Prosedur Instalasi Farmasi/Apotek
Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi yaitu:
1) Pasien datang membawa Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga,
Bukti Permintaan Pemeriksaan
Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi
kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi masing-masing rangkap dua kemudian menyerahkan semua dokumen ke petugas penerima resep apotek.
2) Petugas penerima resep kemudian menyerahkan semua dokumen ke bagian Instalasi Farmasi untuk diproses. Petugas memeriksa dokumen yang berhubungan dengan administrasi pasien Asuransi BPJS.
3) Petugas Farmasi/Apotek memasukkan data pasien bersama