• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

23

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Rumah Sakit Kasih Ibu

Yayasan Kasih Ibu didirikan pada hari Sabtu, 16 Juni 1979 di Surakarta oleh beberapa tokoh masyarakat Surakarta diantaranya Bapak Hadi Soebroto, Bapak Robby Sumampow, Bapak dr. H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG. Mereka sepakat mendirikan Yayasan Kasih Ibu dihadapan notaris Soehartinah Ramli. Untuk pertama kali Yayasan ini dipimpin dan diurus oleh satu Badan Pengurus/Pengurus Harian, dijabat oleh:

Ketua : Hidajat Tjokro Susanto

Sekretaris : Herry Sumampow

Bendahara : Hadi Soebroto

Komisaris : 1. Robby Sumampow

2. dr. Abdullah Hafid Zaini

3. Ny. Maria Theresia Budi Santoso, SH

Maksud dan tujuan pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk dimanfaatkan bagi kemanusiaan dan membantu pemerintah di bidang pengobatan dan bidang sosial. Untuk itu diambil langkah usaha dengan mendirikan Poliklinik dan Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit Bersalin.

(2)

Ibu oleh Bapak Walikota yaitu Bapak Soekatmo, SH dengan kapasitas 60 tempat tidur dengan Direksi dr. Risjard Sudradjad, drs. V. Budi Santosa dan Ibu Sugiantoro. Dalam perkembangannya, Rumah Bersalin Kasih Ibu mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi, pada tahun 1981 dr. Lo Siauw Ging bergabung. Sejak itu Rumah Bersalin Kasih Ibu ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul Inspektur Kesehatan (IKES).

Pada tahun 1982 Rumah Sakit Umum Kasih Ibu semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan diantaranya Klinik Umum, Klinik Gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter spesialis dan umum yang pertama kali berkarya diantaranya adalah: a. dr. Budi Kadarto, Ahli Bedah.

b. dr. Hafidh Zaini, Ahli Kebidanan dan Kandungan. c. dr. Arini S, Ahli Penyakit Dalam.

d. dr. Sabdo Waluyo, Ahli Penyakit Anak. e. dr. Paul Hardjono sebagai dokter umum.

Selanjutnya pada tahun 1983 1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan gedung 5 lantai dan usulan in disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu.

(3)

pada tanggal 20 September 1989 oleh bapak Walikotamadya Surakarta, Bapak R. Hartomo dan selesai tepat waktu tanggal 20 Desember 1990 (15 bulan). Selanjutnya pada tanggal 2 Februari 1991 dilakukan peresmian oleh Bapak gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ismail dengan kapasitas 145 tempat tidur dan mempunyai fasilitas-fasilitas baik kamar perawatan maupun peralatan-peralatan medis canggih yang modern dan pula telah dipikirkan mengenai dampak

Sistem Sewage Treatment

pembuangan limbah medis cair dan untuk limbah medis kering

Incenerator

Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu di bawah pimpinan dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Rumah Sakit Kasih Ibu menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991 dan dalam tahun yang sama juga menjadi juara pertama lomba Rumah Sakit tingkat Nasional dalam kategori Rumah Sakit Swasta Kelas Utama.

Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pengembangan pelayanan persalinan yang telah dirintis oleh dr. Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta

(4)

yang aman, nyaman dan benar. Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan pelayanan kamar bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah Rumah Sakit Kasih Ibu yang hingga kini terus berkembang dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin canggih.

Pada tahun 1995 Rumah Sakit Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah laparoskopi, pembedahan dengan luka sangat minimal dan risiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi Hardjanto, SpB yang merupakan dokter bedah umum tetap Rumah Sakit Kasih Ibu. Pada tahun yang sama dilakukan pembaharuan alat Ultrasonogrrafi (USG). Pengoperasian alat CT Scan mulai dilaksanakan pada tahun 2001.

Dalam perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter spesialis maupun umum. Pada tahun 1998 Rumah Sakit Kasih Ibu mendapat Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 5 Program Kerja (pokja).

Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002, dilakukan pembangunan sistem pembuangan limbah medis cair Sistem Dewats untuk menggantikan Sistem Sewage Treatment. Dengan menggunakan sistem baru ini, hasil tes pengujian air limbah medis memenuhi

(5)

oleh Standar Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY Nomor 65 tahun 1999.

Untuk menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi kepemimpinan di Rumah Sakit Kasih Ibu yaitu dr. Hendrik Daniel Manueke, M.Kes sebagai Direktur utama. Namun pada tanggal 19 Juni 2006, dr. Hendrik Daniel Manueke, M.Kes mendapatkan surat pindah tugas ke Ambon karena menjabat sebagai anggota Kopasus maka sebagai Direktur pengganti di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah dr. Sugandi Hardjanto, SpB. Pada tanggal 22 Juli 2009 Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta mendapatkan Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 12 pokja.

Saat ini Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta sedang mempersiapkan diri untuk mendapatkan Sertifikat Akreditasi 16 pokja. Total revenue (penerimaan) Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta tumbuh sekitar 6 10% pertahun sepanjang tahun 2005 2010, sedangkan net profit Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta tumbuh sekitar 10 12% pertahun. Target peningkatan revenue untuk 5 tahun kedepan diharapkan dapat mencapai sekitar 15% dan peningkatan net profit juga diharapkan sekitar 15% pertahun. Hal ini diharapkan tidak hanya dicapai dari kenaikan tarif, melainkan juga diperoleh dari pertumbuhan kegiatan

(6)

Surakarta dan daerah sekitarnya.

2. Data Dasar Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Kasih Ibu

b. Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Swasta

c. Kelas Rumah Sakit : Madya (setingkat kelas C)

d. Nama Direktur Rumah Sakit : dr. Sugandi Hardjanto, Sp.B

e. Alamat : Jl. Slamet Riyadi 404

Surakarta, Jawa Tengah

f. Surat Ijin Penetapan 1) Nomor: YM.02.04.2.2.1479

2) Tanggal: 07 Juli 2000

3) Oleh: Departemen Kesehatan 4) Sifat: Tetap

g. Penyelenggara : Yayasan Kasih Ibu

h. Luas Lahan & Bangunan 1) Luas Lahan Keseluruhan: 8753

m2

2) Bangunan: 6822.8 m2

3. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan dan Motto a. Falsafah

Rumah Sakit Kasih Ibu merupakan sarana pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(7)

Menjadi Rumah Sakit unggulan dan terpercaya di Surakarta dan sekitarnya.

c. Misi

Senantiasa berdedikasi mengutamakan keselamatan pasien dengan memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu tinggi.

d. Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menurunkan angka kesakitan dengan menyediakan layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri dalam pengembangan Rumah Sakit.

e. Moto

Kasih dalam Pelayanan. 4. Kebijakan Akuntansi

a. Kebijakan Umum

1) Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi dan

Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku.

2) Penyediaan tenaga harus selalu mengacu kepada pola ketenagaan.

3) Melaksanakan fungsi administrasi, pelaksanaan, pengawasan serta koordinasi dengan bagian bagian lain dalam rumah sakit dan evaluasi.

(8)

sekali untuk evaluasi. b. Kebijakan Khusus

1) Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan metode tidak langsung dengan menggunakan konsep kas yang terdiri dari kas dan bank.

2) Kas kecil dikelola dengan system impress fund. 3) Piutang dinilai berdasarkan jumlah nilai bruto tagihan.

4) Penghapusan piutang dibebankan ke laba rugi dengan menggunakan metode penghapusan langsung berdasarkan evaluasi setiap debitur.

5) Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan, dengan menggunakan metode penilaian harga rata rata (average). 6) Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah

prepectual.

7) Biaya pemeliharaan, perbaikan, pemugaran, dan penambahan dalam jumlah besar diakumulasi.

8) Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehan.

9) Penyusutan dihitung dengan Metode Garis Lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap. Persentase penyusutan sebagai berikut:

a) Bangunan : 5 %

(9)

d) Kendaraan : 20 %

e) Inventaris Medis & Non Medis : 20%

f) Tanah : tidak disusutkan

10) Aktiva dicatat sebagai peralatan dengan nilai lebih dari Rp10.000.000,00 dan dicatat sebagai perlengkapan dengan nilai mulai dari Rp 500.000,00 sampai Rp 10.000.000,00 dan kurang dari Rp 500.000,00 akan dicatat sebagai biaya.

11) Pembayaran tagihan kurang dari Rp 1.000.000,00 dengan

uang tunai, pembayaran di atas Rp 1.000.000,00 dengan cek atau bilyet giro.

12) Nilai hutang dicatat berdasarkan nilai kewajiban yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun.

13) Faktur faktur atau nota tagihan dari supplier diserahkan pada hari Senin dan Kamis dan akan dibayarkan pada kamis minggu berikutnya.

14) Pembayaran hutang kepada supplier RS. Kasih Ibu hanya

dilakukan setiap hari Kamis.

15) Nilai hutang rumah sakit kepada dokter dicatat sebesar nilai bruto dikurangi persentase tertentu yang menjadi hak rumah sakit.

16) Pembayaran jasa dokter setiap 1 (satu) bulan sekali setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

(10)

selesai menjalani perawatan atau sudah pulang dan melunasi biaya perawatannya.

18) Pembayaran jasa dokter pasien Rawat Jalan penanggung

Instansi akan dibayarkan setelah pasien selesai melakukan

perawatan tanpa menunggu pelunasan dari Instansi

penanggung jawab, sedangkan untuk pasien Rawat Inap penanggung jawab Instansi belum lunas pembayaran jasa dokternya menyisakan empat bulan ke belakang.

19) Pembayaran jasa dokter dilakukan dengan mentransfer ke rekening bank dokter yang bersangkutan atau dengan tunai. 20) Piutang pasien pulang dicatat sejumlah nilai yang masih

harus dibayar dan menjadi tanggungan penderita yang belum dilunasi.

21) Pelaksanaan pemeriksaan kas dilakukan di bagian kasir

dengan disaksikan oleh Kepala Seksi Bagian Keuangan.

22) Pelaksanaan pemeriksaan persediaan dilakukan di Gudang

Medis dengan disaksikan oleh Kepala Seksi Bagian Akuntansi.

23) Pelaksanaan pemeriksaan persediaan dilakukan di Gudang

Non Medis dengan disaksikan oleh Kepala Seksi Bagian Akuntansi.

(11)

ruangan dengan disaksikan oleh Bagian Akuntansi, Umum dan Penanggung Jawab Ruangan.

25) Penyimpanan arsip menyisakan 5 tahun ke belakang, dan disimpan di gudang arsip.

5. Kebijakan Akuntansi Asuransi BPJS a. Kebijakan Umum

1) Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi dan

Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku.

2) Setiap bagian melaksanakan fungsi pelayanan medis, penunjang medis dan administrasi, sesuai dengan aturan yang tertuang dalam perjanjian kerjasama dengan BPJS. Pengawasan serta koordinasi dengan unit terkait dalam rumah sakit dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan evaluasi setiap bulan.

b. Kebijakan Khusus

1) Klaim penagihan dilakukan berdasar hasil coding dari INA

tindakan yang dilakukan jika ada), bukan dengan sistem fee for

service (berdasar rincian tarif per pelayanan).

2) Pasien BPJS rawat jalan yang akan berobat di rumah sakit Kasih Ibu harus melalui rujukan Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat 1, puskesmas atau dokter keluarga yang ditunjuk.

(12)

berikutnya.

4) Untuk pasien BPJS rawat jalan, jika dilakukan pemeriksaan melebihi jam 3 sore maka diberlakukan sebagai BPJS eksekutif (mulai bulan Maret 2014).

5) Pasien BPJS tidak boleh ditarik biaya kecuali atas permintaan sendiri meminta dilakukan pelayanan atau pemeriksaan tertentu (obat dan tindakan penunjang), termasuk meminta naik kelas pada saat rawat inap.

6) Pasien rawat jalan BPJS eksekutif boleh ditarik biaya dengan sistem plafon Rp170.000,-, artinya pasien membayar sebesar biaya reguler dikurangi Rp

170.000,-7) Pasien rawat inap yang awalnya menggunakan penanggung pribadi kemudian mengurus BPJS, maka pasien yang bersangkutan harus menutup dulu sejumlah biaya yang telah terjadi, untuk kemudian secara administrasi ditutup dan didaftarkan lagi sebagai pasien BPJS.

8) Apabila karyawan rumah sakit Kasih Ibu berobat menggunakan fasilitas BPJS maka dihitung dahulu dengan penanggung BPJS kemudian sisanya diperhitungkan dengan fasilitas karyawan. 9) Jasa dokter untuk pasien rawat jalan diberikan sebesar Rp

(13)
(14)

36 Manajer Akuntansi 1. Akuntansi 2. Gudang Medis 3. Gudang Non Medis 4. Pengolah-an Data 1. Keuangan 2. Penagihan 3. Pembelian Manajer Keuangan Manajer Gizi Manajer Farmasi Manajer Diagnostik dan Terapi Instalasi Farmasi 1. Instalasi Laboratorium 2. Instalasi Radiologi 3. Instalasi Rehabilitasi 4. Unit BANK Darah Instalasi Gizi

Manajer Sarana & Rumah Tangga

Manajer Personalia

Manajer Pemasaran & Humas

1. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS 2. RT 3. Keamanan Personalia Diklat 1. Pemasaran dan Humas 2. Operator 3. Informasi Manajer Keperawatan Manajer Pelayanan Medis Staf Medis Rekam Medis Keperawa-tan 1. Instalasi RI 2. Instalasi RJ 3. Instalasi OK 4. Instalasi VK 5. Instalasi ICU 6. IGD 7. Unit Sterilisasi Pencegahan & Pengendalian Infeksi dan Keselamatan Pasien Tata Usaha SPI Farmasi dan Terapi Medis Keperawatan Etik Rekam

Medis

Tim K3

Hukum Wakil Direktur

Pelayanan M edis dan Keperawatan

Wakil Direktur Penunjang Medis

Wakil Direktur Umum

(15)

7. Deskripsi Jabatan a. Direktur

Direktur bertanggung jawab mengkoordinasi serta bekerjasama dengan para Wakil Direktur, Manajer, dan Staf rumah sakit dalam memimpin rumah sakit, serta menampung dan mempertimbangkan semua rencana atau usulan yang diajukan oleh para Wakil Direktur, Manajer, dan Staf rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

b. Sekretariat

Sekretariat bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengatur

kegiatan-kegiatan khusus rumah sakit, serta kegiatan

kesekretariatan. c. Tata Usaha

Tata Usaha bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan kesekretariatan, administrasi dan surat-menyurat yang berhubungan dengan pihak intern maupun ekstern rumah sakit. d. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan

Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan

bertanggung jawab merumuskan visi dan kebijakan-kebijakan rumah sakit pada bidang yang dikendalikannya, memimpin dan mengkoordinir para Manajer dan Kasi beserta staff di bawahnya pada bidang yang dikendalikannya.

(16)

e. Manajer Keperawatan

Manajer Keperawatan bertanggung jawab mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit.

f. Keperawatan

Keperawatan bertanggung jawab mengkoordinasi semua kebutuhan di Instalasi Perawatan Intensif baik sarana dan prasarana yang meliputi sumber daya manusia, pendidikan dan latihan, kebutuhan obat-obatan serta alat alat kesehatan.

g. Manajer Pelayanan Medis

Manajer Pelayanan Medis bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan medis teknis, pengawasan profesional medis, pengembangan staf dan profesi medis serta administrasi data medis sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan rumah sakit.

h. Instalasi Rawat Inap (RI)

Bagian RI bertanggung jawab melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan medis di Instalasi Rawat Inap.

i. Instalasi Rawat Jalan (RJ)

Bagian RJ bertanggung jawab mengkoordinasi semua kebutuhan di Instalasi Rawat Jalan baik sarana dan prasarana yang meliputi

(17)

sumber daya manusia, pendidikan dan latihan, kebutuhan obat-obatan serta alat-alat kesehatan.

j. Instalasi Kamar Operasi

Bagian Instalasi Kamar Operasi bertanggung jawab

mengkoordinasi semua kebutuhan di Instalasi Kamar Operasi baik sarana dan prasarana yang meliputi sumber daya manusia, pendidikan dan latihan, kebutuhan obat-obatan serta alat-alat kesehatan.

k. Instalasi Kamar Bersalin

Bagian Instalasi Kamar Bersalin bertanggung jawab

mengkoordinasi semua kebutuhan di Instalasi Kamar Bersalin baik sarana dan prasarana yang meliputi sumber daya manusia, pendidikan dan latihan, kebutuhan obat-obatan serta alat-alat kesehatan.

l. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Bagian IGD bertanggung jawab mengkoordinasi semua kebutuhan di Instalasi Gawat Darurat baik sarana dan prasarana yang meliputi sumber daya manusia, pendidikan dan latihan, kebutuhan obat-obatan serta alat-alat kesehatan.

m. Staf Medis

Staf Medis bertanggung jawab memimpin dan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan serta penyimpanan semua data

(18)

kegiatan medis rumah sakit sesuai dengan kebijakan dan ketentuan rumah sakit dan peraturan pemerintah yang berlaku.

n. Rekam Medik (RM)

Bagian Rekam Medis bertanggung jawab mengkoordinasi,

mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pencatatan,

pengumpulan, pengolahan, pelaporan serta penyimpanan semua data kegiatan medis rumah sakit dan peraturan pemerintah yang berlaku.

o. Wakil Direktur Penunjang Medis

Wakil Direktur Penunjang Medis bertanggung jawab

mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan fasilitas dan pengembangan pelayanan penunjang diagnostik dan terapi, farmasi dan gizi.

p. Manajer Farmasi

Manajer Farmasi bertanggung jawab mengawasi, penyediaan, penyimpanan dan pelayanan penjualan obat serta bahan medis bagi penderita.

q. Instalasi Farmasi

Bagian Instalasi Farmasi bertanggung jawab mengawasi penyimpanan, peramuan maupun syarat-syarat administrasi Instalasi Farmasi sesuai dengan peraturan yang berlaku baik dari rumah sakit, pemerintah maupun lembaga medis terkait lainnya.

(19)

r. Manajer Diagnostik dan Terapi

Manajer Diagnostik dan Terapi bertanggung jawab mengawasi segala kegiatan pelayanan pemeriksaan dan fisioterapi yang ada di bagiannya.

s. Instalasi Laboratorium

Bagian Instalasi Laboratorium bertanggung jawab memimpin, mengarahkan, mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan di laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi.

t. Instalasi Radiologi

Bagian Instalasi Radiologi bertanggung jawab menentukan kebijakan umum dengan mengatur dan mengendalikan kelancaran organisasi dan administrasi dalam rangka pelayanan di Instalasi Radiologi.

u. Instalasi Rehabilitasi

Bagian Instalasi Rehabilitasi terdiri dari dua bagian, yaitu: 1) Laboratorium Mikrobiologi

Bagian Laboratorium Mikrobiologi bertanggung jawab mengatur, menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Seksinya sesuai dengan rencana Kerja Bagian Laboratorium Mikrobiologi. Bertanggung jawab terhadap efisiensi dan kelancaran kerja di bagiannya atas kualitas dan kepuasan pelayanan penderita serta atas penyampaian hasil pemeriksaan mikrobiologi pada penderita.

(20)

2) Laboratorium Patologi Klinik

Bagian Laboratorium Patologi Klinik bertanggung jawab mengatur, menyusun, dan melaksanakan Rencana Kerja Seksinya sesuai dengan rencana Kerja Bagian Laboratorium Patologi Klinik. Bertanggung jawab terhadap efisiensi dan kelancaran kerja di bagiannya ketepatan, kualitas dan kepuasan pelayanan penderita serta atas penyampaian hasil pemeriksaan patologi klinis pada penderita.

v. Manajer Gizi

Manajer Gizi bertanggung jawab mengatur, menyusun, dan melaksanakan rencana kerja seksinya sesuai dengan rencana kerja bagian gizi serta memimpin, mengarahkan, dan mengawasi segala kegiatan bawahannya sesuai dengan prosedur yang berlaku.

w. Instalasi Gizi

Bagian Instalasi Gizi bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap dan membuat pedoman menu serta menyusun kebutuhan bahan makanan untuk pasien yang berdiet khusus.

x. Wakil Direktur Umum

Wakil Direktur Umum bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan sarana umum rumah sakit, kegiatan pengelolaan

(21)

personalia dan pendidikan pelatihan serta kegiatan pemasaran dalam menunjang kegiatan pokok rumah sakit.

y. Manajer Sarana dan Rumah Tangga

Manajer Sarana dan Rumah Tangga bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan pemeliharaan perlengkapan, peralatan, kendaraan, gedung, keamanan, kebersihan, pencucian, boga serta sarana dan pelayanan umum rumah sakit lainnya.

z. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

Bagian Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan urusan gedung dan prasarana, alat medis elektro dan komputer, AC, urusan listrik dan operator lift.

aa. Rumah Tangga (RT)

Bagian RT bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap penyediaan, pemeliharaan urusan kebersihan, lenen, kantin, laundry dan kendaraan.

bb. Keamanan

Bagian Keamanan bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di rumah sakit.

(22)

cc. Manajer Personalia

Manajer Personalia bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan tenaga yang memadai, penentuan sistem personalia, penggajian, segala urusan karyawan serta Pendidikan dan Pelatihan.

dd. Personalia

Bagian Personalia bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan absen, perhitungan gaji, pajak karyawan, pelaksanaan penilaian berkala karyawan, data karyawan, pelaksanaan, kesejahteraan, pengembangan dan kesehatan karyawan.

ee. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Bagian Diklat bertangung jawab mengkoordinasi, mengawasi

dan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan. ff. Manajer Pemasaran dan Humas

Manajer Pemasaran dan Humas bertanggung jawab

mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap perencanaan kebutuhan dan program di bagian marketing dan memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang fasilitas dan pelayanan unggulan yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu.

(23)

gg. Manajer Akuntansi

Manajer Akuntansi bertanggung jawab mengambil keputusan-keputusan strategis yang lebih bersifat jangka panjang dan tidak bersifat rutinitas operasional, baik itu yang berhubungan dengan penyajian Laporan Keuangan, manajemen persediaan maupun masalah komputerisasi.

hh. Akuntansi

Bagian Akuntansi bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengawasi siklus akuntansi dari pertama kali dokumen masuk sampai dengan penyajian Laporan Keuangan.

ii. Gudang

Bagian Gudang bertanggung jawab mengelola persediaan di gudang sehingga dapat dikontrol dengan semestinya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang ada.

jj. Pengolahan Data/Entry Data Processing (EDP)

Bagian Pengolahan Data (EDP) bertanggung jawab melakukan supervisi terhadap pemeliharaan dan pengembangan hardware maupun software komputer yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu.

(24)

kk. Manajer keuangan

Manajer keuangan bertanggung jawab mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab atas:

1) Administrasi piutang penderita, administrasi penagihan serta penyediaan data biaya penderita.

2) Keuangan rumah sakit baik pemasukan, penggunaan, penyimpanan serta adanya pencatatan yang memadai.

3) Pengadaan barang dan perlengkapan medis/non medis yang dibutuhkan untuk kegiatan rutin rumah sakit.

ll. Keuangan

Bagian Keuangan bertanggung jawab mengawasi keuangan rumah sakit baik pemasukan, penggunaan, penyimpan serta adanya catatan yang memadai.

mm. Pembelian

Bagian Pembelian bertanggung jawab mengawasi pengadaan barang dan perlengkapan medis/non medis yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan rutin rumah sakit.

nn. Penagihan (Billing)

Bagian Penagihan bertanggung jawab mengawasi administrasi piutang penderita, administrasi penagihan serta penyediaan data biaya penderita.

(25)

8. Pelayanan

a. Pelayanan Rawat Jalan

Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta memiliki pelayanan rawat jalan antara lain Instalasi Gawat Darurat (IGD), Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan Mulut serta, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Poliklinik Spesialis dan Klinik Khusus.

Pelayanan yang tersedia dari Poliklinik Spesialis antara lain Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Anak, Spesialis Bedah, Spesialis Penyakit Jantung, Spesialis Penyakit Paru, Spesialis Saraf, Spesialis Mata, Spesialis THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan), dan Spesialis lainnya.

Pelayanan yang tersedia dari Klinik Khusus antara lain Klinik Akupuntur dan Nyeri, Klinik Gizi, Klinik DM/Kencing Manis, Klinik Kosmetik Medik, Klinik Psikologi, Klinik Onkologi-Ginekologi dan Unit Hemodialisa.

b. Pelayanan Unggulan

1) Bedah Laparoskopi dan Hemorhoid Arteri Ligation (HAL). 2) Unit Hemodialisa.

3) Unit Stroke dan Center Rehabilitasi Stroke. 4) Klinik diabetes terpadu.

5) Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Coronary Care Unit (ICCU) dan Pediatric Care Unit (PICU)/Nenate Intensive Care

(26)

c. Program unggulan

1) ILA (persalinan tanpa rasa sakit). 2) Waterbirth dan Wisnu Maternity Room. 3) Endoskopi THT.

4) Fakoemulsifikasi (operasi katarak tanpa jahitan). 5) Klinik kosmetik medik.

6) Bedah plastik estetika.

B. Analisis dan Pembahasan

Pedoman sistem akuntansi yang disajikan Rumah Sakit Kasih Ibu dalam bentuk bagan dan uraian prosedur disusun untuk membantu manajemen Rumah Sakit Kasih Ibu dengan memberikan penjelasan serta pengertian atas sistem akuntansi yang telah disusun. Sistem dan prosedur yang dihasilkan dimaksudkan untuk dapat menyediakan data yang diperlukan bagi kepentingan intern khususnya dan kepentingan ekstern pada umumnya.

Tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Kasih Ibu dengan adanya sistem dan prosedur yang telah disusun yaitu:

1. Meningkatkan kelancaran arus dokumen dan informasi antarunit kegiatan dan bagian-bagian dalam rumah sakit.

2. Mendukung tersedianya data-data yang diperlukan bagi pihak intern maupun ekstern, serta meningkatkan sistem pelaporan yang ada.

(27)

3. Meningkatkan sistem pengendalian intern rumah sakit dalam menjaga keamanan harta milik rumah sakit, menjamin ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisisensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditentukan manajemen.

4. Sebagai alat atau cara untuk penyeragaman dan penyederhanaan serta penanganan yang sama atas transaksi-transaksi usaha rumah sakit. 5. Memberikan suatu petunjuk atau referensi yang segera dapat

digunakan dalam menelaah suatu prosedur.

Sistem klaim atas tagihan merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah sakit, salah satunya penagihan terhadap asuransi BPJS. Berdasarkan data tagihan pasien rawat jalan (Lampiran 2) dari jumlah masyarakat yang terdaftar menjadi pasien rawat jalan peserta BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu dari bulan Januari-Maret tahun 2014 terus meningkat yaitu dari 3.302 jiwa menjadi 4.687 jiwa. Peningkatan jumlah pasien peserta BPJS sebesar 30% ini akibat digabungkannya PT. Askes (Persero), PT. Jamsostek (Persero), PT. TASPEN (Persero), dan PT. ASABRI (Persero) menjadi BPJS, sehingga dengan otomatis jumlah peserta BPJS akan semakin meningkat untuk setiap periodenya.

Peningkatan jumlah pasien rawat jalan BPJS akan berdampak pada jumlah tagihan yang akan diajukan ke BPJS. Hal ini merupakan peluang besar bagi pihak rumah sakit untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari periode-periode sebelumnya, akan tetapi dalam faktanya BPJS dalam melakukan pembayaran atas tagihan tidak semua langsung dilunasi

(28)

akan tetapi pelunasan sesuai dengan data yang diverifikasi oleh pihak BPJS. Hal ini dibuktikan berdasarkan Data Tagihan Pasien Rawat Jalan Tahun 2014 selama bulan Januari-Maret di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta (lampiran 2) bahwa pelunasan atas jumlah tagihan pasien rawat jalan rata-rata antara 4%-8% dari jumlah tagihan.

Untuk menghindari adanya kerugian atas tunggakan tagihan BPJS maka Rumah Sakit Kasih Ibu membuka sistem pelayanan kesehatan baru yang sudah disepakati bersama pihak BPJS yaitu BPJS Eksekutif. BPJS Eksekutif merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh pasien Rawat Jalan BPJS dengan pemeriksaan dilakukan melebihi jam 3 sore sampai tutupnya bagian poliklinik. Pasien juga dapat ditarik biaya atas permintaan sendiri karena meminta dilakukan pelayanan atau pemeriksaan tertentu (obat dan tindakan penunjang), termasuk meminta naik kelas pada saat rawat inap. Pasien rawat jalan BPJS eksekutif ditarik biaya dengan sistem plafon Rp170.000,00, artinya pasien membayar biaya pelayanan kesehatan sebesar biaya reguler dikurangi Rp 170.000,00. Dengan sistem tersebut pihak Rumah Sakit dapat menutupi kekurangan atas tagihan yang belum dibayar oleh BPJS.

Maka dari itu untuk memudahkan manajemen dalam mengontrol dan mengawasi jalannya kegiatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, pihak manajemen membagi sistem dan prosedur sesuai dengan unit-unit yang ada di dalam struktur organisasi Rumah Sakit Kasih Ibu beserta tugas dan wewenang yang telah ditetapkan. Salah satu bagian dalam struktur organisasi tersebut

(29)

yaitu bagian penagihan atau billing. Sistem dan prosedur bagian penagihan atau billing yang dijelaskan meliputi:

1. Unit Organisasi yang Terkait

Unit organisasi yang terkait dalam sistem penagihan asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:

a. Loket Pendaftaran

Bagian pendaftaran bertanggung jawab atas penerimaan pendaftaran pasien Asuransi BPJS baik pasien lama ataupun pasien baru dan bertugas melakukan penyimpanan data Rekam Medis dan data pasien asuransi.

b. Poliklinik

Bagian poliklinik bertanggung jawab atas pemeriksaan pasien untuk mengetahui secara pasti penyakit pasien dan untuk mengetahui apakah pasien perlu menjalani rawat inap atau tidak. c. IGD

Bagian IGD bertanggung jawab atas pemeriksaan tindakan mendadak dan cepat kepada pasien asuransi, melakukan pendataan pasien Asuransi BPJS, memberikan bukti pemeriksaan

kepada pasien asuransi yang menunjukkan apakah pasien perlu menjalani rawat inap atau tidak.

d. Instalasi Rawat Jalan

Bagian Instalasi Rawat Jalan bertanggung jawab atas

(30)

penggunaan Rekam Medis dan fasilitas penunjang pasien asuransi, serta perhitungan biaya selama perawatan dan tindakan dokter yang dilakukan.

e. Laboratorium

Bagian Laboratorium bertanggung jawab atas tindakan diagnosis dan terapi pasien. Untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita pasien dilakukan pemeriksaan kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

f. Radiologi

Bagian Radiologi bertanggung jawab atas tindakan diagnosis, terapi, dan scan pasien untuk mengetahui penyakit yang diderita pasien. Hasilnya dapat berupa foto yang dapat diketahui pasien, misalnya foto thorax dan membuat Hasil Pemeriksaan Radiologi. g. Fisioterapi

Bagian Fisioterapi bertanggung jawab atas tindakan diagnosis dan terapi yang dilakukan oleh terapist. Bagian Fisioterapi melakukan terapi kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Fisioterapi.

h. Apotek

Bagian Apotek bertanggung jawab atas pemberian obat kepada pasien asuransi berdasarkan penerimaan resep dari dokter dan melakukan pendataan obat yang digunakan pasien asuransi pada rawat jalan.

(31)

i. Kasir

Bagian Kasir bertanggung jawab atas melakukan rincian biaya perawatan dan pelayanan pasien asuransi rawat jalan, pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen sebagai syarat administrasi pasien asuransi.

j. Billing

Bagian Billing atau penagihan bertanggung jawab atas

pencatatan dan perekapan semua tagihan pasien Asuransi BPJS, pembuatan surat tagihan yang akan ditujukan kepada pihak asuransi yang menanggung, serta pengiriman surat tagihan kepada asuransi.

k. Rekam Medis (RM)

Bagian Rekam Medis (RM) bertanggung jawab atas

peng-coding-an data tagihan pasien dan membuat Surat Elegibilitas

Peserta (SEP).

l. Akuntansi atau Pembukuan

Bagian Akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan transaksi piutang yang terjadi sampai penerimaan kas, melaporkan secara periodik laporan keuangan.

2. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penagihan Asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:

(32)

a. Kartu Peserta BPJS

Kartu Peserta BPJS merupakan kartu yang diberikan oleh Asuransi BPJS kepada anggotanya yang menunjukkan bahwa pasien tersebut telah menjadi peserta Asuransi BPJS, kartu tersebut dapat berupa kartu Askes, Jaminan Kesehatan Nasional, Jamkesmas, Jamsostek dan PTPN X. Kartu tersebut wajib dibawa peserta asuransi BPJS ketika hendak berobat ke Rumah Sakit Kasih Ibu. Lembar fotokopi ini selanjutnya dikirim ke bagian

billing untuk kepentingan pengajuan klaim ke Asuransi BPJS.

b. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

KTP merupakan kartu tanda penduduk pasien yang hendak berobat yang menunjukkan sebagai identitas pasien.

c. Kartu Keluarga (KK)

KK merupakan kartu keluarga yang membuktikan bahwa pasien benar-benar merupakan anggota keluarga dari peserta asuransi BPJS.

d. Surat Rujukan

Surat rujukan merupakan surat keterangan pemeriksaan peserta BPJS yang dibuat oleh Pemberi Pelayanan Tingkat Satu (PPK1) misalnya dari Puskesmas atau dokter yang telah ditunjuk.

(33)

e. Blangko Pendaftaran Pasien

Blangko Pendaftaran Pasien merupakan blangko yang berisikan data pendaftaran pasien yang digunakan oleh bagian pendaftaran rawat jalan sebagai bukti penerimaan pasien.

f. Kartu Status Pasien

Kartu Status Pasien merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti bahwa peserta asuransi merupakan pasien rawat inap atau rawat jalan.

g. Form Isian Pasien

Form Isian Pasien merupakan form yang berisikan diagnosa dari dokter setelah pasien melakukan pemeriksaan, format form isian pasien berasal dari Asuransi BPJS.

h. Bukti Pemeriksaan

Bukti Pemeriksaan merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bagian IGD, Instalasi Rawat Jalan atau bagian poliklinik yang terkait yang berisi keterangan tindakan dokter dan perawat kepada pasien. Surat ini diberikan kepada bagian administrasi untuk penghitungan biaya pelayanan pasien asuransi.

i. Kartu Rekam Medik (Kartu RM)

Kartu Rekam Medik merupakan kartu yang diberikan oleh bagian pendaftaran kepada pasien baru sebagai bukti berobat pasien. Bagi pasien lama tidak perlu membuat kartu RM lagi hanya

(34)

menunjukkan kartu RM yang lama sebagai bukti bahwa pasien tersebut pernah berobat.

j. Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium

Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Laboratorium.

k. Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi

Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Radiologi.

l. Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi

Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi merupakan dokumen yang dibuat sebagai tanda permintaan pemeriksaan terhadap pasien di Fisioterapi.

m. Resep

Resep merupakan dokumen yang berupa catatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien asuransi jika pasien memerlukan obat. Resep ini diberikan kepada bagian apotek untuk pengambilan obat pasien.

n. Laporan Individual Pasien BPJS

Laporan Individual Pasien BPJS merupakan dokumen keterangan hasil dari pemeriksaan pasien rawat jalan yang berisikan keterangan nama pasien, nomor Rekam Medik, Tanggal Masuk,

(35)

Tanggal Keluar, Jenis Kelamin, Poliklinik, Diagnosa Utama, Diagnosa Sekunder serta Prosedur tindakan yang dilakukan.

o. Surat Elegibilitas Peserta (SEP)

Surat Elegibilitas Peserta (SEP) merupakan dokumen yang berisikan keterangan pasien anggota peserta BPJS yang digunakan sebagai surat keterangan untuk menagih biaya pemeriksaan ke BPJS.

p. Nota Pemeriksaan Laboratorium

Nota Pemeriksaan Laboratorium merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di laboratorium.

q. Nota Pemeriksaan Radiologi

Nota Pemeriksaan Radiologi merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di radiologi.

r. Nota Pemeriksaan Fisioterapi

Nota Pemeriksaan Fisioterapi merupakan dokumen yang berisikan jumlah perincian biaya tindakan yang dilakukan di instalasi fisioterapi.

s. Nota Farmasi

Nota Farmasi merupakan surat keterangan perincian yang berisi data pasien, jenis obat yang digunakan, jumlah pemakaian harga.

(36)

Dokumen ini digunakan untuk penghitungan biaya perawatan rawat jalan dan penagihan kepada Asuransi BPJS.

t. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Pemeriksaan Laboratorium merupakan surat keterangan yang berisi hasil laboratorium pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan laboratorium serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.

u. Hasil Pemeriksaan Radiologi

Hasil Pemeriksaan Radiologi merupakan surat keterangan yang berisi hasil radiologi pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan radiologi serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.

v. Hasil Pemeriksaan Fisioterapi

Hasil Pemeriksaan Fisioterapi merupakan surat keterangan yang berisi hasil fisioterapi pasien yang berisi data pasien, jenis penyakit, pemeriksaan fisioterapi serta hasilnya. Surat keterangan ini dijadikan pedoman bagi dokter untuk melakukan tindakan selanjutnya.

w. Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan

Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan merupakan dokumen yang dibuat oleh bagian billing berdasarkan penghitungan biaya pelayanan pasien rawat jalan. Dokumen tersebut berisi rincian

(37)

biaya pelayanan rawat jalan serta kuitansi pembayaran yang selanjutnya diberikan kepada bagian penagihan asuransi untuk membuat Laporan Rincian Tagihan per pasien dan sebagai bukti tagihan biaya perawatan pasien kepada pihak Asuransi BPJS.

x. Kuitansi Rawat Jalan

Kuitansi Rawat Jalan merupakan dokumen bukti pembayaran dari pasien jika biaya perawatan melebihi biaya yang ditanggung oleh pihak asuransi.

y. Daftar Piutang Rawat Jalan

Daftar Piutang Rawat Jalan merupakan dokumen yang berisi nama asuransi yang bekerja sama dan rincian biaya yang digunakan untuk melakukan penagihan kepada asuransi atas biaya perawatan pasien asuransi.

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam sistem penagihan Asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah:

a. Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan

Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan merupakan catatan akuntansi yang dibuat oleh perawat untuk mencatat data pasien serta penyakit yang diderita pasien Rawat Jalan.

(38)

b. Buku Besar Piutang

Buku Besar Piutang merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat tagihan dari pasien asuransi yang menjadi piutang.

c. Buku Pembantu Piutang

Buku Pembantu Piutang merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat jumlah biaya pelayanan perawatan pasien asuransi, yang berisikan jumlah rincian piutang dalam Buku Besar.

d. Jurnal Piutang Rawat Jalan

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi mutasi piutang pasien rawat jalan yang telah menggunakan komputerisasi.

e. Laporan Rincian Tagihan

Laporan Rincian Tagihan merupakan catatan yang berisikan laporan dari bagian penagihan asuransi yang menunjukkan jumlah dan perician tagihan kepada Asuransi BPJS per pasien.

4. Prosedur Penagihan Asuransi BPJS

Prosedur Penagihan Asuransi BPJS yang terjadi di Rumah Sakit Kasih Ibu meliputi beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, diantaranya:

(39)

a. Prosedur Loket Pendaftaran Rawat Jalan

Prosedur yang dilakukan oleh loket pendaftaran Rawat Jalan yaitu:

1) Pasien Asuransi BPJS datang ke rumah sakit dan mendaftar di loket pendaftaran dengan membawa fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi Kartu BPJS masing-masing rangkap tiga serta menunjukkan Kartu BPJS yang asli. 2) Petugas pendaftaran kemudian memasukkan data pasien ke

dalam komputer sesuai dengan nama asuransi BPJS sebagai penanggung biaya perawatan pasien.

3) Petugas pendaftaran membuatkan kartu RM rangkap dua yang menunjukkan sebagai bukti berobat pasien. Bagi pasien lama hanya menunjukkan kartu RM yang lama.

4) Petugas kemudian membuat Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama dan Kartu Status Pasien masing-masing berkas dibuat rangkap satu.

5) Lembar pertama fotokopi dari KTP, KK, Surat Rujukan dan kartu peserta BPJS diarsip oleh bagian pendaftaran sesuai tanggal transaksi sedangkan kartu RM lembar asli diberikan kepada pasien.

6) Berkas selain yang diarsip bagian pendaftaran selanjutnya diserahkan kepada IGD untuk dilakukan pemeriksaan.

(40)

b. Prosedur Instalasi Gawat Darurat (IGD) Prosedur yang dilakukan oleh IGD adalah:

1) Pasien datang ke IGD untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan untuk tindakan yang cepat dan mendadak dengan menunjukkan kartu RM yang asli.

2) Petugas IGD kemudian menerima dokumen yang diserahkan petugas pendaftaran rawat jalan yang berupa Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, kartu RM lembar kedua, beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi Kartu BPJS masing-masing rangkap dua.

3) Petugas IGD memasukkan data pasien dalam komputer sesuai dengan dokumen tersebut, serta membuat Form Isian Pasien rangkap dua dan Bukti Pemeriksaan IGD rangkap tiga atas hasil pemeriksaan pertama terhadap pasien.

4) Hasil pemeriksaan yang dibuat oleh petugas IGD menunjukkan bahwa pasien perlu menjalani Rawat Inap atau Rawat Jalan. 5) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan pasien perlu

menjalani Rawat Inap maka petugas IGD melakukan prosedur rawat inap, dan jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien tidak perlu menjalani Rawat Inap maka status pasien rawat jalan tidak perlu dirubah.

(41)

6) Petugas menyerahkan Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, Form Isian Pasien dan kartu RM lembar kedua beserta Bukti pemeriksaan IGD, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada Pasien untuk selanjutnya diberikan kepada bagian Instalasi Rawat Jalan, sedangkan Bukti Pemeriksaan IGD dan Form Isian Pasien lembar pertama diarsip bagian IGD menurut tanggal terjadinya transaksi.

c. Prosedur Instalasi Rawat Jalan

Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Rawat Jalan yaitu: 1) Pihak keluarga pasien melakukan pendaftaran di loket

pendaftaran rawat jalan dengan menyerahkan Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, Form Isian Pasien dan kartu RM lembar kedua beserta Bukti pemeriksaan IGD, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada petugas Pendaftaran Rawat Jalan. 2) Petugas loket Pendaftaran Rawat Jalan menerima dokumen

kemudian meneliti kelengkapan dokumen tersebut.

3) Petugas kemudian memasukkan data pasien yang menyatakan bahwa pasien tersebut menjalani rawat jalan dan membuatkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan dan Bukti Permintaan

(42)

Pemeriksaan masing-masing rangkap dua untuk diberikan kepada Unit Penunjang (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi) sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.

4) Petugas pendaftaran rawat jalan menyerahkan Bukti

Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi), fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua kepada pihak pasien kemudian menyerahkan ke Instalasi Unit Penunjang (Instalasi Laboratorium, Instalasi Fisioterapi atau Instalasi Radiologi) sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.

5) Blangko Pendaftaran Pasien Baru ataupun pasien lama, Kartu Status Pasien, beserta Bukti Pendaftaran Rawat Jalan, Form Isian Pasien, Bukti pemeriksaan IGD dan kartu RM masing-masing lembar kedua untuk disimpan menurut tanggal terjadinya transaksi oleh bagian Pendaftaran Rawat Jalan sebagai arsip dan mencatat pasien peserta BPJS ke Buku Registrasi Pasien Rawat Jalan .

d. Prosedur Instalasi Laboratorium

(43)

1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Laboratorium, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan

melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan memeriksa sampel darah pasien, setelah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium maka akan diketahui hasil dari gejala pasien.

3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Laboratorium dan resep masing-masing rangkap tiga.

4) Petugas Instalasi Laboratorium menyerahkan Bukti

Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek.

5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium lembar pertama dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium lembar ketiga diarsip

(44)

oleh bagian Instalasi Laboratorium sesuai tanggal terjadinya transaksi.

e. Prosedur Instalasi Radiologi

Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Radiologi yaitu:

1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Radiologi, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan

melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan melakukan scan thorax, setelah petugas melakukan pemeriksaan radiologi maka akan diketahui hasil dari gejala pasien dapat dilihat melalui foto.

3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Radiologi dan resep masing-masing rangkap tiga.

4) Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan Radiologi masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek.

(45)

5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi lembar pertama dan Hasil Pemeriksaan Radiologi lembar ketiga diarsip oleh bagian Instalasi Radiologi sesuai tanggal terjadinya transaksi.

f. Prosedur Instalasi Fisioterapi

Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Fisioterapi yaitu:

1) Pasien datang dengan menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, beserta Bukti Permintaan Pemeriksaan Instalasi Fisioterapi, fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing rangkap dua. 2) Petugas kemudian mencatat data pasien ke dalam komputer dan

melakukan pemeriksaan terhadap gejala pasien misalnya dengan melakukan terapi kepada pasien, setelah petugas melakukan pemeriksaan maka akan diketahui hasil dari gejala pasien.

3) Petugas kemudian membuat Hasil Pemeriksaan Fisioterapi dan resep masing-masing rangkap tiga.

4) Petugas Instalasi Fisioterapi menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS dan Hasil

(46)

Pemeriksaan Fisioterapi masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek. 5) Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi lembar pertama dan

Hasil Pemeriksaan Fisioterapi lembar ketiga diarsip oleh bagian Instalasi Fisioterapi sesuai tanggal terjadinya transaksi. g. Prosedur Instalasi Farmasi/Apotek

Prosedur yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi yaitu:

1) Pasien datang membawa Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, resep rangkap tiga,

Bukti Permintaan Pemeriksaan

Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi

kartu Asuransi BPJS dan Hasil Pemeriksaan

Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi masing-masing rangkap dua kemudian menyerahkan semua dokumen ke petugas penerima resep apotek.

2) Petugas penerima resep kemudian menyerahkan semua dokumen ke bagian Instalasi Farmasi untuk diproses. Petugas memeriksa dokumen yang berhubungan dengan administrasi pasien Asuransi BPJS.

3) Petugas Farmasi/Apotek memasukkan data pasien bersama dengan rincian obat dan harganya.

(47)

4) Petugas membuatkan Nota Farmasi sebanyak tiga rangkap diberikan ke pasien untuk diserahkan ke bagian Kasir Rawat Jalan, sedangkan resep lembar ketiga disimpan menurut tanggal untuk digunakan sebagai arsip.

5) Petugas menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti Pemeriksaan IGD lembar ketiga, Nota Farmasi

rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan

Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS, Resep dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi masing-masing rangkap dua kepada pasien untuk diserahkan ke bagian Kasir Rawat Jalan.

h. Prosedur Kasir Rawat Jalan

Prosedur yang dilakukan oleh Kasir Rawat Jalan yaitu:

1) Pasien menyerahkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli, Bukti Pemeriksaan IGD lembar ketiga, Nota Farmasi

rangkap tiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan

Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi lembar kedua beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS, Resep dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi masing-masing rangkap dua kepada bagian Kasir Rawat Jalan.

(48)

2) Kasir memeriksa dokumen yang berhubungan dengan administrasi pasien Asuransi BPJS.

3) Setelah memeriksa semua berkas, berdasarkan bukti atas hasil pemeriksaan dari Instalasi Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) selanjutnya kasir membuat Nota Rawat Jalan masing-masing dari dokumen Unit Penunjang dibuat rangkap tiga.

4) Pasien pulang dengan mengambil obat ke bagian Instalasi Farmasi/Apotek, sedangkan semua dokumen diproses di bagian Kasir Rawat Jalan.

5) Petugas kasir menyiapkan dokumen-dokumen yang akan di proses di bagian Billing/Penagihan. Dokumen-dokumen tersebut meliputi Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan lembar kedua dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS, Hasil Pemeriksaan dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi), resep, Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan Laboratorium, Nota Rawat Jalan Radiologi dan Nota Rawat Jalan Fisioterapi masing-masing rangkap dua, sedangkan Bukti Pendaftaran Rawat Jalan lembar asli beserta Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan Laboratorium, Nota Rawat Jalan Radiologi dan Nota Rawat Jalan Fisioterapi

(49)

masing-masing lembar ketiga diarsip menurut tanggal transaksi di bagian Kasir Rawat Jalan.

i. Prosedur Billing/Penagihan

Prosedur yang dilakukan oleh Billing/Penagihan yaitu:

1) Petugas bagian Billing mengambil semua dokumen pasien Asuransi BPJS dari kasir berupa Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan lembar kedua dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS, Hasil Pemeriksaan dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi), resep, Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan Laboratorium, Nota Rawat Jalan Radiologi dan Nota Rawat Jalan Fisioterapi masing-masing rangkap dua.

2) Petugas penagihan merekap semua tagihan dari Asuransi BPJS dan memasukkan data tersebut dalam komputer.

3) Petugas membuat kuitansi Rawat Jalan sesuai dengan data harga biaya yang sudah ditetapkan di Rumah Sakit Kasih Ibu dan diarsip secara komputerisasi, yang nanti akan dibandingkan dengan Nota Kuitansi Rawat Jalan dari hasil tagihan yang diverifikasi oleh BPJS.

(50)

4) Semua berkas diserahkan sementara ke bagian Rekam Medis (RM) untuk dilakukan peng-coding-an data dan untuk dibuatkan Surat Elegibilitas Peserta (SEP).

5) Setelah dilakukan peng-coding-an dan dibuatkan SEP oleh bagian RM kemudian dikembalikan ke bagian Billing yang selanjutnya berdasarkan semua dokumen nota-nota rawat jalan petugas membuat Kuitansi Rawat Jalan rangkap tiga, Laporan Individual Pasien BPJS rangkap dua, Daftar Piutang Rawat Jalan dan Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan rangkap tiga.

6) Petugas melakukan entri data melalui sistem aplikasi Indonesia (INA CBG's) yang sudah disediakan oleh BPJS untuk mengklaim memintakan penggantian biaya pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh Rumah Sakit Kasih Ibu kepada peserta BPJS.

7) Kuitansi Rawat Jalan dan Perincian Biaya Tagihan Pasien Rawat Jalan BPJS masing-masing lembar ketiga dan Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan Radiologi, Nota Rawat Jalan Laboratorium dan Nota Rawat Jalan Fisioterapi masing-masing lembar kedua diberikan kepada bagian Akuntansi sebagai dasar pencatatan ke Jurnal, Buku Besar Piutang dan Buku Besar Pembantu Piutang.

(51)

8) Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Hasil Pemeriksaan Radiologi, Hasil Pemeriksaan Fisioterapi, Resep, Kuitansi Rawat Jalan, Laporan Individual Pasien BPJS dan Perincian Biaya Tagihan Pasien Rawat Jalan BPJS masing-masing lembar kedua, Nota Rawat Jalan Radiologi, Nota Rawat Jalan Laboratorium, Nota Rawat Jalan Fisioterapi dan Nota Farmasi masing-masing lembar pertama beserta fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing lembar ketiga dan Daftar Piutang Rawat Jalan diarsip bagian Billing menurut tanggal terjadinya transaksi. 9) Kuitansi Rawat Jalan, Laporan Individual Pasien BPJS,

Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan, Hasil Pemeriksaan dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) dan resep masing-masing lembar pertama, Bukti Pemeriksaan IGD lembar ketiga, Bukti Permintaan Pemeriksaan dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi), fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan dan fotokopi kartu Asuransi BPJS masing-masing lembar kedua dikirimkan kepada BPJS sebagai dokumen pelengkap tagihan atas data yang telah diinput ke sistem INA

j. Prosedur Rekam Medis

(52)

1) Bagian Rekam Medis menerima semua dokumen pasien Asuransi BPJS berupa fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Asuransi BPJS, resep, Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan Laboratorium, Nota Rawat Jalan Radiologi, Nota Rawat Jalan Fisioterapi dan Hasil Pemeriksaan dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) masing-masing rangkap dua, Bukti pemeriksaan IGD lembar ketiga dan Bukti Permintaan Pemeriksaan lembar kedua dari Unit Penunjang (Laboratorium, Radiologi atau Fisioterapi) dari bagian Billing.

2) Petugas kemudian mencatat data pasien secara komputerisasi untuk dilakukan peng-coding-an data dan membuat Surat Elegibilitas Peserta (SEP) BPJS rangkap dua.

3) Petugas RM mengirimkan kembali semua dokumen ke bagian

Billing beserta Surat Elegibilitas Peserta (SEP) BPJS rangkap

dua.

k. Akuntansi Piutang Rawat Jalan

Prosedur yang dilakukan oleh Akuntansi Piutang Rawat Jalan yaitu:

1) Bagian akuntansi menerima dokumen pasien Asuransi BPJS dari bagian Billing/Penagihan berupa Kuitansi Rawat Jalan dan Perincian Biaya Tagihan Pasien Rawat Jalan masing-masing lembar ketiga beserta Nota Farmasi, Nota Rawat Jalan

(53)

Laboratorium, Nota Rawat Jalan Radiologi dan Nota Rawat Jalan Fisioterapi masing-masing lembar kedua.

2) Dokumen tersebut kemudian diteliti untuk mengetahui kebenaran perincian.

3) Berdasarkan Perincian Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan BPJS bagian Akuntansi Piutang Rawat Jalan melakukan pencatatan ke dalam jurnal, Buku Pembantu piutang, Buku Besar Piutang dan Laporan Rincian Tagihan.

4) Semua dokumen kemudian diarsip menurut tanggal terjadinya transaksi.

(54)

Flow Chart

Loket Pendaftaran Rawat Jalan

Gambar III.2

Flow Chart Fungsi Loket Pendaftaran Rawat Jalan

3 2 FC. Surat 1 Rujukan 3 2 FC. KTP 1 3 2 FC. KK 1 mulai Memeriksa kelengkapan dokumen pasien 3 2 FC. Kartu 1 BPJS

Memasukkan data pasien serta membuat KRM,BP,KSP

Dynasis File pasien

3 2 FC. Surat 1 Rujukan 3 2 FC. KTP 1 3 2 FC. KK 1 3 2 FC. Kartu 1 BPJS BP KSP 2 KRM 1

Pasien menunjukkan kartu BPJS asli

(55)

3 FC. Surat 2 Rujukan 3 FC. KTP 2 3 FC. KK 2 3 FC. Kartu 2 BPJS BP KSP KRM 2 IGD 2 3 FC. Surat 2 Rujukan 3 FC. KTP 2 3 FC. KK 2 3 FC. Kartu 2 BPJS BP KSP KRM 2 Rawat inap Rawat Jalan 2 FIP 1 3 2 BP IGD 1

Memasukkan data pasien serta membuat FIP, BP IGD

Dynasis File pasien

Mengecek status pasien

Gambar III.3

(56)

KSP

Instalasi Rawat Jalan

3 2 FIP 2 3 BP IGD 2 BP KRM 2 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 KSP

Memasukkan data pasien serta membuat BP RJ dan BPP Lab/Rad/Fis

Dynasis File pasien

Buku Registrasi D FIP 2 3 BP IGD 2 BP KRM 2 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 2 BPRJ 1 2 BPP 1 Lab/Rad/Fis Gambar III.4

(57)

Instalasi Laboratorium 3 BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Lab 1 Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta membuat HP Lab dan resep

Dynasis File pasien

BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Lab 1 3 2 HP Lab 1 3 2 Resep 1 Gambar III.5

(58)

Instalasi Radiologi 3 BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Rad 1 Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta membuat HP Rad dan resep

Dynasis File pasien

BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Rad 1 3 2 HP Rad 1 3 2 Resep 1 Gambar III.6

(59)

Instalasi Fisioterapi 3 BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Fis 1 Memeriksa kelengkapan dokumen pasien, memeriksa pasien

Memasukkan data pasien serta membuat HP Fis dan resep

Dynasis File pasien

BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 2 BPP Fis 1 3 2 HP Fis 1 3 2 Resep 1 Gambar III.7

(60)

3 2 Resep 1 Instalasi Farmasi BP RJ 1 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis BP IGD 3 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. K K 2 3 FC. KTP 2 3 FC. Kartu 2 BPJS 3 2 Nota 1 Farmasi 4 5 BP RJ 1 BPP 2 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 3 2 Resep 1 BP IGD 3 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. K K 2 3 FC. KTP 2 Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta membuat Nota Farmasi, menyiapkan obat

Dynasis File pasien 3 FC. Kartu 2 BPJS Gambar III.8

(61)

Kasir Rawat Jalan BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 23 FC. Surat Rujukan 23 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 BPP Lab/Rad/2 2 HP Lab/Rad/ 1 Fis 2 Resep 1 3 2 Nota 1 Farmasi Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta membuat Nota RJ

Dynasis File pasien

BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 23 FC. Surat Rujukan 23 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BP RJ 1 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 3 2 Nota 1 Farmasi 3 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis D 5 Gambar III.9

(62)

Billing BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 Nota 1 Farmasi 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta membuat kuitansi Billing

Dynasis File kuitansi pasien BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 2 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 Nota 1 Farmasi 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis 6 Gambar III.10

(63)

Rekam Medis BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 23 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 Nota 1 Farmasi 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien serta meng-coding dan membuat SEP

Dynasis File pasien

BP IGD 3 3 FC. Kartu BPJS 2 3 FC. Surat Rujukan 23 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 Nota 1 Farmasi 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis 2 SEP 1 Gambar III.11

(64)

2 SEP 1 Billing (lanjutan) 8 BP IGD 3 3 FC. Kartu 2 BPJS 3 FC. Surat 2 Rujukan 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 Nota 1 Farmasi 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien ke sistem BPJS

File pasien

Memasukkan data pasien dan membuat Kwitansi RJ,LIP BPJS, DP RJ dan PBPP RJ BPJS Dynasis File pasien 1 1 BP IGD 3 3 FC. Kartu 2 BPJS 3 FC. Surat 2 Rujukan 3 FC. KK 2 3 FC. KTP 2 BPP 2 Lab/Rad/Fis 2 HP 1 Lab/Rad/Fis 2 Resep 1 2 NotaFarmasi 1 2 Nota RJ 1 Lab/Rad/Fis 3 2 Kwitansi RJ 1 2 LIP BPJS 1 3 2 PBPP RJ 1 BPJS D 2 SEP 1 BPJS Gambar III.12

Flow Chart Fungsi Billing

(65)

Akuntansi Piutang Rawat Jalan Laporan Rincian Tagihan Nota Farmasi 2 Nota RJ 2 Lab/Rad/Fis Kwitansi RJ 3 PBPP RJ 3 BPJS Memeriksa kelengkapan dokumen pasien

Memasukkan data pasien BPJS

Dynasis File pasien

Nota Farmasi 2 Nota RJ 2 Lab/Rad/Fis Kwitansi RJ 3 PBPP RJ 3 BPJS Buku Besar Piutang Jurnal Piutang Rawat Jalan Buku Besar PembantuPiutang D Selesai Gambar III.13

(66)

Keterangan Flow Chart:

1. FC. Surat Rujukan = Foto Copy Surat Rujukan

2. FC. KK = Foto Copy Kartu Keluarga

3. FC. KTP = Foto Copy Kartu Tanda Penduduk

4. FC. Kartu BPJS = Foto Copy Kartu BPJS

5. BP = Blangko Pendaftaran

6. KSP = Kartu Status Pasien

7. KRM = Kartu Rekam Medis

8. FIP = Form Isian Pasien

9. BP IGD = Bukti Pemeriksaan IGD

10. BP RJ = Bukti Pendaftaran Rawat Jalan

11. BPP Lab = Bukti Permintaan Pemeriksaan Laboratorium

12. BPP Rad = Bukti Permintaan Pemeriksaan Radiologi

13. BPP Fis = Bukti Permintaan Pemeriksaan Fisioterapi

14. HP Lab = Hasil Pemeriksaan Laboratorium

15. HP Rad = Hasil Pemeriksaan Radiologi

16. HP Fis = Hasil Pemeriksaan Fisioterapi

17. Nota RJ Lab = Nota Rawat Jalan Laboratorium

18. Nota RJ Rad = Nota Rawat Jalan Radiologi

19. Nota RJ Fis = Nota Rawat Jalan Fisioterapi

20. LIP BPJS = Laporan Individual Pasien BPJS

21. SEP = Surat Elegibilitas Peserta

(67)

C. Temuan

1. Evaluasi Sistem Akuntansi Penagihan Pasien Rawat Jalan Asuransi BPJS di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

a. Evaluasi terhadap Fungsi yang terkait

Menurut Mulyadi (2010: 204, 487) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penagihan piutang adalah Fungsi Sekretariat, Fungsi Penagihan, Fungsi Kredit, Fungsi Akuntansi dan Fungsi Penjualan. Praktiknya di Rumah Sakit Kasih Ibu pada sistem akuntansi piutang fungsi yang terkait adalah Loket Pendaftaran, IGD, Instalasi Rawat Jalan, Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Farmasi/Apotek, Kasir, Penagihan, RM dan Akuntansi Piutang Rawat Jalan.

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi piutang menurut Mulyadi (2010: 204, 487) jika dibandingkan dengan praktiknya di Rumah Sakit Kasih Ibu dapat dijelaskan sebagai berikut Fungsi Loket Pendaftaran, Kasir dan Fungsi Instalasi Rawat Jalan merupakan

penjelasan dari Fungsi Penjualan, Fungsi Poliklinik (IGD,

Laboratorium, Radiologi, dan Fisioterapi), Farmasi, Instalasi Rawat Jalan dan RM merupakan penjelasan dari Fungsi Sekretariat, serta Fungsi Penagihan dan Fungsi Akuntansi merupakan penjelasan dari Fungsi Penagihan/Billing dan Akuntansi Piutang Rawat Jalan. Fungsi Kredit di Rumah Sakit Kasih Ibu tidak ada, hal ini dikarenakan fungsi penagihan sudah mencangkup wewenang dan tanggung jawab dari fungsi kredit. Berdasarkan evaluasi terhadap fungsi yang terkait pada

Gambar

Gambar III.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
Gambar III.2
Gambar III.3 Flow Chart Fungsi IGD

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan tersebut memberikan pengertian bahwa semakin tinggi orientasi pasar, seperti dengan melihat frekuensi pertemuan dengan pelanggan, interaksi dengan pelanggan, pembicaraan

Perbedaannya, respons yang dinilai pada penelitian ini adalah perbaikan performa dan tingkat kepuasan, sedangkan penulis menghendaki respons pemahaman mahasiswa

Langkah-langkah secara rinci untuk mengevaluasi kesejajaran antara kurikulum dan penilaian melalui item mapping berdasarkan teori respons butir dapat diuraikan sebagai berikut: (1)

Mengacu pada hasil dan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa: (1) Produk yang telah divalidasi oleh teman sejawat pada Program Studi

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 08 Januari 2013 di Posyandu Dusun Jaten Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo dari 10 balita

Hubungan antara tingkah laku sekitar beranak, waktu sukses berdiri dan menyusu dengan bobot induk dan bobot lahir anak dianalisis dengan regresi linier.. Hubungan antara lama

Informan 2 menjelaskan bahwa kemitraan PT Sahid Gema Wisata dan Bank BRI Syariah menghasilkan keuntungan bagi kedua pihak. Hal tersebut dapat dilihat dari kesepakatan

Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan; pencatatan transaksi