• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN DAN HASIL

5.2 Analisis Data

5.2.1 Variabel tidak bebas/terikat(Dependent Variabel)

Dependent variabel yang digunakan dalam pembentukan model adalah berupa

respon penumpang terhadap rencana kualitas pelayanan angkutan dari dan ke bandara Kualanamu yang rencananya akan disediakan. Respon tersebut dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

Pasti naik; Mungkin naik; Ragu-ragu;

Selanjutnya setiap kategori dikuantifikasikan dalam angka 1, 2, 3, 4 dan 5.

Pada tabel 5.13 dan gambar 5.1 menunjukkan bahwa kondisi kualitas pelayanan bus bandara mendapatkan berbagai tanggapan beragam dari penumpang. Pada tabel terlihat bahwa tanggapan terhadap kondisi kualitas pelayanan bus bandara cukup baik, dilihat dari total jumlah penumpang sebanyak 840 orang, respon penumpang ‘pasti naik’ sebesar 394 atau 46,90 % lebih besar dari jumlah respon penumpang lainnya. Sedangkan respon ‘pasti tidak naik’ sebesar 98 orang atau 11,67%.

Tabel 5.13 Frekuensi respon penumpang Respon Kategori Frequency %

Pasti naik 1 394 46.90

Mungkin naik 2 313 37.26

Ragu-ragu 3 8 0.95

Mungkin tidak naik 4 27 3.21

Pasti tidak naik 5 98 11.67

Total Observasi 840 100.00 Sumber: Hasil Survey

Gambar 5.1 Grafik Respon Penumpang Sumber: Hasil Survey

5.2.2 Variabel tidak bebas/terikat(Independent Variabel)

Independent Varieble yang digunakan dalam pembentukan model adalah

bentuk kualitas pelayanan angkutan bus bandara yang meliputi:

1. Tarif, dikuantifikasikan dalam bentuk angka 0, 1 dan 2. Angka 0 menunjukkan tarif dasar diasumsikan sebesar Rp.25.000, angka 1 menunjukkan tarif naik sebesar 15% dari tarif dasar (Rp.28.750) dan angka 2 menunjukkan tarif naik sebesar 20% dari tarif dasar (Rp.30.00). 2. Kenyamanan, dikuantifikasikan dalam angka 0 dan 1. Angka 0

menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi tingkat kenyamanan rendah, yaitu tanpa Pendingin ruangan (AC), tanpa TV, penumpang berdiri tidak dibatasi dan tidak tersedia tempat bagasi yang memadai. Sedangkan sebaliknya, angka 1 diasumsikan pelayanan bus bandara dengan asumsi tingkat kenyamanan baik, meliputi: ketersediaan fasilitas pendingin ruangan (AC), Televisi, penumpang berdiri dibatasi, tersedia tempat bagasi yang memadai

3. Jadwal, dikuantifikasikan dalam angka 0 dan 1. Angka 0 menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi Jadwal operasional bus tidak sesuai dengan dengan jadwal operasional pesawat (tidak berjadwal). Sedangkan angka 1 diasumsikan jadwal operasional bus yang disesuaikan dengan jadwal operasional pesawat (berjadwal).

4. Kemudahan, dikuantifikasikan dalam angka 0 dan 1. Angka 0 menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi terminal yang akan dibangun di Bandara Kuala Namu nantinya tidak berdekatan dengan terminal bus angkutan massal (BRT) dan stasiun kereta api bandara (terintegrasi). Sedangkan angka 1 menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi fasilitas terminal yang akan dibangun di Bandara Kuala Namu berdekatan dengan terminal bus angkutan massal (BRT) dan stasiun KA bandara.

5. Moda Lanjutan, dikuantifikasikan dalam angka 0 dan 1. Angka 0 menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi tidak ada kepastian moda lanjutan dilokasi-lokasi tujuan bus bandara. Sedangkan angka 1 diasumsikan ada kepastian moda lanjutan yang dapat digunakan oleh pengguna jalan setelah menggunakan bus bandara.

6. Sistem Ticketting, dikuantifikasikan dalam angka 0 dan 1, menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi pengguna jasa harus membeli tiket terlebih dahulu dibandara atau membayar langsung diatas bus (manual). Angka 1 menunjukkan pelayanan bus bandara dengan asumsi sistem pembayaran dilakukan dengan menggunakan smart card system, yang berlaku juga apabila digunakan untuk bus massal (BRT) dan KA bandara. 5.3 Pemodelan

Dari data hasil survey stated preference yang diperoleh sebanyak 840 observasi tersebut, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software LIMDEP ver 7.0 untuk mendapatkan nilai koefisien model yang selanjutnya akan digunakan pada tahap berikutnya. Hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14 Hasil Pemodelan (Output running LIMDEP 7.0)

Variabel Estimasi Nilai t Signifikan

Constant 0,687962 9,253 0,0000 Tarif 0,260021 4,661 0,0000 Kenyamanan -1,158224 -9,854 0,0000 Jadwal -0,633141 -5,318 0,0000 Kemudahan -0,331192 -2,685 0,0073 Moda lanjutan -0,893982 -7,702 0,0000 Sistem ticketting -0,317250 -2,658 0,0079 Mu(1) 1.444837 18,518 0,0000 Mu(2) 1,454383 18,920 0,0000 Mu(3) 1,651851 20,374 0,0000 Chi-square 333,8339 - -

Sumber: Hasil Analisis

Dari tabel diatas dihasilkan paramater model yang selanjutnya dapat dituliskan dengan bentuk persamaan sebagai berikut (respon = y*):

y* = 0,687962 + 0,260021 (Tarif) − 1,158224 (Kenyamanan) − 0,633141 (Jadwal) − 0,331192 (Kemudahan) − 0,893982 (Moda lanjutan) − 0,317250 (ticketting) ……….……….

(5.1)

Dari persamaan (2.4), (2.5), (2.6) dan (2.7) dapat dihasilkan:

y = 0 (pasti naik) : jika y* < 0 y = 1 (mungkin naik) : jika 0 < y* ≤ 1.444837 y = 2 (Ragu-ragu) : jika 1.444837 < y* ≤ 1.454383 y = 3 (mungkin tidak naik) : jika 1.454383 < y* ≤ 1.651851 y = 4 (pasti tidak naik) : jika 1.651851 ≤ y*

Bentuk persamaan tersebut dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

1. Nilai constant sebesar 0,687962 menyatakan bahwa jika tarif bus menggunakan tarif dasar (0), sedangkan seluruh kualitas pelayanan bus dalam kondisi buruk (0), maka probabilitas respon penumpang bus adalah 0,687962 (mungkin naik).

2. Koefisien tarif sebesar 0,260021 menyatakan bahwa apabila tarif bus naik 15 % (1), sedangkan seluruh kondisi kualitas pelayanan bus dalam kondisi

buruk (0), maka probabilitas respon penumpang bus adalah 0,687962 + 0,260021 = 0,947983 (mungkin naik).

3. Koefisien kenyamanan sebesar -1,158224 menyatakan bahwa apabila hanya kondisi kenyamanan bus dalam kondisi baik, artinya tersedia fasilitas pendingin ruangan (AC), TV, penumpang berdiri dibatasi, tersedia tempat bagasi yang memadai (1), sedangkan kondisi kualitas pelayanan bus lainnya buruk (0) dan menggunakan tarif dasar (0), maka probabilitas respon penumpang bus adalah 0,687962 – 1,158224 = -0,470262 (pasti naik).

4. Koefisien jadwal bus sebesar - 0,633141 menyatakan bahwa apabila hanya jadwal bus dalam kondisi baik, artinya jadwal bus sesuai dengan jadwal operasional pesawat (1), sedangkan kondisi kualitas pelayanan bus lainnya dalam kondisi buruk (0) dan menggunakan tarif dasar (0), maka probabilitas respon penumpang adalah 0,687962 – 0,633141 = 0,054821 (mungkin naik).

5. Koefisien kemudahan sebesar -0,331192 menyatakan bahwa apabila hanya kemudahan dalam kondis baik artinya terminal/halte bus bandara yang akan dibangun di Bandara Kuala Namu berdekatan (terintegrasi) dengan terminal bus angkutan massal (BRT) dan stasiun KA bandara (1), sedangkan kondisi kualitas pelayanan bus lainnya buruk (0) dan menggunakan tarif dasar (0), maka probabilitas respon penumpang bus

6. Koefisien moda lanjutan sebesar -0,893982 menyatakan bahwa apabila hanya kondisi moda lanjutan dalam kondisi baik, artinya ada kepastian moda lanjutan yang dapat digunakan oleh pengguna jalan setelah menggunakan bus bandara (1), sedangkan kondisi kualitas pelayanan bus lainnya buruk (0) dan menggunakan tarif dasar (0), maka probabilitas respon penumpang bus adalah 0,687962 − 0,893982 = -0,20602 (pasti naik).

7. Koefisien system ticketing sebesar -0,317250 menyatakan bahwa apabila hanya system ticketing yang baik, artinya menggunakan system smartcard

yang juga dapat digunakan untuk bus massal (BRT) dan KA Bandara (1), sementara kondisi kualitas bus lainnya dalam kondisi buruk (0) dan menggunakan tarif dasar (0), maka probabilitas respon penumpang adalah 0,687962 − 0,317250 = 0,997289 (mungkin naik).

Nilai Mu(1), Mu(2) dan Mu(3) merupakan paramater model yang membatasi

dependent variabel. Sedangkan nilai t, signifikan variabel dan chi-square adalah

paramater yang akan digunakan pada proses kalibrasi model.

Dokumen terkait