• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

PT MITRA PINASTHIKA MUSTIKA Tbk. KEGIATAN USAHA:

TIDAK ADA KOMITMEN DAN KONTINJENSI YANG MATERIAL YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan pembahasan kondisi keuangan serta hasil operasi Perseroan dalam bab ini harus dibaca bersama-sama dengan “Ikhtisar Data Keuangan Penting” dan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang tercantum dalam Prospektus ini. Informasi yang disajikan berikut bersumber dari laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (anggota firma KPMG International) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai laporan keuangan tersendiri entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (anggota firma Nozoka Japan Certified Public Accountant Firm) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Kecuali disebutkan lain, maka seluruh kata “Perseroan” dalam Bab Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini berarti PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan Entitas Anak.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Pembahasan dalam bab ini dapat mengandung pernyataan yang menggambarkan keadaan di masa mendatang (forward looking statement) dan merefleksikan pandangan Perseroan saat ini berkenaan dengan peristiwa dan kinerja keuangan di masa mendatang yang hasil aktualnya dapat berbeda secara material sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah diuraikan dalam Bab mengenai Risiko Usaha. Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat sedikit berbeda dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatika.

5.1. TinjaUan UmUm

Perseroan merupakan suatu perusahaan otomotif yang berkembang cepat, dengan posisi terkemuka dalam hal pangsa pasar pada beberapa segmen dalam industri otomotif Indonesia. Perseroan berkeyakinan, bahwa pada saat pencatatan sahamnya di BEI, Perseroan akan menjadi salah satu emiten yang murni bergerak pada industri otomotif di Indonesia yang terbesar dari sisi pendapatan dan jangkauan geografis (dalam hal jaringan lokasi layanan) dan memiliki posisi terkemuka dalam hal pangsa pasar pada beberapa segmen dalam industri otomotif dimana Perseroan beroperasi. Strategi Perseroan adalah untuk mengembangkan lebih jauh kegiatan dan cakupan operasi Perseroan melalui pertumbuhan organik dan pelaksanaan akuisisi secara berdisiplin dalam industri otomotif Indonesia yang besar dan berkembang pesat, yang secara total menghasilkan transaksi penjualan lebih dari AS$59 miliar pada tahun menurut Frost & Sullivan.

Didirikan pada tahun 1988 dan disahkan oleh Menkumham pada tahun 1988 dan dari kegiatan operasi yang semula adalah kegiatan usaha distribusi sepeda motor, Perseroan kemudian mengembangkan kegiatan usahanya ke area yang terkait, seperti penjualan ritel dan suku cadang sepeda motor. Pada akhir tahun 2010, Perseroan memulai transformasi strategis kegiatan usaha, dengan menyesuaikan fokus kegiatan operasi dari sebelumnya bisnis berbasis keagenan (agency-based business) menjadi yang bisnis dengan peran lebih sebagai prinsipal (principal-driven business) untuk dapat lebih memiliki kendali dalam mencapai pertumbuhan.

Transformasi strategis tersebut mendorong dilakukannya rekapitalisasi sebesar Rp937 miliar pada tahun 2011 dan 2012 dan beberapa aksi korporasi besar, termasuk akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan MPMRent dan perusahaan pembiayaan otomotif MPMFinance pada bulan Januari 2012, dan pendirian perusahaan asuransi, MPMInsurance pada bulan Mei 2012, divestasi dari empat kegiatan usaha yang terkait produksi peralatan resmi (Original Equipment Manufacturer atau “OEM”) pada bulan Juni 2012, dan suatu investasi signifikan pada Entitas Anak dalam bidang pembiayaan sepeda motor, SAF, yang dilakukan oleh JACCS, suatu perusahaan pembiayaan kredit konsumen terkemuka di Jepang dan merupakan anggota dari Grup Mitsubishi UFJ Financial, pada bulan Desember 2012.

Perseroan bangga dengan banyaknya produk dan jasa Perseroan yang menyentuh kehidupan konsumen Indonesia. Saat ini kegiatan usaha Perseroan meliputi:

Kegiatan usaha distribusi: Perseroan adalah main dealer untuk sepeda motor merek Honda untuk wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Kegiatan usaha distribusi Perseroan ini dilaksanakan oleh Entitas Anak, Mulia, yang memiliki kerjasama yang mencakup 288 gerai ritel per 31 Desember 2012 (termasuk 29 gerai ritel MPMMotor).

Kegiatan usaha penjualan ritel: Kegiatan usaha penjualan ritel sepeda motor merek Honda dari Perseroan dilaksanakan oleh divisi usaha di dalam Perseroan melalui gerai ritel dengan nama MPMMotor. Per 31 Desember 2012, MPMMotor memiliki dan mengoperasikan 38 gerai ritel MPMMotor yang terdiri dari 29 gerai ritel yang berlokasi di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur dan 9 gerai ritel yang berlokasi di 8 propinsi lainnya di Indonesia.

Kegiatan usaha penjualan consumer parts otomotif: Entitas Anak Perseroan, FKT, melaksanakan kegiatan usaha pabrikasi, pemasaran dan distribusi oli pelumas sepeda motor dengan merek “Federal Oil”. FKT juga mempabrikasi dan mengemas oli pelumas dengan merek “AHM Oil” yang merupakan oli pelumas resmi (OEM) untuk sepeda motor merek Honda di Indonesia.

Kegiatan usaha layanan jasa kendaraan: Entitas Anak Perseroan, MPMRent, menyediakan layanan jasa sewa kendaraan jangka pendek dan jangka panjang dan jasa terkait lainnya. MPMRent mengoperasikan armada sebesar 7.991 kendaraan per 31 Desember 2012.

Kegiatan usaha layanan jasa keuangan: Perseroan mengoperasikan kegiatan usaha jasa pembiayaan melalui Entitas Anak, MPMFinance dan SAF. Selain itu Perseroan juga mengoperasikan kegiatan usaha asuransi melalui Entitas Anak, MPMInsurance.

Dasar Penyajian – Akuisisi dan Divestasi

Perseroan telah mengembangkan kegiatan usaha dan operasi Perseroan melalui akuisisi perusahaan-perusahaan operasional yang dimiliki pihak ketiga. Sebagai contoh, pada tanggal 17 Januari 2012, Perseroan mengakuisisi MPMRent dengan Entitas Anaknya, termasuk MPMFinance. MPMRent, yang mengoperasikan kegiatan usaha layanan jasa kendaraan, dan MPMFinance, yang mengoperasikan kegiatan usaha pembiayaan konsumen, telah memberikan kontribusi signifikan pada kegiatan usaha Perseroan. Perseroan mulai mengkonsolidasikan laporan keuangan MPMRent dan Entitas Anaknya yang diakuisisi tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan sejak tanggal 1 Januari 2012. Sebagai bagian dari transformasi strategis Perseroan, pada tahun 2012, Perseroan mendivestasikan dan menjual kepemilikannya pada sejumlah Entitas Anak yang mengoperasikan bisnis non-inti, yang terdiri dari PT Afixkogyo Indonesia (produsen stiker otomotif), PT Indomitra Sedaya (produsen pipa besi dan komponen), PT Paramitra Praya Prawatya (perdagangan bahan kimia dan aditif) dan PT Loka Budi Lubrika (distributor oli pelumas). Divestasi tersebut diselesaikan pada tanggal 28 Juni 2012, kecuali untuk penjualan PT Afixkogyo Indonesia yang diselesaikan pada tanggal 4 September 2012 (meskipun perolehan hasil penjualan telah diterima pada tanggal 28 Juni 2012). Perseroan tidak lagi mengkonsolidasi laporan keuangan dari Entitas Anak yang dilepas sejak tanggal 28 Juni 2012 dan laba bersih dari operasi yang dihentikan setelah pajak terkait dengan divestasi Entitas Anak tersebut dicatatkan sebagai pos terpisah pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Sebagai akibatnya, data keuangan, kondisi keuangan dan hasil operasi historis Perseroan yang dijelaskan dalam Prospektus ini dan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode tertentu atau pada tanggal tertentu mungkin tidak dapat diperbandingkan secara umum dengan periode atau tanggal lain karena adanya peningkatan dan/atau penurunan yang signifikan yang mungkin tidak berulang lagi pada masa mendatang.

5.2. PerKembangan TerKini

Pembayaran Utang Bank

Pada tanggal 14 Januari 2013, Perseroan membayar Rp300.000 juta yang terutang berdasarkan perjanjian kredit tertanggal 9 Januari 2012, dengan Bank DBS dan Bank ANZ. Pembayaran tersebut terutama didanai oleh saldo kas yang ada dan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi dan berdampak pada penurunan utang Perseroan dan sebagai akibatnya penurunan pada saldo kas dan setara kas dari posisi yang tercantum per 31 Desember 2012.

Akuisisi Perusahaan Penyewaan Kendaraan

Sebagai bagian dari strategi Perseroan untuk memperluas kegiatan usaha layanan jasa kendaraan, MPMRent telah mengadakan perjanijan untuk mengakuisisi dua perusahaan penyewaan kendaraan tambahan yaitu PT Grahamitra Lestarijaya dan PT Surya Anugerah Kencana.

PT Grahamitra Lestarijaya (“GL”)

MPMRent mengakuisisi suatu perusahaan penyewaan kendaraan, GL dengan nilai agregat sebesar Rp186.830 juta pada tanggal 6 Februari 2013. Nilai akuisisi agregat tersebut terdiri dari pembayaran sebesar Rp31.500 juta untuk 100% modal saham dari GL dan sebesar Rp155.330 juta untuk mengambil alih mandatory convertible notes yang sebelumnya diterbitkan oleh GL. Mandatory convertible notes ini jatuh tempo pada tahun 2017 dan pada atau sebelum tanggal 11 Juli 2017 akan dikonversi menjadi saham biasa pada GL.

Per tanggal 6 Februari 2013 GL memiliki 1.779 kendaraan dan memiliki tingkat utilisasi kendaraan sebesar 86,4%, dengan rata-rata tenor kontrak jangka panjang 1,7 tahun dan rata-rata umur kendaraan 3,1 tahun. Per tanggal 31 Desember 2012, GL memiliki utang bank dengan saldo sebesar Rp155.000 juta.

PT Surya Anugerah Kencana (“SAK”)

Pada tanggal 25 Maret 2013, MPMRent mengadakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham untuk mengakuisisi SAK dengan nilai agregat sebesar Rp220.000 juta. Akuisisi ini mensyaratkan antara lain diperolehnya persetujuan dari kreditur SAK dan divestasi saham SAK pada dua anak perusahaannya, yang diharapkan dapat diselesaikan pada tanggal 15 Juni 2013. Perseroan bermaksud untuk menggunakan sebagian dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana untuk mendanai pembayaran untuk harga pembelian akuisisi tersebut.

Per tanggal 31 Desember 2012, SAK memiliki 1.280 kendaraan dan memiliki tingkat utilisasi kendaraan sebesar 90%, dengan rata-rata tenor kontrak jangka panjang 1,8 tahun. SAK memiliki utang bank dengan saldo sebesar Rp100.000 juta per tanggal 31 Desember 2012.

Akuisisi Saham FKT

Pada tanggal 21 Februari 2013, Perseroan menandatangani Sale and Purchase Agreement untuk membeli sisa 25.256 saham pada FKT yang belum dimiliki oleh Perseroan dengan nilai agregat sebesar Rp300.000 juta. Berdasarkan Sale and Purchase Agreement tersebut, harga akuisisi akan dibayar dalam tiga kali pembayaran. Rp45.000 juta dari harga akuisisi dibayar pada tanggal 1 Maret 2013 dan Rp55.000 juta dari harga akuisisi akan dibayar pada tanggal 1 April 2013. Pembayaran tersebut akan didanai oleh utang bank jangka pendek dari Bank ANZ yang diperoleh Perseroan (“Utang Jangka Pendek ANZ”) pada tanggal 22 Maret 2013. Sisa pembayaran sebesar Rp200.000 juta harus dibayarkan oleh Perseroan pada tanggal 14 Juni 2013. Akuisisi ini tergantung kepada, dan diharapkan selesai, segera setelah selesainya Penawaran Umum Perdana.

Utang Jangka Pendek ANZ yang akan digunakan untuk mendanai dua pembayaran pertama tersebut akan menyebabkan kenaikan pada liabilitas jangka pendek sebesar Rp100.000 juta pada laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 31 Desember 2012. Perseroan selanjutnya berencana menggunakan Rp300.000 juta yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana untuk membayar Utang Jangka Pendek ANZ sebesar Rp100.000 juta dan membayar harga akuisisi yang tersisa sebesar Rp200.000 juta. Setelah selesainya transaksi ini, komponen ekuitas lainnya akan turun sebesar Rp271.976 juta dan kepentingan nonpengendali akan turun sebesar Rp28.024 juta dari posisi yang terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 31 Desember 2012.

5.3. faKTor signifiKan yang memPengarUhi Kondisi KeUangan dan hasil oPerasi Perseroan

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi Perseroan secara konsolidasi termasuk: • Kondisi perekonomian dan industri otomotif Indonesia;

• Tren perilaku konsumen, permintaan sepeda motor merek Honda, dan keberhasilan strategi usaha Honda, dan hubungan Perseroan dengan Astra Honda Motor;

• Ekspansi jaringan kegiatan usaha;

• Fluktuasi harga bahan baku, termasuk oli dasar dan aditif pelumas;

• Permintaan akan layanan jasa kendaraan dan kemampuan memperoleh kontrak berjangka panjang; • Nilai jual kembali kendaraan yang digunakan kegiatan usaha layanan jasa kendaraan;

• Tingkat suku bunga dan biaya pendanaan;

• Perubahan kontribusi keuntungan dari segmen kegiatan usaha; • Akuisisi, divestasi dan kemitraan strategis;

• Belanja modal dan penyusutan; dan

• Piutang tidak lancar, pencadangan kerugian penurunan nilai, penghapusan dan pemulihan piutang. Kondisi perekononomian dan industri otomotif

Perseroan bergerak di bidang usaha yang mengandalkan pengeluaran konsumen dalam industri otomotif dan sebagai akibatnya Perseroan sangat bergantung pada kondisi industri otomotif dan keseluruhan perekonomian Indonesia.

Pertumbuhan PDB riil Indonesia tercatat sekitar 6,1%, 6,4% dan 6,3% masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012, dan pendapatan yang siap dibelanjakan per kapita sekitar Rp9,6 juta, Rp10,5 juta dan Rp10,6 juta masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012, menurut Frost & Sullivan. Lebih lanjut, menurut Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur pertumbuhan PDB di Jawa Timur, yang menjadi wilayah utama kegiatan usaha distribusi dan penjualan ritel Perseroan, adalah sekitar 6,7%, 7,2% dan 7,3% masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Perseroan berkeyakinan bahwa pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat Indonesia, dan khususnya Jawa Timur, sedikit banyak akan berkontribusi terhadap peningkatan skala pasar untuk sepeda motor, termasuk sepeda motor merek Honda. Hal tersebut telah mendorong pertumbuhan pendapatan usaha dari kegiatan usaha distribusi dan penjualan ritel Perseroan, maupun produk dan jasa yang terkait. Meski demikian, melambatnya pertumbuhan ekonomi atau kontraksi ekonomi dapat mengakibatkan perlambatan pertumbuhan pendapatan atau bahkan penurunan pendapatan, yang diakibatkan oleh gabungan penurunan volume dan penurunan harga rata-rata penjualan, karena konsumen menunda pembelanjaan barang-barang yang memerlukan pengeluaran kas awal yang besar, seperti sepeda motor, atau mengalihkan pembelian mereka pada sepeda motor dengan harga yang lebih murah. Lebih lanjut, Perseroan berkeyakinan bahwa peningkatan aktivitas korporasi dan profitabilitas kegiatan usaha di Indonesia terkait dengan peningkatan PDB juga telah mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan dari kegiatan usaha layanan jasa kendaraan.

Selain itu, permintaan atas produk dan jasa Perseroan dapat dipengaruhi oleh inflasi yang signifikan, karena kenaikan harga barang kebutuhan dasar akan mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan. Inflasi juga mempengaruhi hasil operasi Perseroan dengan meningkatnya beban usaha. Namun demikian, Perseroan mungkin tidak dapat meneruskan kenaikan biaya dalam bisnis distribusi dan penjualan ritel, consumer parts otomotif, layanan jasa kendaraan dan layanan jasa keuangan. Menurut statistik Bank Indonesia, tingkat inflasi tahunan Indonesia, sebagaimana diukur oleh perubahan indeks harga konsumen, adalah 7,0%, 3,8% dan 4,3% masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Tren perilaku konsumen, permintaan sepeda motor merek Honda, keberhasilan strategi bisnis Honda dan hubungan Perseroan dengan Astra Honda Motor

Perseroan mendistribusikan sepeda motor dan suku cadang merek Honda kepada dealer ritel di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur sebagai main dealer dan menjual sepeda motor dan suku cadang merek Honda melalui kantor cabang MPMMotor di seluruh Indonesia. Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 dan 2012, pendapatan bersih dari kegiatan usaha distribusi dan penjualan ritel Perseroan ke pihak ketiga masing-masing mewakili sekitar 86,1%, 84,4% dan 75,4%, dari total pendapatan bersih dari pihak ketiga. Lebih lanjut, Perseroan telah mengembangkan dan mempabrikasi produk oli pelumas tertentu yang secara historis dipasarkan untuk penggunaan pada sepeda motor merek Honda di Indonesia. Perseroan adalah salah satu produsen yang dikontrak untuk mencampur dan mengemas produk pelumas merek AHM Oil, yang merupakan oli pelumas resmi (Original Equipment Manufacturer atau “OEM”) untuk sepeda motor merek Honda yang dijual oleh Astra Honda Motor. Dengan demikian, kegiatan usaha dan hasil operasi Perseroan sangat dipengaruhi oleh tren pasar sepeda motor, profil demografis dan perilaku konsumen di Indonesia, khususnya terkait dengan sepeda motor merek Honda yang didistribusikan dan dijual oleh Perseroan, serta implementasi strategi bisnis Honda di Indonesia.

Perseroan juga bergantung, sampai batas tertentu, pada kebijakan penetapan harga dari Astra Honda Motor terkait sepeda motor dan suku cadang yang didistribusikan dan dijual oleh Perseroan mengingat hal tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas dan daya saing Perseroan.

Ekspansi jaringan kegiatan usaha Perseroan Distribusi

Perseroan berkeyakinan bahwa pertumbuhan dalam jaringan usaha distribusinya telah memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dari penjualan sepeda motor dan suku cadang. Perseroan telah memperluas jaringan usaha distribusi ke seluruh wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, tumbuh dari sekitar 278 gerai ritel per 31 Desember 2010 menjadi 288 gerai ritel per 31 Desember 2012. Ekspansi jaringan distribusi Perseroan meliputi ekspansi pada wilayah yang kurang berkembang di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, yang diyakini Perseroan memiliki tingkat persaingan yang lebih rendah atau memiliki potensi pertumbuhan permintaan sepeda motor merek Honda yang tinggi. Pada tahun 2013, Perseroan bermaksud memperluas jaringan di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur tidak kurang dari tujuh gerai ritel tambahan (yang terdiri dari gerai ritel pihak ketiga dan gerai ritel MPMMotor), sehingga diharapkan akan mencapai total 295 gerai ritel dalam jaringan distribusi Perseroan. Penjualan Ritel

Salah satu strategi Perseroan adalah pembukaan gerai ritel MPMMotor, termasuk di luar wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Proses tersebut telah dimulai pada tahun 2010 dan sejak itu, Perseroan telah meningkatkan jumlah gerai ritel MPMMotor dari 23 gerai ritel per 31 Desember 2010 menjadi 38 gerai ritel per 31 Desember 2012. Strategi tersebut diterapkan sebagai bagian dari proses transformasi Perseroan, di mana Perseroan mengalihkan fokusnya dari bisnis berbasis keagenan dengan konsentrasi pada kegiatan usaha distribusi, menjadi suatu grup otomotif konsumen yang lebih berperan sebagai prinsipal dalam industri otomotif konsumen dan menyediakan berbagai macam produk dan layanan jasa otomotif kepada pelaku usaha dan konsumen. Ekspansi jaringan penjualan ritel Perseroan, yang kritikal untuk mengembangkan kegiatan penjualan ritel Perseroan, telah mendorong peningkatan penjualan. Selanjutnya, hal tersebut berakibat pada kenaikan belanja modal dan beban pokok penjualan sejalan dengan pembelian dan/atau sewa lokasi baru untuk gerai ritel MPMMotor, pekerjaan pembangunan dan renovasi, rekrutmen tambahan karyawan penjualan dan lainnya, dan menyediakan jaminan tambahan bagi main dealer. Dengan memperhitungkan biaya-biaya terkait pendirian kantor cabang baru, umumnya gerai ritel baru MPMMotor mulai mencatatkan keuntungan setelah periode sekitar 24 bulan. Pada tahun 2013, Perseroan berencana memperluas jaringan penjualan ritel sebanyak tujuh gerai ritel sehingga total gerai ritel MPMMotor mencapai 45 gerai ritel.

Consumer Parts Otomotif

Perseroan berkeyakinan bahwa pertumbuhan dalam jaringan distribusi untuk produk oli pelumas telah memberi kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan dari penjualan oli pelumas Perseroan. Perseroan telah memperluas jaringan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya dengan jaringan gerai resmi FKT. Per 31 Desember 2012, jaringan distribusi Perseroan terdiri dari 28 main dealer yang memiliki perjanjian penjualan dengan Perseroan dan sekitar 3.200 gerai resmi FKT. Perluasan jaringan distribusi tersebut termasuk ekspansi pada wilayah kurang berkembang di Indonesia, yang diyakini Perseroan memiliki tingkat persaingan yang lebih rendah namun memiliki potensi yang tinggi untuk berkembang.

Layanan Jasa Kendaraan

Sejak mengakuisisi MPMRent pada bulan Januari 2012, Perseroan telah meningkatkan jumlah lokasi layanan untuk kegiatan usaha layanan jasa kendaraan yang tersebar di Indonesia dari 15 lokasi layanan per Januari 2012 menjadi 21 lokasi layanan per 31 Desember 2012. Rencana perluasan dari lokasi layanan Perseroan tersebut sejalan dengan rencana ekspansi armada kendaraan yang memerlukan tambahan lokasi layanan untuk melayani dan mendukung pertumbuhan armada kendaraan tersebut. Pada tahun 2013, Perseroan berencana untuk terus menambah jaringan lokasi layanan di seluruh Indonesia untuk mendukung armada kendaraan yang terus tumbuh.

Layanan Jasa Keuangan

Perseroan mengharapkan kegiatan usaha layanan jasa keuangan untuk berkembang dan akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan belanja modal dan beban pokok pendapatan karena Perseroan harus membeli atau menyewa lokasi untuk kantor cabang, lokasi layanan dan kantor pemasaran baru, dan terlibat dalam pekerjaan konstruksi dan renovasi dan rekrutmen tenaga penjualan dan tenaga kerja lainnya. Sejak mengakuisisi MPMFinance pada bulan Januari 2012, MPMFinance telah membuka tiga kantor cabang baru dan 68 lokasi layanan baru sehingga per 31 Desember 2012 MPMFinance memiliki 47 kantor cabang, 96 lokasi layanan dan 6 kantor pemasaran. Selain itu SAF memiliki 31 kantor cabang per 31 Desember 2012. Pada tahun 2013, MPMFinance berencana untuk membuka tambahan 5 kantor cabang, 10 lokasi layanan dan 14 kantor pemasaran baru. Lebih lanjut, seiring dengan strategi Perseroan yang melibatkan penjualan silang dan/atau promosi atas produk dari kegiatan usaha penjualan consumer parts otomotif dan layanan jasa keuangan melalui jaringan kegiatan usaha Perseroan lainnya, khususnya dealer ritel dalam kegiatan usaha distribusi dan kantor cabang MPMMotor, Perseroan berkeyakinan bahwa ekspansi dari jaringan distribusi dan ritel Perseroan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi kegiatan usaha jasa keuangan Perseroan.

Fluktuasi harga bahan baku, termasuk oli dasar dan aditif pelumas

Bagian yang signifikan dari beban pokok penjualan Perseroan terdiri dari biaya bahan baku, terutama oli dasar dan aditif pelumas, yang digunakan dalam kegiatan produksi consumer parts otomotif Perseroan. Sebagai contoh, pada tahun 2010, 2011 dan 2012, biaya bahan baku (terutama oli dasar dan aditif pelumas) yang digunakan dalam kegiatan usaha consumer parts otomotif memberi kontribusi masing-masing 9,8%, 10,8% dan 9,9% terhadap total beban pokok pendapatan. Harga oli dasar dan aditif pelumas berfluktuasi mengikuti faktor-faktor di luar kendali Perseroan, termasuk perubahan harga minyak mentah dunia dan nilai tukar mata uang asing. Kegiatan usaha consumer parts otomotif bergantung pada sejumlah kecil pemasok dan gangguan pasokan bahan baku serta fluktuasi harga bahan baku dapat merugikan Perseroan.

Permintaan akan layanan jasa kendaraan dan kemampuan memperoleh kontrak berjangka panjang

Permintaan untuk kendaraan sewa dan jasa terkait dalam kegiatan usaha layanan jasa kendaraan merupakan pendorong signifikan untuk pendapatan dan arus kas dari kegiatan usaha layanan jasa kendaraan. Pada tahun 2012, MPMRent mencatatkan pendapatan sebesar Rp535.455 juta dari kontrak penyewaan kendaraan. Selain itu, kontrak penyewaan berjangka panjang memberikan kegiatan usaha layanan jasa kendaraan Perseroan dengan peningkatan utilisasi dan kepastian pendapatan pada

Dokumen terkait