BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.2 Analisis Pembahasan Prosedur penerimaan dan pengeluaran barang yang terjadi di Aini Swalayan adalah sebagai berikut : 1. Prosedur Penerimaan Barang Prosedur penerimaan barang berguna untuk mengetahui semua barang yang dibeli atau Kepala Toko yang bertugas bertanggung jawab untuk melakukan pemesanan barang/permintaan order barang. Bagian/divisi yang berperan penting dalam prosedur penerimaan barang di Aini Swalayan adalah bagian gudang, Bagian gudang yang terdiri dari Admin Gudang dan Checker Gudang. Checker Gudang harus melakukan pemeriksaan atas barang - barang yang yang dipesan dari pemasok kemudian dilakukan pencatatan pada program penerimaan dan pengeluaran data barang melalui komputer oleh Admin gudang kemudian barang dimasukan ke dalam gudang selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh checker gudang atas barang yang diterimanya, baik kualitas maupun kuantitas barang apakah telah sesuai dengan yang dipesan oleh Aini Swalayan. 1. Unit dan divisi yang terkait. a. Manager dan Wakil Manager Bertugas bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional di Aini Swalayan, mengatur dan mengarahkan sumber daya yang ada di Aini Swalayan bisa juga melakukan pemesanan barang dan memberikan tanda tangan pengesahan pemesanan barang. b. Divisi Pembelian Termasuk Kepala Toko bertanggung jawab mengatur dan mengawasi barang barang yang masuk ke gudang yang meliputi permintaan barang, penerimaan barang, pengaturan administrasi barang dan inventaris barang di gudang, bagian ini dibantu oleh : 1. Admin Gudang Bagian yang bertanggung jawab menangani masalah penerimaan dan pengeluaran barang, melakukan pencatatan input data ke program penerimaan dan pengeluaran stock barang dan keuangan yang selanjutnya dilakukan penyimpanan ke dalam gudang 2. Checker Gudang 3. Helper/Karyawan Gudang Bertanggung jawab menyimpan dan mengatur barang tersebut dengan baik, aman dan teratur pada tempat yang sudah disiapkan di gudang. c. Kepala Toko dan Supervisor Toko Setelah barang-barang dimasukan ke dalam gudang Kepala Toko atau Supervisor Toko bertanggung jawab terhadap peletakan barang ke display di market yang dilakukan oleh pramuniaga toko dan melaporkan barang yang akan dipesan. 2. Jaringan Prosedur Sistem Penerimaan Barang Prosedur sistem penerimaan barang yang dilakukan oleh Aini Swalayan sebagai langkah dalam tahapan pengendalian intern, antara lain: a. Pada saat persedian barang di dalam gudang menunjukan batas minimal maka checker gudang melaporkan kepada supervisor dan kemudian memberikan data barang yang akan dipesan kepada Kepala Toko/Bagian pembelian barang untuk melakukan order pembelian barang kepada supplier/pemasok. b. Berdasarkan laporan persediaan barang yang terdapat pada program pencatatan stock barang di dalam komputer yang di input oleh Admin Gudang, Kepala Toko atau Bagian pembelian melakukan order pembelian barang ke supplier/pemasok secara tertulis pada lembar form permintaan order barang dari supplier/pemasok dan form permintaan order barang yang berwarna putih dan biru dari Aini Swalayan. c. Setelah barang dikirim oleh supplier/pemasok kemudian admin gudang melakukan pencatatan input data stock barang melalui komputer untuk mencatat kuantitas barang yang akan masuk ke dalam gudang, selanjutnya bagian checker gudang melakukan pemeriksaan ulang kuantitas dan kualitas barang yang sudah terkirim yang kemudian bagian helper/karyawan gudang menyimpan barang tersebut dengan baik, aman dan teratur ke tempat penyimpanan yang sudah disiapkan. d. Selesai menyimpan barang di dalam gudang bagian checker gudang melakukan pengecekan ulang terhadap barang-barang yang ada di dalam gudang. Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan barang antara lain adalah: 1. Form Permintaan Order Barang Form permintaan order barang adalah formulir yang digunakan untuk melakukan order atau pemesanan/pembelian barang dari pihak Aini Swalayan kepada supplier/pemasok, juga form yang digunakan oleh admin gudang untuk melakukan input data stock barang. 2. Nota Pembelian Nota yang digunakan untuk input data barang yang sudah dibeli dan melakukan pemeriksaan barang yang tersedia di gudang. Gambar 5.2 Nota Pembelian 3. Laporan Penjualan Data berisikan laporan penjualan dari setiap barang. 2. Prosedur Penyimpanan Barang Barang diterima oleh bagian gudang, langkah selanjutnya adalah menyimpan barang tersebut dengan baik, aman dan teratur pada tempat yang sudah disiapkan dan juga bertanggung jawab atas barang-barang yang diterima. dalam melakukan penyimpanan barang, hendaknya memperhatikan efisiensi perusahaan, yang artinya penyimpanan harus sedemikian rupa, agar semua barang yang disimpan dalam gudang pengaturannya tidak terlalu memakan tempat, waktu dan biaya. selain itu dalam penyimpanan barang perlu memperhatikan sifat dan jenis barang tersebut untuk jenis makanan dengan non makanan bisa mempengaruhi bau dan rasa, dan mengatur penempatan posisi jenis barang sedemikian rupa agar karyawan/helper gudang dapat mengambil barang yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat serta mudah dalam perhitungan fisik barang tersebut. Setelah barang-barang dan laporan penerimaan barang tersebut sudah diterima dan disimpan dengan baik ke dalam gudang maka bagian admin gudang harus mencatat dan menginput data stock barang ke dalam komputer. Dokumen yang digunakan dalam prosedur penyimpanan barang adalah program data stock barang di komputer. Program data stock barang digunakan untuk mencatat keluar masuknya barang-barang, bagian yang bertanggung jawab melakukan input data stock barang ini adalah bagian admin gudang. 3. Prosedur Pengeluaran Barang Bagian gudang hanya bertugas menyimpan barang saja. untuk pengeluaran barang harus melalui supervisor toko atau kepala toko yang dibantu oleh pramuniaga dan helper gudang untuk meletakan barang ke display dan rak di dalam swalayan dan kemudian dilakukan pencatatan data stock barang oleh bagian gudang. 4. Prosedur Pencatatan Persediaan Di dalam akuntansi pengertian persediaan adalah barang-barang yang berwujud yang dimiliki oeh perusahaan pada suatu saat tertentu dengan tujuan untuk dijual kembali baik melalui proses produksi atau secara langsung dalam siklus operasi normal perusahaan. Aini Swalayan dalam pencatatan persediaannya secara Fisik/Periodik dan penilaian persediaan menggunakan metode FIFO (First In First Out) yaitu sebuah metode yang menentukan harga pokok persediaan dengan cara membebankan harga pokok per unit yang terlama untuk dikeluarkan terlebih dahulu. FIFO juga memiliki pengertian Masuk Pertama, Keluar Pertama, yang abstrak dalam cara mengatur dan manipulasi data yang relatif terhadap waktu dan prioritas. Ungkapan ini menjelaskan prinsip dari teknik pemrosesan atau melayani permintaan bertentangan dengan memesan proses pertama pertama, apa yang datang di depan menunggu sampai pertama selesai. Jika di Aini Swalayan memakai FIFO sebab persediaan barang dagangan di Aini Swalayan merupakan barang-barang yang mudah kadaluarsa. Sehingga digunakan metode ini dalam penilaian persediaan barang dagangan. Dalam operasional Aini Swalayan, setiap 6 bulan sekali dilakukan stock opname yaitu audit terhadap kuantitas dan kualitas barang yang ada di dalam gudang dan di display toko, apakah sesuai dengan yang dilaporkan dalam laporan penjualan dan di data stock barang di dalam komputer. Pada kenyataannya beberapa kali sering terjadi unbalanced (ketidakcocokan) antara stock fisik barang yang ada di dalam gudang dan display toko dengan laporan penjualan maupun data stock barang yang ada di dalam komputer. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh sumber daya manusia (human error) dari beberapa bagian dalam melakukan permintaan, penerimaan dan pengeluaran barang juga dalam melakukan input data ke dalam komputer yang disebakan permintaan secara lisan dan terburu-buru dalam dalam melakukan pencatatan, serta kurangnya penggunaan form permintaan barang atau dokumen dalam tiap bagian. hal ini dapat dilihat dari bagian checker gudang yang bersangkutan tidak melaporkan menggunakan dokumen tertentu untuk diberikan kepada admin gudang sehingga terjadi kesalahan pencatatan input data ke dalam komputer. seringkali permasalahan tersebut terjadi dikarenakan kondisi toko yang sedang ramai maupun pegawai yang lalai, hal ini dapat menyebabkan peluang terjadinya kesalahan pada perhitungan persediaan barang yang ada di gudang. 2. Adanya perangkapan wewenang dan otorisasi yang dilakukan oleh bagian yang dapat menimbulkan terjadinya kesalahan dalam tugas dan kecurangan karena tidak ada bagian lain yang terkait. Hal ini dapat dilihat dari bagian pembelian dimana Supervisor Toko merangkap tugas sebagai Kepala Toko, Wakil Manager bahkan Manager melakukan tugas dan tanggung jawab Kepala Toko semua bagian tersebut dapat melakukan tugas pemesanan barang. Hal ini bisa menimbulkan informasi yang tidak akurat dan efektif Apabila terjadi unbalanced tersebut, ada beberapa langkah yang akan diambil oleh Supervisor atau Kepala Toko: 1. Cross check data stock barang di dalam komputer dengan stock fisik barang yang ada di gudang penyimpanan barang, apakah stock barang masuk sesuai dengan stock barang keluar. 2. Cross check laporan penjualan. Dari laporan penjualan, akan dapat dilihat jumlah produk yang terjual, untuk kemudian dikurangi dengan jumlah barang masuk. 3. Meminta form penerimaan order barang atau meminta print out nota pembelian barang kepada admin gudang pada tanggal terjadinya unbalanced. 5.3.Sistem Informasi Prosedur Pengorderan dan Penerimaan Barang di Aini Swalayan Dalam dokumen EVALUASI TERHADAP PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG (Studi Kasus pada Aini Swalayan di Surabaya). (Halaman 54-61)