• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perusahaan

PO. Pelangi merupakan salah satu UKM di Kabupaten Toraja Utara beralamat di jln. Andi mappanyukki no. 56 yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985. Awalnya perusahaan hanya menggunakan satu bus roda empat dengan 18 kursi dan mempunyai rute keberangkatan dari Toraja-Makassar dan Makassar-Toraja. Seiring berjalannya dan berkembangnya usaha, perusahaan mengalami proses penjualan dan pembelian armada baru untuk mengembangkan usahanya yaitu pada tahun 1988; Perusahaan menjual dua bus roda empat dan membeli satu bus roda enam, tahun 1990; perusahaan menambah armada baru dengan membeli satu bus roda enam; tahun 1993; perusahaan membeli satu bus roda enam, tahun 1995; perusahaan membeli lagi satu bus roda enam, tahun 2001; perusahaan menjual satu bus roda enam yang pertama kali dibeli pada tahun 1988 dan membeli satu bus roda enam yang baru tahun 2003; perusahaan kembali menjual satu bus roda enam dan membeli satu bus roda enam yang baru, tahun 2005; perusahaan menambah armada dengan membeli satu bus roda enam, tahun 2006; perusahaan menjual satu bus roda enam sehingga sisa armada empat bus, tahun 2008; perusahaan membeli satu bus AC roda enam dan menjual satu bus Non AC, tahun 2011; perusahaan membeli satu bus AC roda enam dan menjual satu bus Non AC, tahun 2013; perusahaan membeli satu bus AC roda enam dan menjual satu bus Non AC, tahun 2014; perusahaan membeli satu bus AC roda enam dan menjual satu bus Non AC, tahun 2016; perusahaan membeli satu bus AC roda enam. Sehingga sekarang PO. Pelangi memilik armada sebanyak lima mobil bus.

PO. Pelangi dikelola oleh dua orang, yaitu Bapak Santon dan istrinya, dan memiliki lima karyawan (empat Sopir dan satu kasir) dan kenek (yang tidak menentu). Usaha ini memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil nomor 70/21-28/SIUP/PK/IV/2013 (berlaku sampai tahun 2018) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Sesuai dengan Undang-undang Republik

13

Indonesia No. 20 tahun 2008, PO. Pelangi termasuk UKM (Usaha menengah) karena dari data diketahui usaha ini memiliki nilai modal dan kekayaan bersih (Asset) perusahaan seluruhnya tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha Rp. 495.000.000 tahun 2013 (keterangan dari SIUP Kecil) dan 3 kendaraan mempunyai harga per satuan kurang lebih Rp. 600.000.000 - 700.000.000 tahun 2013. Pada tahun 2014 PO. Pelangi memiliki aset bersih sebesar Rp.4.102.243.000 dan tahun 2015 sebesar Rp. 5.880.257.832.

Proses Bisnis Perusahaan

Proses bisnis perusahaan berfokus kepada proses layanan angkutan umun. Prosesnya di mulai dari penumpang yang datang memesan tiket bus, kemudian karyawan mencatat nama dan nomor penumpang di buku catatan pendaftaran penumpang, kemudian kasir akan membuatkan tiket atau nota pembayaran (Cuma satu rangkap).

Gambar 1

Tiket atau Nota Pembayaran

Jika penumpang membayar lunas maka nota (gambar 1) akan diberikan namun jika penumpang belum melunasi pembayaran maka nota akan disimpan oleh kasir. Pembatalan tiket sering juga terjadi atau penumpang tidak jadi berangkat. Pembatalan tiket dikenakan ADM-50% atau potongan sebesar 50% dari harga tiket bus. Usaha ini juga menerima jasa pengiriman barang, pengiriman barang dari Toraja Utara – Makassar dan dari Makassar – Toraja.

14

Barang (barang yang ingin dikirim)

Pemesanan Tiket

Tiket (Nota)

(Jika penumpang membayar lunas)

Gambar 2

Mekanisme Penjualan Tiket

PO. Pelangi mempunyai jadwal keberangkatan pagi dan juga malam, pagi berangkat jam 07.00 (WITA) dan malam pukul 18.00 (WITA). Keberangkatan juga tidak hanya membuka penjualan tiket dari Toraja-Makassar namun membuka juga penjualan tiket dari Makassar-Toraja. Penghasilan yang didapatkan juga berbeda, kebanyakan penumpang lebih memilih untuk berangkat malam dibandingkan pagi. Ketika pagi, perusahaan cuma menyediakan satu armada bus sedangkan malam terkadang perusahaan menyediakan dua sampai tiga armada bus untuk berangkat. Penghasilan juga mengalami perbedaan tiap bulannya seperti bulan july, agustus, dan desember yang disebut perusahaan sebagai “Musim Penumpang” atau bulan dimana perusahaan akan menaikkan harga tiket sampai kurang lebih sebanyak 25% dari harga tiket biasanya karena perusahaan memprediksi bulan dimana penumpang akan menggunakan sarana transportasi secara intensif. Dalam bisnis perusahaan juga menerima jasa pengiriman barang namun pengiriman barang hanya pada tempat-tempat tertentu.

 Siklus pendapatan

Pendapatan perusahaan berasal dari hasil penjualan tiket. Pendapatan dari hasil penjualan tiket akan diterima oleh sopir, setelah sopir kembali sopir akan menyetorkan pendapatan dari Toraja-Makassar dan dari Makassar-Toraja kepada pemilik. Aliran pendapatannya seperti gambar 3 di bawah ini,

Penumpang Karyawan

15 Gambar 3 Siklus Pendapatan

Pendapatan perusahaan diakui ketika sopir telah menyetor kepada pemilik. Jadi pemilik akan mencatat di buku catatan pendapatan. Setoran yang diterima dikelompokkan ke dalam akun pendapatan usaha dan kas perusahaan.

 Siklus pengeluaran

Pengeluaran perusahaan dikelompokkan ke dalam beberapa aktivitas. Pertama aktivitas pembayaran listrik, air, dan telpon yang dikelompokkan ke dalam akun beban utilitas. Kedua yaitu aktivitas pembelian alat-alat berupa ban, bholam, oli dan lain-lain yang dipesan langsung ke vendor. Pembelian barang ini tidak menentu karena pembelian berdasarkan dari permintaan sopir kecuali pembelian ban karena vendor sudah mempunyai jadwal pengiriman ban, selebihnya adalah barang habis pakai. Aktivitas ini dikelompokkan ke dalam akun beban pemeliharaan mesin dan armada. Aktivitas ketiga yaitu pembayaran gaji, pembayaran gaji karyawan dibagi menjadi tiga, yaitu gaji sopir, gaji kasir, dan gaji kondektur. Aktivitas pembayaran gaji dikelompokkan ke dalam akun beban gaji. Aktivitas keempat yaitu pembayaran asuransi, ada dua asuransi yang dibayar oleh perusahaan, yaitu asuransi raharja dan asuransi kendaraan, asuransi dikelompokkan ke dalam akun beban asuransi. Aktivitas terakhir perusahaan yaitu pembayaran pajak, jadi pajak yang dibayar oleh perusahaan yaitu pajak STNK/pajak kendaraan, Izin trayek kendaraan, KIR, dan retribusi yang dikelompokkan ke dalam akun biaya pajak dan retribusi.

Perusahaan mempunyai banyak pengeluaran namun tidak mempunyai catatan yang detail dan bukti-bukti transaksi yang dilakukan oleh perusahaan seperti nota, kwitansi, dan bukti-bukti lain tidak didokumenkan.

16

Pencatatan dan Pelaporan yang Selama Ini Dilakukan Oleh PO. Pelangi Dalam proses pencatatan yang dilakukan, perusahaan melakukan pencatatan setiap kali terjadi transaksi. Untuk pencatatan pendapatan yang masuk ke perusahaan berpusat pada transaksi penjualan tiket bus.

Gambar 4

Buku Catatan Penjualan Tiket

Pada transaksi penjualan tiket maka akan dicatat di buku pendaftaran penumpang seperti gambar 4 diatas. Buku pendaftaran penumpang terbagi dalam dua jenis buku, yaitu: (1) buku pendaftaran untuk bus yang melakukan keberangkatan di pagi hari (2) buku pendaftaran untuk bus yang melakukan keberangkatan di malam hari. Setiap bus yang berangkat, maka total penjualan tiket tersebut diserahkan kepada sopir bus sebagai setoran pendapatan yang akan diterima pemilik ketika sopir bus kembali baik yang dari Toraja-Makassar

17

maupun dari Makassar-Toraja. Ketika bus kembali sopir akan membawa catatan penjualan tiket yang dijual. Tiap setoran yang diterima akan dicatat di buku catatan pendapatan perusahaan. Buku catatan ini yang akan digunakan perusahaan untuk menjumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh sopir dalam satu kali keberangkatan terkait dengan sistim penggajian,

Pencatatan penjualan tiket akan dilakukan oleh kasir kemudian hasil pencatatan penjualan tiket tersebut akan dilaporkan kepada pemilik. Dalam proses pencatatan pendapatan, setoran pendapatan akan dilaporkan oleh supir kemudian pemilik akan mencatat berapa total setoran yang diterima. Dari hasil setoran tersebut maka pemilik akan menghitung berapa gaji untuk karyawan perusahaan (sopir, kasir, dan kenek). Tiap sopir memiliki catatan pendapatan yang berbeda-beda namun dicatat dalam satu buku.

Gambar 5

18

Media pencatatan perusahaan masih mengunakan dua jenis buku yang dijelaskan diatas (gambar 4 dan gambar 5). Perusahaan melakukan pencatatan masih didalam buku portofolio. Dimana dua buku tersebut digunakan untuk mencatat penjualan tiket untuk bus berangkat pagi dan malam. Dalam satu buku yang lain digunakan untuk mencatat pendapatan (gambar 5) yang masuk ke perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan masih sangat sederhana dan belum terkomputerisasi dengan baik, perusahaan hanya mencatat pendapatan yang masuk sedangkan untuk pengeluaran yang berkaitan dengan gaji dan beban-beban lainnya tidak tercatat dengan baik dalam penyusunan laporan keuangan. Pada laporan keuangan yang dilaporkan dalam buku tersebut hanya catatan pendapatan bulanan. Catatan pendapatan bulanan berisi pendapatan harian perusahaan yang disetor oleh sopir bus setelah kembali.

Analisis Terhadap Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Tahun 2015

Berdasarkan data dan hasil wawancara yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa perusahaan mempunyai laporan keuangan yang kurang efektif. Perusahaan hanya mempunyai catatan pendapatan yang digunakan untuk menghitung pengeluaran untuk gaji dan tidak membuat catatan untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya. Dari hasil wawancara, perusahaan masih mempunyai pengeluaran-pengeluaran lain namun tidak membuat catatan untuk pengeluaran tersebut. Selain pengeluaran, perusahaan juga mempunyai aset seperti mobil, tanah dan bangun namun tidak dicatat. Kas yang digunakan oleh perusahaan juga adalah kas pribadi, jadi tidak ada pemisahan antara kas kepentingan usaha dan kas pribadi.

Dalam proses pencatatan, setoran yang diberikan sopir langsung dicatat oleh perusahaan sebagai pendapatan tetapi perusahaan tidak mengetahui apakah setoran yang diberikan itu kurang atau tidak karena setiap sopir bus kembali, perusahaan hanya menerima nota-nota pembelian bensin dan catatan penumpang yang berangkat dari Makassar-Toraja disertakan juga catatan penumpang yang on

the spot (penumpang yang tidak mendaftar sebelumnya). Dalam hal ini

19

kepercayaan yang diberikan kepada sopir bus. Tiap setoran yang diberikan oleh sopir akan langsung dihitung untuk pembayaran gaji karyawan bus tersebut. Dalam proses pencatatan ini, setelah melakukan pembayaran gaji maka pemilik hanya mencatat pendapatan yang disetor oleh sopir dan tidak mencatat pendapatan setelah dilakukan pengurangan terhadap pembayaran gaji dan biaya-biaya lainnya jadi informasi yang dicatat hanya setoran sopir, tanpa mencatat informasi biaya pembayaran gaji dan biaya-biaya lainnya. Sehingga dalam satu bulan perusahaan tidak mengetahui jumlah pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran gaji dan biaya-biaya lainnya, karena pemilik hanya mencatat setoran sopir saja.

Catatan pendaftaran yang digunakan perusahaan dalam proses penjualan tiket pagi dan malam memiliki sedikit perbedaan. Catatan pendaftaran pagi hanya mencatat penjualan tiket untuk 1 bus dan catatan pendaftaran malam mencatat penjualan tiket untuk dua atau tiga bus. Catatan pendaftaran ini berisi nomor kursi, alamat, nomor hp penumpang, dan harga tiket yang dibayar. Catatan ini hanya digunakan perusahaan untuk mencatat penjualan tiket bukan untuk perbandingan pendapatan dengan setoran yang diberikan oleh sopir.

Pelaporan catatan pendapatan selama sebulan hanya memberikan informasi-informasi keuangan yang tidak relevan. Catatan pendapatan yang mencatat setoran sopir tanpa mencatat informasi-informasi pengeluaran hanya digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui terjadinya pendapatan tiap harinya jadi perusahaan dikatakan beroperasi dengan baik dengan melihat pendapatan yang banyak.

Kelemahan yang paling terlihat dalam proses pencatatan perusahaan yaitu masih menggunakan pencatatan manual dikarenakan tidak adanya sumber daya manusia perusahaan yang berpengalam atau tidak mengetahui proses pencatatan yang akuntansi yang efektif.

20

Alternatif Perbaikan Sistem Pencatatan dan Pelaporan keuangan

Perusahaan mencatat pendapatan untuk setoran yang diterima, setelah itu, perusahaan melakukan pembayaran gaji dari setoran yang diterima dihitung dari 20% untuk sopir, 10% untuk kasir, 5% untuk kondektur. Yang dicatat perusahaan setelah pembayaran gaji adalah pendapatan yang disetor oleh sopir sedangkan pengeluaran yang sudah keluar untuk pembayaran gaji tidak dicatat. Catatan pendapatan pada sistem penggajian masih memiliki kekurangan. Kekurangan pencatatan pendapatan yaitu tidak mencatat informasi biaya pembayaran gaji dan biaya lain-lainnya sehingga perusahaan seharusnya mencatat semua informasi agar mempermudah perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.

=

Gambar 6

Pencatatan Lama Informasi Perusahaan Alternatif perbaikan :

Perusahaan mencatat pendapatan yang disetor oleh sopir kemudian dikurangkan dengan pembayaran gaji karyawan yang disebut pendapatan bruto. Ini dilakukan untuk memberikan informasi terjadi pengeluaran untuk pembayaran gaji pada saat pencatatan. Informasi lainnya yang dicatat yaitu pengeluaran untuk pembayaran gaji yang dibagi menjadi 3, yaitu sopir, kasir, dan kondektur kemudian biaya-biaya lainnya, hal ini dilakukan untuk menghitung jumlah beban gaji dan informasi beban-beban lainnya yang akan digunakan sabagai dasar

Pendapatan (setoran sopir) Pembayaran gaji Pendapatan setelah dikurangkan dengan Pembayaran gaji Tidak dicatat

dikurangkan Tidak dicatat

Dicatat di pencatatan pendapatan

21

pencatatan biaya untuk penyusunan laporan keuangan. Sehingga perusahaan harus menambahkan satu catatan lagi terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu buku catatan pengeluaran.

Gambar 7

Alternatif Perbaikan Pencatatan Informasi Perusahaan

Selain memperbaiki pencatatan pendapatan, perusahaan seharusnya menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan bermanfaat bagi bisnis yang sedang berjalan dan dalam pengambilan keputusan pemilik kedepannya.

Kendala Penyusunan Laporan Keuangan

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang sudah dilakukan, ditemukan kendala-kendala yang dialami oleh PO. Pelangi dalam menyusun laporan keuangan, yaitu : (a) Tidak adanya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan atau pengetahuan dalam menyusun laporan keuangan. Pemilik tidak mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi dan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang akuntansi. Perusahaan hanya melakukan pencatatan pendapatan untuk setiap harinya. Dalam hal ini, narasumber mengatakan

Dicatat di buku catatan pendapatan Pendapatan (setoran sopir) Pembayaran gaji Gaji Sopir Gaji kasir Gaji kondektur Dicatat di buku catatan pengeluaran Pendapatan Bruto

22

“Kami tidak mengetahui bagaimana laporan keuangan yang seharusnya dan bagaimana akuntansi itu, kami hanya mencatat apa yang disetorkankan oleh sopir”

“Pemerintah setempat juga tidak pernah memberikan pelatihan tentang akuntansi, laporan keuangan yang seharusnya seperti apa, apakah perlu pembukuan atau tidak, kami saja untuk meminjam kredit di bank menggunakan surat tanah sebagai jaminan.”

(b) Tidak adanya pembagian tugas karena hanya memiliki beberapa karyawan dimana pemilik yang sekaligus menjadi pengelola usaha. Pemilik mengelola usaha sendiri sehingga waktu yang dimiliki difokuskan untuk mengembangkan usahanya. (c) Nota-nota transaksi yang masih belum disimpan secara rapi, sehingga suatu saat nota tersebut diperlukan sulit untuk menemukan. Narasumber mengatakan

“Nota-nota hanya bukti pembayaran, yang penting kami sudah bayar dan perusahaan masih berjalan dengan lancar”. “Biasanya sopir kami memberikan nota untuk perbaikan mobil, biasa juga tidak, yang penting ada catatan kalau sudah melakukan perbaikan . Kami memberikan kepercayaan kepada karyawan kami karena sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.”

Penyusunan laporan keuangan PO. Pelangi

Melalui wawancara dan data yang diperoleh dari PO. Pelangi, langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan yaitu :

a. Menentukan periode fisikal

Penulis menentukan periode fiskal 1 tahunan, dimulai dari 1 januari sampai 31 desember 2015. Periode yang dipilih sesuai dengan

23

periode fiskal perpajakan, sehingga mempermudah bagi pengusaha untuk memenuhi kewajiban perpajakan.

b. Membuat neraca awal

Pada tahap ini penulis akan membuat neraca awal perusahaan yang diambil dari tahun sebelumnya yaitu 2014. Tampilan neraca dapat dilihat pada gambar 8. Data yang diisikan pada neraca awal ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis. Dari hasil wawancara yang dilakukan perusahaan tidak mempunyai data-data ke uangan yang rinci untuk tahun 2014 sehingga pada neraca diisikan perkiraan akun-akun yang ada di perusahaan yaitu :

Gambar 8 Tampilan Neraca Awal

Kendaraan dibagi menjadi 4 karena perusahaan mempunyai armada bus yang dibeli dalam periode yang berbeda. Ini dilakukan untuk mempermudah melakukan perhitungan untuk penyusutan terhadap armada bus tersebut. Dari hasil wawancara dan data yang ada perusahaan tidak mengetahui berapa modal awal perusahaan karena di awal periode perusahaan memang tidak menargetkan berapa modal yang digunakan untuk periode tersebut. Sehingga penulis melakukan perhitungan dengan

24

rumus “Modal = Total Aktiva – Total Hutang” untuk mengetahui berapa modal awal perusahaan tahun 2014.

c. Membuat daftar akun

Tiap nominal saldo dari akun-akun yang ada di neraca kemudian dimasukkan ke dalam daftar akun yang ada. Daftar akun terdiri dari akun-akun yang nantinya berkaitan dengan perhitungan laba rugi perusahaan. Akun-akun yang berkaitan dengan laporan laba rugi antara lain pendapatan usaha dan biaya-biaya yang terkait dengan usaha dari UKM. Gambar akun dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9

Tampilan Daftar Akun d. Membuat jenis-jenis transaksi

Usaha dari UKM PO.X mempunyai beberapa transaksi yang dilakukan. Penulis membuat daftar-daftar jenis transaksi yang digunakan untuk pengimputan transaksi ke dalam jurnal yang ada. Gambar dari daftar jenis transaksi dapat dilihat pada gambar 10.

25 Gambar 10 Jenis-jenis transaksi

Dalam jenis-jenis transaksi yang dilakukan oleh perusahaan, penulis tidak mencatat piutang usaha karena proses piutang usaha hanya berjarak 1 hari dari kejadian penjualan tiket dan tidak ada piutang yang berjangka panjang sehingga dalam laporan keuangan tahunan piutang usaha tidak dicatat. Retur penjualan juga tidak dicatat dalam penyusunan laporan keuangan karena retur penjualan tunai sangat jarang terjadi dalam proses penjualan tiket. Retur penjualan kebanyakan terjadi dalam perusahaan manufaktur tapi dalam kasus ini terjadi pada perusahaan jasa. e. Membuat jurnal

Proses penjualan yang dilakukan untuk menuliskan semua transaksi yang terjadi di PO. Pelangi. Transaksi ini akan mempengaruhi dua atau lebih akun yang ada di bagian debet dan kredit. Jurnal digunakan untuk membantu dalam proses memposting ke buku besar perusahaan. Gambar jurnal dapat dilihat pada gambar 11.

26 Gambar 11

Jurnal transaksi PO. Pelangi f. Memposting ke buku besar

Buku besar disusun untuk mempermudah melihat transaksi secara rinci per akunnya sesuai dengan penjumlahan yang dilakukan sebelumnya. Data dalam buku besar ini merujuk dari neraca awal dan jurnal sebelumnya. Gambar dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 Buku besar

27 g. Menyusun laporan keuangan

Laporan keuangan PO. Pelangi disusun menggunakan SAK ETAP dengan menggunakan dasar akrual yaitu mencatat transaksi-transaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya dan bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan.

(i) Membuat neraca 31 Desember 2015

Neraca menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki oleh PO. Pelangi pada periode Januari-Desember 2015. Di dalam neraca PO. Pelangi tidak terdapat pos piutang, properti investasi persediaan, aset tidak berwujud, dan kewajiban diestimasi. Hal ini dikarenakan PO. Pelangi tidak melakukan sewa gedung untuk proses penjualan. PO. Pelangi ,menjalankan usahanya di rumah tinggal yang merangkap tempat usaha, dan tidak memiliki aset tidak berwujud. Di dalam neraca PO. Pelangi tidak ada piutang dan persediaan. Piutang tidak ada karena proses transaksi piutang hanya berjangka 1 hari setelah terjadinya penjualan kredit tiket dan tidak ada piutang jangka panjang sedangkan persediaan tidak ada karena perusahaan menyimpan barang hanya dalam waktu kurang lebih 4 atau 5 hari seperti pembelian ban dan lain-lain sehingga dialokasikan ke biaya pemeliharaan mesin dan kendaraan. Perusahaan hanya memiliki akun kas dikarenakan perusahaan tidak pernah mencetak buku tabungan sehingga penulis tidak mengetahui berapa kas di bank perusahaan. Narasumber mengatakan :

“Kami tidak pernah mencetak buku tabungan, kami hanya menggunakan tabungan untuk membayar kredit yang dipinjam dari bank”

28

Gambar 13

Neraca 31 Desember 2015

Utang usaha perusahaan berasal dari pembelian kredit bus dan pinjaman dari bank.

(ii) Menyusun laporan laba rugi dan perubahan modal 31 Desember 2015 Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan beban suatu perusahaan pada periode tertentu. Pendapatan PO. Pelangi diperoleh dari hasil penjualan tiket selama satu periode sedangkan beban usaha diperoleh dari biaya-biaya selama kegiatan usaha berlangsung termasuk alokasi dari biaya penyusutan aset. Tampilan laporan laba rugi dan perubahan modal dapat dilihat pada gambar 14.

29

Gambar 14

Laporan laba rugi dan perubahan modal 31 Desember 2015 (iii) Menyusun laporan arus kas

Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menyajikan penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan pada periode tertentu dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam SAK ETAP menganjurkan laporan arus kas dibuat dengan metode tidak langsung.

Dalam operasi usahanya, PO. Pelangi tidak memiliki aktifitas investasi namun memiliki aktivitas pendanaan seperti pinjaman dari bank. Aktivitas investasi perusahaan tidak ada disebabkan karena lingkup usaha yang kecil, sehingga PO. Pelangi memaksimalkan aset

30

yang sudah ada dan tidak memiliki instrument keuangan yang kompleks seperti saham dan obligasi. Tampilan gambar arus kas dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15

Laporan arus kas 31 Desember 2015 (iv) Catatan atas laporan keuangan

Dari ketiga laporan keuangan yang telah disusun diatas dapat dilihat bahwa perusahaan dapat menggunakan SAK ETAP sebagai acuan pembuatan laporan keuangannya. Berikut beberapa informasi Catatan atas laporan keuangan :

31 1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Pendirian

PO. Pelangi didirikan di Kabupaten Toraja Utara pada tahun 1985. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi darat AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) dengan rute Toraja menuju Makassar dan Makassar menuju Toraja ini terletat di jalan mappanyukki no. 56, Toraja Utara.

b. Perizinan

Perizinan yang dimiliki oleh perusahaan adalah Surat Ijin

Dokumen terkait