Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil observasi pada objek yang dipilih sebagai tempat mendapat informasi serta data yang dibutuhkan. Disini juga akan dibahas mengenai mekanisme pelaporan hutang obligasi dan serta analisis perlakuan akuntansi hutang obligasi. Hasil analisis yang disajikan dalam bentuk desktiptifatas semua data yang diperoleh dari hasil observasi dengan berpedoman pada landasan teori.
BAB VI: Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan pembahasan dan studi dan kebijaksanaan berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi
1.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Soemarso (2008:1) akuntansi adalah suatu jasa yang di rancang untuk menyediakan informasi historis yang berhubungan dengan kegiatan keuangan perusahaan, organisasi atas perorangan. Sebelum perkembangan akuntansi, dahulukala orang bisnis mengakui perlunya pembukuan transaksi, hutang, dan pajak perusahaannya dan menggunakan suatu sistem pencatatan yang sangat sederhana. Akhirnya, teknik catatan ini terbukti dan metode pembukuan yang sederhana di kembangkan metode ini di buktikan secara terus menerus dan di arahkan dengan metode akuntansi yang modern dan sangat kompleks dewasa ini. Akuntansi menjadi terkenal sebagai
“bahasa bisnis”.
Dewasa ini metode akuntansi yang sekarang mampu memberikan informasi keuangan yang lebih terperinci dengan sangat mudah dan fleksibel.
Informasi keuangan ini berharga bagi perusahaan, pemerintah dan individu sehingga memungkinkannya untuk menilai pelaksanaanya pada masa lalu dan membentuknya merencanakan pencapaian tujuan keuangan pada masa yang akan datang. Oleh karena akuntansi menyediakan informasi keuangan kepada perusahaan, pemerintah dan individu maka akuntansi juga di perlukan dan di
gunakan oleh analisis keuangan, serikat dagang, bursa dan lembaga pendidikan. Informasi yang di perlukan oleh kelompok-kelompok ini akan berbeda-beda menurut kebutuhannya, tetapi biasanya mereka tertarik pada laporan keuangan dan laba rugi perusahaan, pengumpulan data dan penyajian informasi untuk laporan keuangan ekstern di kenal dengan nama akuntansi keuangan (financial accounting) dan ini merupakan pendekatan yang utama yang di gunakan dalam era ini. Penggunaan informasi ini melalui analisa dan dikombinasikan dengan informasi yang berasal dari bidang lainnya seperti ilmu ekonomi, kegiatan pemerintah, trend perusahaan dan perubahaan pasar untuk tujuan pengambilan keputusan perusahaan guna tujuan manajemen intern di kenal dengan nama akuntansi manajemen (managerial accounting).
Menurut Rudianto (2008:11) akuntansi adalah suatu sistem yang di rancang untuk mencatat kegiatan keuangan dengan cara berurutan dan berarti mengikhtisarkan untuk menyampaikan maksudnya. Prosedur ini meliputi:
1. Pengakuan dan penganalisaan, dengan menempatkan suatu sistem yang akan mengumpulkan semua data perusahaan yang penting untuk analisa sebelum mencatat informasi dalam catatan akuntansi.
2. Pencatatan dan klasifikasi, dengan menetapkan prosedur untuk mecatat dan mengklasifikasikan semua informasi yang penting dari kegiatan pembukuan pada catatan permanen sehingga dapat di pahami secara mudah.
3. Pengikhtisaran dan pelaporan, dengan menyusun informasi yang telah di catat dan di klasifikasikan pada laporan keuangan akan memperlihatkan
pendapatan yang di peroleh selama periode waktu dan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
4. Penafsiran, dengan menggunakan data laporan keuangan dan membandingkan perubahan yang terjadi dari periode sebelumnya, juga menggunakan data perbandingan dari perusahaan lain dan indikator-indikator pemerintah yang berlaku untuk industri.
Metode dan teknik yang di sajikan ini dapat di terapkan untuk semua kegiatan keuangan yang meliputi pemerintah, organisasi non niaga, kelompok-kelompok informal, lembaga-lembaga dan individu-individu dan juga jenis organisasi perusahaan perseorangan (proprietorship), partnership (Firma, CV) ataupun perseroan terbatas. Menurut Slamet Sugiri (2005:47) ada 4 klasifikasi dasar dalam akuntansi yaitu:
1. Harta (assets) 2. Hutang (liabilities) 3. Kekayaan pemilik 4. Penghasilan (revenue)
American accounting association mendefenisikan akuntansi sebagai:
“ proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
Defenisi ini mengandung beberapa pengertian, yakni:
1. Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang menjelaskan tentang kegiatan akuntansi.
2. Bahwa informasi ekonomi yang di hasilkan oleh akuntansi di harapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan yang menjelaskan tentang kegunaan dari akuntansi.
Menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, penggolongan, analisa dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya yang berbentuk laporan keuangan.
1.2. Laporan Akuntansi
Laporan akuntansi (accounting reports) yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi bermacam ragamnya. Jenis laporan yang dihasilkan tergantung pada pihak-pihak yang akan menggunakan laporan tersebut. Salah satu yang utama adalah laporan keuangan (financial statement). Di samping laporan keuangan, banyak laporan-laporan lain yang dikeluarkan, misalnya laporan untuk pajak dalam bentuk surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak, laporan-laporan kepada badan-badan pemerintah misalnya, BAPEPAM atau BKPM dan laporan khusus untuk manajemen perusahaan sendiri.
B. Kewajiban
2.1. Pengertian Kewajiban/ Hutang
Jika kita ingat persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri ata hutang dan modal.
Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan.
Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, hutang dan modal.
Financial accaunting standard boards (FASB) mendefenisikan kewajibaan sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis yang di timbulkan kewajiban-kewajiban suatu perusahaan pada saat ini untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa kepada pihak lain pada masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian pada masa yang lalu.
Kewajiban merupakan pengorbanan ekonomi yang harus di lakukan perusahaan di masa yang akan datang karena tindakan atau transaksi sebelumnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kewajiban adalah:
1. Merupakan akibat dari transaksi atau kejadian di masa yang lalu, jadi tidak boleh merupakan kewajiban yang transaksi atau kejadiannya belum direalisasi (executory contract).
2. Merupakan kemungkinan pengalihan aktiva atau pemberian jasa pada masa yang akan datang, meskipun kewajiban ini masih bersifat mungkin (contingent) yang terjadi atau tidak terjadinya tergantung oleh kejadian pada masa yang akan datang.
3. Merupakan kewajiban suatu perusahan (satuan usaha). Dalam hal ini tidak terlalu dipentingkan kepada siapa kewajiban ini harus dipenuhi.
Kewajiban mengakibatkan adanya ikatan yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengklaim aktiva perusahaan. Kewajiban biasanya dapat di tentukan jumlahnya atau mudah di taksir dan dinyatakan dalam satuan uang. Dari segi pembelanjaan kewajiban merupakan salah satu sumber pembelanjaan untuk memperoleh aktiva perusahaan. Seperti telah di bahas sebelumnya, pembelanjaan dalam perusahaan pada hakekatnya dapat berasal dari dua sumber yakni, pemilik dan kreditur.
Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yang digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probable yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
1. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti).
2. Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.
2.2. Klasifikasi Hutang
Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
2.3. Pengukuran Hutang
Menurut Frank (1995:13) Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.
Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang
berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
b) Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti.
Hutang garansi merupakan contohnya.
c) Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
1. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya
sulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
C. Kewajiban Jangka Pendek Dan Kewajiban Jangka Panjang
3.1. Pengertian Kewajiban Jangka Pendek
Menurut Zaki Baridwan (2008:215) utang merupakan pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek baru. Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account Payable), serta berbagai hutang opersional seperti
hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya.
Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.
2.
Hutang biaya
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar.
3.2. Pinjaman Jangka Pendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarif bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.
3.3. Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun.
Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus dipenuhi :
a. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
b. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang terbukti dengan :
1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.
3.4. Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat
perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
a. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
b. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang lancar atau tidak lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya.
3.5. Pengertian Kewajiban Jangka Panjang
Dalam perusahaan yang besar tentunya membutuhkan dana yang sangat besar, untuk memperoleh dana yang besar ini salah satu yang di lakukan pemilik perusahaan ialah melalui pinjaman jangka panjang.
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya atau jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi mana yang lebih lama. Contoh dari utang jangka panjang adalah utang hipotik, utang obligasi, wesel bayar jangka panjang, kewajiban pensiun, kewajiban lease dll.
Pinjaman jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang pelunasan atau jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Kewajiban jangka panjang digunakan untuk menunjukkan utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan
untuk membelanjai kegiatan perusahaan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat yang berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga atas pinjaman tersebut selama jangka waktu yang ditentukan. Salah satu cara untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam jangka panjang ialah mengeluarkan sertifikat obligasi. Sertifikat obligasi adalah surat tanda hutang jangka panjang. Mengeluarkan sertifikat obligasi berarti membuat surat perjanjian utang yang menyatakan bahwa pembuat atau penerbit bersedia melunasi pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo.
D. Obligasi
4.1 Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga/kupon terakhirnya.
Menurut Erwan Dukat (2008:35) surat obligasi merupakan pengakuan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor). Surat obligasi menunjukkan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya dan perjanjian-perjanjian lain, sehingga dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap tanggal tertentu. Berawal dari kondisi perdagangan saham yang lesu di tambah dengan sulitnya bank memberikan pinjaman dan di desak oleh kebutuhan dana investasi, obligasi muncul menjadi alternatif penting bagi perusahaan untuk menghimpun dana langsung dari masyarakat. penerbitan obligasi memang lebih menguntungkan di bandingkan pinjaman bank. Ini di tunjukan dari tingkat bunga obligasi yang lebih rendah di bandingkan dengan tingkat bunga pinjaman perbankan.
Obligasi mengandung arti suatu ikatan. Istilah ini berasal dari bahasa latin obligare yang berarti mengikat. Menurut Keputusan Mentri Keuangan No. 859 Tahun 1987 yakni,
“obligasi merupakan surat perjanjian pengakuan hutang atas pinjaman yang
di lakukan emiten (issuer) kepada masyarakat dengan jangka waktu minimal 3 tahun”.
Menurut Rolin C Niswonger (2000:58) dalam emiten dan masyarakat pemegang obligasi, terdapat lembaga wali amanat (trustee) dan penjamin/penanggung emisi (guarantor). Emiten adalah pihak (perusahaan) yang mengeluarkan surat obligasi. Jadi merupakan pihak yang berhutang.
Wali amanat adalah pihak yang di tunjuk oleh emiten untuk mewakili dan melindungi kepentingan para pemegang obligasi. Surat perjanjian hutang (obligasi) di buat antara emiten dan wali amanat. Penjamin emisi adalah, bank/lembaga keuangan bukan bank yang menjamin sepenuhnya pembayaran kembali pokok beserta bunga obligasi tepat pada waktunya apabila emiten tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4.2. Ciri-ciri Obligasi Ciri-ciri obligasi yaitu:
1. Mempunyai nilai nominal yaitu jumlah hutang yang harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo.
2. Mencantumkan tanggal pengeluaran yaitu tanggal yang menunjukkan saat dikeluarkannya sertifikat obligasi tersebut.
3. Mencantumkan tanggal jatuh tempo yaitu tanggal pelunasan obligasi oleh yang mengeluarkan sertifikat obligasi tersebut.
4. Mencaantumkan tanggal bunga yaitu tanggal yang menunjukkan saat bunga obligasi dibayar oleh debitur. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang dan dilakukan setahun dua kali.
4.3. Macam-macam Obligasi
Pengelompokkan obligasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu:
a. Ditinjau dari waktu jatuh temponya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi biasa (term bonds) dan obligasi berseri (serial bond.s).
Obligasi biasa adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat sama, sedang obligasi berseri adalah obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam periode-perode tertentu.
b. Ditinjau dari jaminannya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin. Jaminan ini berbentuk aktiva tetap yang dimiliki perusahaan (hipotik). Obligasi yang dijamin berarti memberi jaminan pada investor bila perusahaan tidak dapat membayar utangnya, investor dapat mengklaim jaminan itu. jaminan yang diberikan dapat beberapa tingkatan, jaminan tingkat pertamaa berarti mempunyai klaim yang pertama, jaminan tingkat kedua berarti klaimnya terhadap jaminan adalah sesudah obligasi dengan jaminan pertama. Kadang-kadang jaminan dapat diberikan dalam bentuk surat-surat berharga (saham dan obligasi) perusahaan lain yang dimiliki.
c. Obligasi yang di jamin oleh pihak lain disebut obligasi bergaransi, misalnya perusahaan induk menjamin obligasi anak perusahaannya.
d. Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham disebut obligasi yang dapat ditukarkan, pertukaran ini tergantung dari keinginan pemegang obligasi. Apabila obligasi dapat ditukarkan dengan saham maka investor dapat merubah kepemilikannya menjadi
pemegang saham, oleh karena itu obligai seperti ini banyak menarik perhatian investor.
e. Ditinjau dari bentuknya obligasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu obligasi atas nama dan obligasi kupon. Obligasi atas nama hanya dapat diambil bunganya oleh orang yang namanya terdaftar, sehingga kalau di jual harus dilaporkan ke perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu. Obligasi kupon merupakan obligasi yang bebas, tidak atas nama. Setiap lembar obligasi disertai dengan kupon-kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga, kupon-kupon itu digunakan untuk mengambil bunga. Karena tidak atas nama maka penjualan obligasi ini tidak perlu diberitahukan pada perusahaan yang mengeluarkan.
Beberapa macam obligasi yang dikenal dalam pasar modal. Semua jenis obligasi tersebut pada dasarnya mempunyai sifat yang sama yaitu, sebagai suatu surat hutang. Hanya saja dalam perkembangan pasar modal, obligasi tidak hanya semata-mata bersifat suatu surat hutang murni, tetapi dimodifikasi sedemikian rupa sehingga pemegang obligasi tidak hanya memiliki hak atas pelunasan hutang pokok obligasi, tetapi juga memiliki hak-hak lain yang diberikan melalui perjanjian penerbitnya.
Secara garis besar pada dasarnya ada dua kelompok dalam obligasi, pertama adalah obligasi yang murni bersifat hutang dan yang ke dua adalah obligasi yang menyerupai ekuitas atau penyertaan modal.
1. Obligasi yang bersifat utang murni.
Obligasi bersifat utang murni dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu:
a) Berdasarkan penerbitnya
Berdasarkan penerbit atau pihak yang mengeluarkannya (emiten) obligasi di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Obligasi perusahaan (corporete bonds)
Obligasi perusahaan yaitu obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau badan hukum. Obligasi ini biasanya diterbitkan untuk jangka panjang. Obligasi ini ada yang dijamin dengan kekayaan tertentu, tetapi hanya dengan kekayaan penerbitnya secara umum. Obligasi ini biasanya menawarkan bunga yang cukup tinggi.
2. Obligasi pemerintah (government bond)
Obligasi pemerintah ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Obligasi ini biasanya diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam rangka pembiayaan pembangunan dan biasanya pula berjangka panjang yaitu 10 sampai 20 tahun. Obligasi ini biasanya tidak dijamin dengan kekayaan tertentu. Namun demikian, dari segi keamanannya termasuk dalam kelompok “highest qualiti bond”
sebab penerbitnya adalah pemerintah. Tetapi government bond ini sebagai alternatif pendanaan sehubungan dengan utang-utang luar negerinya yang sudah mendekati angka-angka psikologis.
3. Manicipal bond
Obligasi ini pada dasarnya sama dengan government bond. Hanya saja, obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah (local government) atau pemerintah negara bagian.
b) Berdasarkan jangka waktu
b) Berdasarkan jangka waktu