• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam daftar yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian, yang menjadi variabel yang diukur adalah kemampuan kognitif siswa yang dilihat dari pembelajaran unsur ruang melalui stimulus benda langit dalam pembelajaran seni tari. Kemampuan kognitif siswa di dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek aplikasi.

Setelah data terkumpul kemudian data diolah. Data tersebut dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil treatment dalam jangka waktu tertentu dengan data yang ditampilkan dalam bentuk statistik yang disertai analisis berupa paparan. Pemaparan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dalam perhitungan nilai pretest dan nilai posttest, sedangkan data kualitatif digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap hasil penelitian.

Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan hasil rata-rata pengukuran pretest terhadap subjek penelitian. 2. Menjumlahkan hasil rata-rata penskoran posttest terhadap subjek penelitian yang

dilakukan setelah diberikan treatment selama 5x pertemuan.

3. Membuat tabel untuk membandingkan skor yang yang telah diperoleh dari penjumlahan hasil rata-rata pretest dan posttest.

4. Membuat grafik dari data yang telah diperoleh pada pretest dan posttest

Perbedaan antara O1 dan O2 yaitu O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari

treatment (X). Digambarkan menggunakan grafik untuk menunjukkan tingkat

signifikan hasil pengolahan data yang didasarkan pada sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan sesudah diberikan perlakuan. Selain itu hasil data pretest dan

posttest dipaparkan untuk menunjukkan perbedaan hasil yang telah dicapai.

Pengolahan data dengan cara:

a) Menentukan bobot nilai huruf sebagai berikut:

A = Baik : Bobot 3,6 - 4

B = Cukup : Bobot 2,6 - 3

C = Kurang : Bobot 1,6 – 2

Bobot nilai tersebut penjabarannya dapat dilihat pada keterangan berikut: A = Siswa mampu menyebutkan unsur ruang tari, membedakan unsur ruang

tari, mengeksplor gerak, dan mengaplikasikan gerak ke dalam unsur ruang. B =Siswa mampu menyebutkan unsur ruang tari dan kurang mampu membedakan unsur ruang, mampu mengeksplorasi gerak, mengaplikasikan gerak ke dalam unsur ruang.

C = Siswa hanya mampu menyebutkan unsur ruang tari, kurang mampu dalam mengeksplor gerak, dan mengaplikasikan gerak ke dalam unsur ruang. b) Perhitungan nilai rata-rata siswa, menurut menurut Sugiyono (2012: 49)

48

seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

c) Perhitungan persentase (%) berdasarkan jumlah skor yang didapat siswa.

% =

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab V, maka peneliti akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitin yang memiliki tema yang sama dengan cakupan atau lingkup yang lebih luas. Dari uraian dan perolehan hasil eksperimen, peneliti menarik beberapa kesimpulan pokok.

Dari sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari, peneliti menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran unsur ruang untuk siswa tunagrahita ringan. Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat cukup semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari walaupun sering kali mereka merasa kesulitan pada saat berkomunikasi untuk menyampaikan ide dan gagasannya, kesulitan saat bereksplorasi sendiri dan saat menerima pembelajaran baru. Selain itu dengan metode ini dapat memberikan pengalaman bagi anak dalam memerankan suatu peran untuk menciptakan gerak dalam pembelajaran seni tari. Dalam pembelajaran unsur ruang menggunakan metode bermain peran, siswa tunagrahita ringan dapat mengetahui, mengeksplor, dan mengaplikasikan unsur ruang ke dalam gerak berdasarkan imajinasi dan pengetahuannya. Selain itu, siswa tunagrahita ringan dapat merasakan esensi pengalaman menari dengan ide dan gagasan yang ditemukannya.

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kognitif siswa tunagrahita ringan melalui pembelajaran tari melalui stimulus benda langit. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase sebelum dan sesudah diberikan stimulus benda langit terhadap kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan. Dira pada saat pretest 45% pada saat posttest 95%, Fatur pada saat pretest 50% pada saat posttest 82%, Sodik pada saat pretest 45% pada saat posttest 70%, Royan pada saat pretest

89

47,5% pada saat posttest 92,5%. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya perubahan persentase yang signifikan yaitu nilai posttest setiap siswa lebih besar daripada nilai pretest. Hal tersebut membuktikan adanya perubahan pada peningkatan kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan yang artinya kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan mulai berkembang dalam pembelajaran tari. Hasil penelitian mampu meningkatkan kualitas pembelajaran tari dan sekaligus dapat diimplementasikan lebih lanjut oleh guru dengan tujuan untuk mengembangkan kognitif siswa tunagrahita ringan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan, diharapkan memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait.

1. Lembaga Tinggi UPI

Dalam penerapan pembelajaran unsur ruang melalui stimulus benda langit yang berpengaruh terhadap keadaan kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan dalam pembelajaran seni tari dapat menambah khasanah kepustakaan, khususnya bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI dalam memberikan konstribusi ilmu pengetahuan pada pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.

2. Bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Tari

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber literatur mengenai salah satu proses pelaksanaan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus (Siswa tunagrahita ringan). Adapun sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tema yang sama dengan cakupan atau lingkup penelitian yang lebih luas.

3. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menerapkan pembelajaran seni tari di sekolah luar biasa khususnya pembelajaran seni tari bagi siswa tunagrahita ringan yang berbasis untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Sehingga siswa mampu mengaplikasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Dengan begitu, pembelajaran seni tari mampu menyentuh berbagai aspek yang dimiliki siswa dalam kehidupannya sesuai dengan tingkat kecerdasannya, kemampuan dan potensinya.

4. Bagi Peneliti

Pembelajaran tari melalui stimulus benda langit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perkembangan kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menambah ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman khususnya dalam proses pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus (siswa tunagrahita ringan), sehingga peneliti dapat mengetahui lebih dalam mengenai kondisi, potensi maupun kemampuan yang dimiliki dari siswa tunagrahita ringan, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran seni tari bagi siswa berkebutuhan khusus.

Dokumen terkait