• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 BMT Al-Fath IKM

4.1.3 Analisis Pembiayaan BMT Al-Fath IKM

Proses penyaluran dana yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI diawali dengan adanya permohonan pembiayaan yang diajukan oleh mitra BMT dengan menyertakan fotocopy KTP, Kartu Keluarga, surat nikah, slip gaji, kepemilikan agunan, dan pas foto . Selanjutnya Customer Service

dan Account Officer BMT Al-Fath IKMI melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas. Jika berkas yang disertakan lengkap dan sesuai persyaratan maka tim BMT Al-Fath IKMI melakukan survey kepada mitra, namun jika berkas belum lengkap maka BMT Al-Fath IKMI mempersilakan mitra untuk melengkapinya terlebih dahulu. Pada survey

yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI dilakukan juga analisis kelayakan usaha mitra. Jika hasil analisis dinyatakan tidak layak maka permohonan pembiayaan ditolak. Sedangkan jika analisis kelayakan usaha dinyatakan layak maka mitra dipanggil untuk menghadap kepada komite pembiayaan untuk dilakukan pengikatan dan penyelesaian administrasi. Selama usaha mitra dibiayai, maka tim BMT Al-Fath IKMI akan melakukan monitoring kepada mitra tersebut. Diagram alir penyaluran pembiayaan dapat dilihat pada lampiran 2.

BMT Al-Fath IKMI melakukan analisis pembiayaan sebelum melakukan penyaluran dana. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan faktor-faktor penilaian pembiayaan yang berpedoman pada prinsip 5-P:

People (orang/karakter)

Orang atau mitra pemohon pembiayaan merupakan titik sentral yang harus diperhatikan dalam setiap pemberian pembiayaan. Oleh karena itu, BMT Al-Fath IKMI harus mendapatkan keyakinan terhadap mitra pembiayaan melalui penilaian karakter dari mitra pembiayaan tersebut.

Purpose (tujuan penggunaan)

BMT Al-Fath IKMI menganalisis apakah tujuan penggunaan dana oleh mitra pembiayaan apakah dapat menunjang kegiatan usaha mitra dan sesuai dengan tujuan pemberian pembiayaan BMT Al-Fath IKMI.

Prospect (peluang pasar)

BMT Al-Fath IKMI menilai apakah usaha yang dijalankan oleh mitra memiliki peluang pasar yang baik untuk dijalankan atau tidak dengan disesuaikan kepada kondisi makro lingkungan usaha. BMT Al-Fath IKMI juga harus mampu melakukan penilaian terhadap risiko bisnis dari usaha mitra pembiayaan.

Payment (kemampuan bayar)

Penilaian mengenai sumber pembayaran pembiayaan dari calon mitra apakah tersedia dan aman serta apakah setelah pemberian pembiayaan, mitra memiliki sumber pendapatan yang cukup untuk pembayaran pembiayaan.

Protection (agunan)

Penilaian mengenai jaminan mitra pembiayaan untuk mengantisipasi sekiranya terjadi hal yang di luar perkiraan. Agunan atau jaminan merupakan second way out jika mitra tidak mapu melunasi pembiayaan. Semakin besar nilai agunan maka semakin kecil risiko kerugian akibat gagal bayar.

Saat melakukan analisis pembiayaan BMT Al-Fath IKMI menggunakan Formulir Permohonan Pembiayaan, Rancangan Anggaran Belanja Mitra, dan berkas-berkas kelengkapan. Selain itu, Account Officer melakukan tinjauan lapangan kepada mitra pembiayaan untuk memperoleh informasi lebih lengkap dan melihat langsung aset yang akan dijadikan jaminan oleh mita pembiayaan.

Selama melakukan analisis pembiayaan Tim BMT Al-Fath IKMI harus mematuhi petunjuk kerja. Petunjuk ini digunakan untuk membantu Tim pembiayaan dalam menganalisis agar tidak salah dalam menganalisis sehingga hasil analisis dapat mengurangi potensi gagal

bayar dari mitra pembiayaan. Petunjuk kerja yang telah disusun BMT Al-Fath IKMI adalah

1. Kualitas pembiayaan lebih penting daripada ekspansi pembiayaan 2. kejujuran anggota adalah skala prioritas utama dalam penilaian 3. jika tidak memahami usaha anggota, jangan berikan pembiayaan 4. putusan pembiayaan tanpa tekanan hati

5. terlalu naif berfokus pada agunan

6. bila muncul keraguan, sebaiknya ditolak atau ditangguhkan putusan 7. bila anggota meminta jawaban putusan secepatnya, jawaban yang

paling tepat adalah “tolak”

8. telusuri dengan seksama kemana arah penggunaan dana BMT 4.1.4 Identifikasi Risiko Gagal Bayar BMT Al-Fath IKMI

Informasi-informasi dari mitra pembiayaan yang diperoleh dari analisis pembiayaan digunakan untuk mengidentifikasi penyebab risiko gagal bayar. BMT Al-Fath IKMI sendiri sudah mendefinisikan pembiayaan bermasalah. Menurut BMT Al-Fath IKMI pembiayaan bermasalah adalah

- Pembiayaan yang tidak lancar

- Pembiayaan dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan

- Pembiayaan yang tidak menepati jadwal angsuran

- Pembiayaan yang memiliki potensi merugikan BMT

- Pembiayaan yang memiliki potensi menunggak dalam satu waktu tertentu

BMT Al-Fath IKMI sendiri telah mengidentifikasi gejala-gejala gagal bayar. Gejala-gejala tersebut disusun berdasarkan pengalaman masa lalu dan monitoring yang dilakukan Tim BMT Al-Fath IKMI. Gejala tersebut adalah

- Baki kredit simpanan menurun

- Pembayaran angsuran tersendat-sendat

- Sering meminta penundaan pembayaran

- Mengajukan perpanjangan pembiayaan

- Sering menghindar saat penagihan

- Adanya hutang ke pihak lain

- Isi tempat usaha kosong

- Memulai usaha baru

- Adanya sengketa keluarga

- Adanya informasi negatif dari pihak lain

- Kesehatan mitra pembiayaan menurun

- Mitra pembiayaan meninggal

- Mitra pembiayaan menikah kembali

- Menggunakan pembiayaan yang diberikan usaha untuk membeli barang-barang konsumtif

BMT Al-Fath IKMI telah merumuskan penyebab-penyebab gagal bayar pembiayaan. Penyebab-penyebab tersebut dibagi ke dalam dua faktor, yaitu faktor internal BMT dan faktor internal mitra pembiayaan. Penyebab tersebut adalah

Faktor Internal BMT :

1. Lemah dalam analisis pembiayaan : data kurang akurat, pembiayaan terlalu sedikit, pembiayaan terlalu banyak, jangka waktu terlalu lama, jangka waktu terlalu pendek

2. Kelemahan dalam dokumen, data mengenai pembiayaan anggota tidak terdokumentasikan dengan baik, pengawasan atas fisik dokumen kurang

3. kelemahan dalam supervisi pembiayaan : pengawasan kurang rutin, tindakan pencegahan kurang dini, anggota terlalu banyak, nggota terpencar domisilinya

4. Kecerobohan petugas lapangan disebabkan oleh terlalu bernafsu memperoleh laba, terlalu kompromistis, tidak memiliki kebijakan yang matang, terlalu percaya dan menggampangkan masalah, tidak mampu menyaring risiko bisnis, kurang proaktif dan terlalu reaktif 5. Kelemahan kebijakan Pembiayaan

7. Kelemahan SDM 8. Kelemahan teknologi 9. Kecurangan petugas

Faktor Internal Mitra Pembiayaan : 1. Kelemahan karakter

2. kelemahan kemampuan 3. Musibah

4. penyimpangan penggunaan dana 5. sengketa keluarga

6. terlibat banyak hutang

Dokumen terkait