• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang kesehatan Mental 1.Konsep kesehatan mental Menurut Zakiah Daradjat

PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL

A. Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang kesehatan Mental 1.Konsep kesehatan mental Menurut Zakiah Daradjat

Menurut Zakiah Daradjat Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat yaitu pengertian kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan agama dan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan agama dalam kesehatan mental.1

Pendapat tersebut dipertegas oleh Mustofa Fahmi mendefinisikan bawha kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: segi positif dan segi negatif. Yang pertama dari segi positif bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaiaan diri terhadap diri sendiri dan terhadap

1

lingkungan sosialnya, yang kedua segi negatif bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis dan psikosis.2

Penulis sependapat dengan pemikiran Zakiah daradjat dan pemikiran Mustafa fahmi yang membahas pegertian tentang kesehatan mental bahwa kesehatan mental sangat berkaitan dengan lingkungan sosial yang berada di sekitarnya dan bisa menyesuaikan diri sendiri.

Secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat tentang konsep kesehatan metantal yaitu tentang kesehatan mental dan ketenangan hidup, penyesuaian diri dan kesehatan mental, peranan agama dalam pembinaan mental. penulis akan menganalisa tentang konsep kesehatan mental menurut Zakiah daradjat sebagai berikut.

Kesehatan mental dan ketenangan hidup menurut Zakiah daradjat Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.

Dan Ketenangan hidup adalah ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak banyak tergantung kepada faktor- faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor- faktor tersebut. Kita

2

Abdul Aziz EL-Quusy, pokok-pokok kesehatan jiwa/mental, Bulan Bintang,(Jakarta, 1997), h. 38.

tidak meniadakan pengaruh faktor-faktor luar itu, karena memang ada pengaruhnya. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuan penyesuaian diri. Kesehatan mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat

Dengan demikian, penulis dapat menganalisa dari kesehatan mental dan ketenangan hidup bahwa kesehatan mental adalah Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Konsep yang kedua yaitu membahas tentang penyesuaian diri dan kesehatan mental. penyesuaian diri adalah Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety). Dapat di uraikan dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri diatas sebagai berikut:

Frustasi (tekanan perasaan) yaitu suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat sementara, sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkannya mencapi keinginan itu.

Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu sangat ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frusttrasi, bahkan mungkin frustrasi-frustrasi ringan tidak akan terasa sama sekali.

Konflik (pertentangan batin) adalah terdapatnya macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam yaitu, Pertama antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang

sama-sama diingini tapi tidak mungkin diambil keduanya. Kedua pertentangan anatara dua hal, yang pertama diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Ketiga pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang yang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.

Kecemasan (anxiety) adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan bantin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang didasari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan sebagainya. Sedangkan kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.

Sedangkan Menurut Pendapat Musthafa Fahmi tentang kesehatan mental dan penyesuaian diri beliau mengemukakan bahwa kesehatan mental dan penyesuaian diri banyak macan-macam penyesuaian diri berbeda-beda dalam sifat dan caranya , sementara orang yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial di mana ia hidup dengan sukses, sebagian lainnya tidak sanggup melakukannya.3

3

Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga sekolah dan masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, cetakan pertama 1977), h. 42.

Penulis menganalisa dari penyesuaian diri dan kesehatan mental bahwa keduanya sangat berkaitan karena dari keduanya mempunyai hubungan antara penyesuaian diri dan kesehatan mental dalam kehidupan sehari hari. orang yang bisa atau mampu menghadapi persoalan- persoalan yang ada di depan mata seperti terjadinya frustasi, konflik, kecemasan maupun hal lainnya. Dan kesehatan mental sangat berpengaruh untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada sekitarnya dengan cara yang baik.

Konsep yang ketiga yaitu peranan agama dalam pembinaan mental adalah semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang di kemudian hari adalah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga sendiri. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial.

Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan bukan pada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu akan membawa kepada kegoncangan jiwa, apabila perubahan terjadi.

Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa agama merupakan unsur yang terpenting dalam pembinaan mental. Tanpa agama, rencana-rencana pembangunan tidak akan terlaksana dengan sebaik-baiknya karena dapatnya seseorang melaksanakan suatu rencana dengan baik tergantung kepada ketenangan jiwanya. Jika jiwa gelisah, ia tidak akan sanggup menghadapi kesukaran yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan rencana-rencana tersebut.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari peranan agama dan kesehatan mental sangat berkaitan seperti mental yang tumbuh tanpa agama belum tentu akan dapat mencapai integritas yang baik, karena kurangannya ketenangannya dan ketentraman jiwa.

Setelah menganalisa kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat yang memiliki materi mengenai Konsep kesehatan mental dengan melihat dari tiga konsep yang telah penulis uraikan di atas. Disini penulis akan membahas menganalisa dari Tujuan kesehatan mental, Kebutuhan pokok kesehatan mental, Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, Prinsip – prinsip kesehatan mental dan hubungan agama dengan kesehatan mental.

konsep yang sangat bagus dalam pemembahasan penyesuaian diri dan kesehatan mental ini. Keberhasilan Zakiah Daradjat dalam menjalankan Konsep kesehatan mental ini adalah kelebihan beliau akan rasa tanggung jawabnya yang dikembangkan hanya mengarah kepada masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan hal apapun yang berkaitan dengan

masyarakat serta Agama beliau sangat bertanggung jawab dan beliau adalah salah satu wanita muslimah yang berkecimpung di bidang Agama dalam psikoterapi dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang barangkali sedikit membedakan antara kesehatan Mental Zakiah dan tokoh lain.

Adapun yang membedakan Konsep Kesehatan Mental Menurut Zakiah Daradjat Dan Mustahfa Fahmi. Konsep yang di gunakan oleh Zakiah Daradjat yaitu adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara garis besar yang di bahas oleh Zakiah Daradjat yaitu pengertian kesehatan mental, prinsip kesehatan mental, kaitan agama dan kesehatan mental, kesehatan mental dan ketenangan hidup, peranan agama dalam kesehatan mental.

Sedangkan Konsep yang di gunakan oleh Mustahfa Fahmi adalah mendefinisikan bawha kesehatan mental menjadi dua segi yaitu: segi positif dan segi negatif. Yang pertama dari segi positif bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaiaan diri terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya, yang kedua segi negatif bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis dan psikosis.

Penulis setuju dengan pendapat kedua tokoh di atas bahwa kesehatan mental di dalam diri seseorang perlu adanya penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitarnya, dan perlu juga adanya hubungan ke Agamaan dengan kesehatan mental di dalam suatu keluarga.

Dan penulis menemukan Persamaan Konsep kesehatan mental menurut Zakiah daradjat dan Mustahfa Fahmi telah dapat di lihat bahwa tokoh Zakiah Daradjat dan tokoh Mustahfa Fahmi banyak persamaan dalam konsepnya dalam segi Penyesuaian diri dan kesehatan mental dan mengutamakan kepada masyarakat di sekitarnya.

98 A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian tentang kesehatan mental Zakiah Daradjat yang memiliki konsep yang sangat hebat dalam pemembahasan konsep penyesuaian diri dan kesehatan mental penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Konsep penyesuaian diri dan Kesehatan Mental penyesuaian diri adalah Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety). Konsep ini memiliki adanya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun pada masyarakat yang ada di sekitarnya. Ada pun yang sangat berkaitan antara Agama dan Kesehatan Mental bahwa Kesehatan Mental sangat erat kaitannya dengan Agama karena kuatnya iman seseorang bisa di lihat dari seberapa dekat manusia mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan tanpa Agama tidak akan berjalan degan baik dan lancar.

B. Saran

Penulis menyarankan bagi para pembaca dan peneliti yang lain, sebagai tindak lanjut dari skripsi ini:

1. Agar proses selanjutnya tentang kesehatan mental bisa menjadikan mental- mental generasi muda kedepannya untuk dapat dan bisa lebih baik lagi menjaga kesehatan fisik maupun mentalnya sebagaimana mestinya. 2. konsep kesehatan mental dan penyesuaian diri semoga bisa dijadikan

motivasi untuk generasi muda kedepannya agar bisa mengembangkan dan memanfaatkan kondisi yang telah ada dalam keadaan kondisi yang sehat baik dari segi fisik maupun mentalnya.

Arif Subhan,”Prof. Dr. Zakiah Daradjat Membangun Lembaga Pendidikan Islam

Berkualitas”, Dalam “Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam

di Indonesia: Jakarta : diterbitkan atas kerjasama Pusat Penelitian IAIN Syarif Hidayatullah dengan logos wacana ilmu, 1999.

Aziz Abdul, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

Burhanuddin Yusak, kesehatan Mental, Bandung: Cv Pustaka Setia,1999.

Dadang Hawari, “Agama,Psikiater dan Kesehatan Jiwa ( Refleksi atas Pemikiran Zakiah Daradjat )”. Dalam perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan

Islam di Indonesia: Jakarta : Gunung Agung, 1999 .

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Asbabun Nuzul, Surakarta: pustaka Al Hanan,2014.

Departemen Pendidikan, Kamus Besar Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, cet 10, 1999.

Fahmi Musthafa, Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan Pertama 1977.

Isep Zainal Arifin, Bimbingan penyuluhan Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo persada 2009.

Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016. Johana E.Prawitasari, Psikologi Klinis, Jakarta: Erlangga, 2011.

Kartini Kartono, dan jenny Andri, Hygiene mental dan kesehatan mental dalam Islam, Mandar Maju, Bandung, 1989.

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004. Moeljono Notosoedirdjo Latipun, Kesehatan Mental konsep dan penerapan, Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang, 1999.

Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Siswanto, Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya, Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007.

Sundari Siti, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Syahrin Harap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Jakarta : Istiqamah Mulya Press, 2006.

Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Manfaat dalam kesehatan mental, Yayasan pendidikan Islam Ruhana, Jakarta, 1992.

Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung 1982 _____________, Kesehatan Mental (Peranannya dalam Pendidikan dan

Pengajaran), Jakarta, Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 1984. _____________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

_____________, Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995 _____________, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung

Agung, 1970.

_____________, Kesehatan Mental Peranannya Dalam Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1984.

Daradjat dan implementasinya dalam kepribadian muslim (Studi Analisis Bimbingan dan konseling Islam), IAIN Walisongo Semarang, 2006.

Muslihun, Konsep Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Pendapat Zakiah Daradjat Dan Dadang Hawari, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Tri Agus Subekti, Menangis Sebagai Metode Dalam Kesehatan Mental (Studi kasus pada tiga orang dewasa di tulang bawang, kebumen),UIN Sunan Kali Jaga, 2014.

Sumber Internet

Biografi Zakiah Daradjat