• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Kesehatan mental

PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG KESEHATAN MENTAL

B. Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Kesehatan mental

1. Kesehatan mental dan ketenangan hidup

Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.14

Definisi ini mendorong orang memperkembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada. Jangan sampai ada bakat yang tidak bertumbuh dengan baik, atau yang digunakan dengan cara yang tidak membawa kepada kebahagiaan, yang mengganggu hak dan kepentingan orang lain.

Ketenangan hidup adalah ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak banyak tergantung kepada faktor- faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor- faktor tersebut. Kita tidak meniadakan pengaruh faktor-faktor luar itu, karena memang ada pengaruhnya. Jadi yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu persoalan, dan kemampuan penyesuaian diri. Kesehatan mental

14

pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat.15

Sebagaimana yang dikutip oleh Zakiah Daradjat dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu : perasaan, pikiran/ kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Dari 4 kelompok diatas akan dijelaskan sebagai berikut.

Di antara gangguan perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan mental adalah rasa cemas ( gelisah ) dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh dibawah ini.

a. Rasa cemas ( gelisah )

Perasaan cemas adalah perasaan yang tidak menentu, panik, dan takut mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan mencemaskan hal itu. Seorang ibu akan gelisah, karena anaknya terlambat pulang sekolah. Pikirannya sudah bermacam-macam, takut kalau-kalau anak ditabrak mobil, diculik orang dan sebagainya.16

15

Ibid, h. 15-16.

16

b. Iri hati

Iri hati adalah perasaan yang dimiliki seseorang atas melihat kebahagiaan orang lain yang tidak bisa di tahan oleh setiap orang yang memiliki rasa iri hati. Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti biasa disangka orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri kepada suaminya, karena anak-anak semua lebih senang kepada bapaknya dari pada ibunya. Kegelisahan dan iri hatinya makin memuncak, sehingga merasa bosan tinggal di rumahnya. Ia tak ingin lagi melihat anak-anak dan suaminya, kemudian lari dari rumahnya untuk melepaskan diri dari kegelisahan dan iri hatinya, pergi mencari tempat dan menumpang tidur. Si ibu tersebut lari hanya karena rasa iri hati, yang ditimbulkan oleh adanya gangguan kesehatan mentalnya.17

c. Rasa sedih

Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak melihat hal-hal yang menyedihkan kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya. Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali terjadi karena,melihat bermacam-macam masalah yang ada. Kesedihan-kesedihan

17

yang seperti itu tidak disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu.18

d. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan diri

Rasa rendah diri dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi pada pemuda-pemuda remaja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang mereka hadapi yang tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Rasa renda diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, dan tidak berani mengemukakan pendapatnya (karena takut salah), tidak berani bertindak atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang).19

e. Pemarah

Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, maka demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. marah sebenarnya

18

Ibid. h. 18.

19

adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak, biasa akibat kekecewan ketidakpuasan atau tidak tercapai keinginannya.20

2. Penyesuaian diri dan kesehatan mental

Gangguan jiwa ( neurose ) dan penyakit jiwa ( psychose ) adalah akibat dari tidak mampunya orang yang menghadapi kesukaran- kesukarannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu antara lain. Frustasi (tekanan perasaan), konflik (pertentangan batin), kecemasan (anxiety).21 Dapat di uraikan dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri diatas sebagai berikut:

Frustasi (tekanan perasaan) yaitu suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terhalangnya orang dalam mencapai yang diinginkannya itu.22 Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat menerima frustasi itu buat sementara, sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkannya mencapi keinginan itu.

20Ibid. h. 20. 21 Ibid. h. 24. 22 Ibid.,

Dengan demikian kepercayaan kepada diri sendiri itu sangat ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frusttrasi, bahkan mungkin frustrasi-frustrasi ringan tidak akan terasa sama sekali.

Konflik (pertentangan batin) adalah terdapatnya macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Konflik itu dapat dibagi kepada beberapa macam yaitu, Pertama antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini tapi tidak mungkin diambil keduanya. Kedua pertentangan anatara dua hal, yang pertama diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Ketiga pertentangan antara dua hal yang tidak diingini yaitu orang yang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.23

Kecemasan (anxiety) adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan bantin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang didasari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan sebagainya.24 Sedangkan kesehatan mental

23

Ibid. h. 26.

24

adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.

Penulis menyimpulkan bahwa penyesuaian diri dan kesehatan mental sangat berkaitan karena dari keduanya mempunyai hubungan antara penyesuaian diri dan kesehatan mental dalam kehidupan sehari hari.

3. Peranan agama dalam pembinaan mental

Pembinaan mental seseorang mulai sejak ia kecil, semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang di kemudian hari adalah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga sendiri. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial.

Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan bukan pada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang

mungkin berubah dan goncang itu akan membawa kepada kegoncangan jiwa, apabila perubahan terjadi.25

Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa agama merupakan unsur yang terpenting dalam pembinaan mental. Tanpa agama, rencana-rencana pembangunan tidak akan terlaksana dengan sebaik-baiknya karena dapatnya seseorang melaksanakan suatu rencana dengan baik tergantung kepada ketenangan jiwanya. Jika jiwa gelisah, ia tidak akan sanggup menghadapi kesukaran yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan rencana-rencana tersebut.26

Penulis dapat menyimpulkan bahwa dari peranan agama dan kesehatan mental sangat berkaitan seperti mental yang tumbuh tanpa agama belum tentu akan dapat mencapai integritas yang baik, karena kurangannya ketenangannya dan ketentraman jiwa.

25

Zakiah Daradjat, Peranan Agama dan Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1978), h. 90.

26

89

PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG