BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Metodologi Pengukuran Pencapaian Target Kinerja
3.2.2. Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis …
Dalam rangka mencapai target sasaran strategis yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021, telah melaksanakan 10 program dengan 81 kegiatan, yaitu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (14 kegiatan), Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (10 kegiatan), Program Peningkatan Disiplin Aparatur (1 kegiatan), Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (1 kegiatan), Perogram Peningkatan Pengaembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (3 kegiatan), Program Pengembangan Data dan Informasi Pembangunan (6 kegiatan), Program Perencanaan Pembangunan Daerah (12 kegiatan), Program Pengembangan Manajemen Pelayanan Publik (6 kegiatan), Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah (22 kegiatan) dan Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Untuk Menunjang Pemerintahan dan Pembangunan (7 kegiatan).
Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja Bappeda Provinsi Sumatera Barat pada tahun anggaran 2016 terhadap program dan kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan pada setiap sasaran strategis adalah sebagai berikut:
1 Kinerja Kelembagaan yang Efektif dan Efisien Sasaran Strategis
Untuk mewujudkan sasaran strategis 1 yaitu kinerja kelembagaan yang efektif dan efisien, Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan capaian dengan target indicator kinerja Nilai Sakip BB. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa setiap kepala SKPD diwajibkan menyusun Laporan Kinerja tahunan berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakati dan menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Untuk mewujudkan capaian kinerja nilai SAKIP BB, Bappeda Provinsi Sumatera Barat telah melakukan
Laporan Kinerja Bappeda -2016 28 berbagai langkah dengan menyusun laporan kinerja Bappeda tahun 2015, yang dilakukan penilaian pada tahun 2016. Laporan Kinerja Bappeda tahun 2015 disusun sebagai pertanggung jawaban atas perjanjian kinerja Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat tahun 2016, perjanjian kinerja yang dilaksanakan tersebut mengacu pada RPJMD 2016-2021 dan RENSTRA 2016-2021 Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2016, dari target capaian indicator kinerja SAKIP dengan nilai BB, berdasarkan hasil penilaian tim penilai SAKIP Inspektorat Provinsi Sumatera Barat, Laporan Kinerja Bappeda Provinsi memperoleh nilai BB (71,74).
2 Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur Sasaran Strategis
yang Berintegritas dan Profesional
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai tugas dan fungsi serta membantu Gubernur dalam penyusunan perencanaan pembangunan, baik berupa perencanaan jangka panjang, menengah maupun tahunan di Sumatera Barat. Untuk menjalankan tugas dan fungsi Bappeda, kapasitas sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya, Bappeda membutuhkan aparatur yang handal dengan latar belakang pendidikan S1, S2, S3 bidang perencana atau yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dibidang perencana. Tenaga perencana yang dimaksud adalah PNS yang sudah mengikuti pendidikan fungsional perencana dan menjabat sebagai tenaga fungsional perencana di Bappeda
Pada tahun 2016 telah ditetapkan RPJMD 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016, maka Bappeda juga telah melakukan penyusunan dokumen Renstra 2016-2021 dengan keputusan Gubernur Sumatera Barat. Mengacu kepada Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014, untuk mendukung pencapaian target RPJMD 2016-2021 telah ditetapkan Peraturan Daerah nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dimana Bappeda merupakan salah satu OPD yang melaksanakan fungsi perencanaan. Namun dalam penetapan indicator kinerja pada renstra Bappeda 2016-2021 telah dilakukan
Laporan Kinerja Bappeda -2016 29 penyempurnaan terhadap Pengukuran Kinerja sesuai dengan RPJMD 2016-2021. Jika dilakukan perbandingan pencapaian indicator kinerja pada tahun 2015 dan tahun 2016 terdapat perbedaan capaian indicator kinerja dimana capaian indicator kinerja tahun 2015 masih mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015, sedangkan capaian indicator kinerja tahun 2016 telah mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang RPJMD 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat.
1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016
Dalam rangka meningkatkan kualitas dokumen perencanaan lingkup SKPD Provinsi Sumatera Barat, Bappeda mempunyai fungsi mendorong dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur perencana yang beriktegritas, tidak hanya Bappeda namun juga perencana pada SKPD lainnya, agar tersedianya tenaga perencana yang berkualitas dan profesional. Dengan tersedianya tenaga perencana yang berintegritas diharapkan dokumen perencanaan yang disusun akan semakin baik dan berkualitas. Sampai dengan kondisi tahun 2016, jumlah staf Bappeda adalah sebanyak 125 orang. Jumlah aparatur sebagai tenaga perencana di Bappeda berjumlah sebanyak 70 orang. Dari 70 orang tenaga perencana hanya 4 orang yang telah mengikuti diklat fungsional perencana, namun yang telah menjadi fungsional perencana hanya 3 orang sedangkan 1 orang menjabat tenaga struktural dengan jenjang pendidikan pendidikan S2 perencana jumlah 13 orang, selanjutnya yang sudah mengikuti pelatihan di bidang perencana adalah sebanyak 57 orang. Selanjutnya kondisi tenaga perencana di lingkup seluruh SKPD Provinsi Sumatera Barat berjumlah sebanyak 209 orang yang tersebar di 49 SKPD.
Untuk menggambarkan capaian indikator ini, berikut capaian peningkatan kompetensi perencana pada SKPD Provinsi Sumatera Barat.
Tabel 3.4.
SASARAN STRATEGIS 2
Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Berintegritas Program : Peningkatan Sumberdaya Aparatur
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Laporan Kinerja Bappeda -2016 30
Persentase aparatur yang mengikuti diklat
perencana dan diklat pendukung 4 % 5.57 % 139
Persentase aparatur yang menjadi
fungsional perencana 4 % 4,3 % 107
Pencapaian Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung diukur dengan menghitung persentase jumlah aparatur perencana pada seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 209 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur dengan tingkat pendidikan sarjana (S1, S2 dan S3) di seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebenyak 3.750 orang. Pada tahun 2016 jumlah aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung ditargetkan 4 % dan realisasinya sebanyak 5,57 % atau tercapai sebesar 139,3 %
Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana, diukur dengan menghitung jumlah aparatur Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang menjadi fugsional perencana sebanyak 3 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur dengan tingkat pendidikan sarjana (S1, S2, S3) yang ada di Bappeda Provinsi Sumatera Barat sebanyak 70 orang. Pada Tahun 2016 jumlah aparatur yang menjadi fungsional perencana ditargetkan 4 % dan realisasinya tercapai sebesar 4,3 % atau tercapai sebesar 107,5 %.
2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya
Jika dibandingkan capaian indikator kinerja tahun 2016 dengan capaian indikator kinerja pada tahun 2015, terdapat perbedaan indikator kinerja dari sasaran strategis yang ditetapkan, hal ini disebabkan penetapan indikator kinerja tahun 2015 pada renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 sedangkan penetapan indicator kinerja tahun 2016 pada Renstra Bappeda Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada RPJMD 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016. Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini:
Laporan Kinerja Bappeda -2016 31
Tabel 3.5.
Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2016 No Indikator Kinerja
2015 2016
Target Realisasi %
Capaian Target Realisasi % Capaian 1. Persentase tenaga perencana yg mempunyai sertifikat perencana 5% 6,64% 132,8% - - -
1. Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana
dan diklat pendukung - - -
4 % 5.57 % 139
2. Persentase aparatur yang menjadi fungsional
perencana - - -
4 % 4,3 % 107
Pada tahun 2015 target indikator kinerja sasaran adalah sebesar 5% sesuai dengan perjanjian kinerja dapat direalisasikan 6,64% capaiannnya sebesar 132,8%. Di tahun 2016 sesuai dengan renstra 2016-2021 pengukuran indicator kinerja berubah menjadi Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung dengan target 4 % dan persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dengan target 4 %. Target indikator kinerja turun menjadi 4%, disebabkan karena: 1) Terbatasnya anggaran untuk melakukan pelatihan khusus untuk tenaga perencana; 2) Terbatasnya daya tampung diklat fungsional perencana oleh pusdiklat perencana Bappenas setiap tahunnya; 3). Kurangnya minat aparatur untuk mengiikuti diklat fungsional perencana.
3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Yang Terdapat Pada Dokumen Renstra Bappeda 2016-2021
Dalam Rencana Strategis Bappeda tahun 2016-2021 yang mengacu pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021, terdapat perubahan indikator kinerja sasaran sekaligus penetapan target yang akan mungkin dapat dicapai, pada tahun 2015 target yang ditetapkan adalah 5% tenaga perencana yang mempunyai sertifikat perencana atau yang sudah mengikuti pelatihan perencana dari jumlah PNS yang berpendidikan S1 ke atas. Target yang tetapkan dalam Renstra diharapkan didukung dengan anggaran yang memadai untuk mencapai target tersebut. Pada tahun 2015, target kinerja 5% dengan realisasi 6,64% dengan tingkat capaian 132,8%. Capaian kinerja tahun 2015 diukur dengan jumlah tenaga perencana yang mengikuti diklat fungsional perencana. Sedangkan tahun 2016
Laporan Kinerja Bappeda -2016 32 terdapat perubahan indicator kinerja yaitu; 1) Persentase aparatur yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung dari target 4% dengan realisasi 5,57% atau dengan tingklat capaian 139%. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah tenaga perencana sarjana yang mengikuti diklat perencana dan diklat pendukung pada setiap unit kerja SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 209 orang dibandingkan dengan jumlah 3.750 orang aparatur Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan latar belakang minimal S1. 2) Persentase aparatur yang menjadi fungsional perencana dari target 4% dengan realisasi 4,3% atau dengan tingklat capaian 107%. Capaian ini diukur dengan membandingkan jumlah aparatur fungsional perencana di Bappeda sebanyak 3 orang dibandingkan dengan jumlah aparatur Bappeda dengan latar belakang pendidikan S1,S2 dan S3 sebanyak 70 orang.
4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional
Dari berbagai penelusuran yang telah dilakukan, belum ada standar nasional yang dapat dipedomani mengenai jumlah tenaga perencana yang ideal untuk tingkat Provinsi. Oleh sebab itu dapat dijadikan pedoman sementara adalah minimal dalam satu jabatan eselon 3 mempunyai 1 tenaga perencana. Jumlah jabatan eselon 3 untuk lingkup Pemerintah Provinsi adalah sebanyak 315 maka jumlah tenaga perencana yang dibutuhkan adalah 315 orang.
Dari gambaran jumlah tenaga perencana yang ada sekarang, tentu belum menunjukkan kondisi ideal yang kita harapkan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dibidang perencana.
5. Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Solusi
Produk dari perencanaan adalah dokumen perencanaan yang aplikatif. Agar dokumen perencanaan tersebut berkualitas, partisipatif dan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan perlu didukung oleh peningkatan kapasitas tenaga perencana di masing-masing SKPD. Keberadaaan aparatur tenaga perencana dinilai sangat penting dan strategis dalam rangka menghasilkan dokumen perencanaan yang berkualitas sesuai dengan arah kebijakan RPJMD, tidak hanya di Bappeda melainkan juga pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Provinsi.
Laporan Kinerja Bappeda -2016 33 Distribusi jumlah tenaga perencana penyebarannya belum merata pada masing-masing SKPD bahkan terdapat SKPD yang tidak punya tenaga perencana sama sekali. Kondisi ini tentu akan dapat mempengaruhi kualitas dari dokumen perencanaan yang dihasilkan SKPD terkait.
Beberapa hal yang menyebabkan masih kurangnya tenaga perencana tersebut antara lain disebabkan:
1) Masih kurangnya minat PNS untuk menjadi pejabat fungsional perencana karena belum begitu menjadi perhatian secara maksimal oleh SKPD, disamping itu peluang pelatihan yang diselenggarakan Pusbindiklatren Bappenas untuk jabatan perencana sangat terbatas.
2) Terbatasnya diklat atau Bimtek yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, Diklat Kemendagri atau lembaga lain sangat terbatas.
3) Sistem untuk mengakomodir tenaga fungsional perencana belum terstruktur dengan baik.
4) Alokasi anggaran yang terbatas untuk penyelenggaraan diklat perencana tersebut.
6. Analisis Pencapaian Kinerja
Analisis pencapaian kinerja adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Analisis pencapaian kinerja dapat dapat dibagai dua yaitu analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dan analisis program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja.
a. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Sumberdaya dapat berupa sumberdaya anggaran dan sumberdaya manusia. Dalam upaya untuk melaksanakan capaian kinerja agar jumlah dan kualitas tenaga perencana bertambah dan meningkat khususnya tenaga perencana di Bappeda, setiap tahun perlu mengirimkan tenaga aparatur untuk mengikuti pelatihan perencanaan, baik yang dilaksanakan oleh Diklat kemendagri, Bappenas maupun instansi lain dengan pembebanan biaya ditangsung oleh Instansi pengundang, sehingga dari sisi anggaran Bappeda tidak perlu menyediakan alokasi anggaran sepenuhnya.
Laporan Kinerja Bappeda -2016 34
b. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Pencapaian Kinerja
Dalam upaya mencapai keberhasilan target kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kuallitas serta kapasitas tenaga perencana baik di Bappeda sendiri maupun tenaga perencana di seluruh SKPD dilakukan melalui beberapa upaya yaitu :
1. Mengadakan Pendidikan dan Latihan perencanaan bagi seluruh SKPD Lingkup Provinsi maupun Kabupaten Kota yang didukung melalui anggaran dekon Bappenas (APBN). Setiap tahun melalui dana dekon yang diberikan oleh Bappenas kepada Bappeda Provinsi Sumatera Barat sebagian alokasinya digunakan untuk meningkatkan kapasitas perencana melalui Bimtek, sebagai instrukturnya adalah pejabat fungsional perencana dari Bappenas dan Kementrian PAN dan RB. Dengan peserta dari perwakilan SKPD yang bertugas sebagai perencanaan di masing SKPD ditambah dengan unsur Kabupaten Kota.
2. Mengirimkan peserta khususnya untuk Diklat Perencana yang dilaksanakan Unand bekerja sama dengan Bappenas. Serta Diklat perencana yang dilaksnakan oleh Kemendagri. Bappenas bekerja sama dengan Universitas Andalas mengadakan diklat perencanaan khususnya menyusun dokumen perencanaan bertempat di Unand. Peserta diklat ini adalah seluruh Bappeda wilayah barat, sehingga kesempatan ini Bappeda mengirimkan staf untuk ikut diklat dimaksud.
3. Menjadi narasumber dibidang perencanaan khususnya penyusunan renstra yang pelaksanaan Bimteknya dilakukan oleh beberapa SKPD. Beberapa SKPD mengadakan Bimtek perencanaan khususnya penyusunan renstra SKPD disebabkan tahun 2016 Renstra SKPD sudah mengacu kepada RPJMD Tahun 2016-2021. Dalam hal ini salah satu narasumber dimintakan ke Bappeda Provinsi Sumatera Barat.
Dari upaya yang telah dilakukan tersebut akan berdampak dan menunjang kepada keberhasilan capaian kinerja baik dari segi jumlah tenaga perencana yang mengikuti Diklat atau Bimtek perencana ataupun kualitas tenaga perencana itu sendiri.
Laporan Kinerja Bappeda -2016 35
3 Konsistensi dan Sinergitas Antar Dokumen Sasaran Strategis
Perencanaan
Dokumen perencanaan merupakan suatu pedoman yang akan memberikan arah dan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan. Dokumen perencanaan yang baik dan aplikatif adalah sebagian dari keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Untuk tercapainya sasaran pembangunan yang komprehensif, fokus dan terpadu mulai dari pusat sampai ke daerah, diperlukan konsistensi dari dokumen perencanaan dimaksud, baik dokumen perencanaan jangka menengah maupun tahunan sampai kepada perencanaan anggaran.
Salah satu keberhasilan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda sebagai lembaga yang bertanggungjawab menyusun perencanaan, maka sasaran kinerja Bappeda salah satunya adalah bagaimana mewujudkan konsistensi dan sinergi antar dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan.
Indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis konsistensi dan sinergi antar dokumen perencanaan, ditetapkan melalui indikator kinerja persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan Renstra SKPD, kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara renstra dengan Renja, kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD dengan RKPD dan kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RKPD dengan KUA-PPAS.
Untuk melihat konsistensi antar dokumen perencanaan, dilakukan dengan metode sasaran, indikator kinerja dan program yang terdapat dalam RPJMD dijabarkan ke dokumen perencanaan lainnya yaitu RKPD dan KUA-PPAS. Untuk menilai konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD dengan metode sasaran, indikator dan program yang terdapat dalam RPJMD dan RKPD dijabarkan kedalam dokumen perencanaan SKPD yaitu Renstra dan Renja SKPD.
1.Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran strategis Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan diukur dengan 2 (dua) indikator, yaitu:
Laporan Kinerja Bappeda -2016 36 a. Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan
RKPD, RKPD dengan KUA PPAS). Alat ukur yang digunakan adalah persentase konsistensi sasaran dan indikator sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 yang tersedia/diakomodir dalam dokumen RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 dan persentase sasaran dan indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 diakomodir dalam dokumen PPAS Tahun 2017.
b. Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) dengan alat ukur yang digunakan adalah persentase konsistensi sasaran dan indikator sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 yang tersedia/ diakomodir dalam dokumen perencanaan SKPD yaitu Renstra SKPD Tahun 2016-2021 dan persentase sasaran dan indikator sasaran ditetapkan dalam dokumen Renstra SKPD 2016 -2021 diakomodir dalam Renja SKPD Tahun 2017.
Pencapaian terhadap Sasaran Strategis 3 di tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6.
SASARAN STRATEGIS 3
Konsistensi dan Sinergitas Antar Dokumen Perencanaan Program : 1. Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian
Persentase konsistensi antar dokumen
perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS)
Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RPJMD dengan RKPD)
100 100 100
Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RKPD dengan KUA PPAS)
100 100 100
Rata-rata 100 100 100
Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen
perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD)
Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (RPJMD dengan Renstra)
100 98.3 98.3
Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan (Renstra dengan Renja SKPD)
100 100 100
Laporan Kinerja Bappeda -2016 37 Dari tabel di atas, rata-rata persentase pencapaian target Sasaran Konsistensi dan sinergitas Antar Dokumen Perencanaan telah mencapai 99.15% dengan rincian capaian indikator kinerja Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS) mencapai 100% dan indikator kinerja Persentase konsistensi antar dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra dengan Renja SKPD) mencapai 99.15%. Hal ini menunjukkan konsistensi antar dokumen perencanaan telah dapat berjalan dengan baik.
Pencapaian menurut tabel di atas adalah merupakan rekapitulasi dari capaian-capaian sasaran yang diuraikan berdasarkan capaian-capaian terhadap 10 program prioritas pembangunan daerah, selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Pencapaian menurut tabel di atas adalah merupakan rekapitulasi dari capaian-capaian sasaran yang diuraikan berdasarkan capaian-capaian terhadap 10 program prioritas pembangunan daerah, selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.7.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Per Prioritas Pembangunan
No Program Prioritas Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD dengan RKPD, RKPD dengan KUA PPAS)
Persentase Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Daerah dengan Dokumen
Perencanaan SKPD (RPJMD dengan Renstra dan Renstra
dengan Renja SKPD) RPJMD RPJM-RKPD RKPD – KUA_PPAS RPJMD-RENSTRA RENSTRA -RENJA
1 Pembangunan Mental, Pengamalan Agama dan ABS-SBK dalam Kehidupan Masyarakat
100 100 100 100 2 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam
Pemerintahan
100 100 100 100 3 Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan 100 100 100 100 4 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 100 100 100 100
5 Peningkatan Produksi untuk Mendukung Kedaulatan angan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis
100 100 97 100
6 Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi , UMKM dan Peningkatan Investasi
100 100 97 100
7 Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan
100 100 97 100 8 Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran
dan Daerah Tertinggal
100 100 100 100 9 Pengembangan Sumber Energy Baru dan
Terbarukan serta Pembangunan Infrastruktur
Laporan Kinerja Bappeda -2016 38
10 Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Alam
100 100 95 100
Rata-rata 100 100 98.3 100
Jumlah rata-rata 100 99.15
Dari Tabel 3.7. di atas dapat dijelaskan berdasarkan 10 Prioritas Pembangunan Daerah, sebagai berikut:
Prioritas 1, Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam Kehidupan Masyarakat
Adapun Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan untuk Prioritas 1 yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8.
Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1pada RPJMD 2016-2021 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH SASARAN SATUAN KINERJA INDIKATOR Prioritas 1 Pembangunan
mental dan pengamalan agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat
Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat
% Kenaikan 1. Zakat yang dikelola badan amil zakat
% Kenaikan 2. Peningkatan pengumpulan nilai zakat, infak dan sadaqah % rata-rata
Kenaikan
3. Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji
Meningkatnya kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama
Kasus 1. Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Berkurangnya penyakit
masyarakat (Pekat)
Kasus
Kasus perbuatan maksiat : 1. Narkoba :
a. Kasus Pidana Narkoba % b. Pemuda (16-30 tahun)
bebas narkoba % 2. Angka kriminalitas Penguatan lembaga agama
dan adat dalam tata kehidupan masyarakat
1. Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya
Lembaga - MUI
Jumlah (Kumulatif)
- KAN
Terdapat 4 sasaran pembangunan dan 7 indikator kinerja yang terdapat dalam priorotas Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat
Laporan Kinerja Bappeda -2016 39
1. Persentase kesesuaian sasaran dan indikator sasaran antara RPJMD Provinsi Sumatera Barat dengan Renstra SKPD
4 (empat) sasaran pembangunan dan 7 Indikator Kinerja dalam dokumen RPJMD dijabarkan dan diturunkan (leveling) kedalam sasaran SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang tercantum dalam Renstra SKPD kedalam 5 (lima) sasaran SKPD dan 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran sebagaimana berikut :
Tabel 3.9.
Perbandingan Sasaran Indikator Pembangunan Prioritas 1 RPJMD 2016-2021 dan Renstra SKPD
RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021
Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021
SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR
KINERJA SKPD Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat
Zakat yang dikelola badan amil zakat Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat
Zakat yang dikelola Badan Amil Zakat
Biro Bina Sosial Peningkatan pengumpulan
nilai zakat, infak dan sadaqah
Persentase penyaluran zakat, infak dan sedekah
Biro Bina Sosial
Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi keberangkatan ibadah haji
Penduduk yang mendaftar dan mendapat porsi berangkat haji
Biro Bina Sosial
Meningkatnya kualitas kehidupan beragama, dan kerukunan antar umat beragama
Konflik dalam kelompok masyarakat bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) Meningkatny a Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Konflik dalam kelompok masyarakat