• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan usahaternak sapi perah diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahaternak sapi perah terdiri dari penjualan susu, penjualan karung, dan jumlah susu yang dikonsumsi baik oleh rumah tangga maupun pedet.

Biaya usahaternak dibagi menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang langsung dikeluarkan oleh peternak. Sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan oleh peternak secara langsung. Komponen biaya tunai adalah hijauan, konsentrat, pakan tambahan, vaselin, biaya air, biaya listrik, dan trasnportasi. Komponen biaya diperhitungkan adalah hijauan, tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan milik sendiri, dan penyusutan.

6.2.1. Penerimaan Usahaternak

Penerimaan usahaternak sapi perah dihitung dari penjualan susu ke koperasi dalam lima belas hari, penjualan karung selama lima belas hari serta

jumlah susu yang dikonsumsi baik oleh keluarga maupun pedet selama lima belas hari.

Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa penerimaan peternak kelompok I dari penjualan susu adalah sebesar Rp 1.134.540,00. Penerimaan peternak kelompok II dari penjualan susu adalah sebesar Rp 699.907,50 sedangkan penerimaan peternak kelompok III dari penjualan susu adalah sebesar Rp 1.023.908,00. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan peternak kelompok I lebih besar dibandingkan dengan peternak kelompok II dan kelompok III. Besarnya penerimaan peternak kelompok I dikarenakan susu yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan oleh peternak kelompok I adalah sebesar 420,2 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata yang dihasilkan oleh peternak kelompok II adalah sebesar 259,225 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan peternak kelompok III adalah sebesar 379,225 liter per lima belas hari. Harga jual susu segar dari peternak ke koperasi adalah Rp 2.700,00 per liter.

Tabel 18. Penerimaan Usahaternak Sapi Perah Peternak Responden

Komponen Kelompok I Kelompok II Kelompok III Nilai (Rp) Persentase Nilai (Rp) Persentase Nilai (Rp) Persentase Penjualan Susu 1.134.540 92,68 699.907,5 96,52 1.023.908 91,60 Penjualan karung 4.588,125 0,37 2.971,5 0,41 4.798,5 0,43 Susu yang dikonsumsi 85.050 6,95 22.275 3,07 89.100 7,97 Jumlah 1.224.178 100,00 725.154 100,00 1.117.806 100,00

Produksi susu peternak kelompok I sebanyak 92,68 persen dijual ke koperasi dan sebanyak 6,95 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet. Produksi susu peternak kelompok III sebanyak 96,52 persen dijual ke koperasi dan sebanyak 3,07 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet. Produksi susu peternak kelompok II sebanyak 91,60 persen dijual ke koperasi dan 7,97 persen dikonsumsi sendiri dan digunakan untuk susu pakan pedet.

Karung bekas pakan konsentrat biasanya dijual oleh peternak dengan harga yang berkisar antara Rp 300,00 – Rp 1.000,00. Bagi peternak kelompok I,

karung bekas pakan baru dapat dijual seharga Rp 700,00 – Rp 1.000,00. Harga ini lebih mahal daripada peternak kelompok II yang menjual karung bekas pakan lama. Karung bekas pakan lama hanya laku seharga Rp 300,00 – Rp 500,00 tergantung kondisi karungnya. Kualitas karung bekas pakan baru lebih baik dibandingkan dengan karung bekas pakan lama sehingga hal ini dapat memberikan nilai tambah lebih kepada peternak kelompok I dan kelompok III yang menggunakan pakan baru. Namun, tidak semua karung bekas pakan dijual. Ada juga peternak yang menggunakan karung tersebut untuk alat bantu mengangkut rumput atau menyimpan rumput.

6.2.2. Biaya Usahaternak

Biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keuntungan dari suatu usaha. Biaya dalam analisis usahaternak sapi perah dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Komponen biaya tersebut selanjutnya diuraikan secara terpisah.

A. Biaya tunai

1. Hijauan

Dalam komponen biaya tunai terdapat komponen pembelian hijauan. Tidak semua peternak membeli hijauan dari orang lain. Ada peternak yang mendapatkan hijauan dengan cara membeli saja, mengambil sendiri atau kombinasi keduanya. Peternak biasanya membeli hijauan rata-rata sebanyak satu sampai lima pikul per hari. Satu pikul hijauan harganya Rp 10.000,00 – Rp 11.000,00. Berat setiap pikulnya berkisar antara 40 sampai 50 kg.

Pada peternak tipe kelompok I, sebanyak 20 persen melakukan kombinasi yaitu membeli hijauan dari orang lain dan mengambil rumput sendiri. Komponen biaya pembelian hijauan sebesar 5,44 persen dari keseluruhan biaya tunai yang dikeluarkan. Rata-rata biaya hijauan yang dikeluarkan selama 15 hari adalah Rp 83.233,50.

Pada peternak tipe kelompok II, sebanyak 6,67 persen yang hanya membeli rumput dan 13,33 persen yang melakukan kombinasi pembelian rumput dan mengambil rumput sendiri. Komponen biaya pembelian hijauan sebesar 5,59

persen dari keseluruhan biaya tunai yang dikeluarkan. Rata-rata biaya hijauan yang dikeluarkan selama 15 hari adalah Rp 57.550,75.

Pada peternak kelompok II, sebanyak 9,09 persen yang hanya membeli rumput dan 13,64 persen yang melakukan kombinasi. Komponen biaya pembelian hijauan sebesar 2,22 persen dari keseluruhan biaya tunai yang dikeluarkan. Rata- rata biaya hijauan yang dikeluarkan selama 15 hari adalah Rp 28.749,63.

2. Konsentrat dan Pakan Tambahan

Pada peternak kelompok I, konsentrat utama yang digunakan adalah pakan baru. Biaya yang digunakan untuk konsentrat menghabiskan 44,15 persen dari seluruh jumlah biaya tunai. Rata-rata biaya pengeluaran untuk konsentrat selama 15 hari adalah Rp 675.025,00. Pakan baru ini diperoleh dari KAUM-Mandiri dengan harga Rp 3.100,00. Selain memberikan pakan konsentrat utama yang baru, peternak juga memberikan pakan tambahan dengan rata-rata biaya Rp 21.600,00 per lima belas hari dengan menghabiskan 1,41 persen dari total biaya tunai.

Para peternak kelompok II masih menggunakan pakan konsentrat utama yang lama. Biaya yang digunakan untuk konsentrat menghabiskan 35,51 persen dari seluruh total biaya tunai. Rata-rata biaya pengeluaran selama lima belas hari adalah Rp 365.325,00. Pakan tambahan yang dibutuhkan lebih banyak daripada peternak tipe kelompok I. Rata-rata biaya untuk membeli pakan tambahan selama lima belas hari adalah Rp 42.500,00.

Para peternak kelompok III menggunakan konsentrat campuran antara pakan baru dan pakan lama. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk kedua pakan ini adalah sebesar Rp 600.250,00. Biaya yang digunakan untuk konsentrat menghabiskan 46,68 persen dari seluruh total biaya tunai. Rata-rata biaya pakan tambahan yang dibutuhkan adalah Rp 137.250,00. Jumlah ini masih lebih kecil daripada penggunaan pakan tambahan oleh peternak tipe kelompok II.

3. Vaselin

Vaselin dibutuhkan untuk mempermudah peternak dalam proses pemerahan sehingga susu sapi lebih mudah untuk keluar. Peternak mendapatkan vaselin membeli dari KAUM-Mandiri dengan harga rata-rata Rp 40.000 per kilogram. Rata-rata pengeluaran biaya pembelian vaselin bagi peternak tipe

kelompok I adalah Rp 2.000,00 setiap lima belas hari, bagi peternak tipe kelompok II adalah Rp 6.842,708, dan bagi peternak tipe kelompok III adalah Rp 3.916,67. Biaya yang dibutuhkan untuk penggunaan vaselin ini tidak terlalu banyak karena penggunaan vaselin pun tidak terlalu banyak. Rata-rata penggunaan vaselin hanya 128,43 gram per 15 hari.

4. Sewa Lahan

Peternak responden ada yang mencari rumput di lahan liar ada juga di lahan milik perkebunan, perhutani, atau milik pribadi. Bagi peternak yang mengambil rumput selain di lahan liar dan lahan sendiri, harus membayar uang sewa lahan. Uang sewa lahan ini ada yang dibayarkan selama sebulan ada juga yang dibayarkan dalam setahun. Rata-rata biaya sewa lahan per bulan adalah Rp 5.000,00 dan Rp 10.000,00 sedangkan untuk biaya sewa lahan per tahun adalah sebesar Rp 48.000,00. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk sewa lahan selama lima belas hari adalah Rp 1.430,17 untuk peternak kelompok I, Rp 541,66 untuk peternak kelompok II, dan Rp 1.512,50 untuk peternak kelompok III.

5. Biaya Air

Biaya air merupakan biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak setiap bulannya. Ada peternak yang membayar iuran air per bulannya ada juga yang tidak membayar. Air digunakan oleh peternak untuk memberikan minum sapi perahnya dan membersihkan kandang serta sapi. Biaya air per bulannya tidak terlalu mahal dikarenakan air yang digunakan berasal dari mata air pegunungan. Biaya yang dikeluarkan peternak juga merupakan biaya pemeliharaan selang dan sumber air. Rata-rata biaya air yang dikeluarkan dalam lima belas hari adalah Rp 530,2525 untuk peternak tipe kelompok I, Rp 508,3333 untuk peternak tipe kelompok II, dan Rp 421,4318 untuk peternak tipe kelompok III.

6. Transportasi

Biaya transportasi ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk mengangkut rumput menggunakan motor. Ada beberapa peternak yang menggunakan motor sebagai alat bantu untuk mengangkut rumput dari lahan ke kandang sapi. Pada peternak kelompok I, biaya yang dikeluarkan untuk bensin motor selama lima belas hari rata-rata sebesar Rp 12.884,81. Pada peternak

kelompok II, biaya yang dikeluarkan untuk bensin motor selama lima belas hari rata-rata sebesar Rp 9.374,625. Sedangkan pada peternak kelompok II, biaya yang dikeluarkan untuk bensin motor selama lima belas hari rata-rata sebesar Rp 6.093,75. Pada peternak kelompok I, jumlah rumput yang diangkut lebih banyak oleh karena itu biaya transportasinya pun lebih besar.

7. Listrik

Pembayaran listrik merupakan pengeluaran tetap peternak sapi perah. Biaya listrik ini digunakan untuk penerangan kandang sapi perah. Rata-rata pembayaran penggunaan listrik untuk peternak kelompok I adalah Rp 3.489,875, untuk peternak kelompok II adalah Rp 3.074,983, dna untuk peternak kelompok III adalah Rp 3.708,375. Biaya listrik yang digunakan antar tipe peternak tidak terlalu berbeda. Hal ini dikarenakan besaran kandang dan jumlah lampu yang digunakan sebagai penerangan kandang tidak berbeda jauh. Rata-rata peternak menggunakan lampu sebanyak satu sampai tiga buah yang berukuran 5 watt.

B. Biaya diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan ini untuk melihat bagaimana manajemen suatu usahaternak. Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan, hijauan, dan penyusutan alat-alat.

1. Hijauan

Bagi peternak yang tidak membeli pakan hijauan, maka pakan hijauan yang diambil sendiri harus diperhitungkan sebagai biaya diperhitungkan. Biaya yang dihitung adalah jumlah pikul rumput yang diambil oleh peternak dikali dengan harga satu pikul yang berlaku yaitu Rp 10.000. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh peternak apabila ia membeli semua hijauan yang dibutuhkan. Ini juga dapat mengukur bagaimana jika peternak bekerja dengan orang lain untuk menjual rumput.

Pada peternak kelompok I biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 403.587,8. Pada peternak kelompok II biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 298.999,1. Pada peternak kelompok III biaya yang dikeluarkan apabila peternak membeli rumput pada orang lain adalah Rp 241.704,5. Peternak

kelompok I membutuhkan hijauan paling banyak dibandingkan dengan peternak lainnya. Hal ini dikarenakan peternak kelompok I memiliki sapi perah laktasi paling banyak, pakan hijauan yang didapatkan dari membeli lebih sedikit dibandingkan dengan pakan hijauan yang diambil sendiri, serta ternak yang memakan pakan baru kebutuhan rumputnya lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang masih menggunakan lama atau masih dicampur dengan pakan lama.

2. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Tenaga kerja dalam keluarga harus diperhitungkan karena semua peternak responden dalam menjalankan usahaternak sapi perah tidak memperhitungkan pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga. Sedangkan manfaat menghitung pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu untuk mengetahui penerimaan usahaternak sapi perah responden yang sebenarnya. Pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga masuk dalam biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan merupakan biaya tidak tunai yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan upah tenaga kerja yang berlaku. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok I adalah Rp 273.749,30. Rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok II adalah Rp 203.308,80. Sedangkan rata-rata pengeluaran biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk peternak kelompok III adalah Rp 234.798,20.

Biaya tenaga kerja keluarga dihitung berdasarkan satuan hitung HOK. Jenis pekerjaan yang dihitung dalam biaya tenaga kerja tidak termasuk pekerjaan mencari hiajuan karena biaya mencari hijauan sudah dimasukkan ke dalam biaya apabila peternak membeli hijauan dari orang lain. Biaya tenaga kerja yang dihitung adalah untuk pekerjaan sanitasi sapi dan kandang, memberikan pakan hijauan, memberikan pakan konsentrat, memerah sapi, dan menyetorkan susu. Biaya tenaga kerja dalam keluarga mengambil persentase sebanyak 17,90 persen untuk peternak kelompok I, 19,76 persen untuk peternak kelompok II, dan 18,09 persen untuk peternak kelompok III.

3. Sewa Lahan

Sewa lahan menjadi biaya yang diperhitungkan karena lahan yang digunakan responden untuk menanam rumput merupakan lahan sendiri. Biaya

sewa lahan milik sendiri dihitung dengan harga sewa lahan yang berlaku di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 28.000 per tahun untuk seratus tumbak. Lahan yang dimiliki oleh peternak biasanya adalah lahan turun temurun milik keluarga mereka. Biaya sewa lahan milik sendiri yang dihitung adalah biaya sewa lahan selama lima belas hari. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok I adalah Rp 1.418,86. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok II adalah Rp 432,2982. Rata-rata biaya sewa lahan milik sendiri oleh peternak kelompok III adalah Rp 1.638,85. Dengan memperhitungkan biaya sewa lahan milik sendiri ini kita dapat tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh peternak apabila mereka tidak memiliki lahan dan harus menyewa lahan milik orang lain. Selain itu, biaya ini juga dapat menunjukkan uang yang akan didapat apabila peternak menyewakan lahan milik sendiri kepada orang lain.

4. Penyusutan

Penyusutan menjadi biaya yang diperhitungkan karena dihitung sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk melakukan perawatan terhadap peralatan dan kandang. Biaya penyusutan dalam penelitian ini diperhitungkan dengan metode garis lurus yaitu harga beli dibagi dengan umur ekonomis. Perhitungan biaya penyusutan peralatan dan kandang dapat dilihat pada Lampiran 2, 3, dan 4. Peralatan yang mengalami penyusutan termasuk peralatan untuk membersihkan kandang dan sapi, memerah sapi, mengarit rumput, perlengkapan kandang, dan kandang itu sendiri. Dapat dilihat pada Tabel 17 rata- rata biaya penyusutan peternak kelompok I adalah Rp 49.953,58. Rata-rata biaya penyusutan peternak kelompok II adalah Rp 40.262,1. Sedangkan rata-rata biaya penyusutan peternak kelompok III adalah Rp 37.884,07.

Biaya terbesar dari masing-masing tipe peternak yaitu untuk biaya pakan konsentrat utama. Persentase biaya untuk pakan konsentrat utama ada peternak kelompok I, kelompok II, dan kelompok III secara berturut-turut adalah 44,67 persen, 35,59 persen, dan 46,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat merupakan salah satu input yang penting bagi usahaternak sapi perah. Biaya terbesar kedua adalah untuk pakan hijauan yang diambil sendiri oleh

peternak dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Namun persentase ini masih lebih kecil daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penjualan susu sapi peternak hampir separuhnya untuk biaya pakan. Petani tidak mendapatkan untung dari usaha sapi perahnya ini selain dari biaya yang diperhitungkan. Berarti dapat disimpulkan bahwa peternak di daerah penelitian tidak mendapatkan penghasilan dari berusaha ternak namun mereka mendapatkan penghasilan dari bekerja mengurus ternak dan mengambil rumput.

Tabel 19. Biaya Usahaternak Sapi Perah Peternak Responden

Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III

Nilai (Rp) Persentase Nilai (Rp) Persentase Nilai (Rp) Persentase

Biaya Tunai Hijauan 83.233,50 5,51 57.550,75 5,61 28.749,63 2,21 Konsentrat 675.025,00 44,67 365.325,00 35,59 600.250,00 46,19 Pakan tambahan 21.600,00 1,43 42.500,00 4,14 137.250,00 10,56 Vaselin 2.000,00 0,13 6.842,71 0,67 3.916,67 0,30 Sewa Lahan 1.430,17 0,09 541,66 0,05 1.512,50 0,12 Biaya air 530,25 0,04 381,25 0,04 228,13 0,02 Transportasi 12.884,81 0,85 9.374,63 0,91 6.093,75 0,47 Listrik 3.489,88 0,23 3.202,08 0,31 3.797,91 0,29

Total Biaya Tunai 80.0193,60 52,95 485.718,10 47,32 781.798,60 60,16

Hijauan 403.587,80 25,71 298.999,10 29,13 241.704,50 18,60

TKDK 273.749,30 18,11 203.308,80 19,81 234.798,20 18,07

Sewa lahan milik

sendiri 1.418,86 0,09 432,30 0,04 1.638,85 0,13 Penyusutan 49.953,58 3,13 40.262,10 3,69 37.884,07 3,04 Total Biaya Diperhitungkan 728.709,50 47,05 543.002,37 52,68 516.025,70 39,84 Jumlah Total Biaya 1.528.903,00 100,00 1.028.720,00 100,00 1.297.824,00 100,00

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa dengan adanya modernisasi pada usahaternak sapi perah akan meningkatkan pendapatan perusahaan pakan konsentrat. Hal ini terlihat pada persentase biaya pakan yang dikeluarkan oleh peternak kelompok I dan peternak kelompok II. Pada peternak kelompok II yang masih menggunakan pakan lama, persentase biaya pembelian pakan

konsentratnya sebesar 39,73 persen sedangkan pada peternak kelompok I sebesar 46,10 persen. Biaya diperhitungkan atau dapat dikatakan biaya imbalan bagi peternak kelompok I memiliki persentase yang lebih sedikit dibandingkan dengan peternak kelompok II. Peternak kelompok II masih lebih banyak mendapatkan biaya imbalan yang mereka keluarkan dari biaya usahaternak yaitu sebesar 52,78 persen. Bagi peternak kelompok III dengan masuknya pakan baru ini akan meningkatkan biaya tunai sedangkan biaya diperhitungkan atau biaya imbalan peternak kelompok III menjadi lebih sedikit. Biaya yang dikeluarkan oleh peternak kelompok III banyak dihabiskan untuk membeli pakan konsentrat yaitu mencapai 56,75 persen.

6.2.3. Hasil Analisis Pendapatan Usahaternak Sapi Perah

Analisis pendapatan ini meliputi analisis pendapatan atas biaya diperhitungkan dan analisis pendapatan atas biaya total. Pada komponen biaya, biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk usahaternak sapi perah terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya pembelian hijauan, pembelian konsentrat, pembelian vaselin, sewa lahan, biaya air, biaya transportasi, dan biaya listrik. Sedangkan yang termasuk biaya diperhitungkan adalah biaya hijuan yang diambil sendiri, biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan milik sendiri, dan biaya penyusutan peralatan

Pada Tabel 18 bisa dillihat bahwa penerimaan peternak kelompok I adalah Rp 1.224.178, penerimaan peternak kelompok II Rp 725.154, dan penerimaan peternak kelompok III Rp 1.117.806. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan peternak kelompok I lebih besar dibandingkan dengan peternak kelompok III dan kelompok II. Besarnya penerimaan peternak kelompok I dikarenakan susu yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan oleh peternak kelompok I adalah sebesar 420,2 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata yang dihasilkan oleh peternak kelompok II adalah sebesar. 259,225 liter per lima belas hari. Jumlah rata-rata susu yang dihasilkan peternak kelompok III adalah sebesar 379,225 liter per lima belas hari. Harga jual susu segar dari peternak ke koperasi adalah Rp 2.700,00 per liter.

Jumlah biaya total yang harus dikeluarkan selama lima belas hari oleh peternak kelompok I adalah Rp 1.528.903,00. Persentase terbesar yang

dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya tunai yaitu sebesar Rp 80.0193,60 atau 52,95 persen dari total biaya, sisanya sebesar Rp 728.709,50 atau 47,05 persen untuk biaya yang diperhitungkan.

Biaya total yang harus dikeluarkan selma lima belas hari oleh peternak kelompok II adalah Rp 1.028.720,00. Persentase terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya diperhitungkan yaitu sebesar Rp 543.002,37 atau 52,68 persen, sisanya sebesar Rp 485.718,10 atau 47,32 persen untuk biaya tunai.

Biaya total yang harus dikeluarkan selama lima belas hari oleh peternak kelompok III adalah Rp 1.297.824,00. Persentase terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah untuk biaya tunai yaitu sebesar Rp 781.798,6 atau 60,16 persen, sisanya sebesar Rp 516.025,70 atau 39,84 persen untuk biaya diperhitungkan.

Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok I adalah sebesar Rp 423.984,50 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 304.725,00. Rata-rata hasil perhitungan analaisis R/C atas biaya tunai adalah 1,53. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,53. Sedangkan rata-rata R/C atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok I sebesar 0,81. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,81. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak.

Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok II adalah sebesar Rp 239.435,90 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 303.566,00. Rata-rata hasil perhitungan analaisis R/C atas biaya tunai adalah 1,493. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,49. Sedangkan rata-rata R/C atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok II sebesar 0,71. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,71. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak.

Rata-rata pendapatan atas biaya tunai bagi peternak kelompok III adalah sebesar Rp 336.007,40 dan rata-rata pendapatan atas biaya total adalah -Rp 180.018,00. Rata-rata hasil perhitungan analisis R/C atas biaya tunai adalah 1,43. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00, menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,43. Sedangkan rata-rata R/C atas biaya total untuk peternak responden tipe kelompok III sebesar 0,86. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp 1,00, maka akan menghasilkan penerrimaan sebesar Rp 0,86. Nilai ini memiliki arti bahwa usahaternak ini tidak layak apabila biaya diperhitungkan dihitung dalam pendapatan usahaternak.

Dalam Tabel 20 dapat dilihat bahwa peternak tipe kelompok I yang memiliki rata-rata R/C paling besar yaitu 1,53. Seluruh rata-rata R/C atas biaya total peternak responden untuk setiap tipe kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa usahaternak peternak responden KAUM-Mandiri tidak layak apabila biaya diperhitungkan dimasukkan ke dalam penghitungan pendapatan usahaternak. Artinya peternak tidak akan layak apabila ia menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga, membeli pakan hijauan, dan menyewa lahan rumput.

Tabel 20. Rata-Rata Pendapatan Usahaternak dan R/C Peternak Responden

Komponen Nilai (Rp)

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

Penerimaan 1.224.178,00 725.154,00 1.117.806,00 Biaya tunai 800.193,60 485.718,10 781.798,60 Biaya diperhitungkan 728.709,50 543.002,40 516.025,70 Biaya total 1.528.903,00 1.028.720,00 1.297.824,00 Pendapatan atas biaya tunai 423.984,50 239.435,90 336.007,40 Pendapatan atas biaya total -304.725,00 -303.566,00 -180.018,00 R/C atas biaya tunai 1,529852 1,492952 1,429788 R/C atas biaya total 0,810028 0,706526 0,860181

VII EFISIENSI USAHATERNAK SAPI PERAH

Analisis fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas stochastic production frontier. Analisis tersebut bertujuan untuk

Dokumen terkait