• Tidak ada hasil yang ditemukan

19 3.2.2Analisis Data (Penelitian Utama)

Analisis dilakukan terhadap data primer dan data sekunder yang meliputi analisis ketersediaan bahan baku, pasar dan pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen dan organisasi, lingkungan, legalitas, dan finansial. Analisis data dilakukan dengan dua metode pendekatan, yaitu analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk table dan gambar. Sedangkan data kualitatif dipaparkan dalam bentuk uraian untuk mendukung data kuantitatif.

a) Analisis Pasar dan Pemasaran

Aspek pemasaran mengkaji beberapa hal yang meliputi potensi pasar dan strategi pemasaran. Analisis potensi pasar mencakup pemasaran mesin, pemasaran produk surimi, pasar produk, dan ketersediaan bahan baku pembuatan surimi sebagai komponen penting dalam pengaplikasian mesin dalam suatu usaha. Dari hasil analisis aspek pemasaran ini diperoleh gambaran yang jelas mengenai peluang pasar mesin surimi yang ada di Indonesia dan teknik pemasaran yang tepat untuk mencapai target pemasaran.

Strategi pemasaran dilakukan setelah analisis potensi pasar selesai dilakukan. Analisis strategi pemasaran yang dilakukan diantaranya segmentasi (segmentation), penentuan target (targeting), dan penentuan posisi pasar (positioning) serta bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P yakni , Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Tahapan analisis pasar tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alir Proses Analisis Pasar dan Pemasaran Industri Mesin Surimi PT. Samudera Teknik Mandiri

b) Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi meliputi material dan bahan pembantu dalam pembuatan mesin, teknologi dan mesin yang dipakai, proses produksi mesin, kapasitas produksi, dan kontrol kualitas untuk menjamin kualitas mesin yang telah selesai diproduksi. Hasil analisis aspek teknis dan teknologi dapat menunjang pelaksanaan proyek melalui penilaian apakah secara teknis dan

Mulai

Pencarian Data

Data Cukup

Analisis Potensi Pasar

Penentuan Strategi Pemasaran

Penentuan Bauran Pemasaran

Selesai

Ya

20

pemilihan teknologi serta pelaksanaan proyek telah layak atau belum pada saat operasional secara rutin.

Gambar 4. Diagram Alir Proses Analisis Aspek Teknis dan teknologi Industri Mesin Surimi PT. Samudera Teknik Mandiri

Bahan baku mesin dianalisis dengan mengkaji jenis bahan dapat digunakan dalam pembuatan mesin, seperti stenless steal dan motor yang digunakan. Dalam analisis ini juga dicari alternatif bahan subtitusi yang lebih murah namun tetap memberikan mutu mesin yang sama.

Analisis Lokasi Pabrik dilakukan untuk menilai dan mencari alternatif lokasi pabrik yang paling baik. Kriteria penting untuk lokasi pabrik yang paling baik adalah apabila lokasi yang bersangkutan dekat dengan bahan baku, pasar, dan memiliki akses transportasi yang mudah.

Analisis penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi pasar. Hal ini mempertimbangkan penyerapan produk di pasaran. Mengingat mesin surimi masih tergolong teknologi baru bagi masyarakat Indonesia maka dapat dipastikan bahwa penetrasi pasar diawal cukup sulit dilakukan. Akan tetapi seiring dengan adanya promosi yang dilakukan perusahaan maka permintaan mesin akan meningkat. Sehingga dalam analisis aspek ini juga perlu adanya analisis kenaikan kapasitas produksi dan persediaan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dimasa mendatang.

Analisis dan pemilihan jenis teknologi dan proses produksi yang dilakukan perusahaan didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Selain itu juga mempertimbangkan kualitas produk yang dihasilkan dari adanya teknologi yang digunakan. Dalam analisis ini dilakukan pemilihan mesin dan peralatan yang paling sesuai dengan kapasitas produksi yang ingin dicapai perusahaan.

Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung

Mulai

Pencarian Data Bahan Baku Mesin

Data Cukup

Analisis Lokasi Pabrik

Analisis dan Penentuan Kapasitas Optimal

Analisis dan Penentuan Teknologi Proses (Mesin dan Peralatan)

Penyusunan Diagram Keterkaitan antar Aktivitas, Kebutuhan Luas Ruang Produksi, Jumlah Mesin, dan Jumlah Operator

Penyusunan Tata Letak Perusahaan

Selesai

Ya

21

kegiatan produksi. Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan luas ruang produksi adalah metode pusat produksi. Pusat produksi terdiri dari mesin dan semua perlengkapan untuk mendukung proses produksi serta luasan untuk melaksanakan operasi. Penyusunan diagram keterkaitan antar aktivitas, kebutuhan luas ruang produksi, jumlah mesin, dan jumlah operator dilakukan untuk memberikan rekomendasi ruang kerja yang ideal sehingga dapat memberikan kenyamanan kerja bagi karyawan. Ruang kerja yang tidak nyaman atau terlalu sempit sering kali mempengaruhi bahkan menurunkan produktivitas karyawan. Sehingga secara tidak langsung penilaian aspek ini dapat membantu memberikan masukan untuk meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja karyawan.

Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antaraktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi sebagai berikut.

1. A (absolutely necessary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan.

2. E (especially important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan. 3. I (important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan

4. O (ordinary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan 5. U (unimportant) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling

mengikat.

6. X (undesirable) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan.

Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak bagan keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama (Apple, 1990).

Pada bagan keterkaitan antaraktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas. Tahapan proses dalam merencanakan bagan keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan.

2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya.

4. Menentukan faktor atau subfaktor mana yang menunjukkan keterkaitan (produksi, pekerja, dan aliran informasi).

5. Mempersiapkan bagan keterkaitan antar aktivitas.

6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri bagan keterkaitan antar aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan.

22

Bagan keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas.

1. Mendata semua kegiatan pada template kegiatan diagram keterkaitan antar aktivitas.

2. Memasukkan nomor kegiatan dari bagan keterkaitan antar aktivitas pada sisi pojok dan tengah setiap template kegiatan diagram keterkaitan antar aktivitas untuk menunjukkan derajat kedekatan antar aktivitas.

3. Melanjutkan prosedur untuk setiap template yang tersedia sampai keseluruhan kegiatan tercatat. 4. Menyusun model dalam sebuah diagram keterkaitan aktivitas, memasangkan yang A terlebih

dahulu, kemudian E, dan seterusnya. 5. Menggambarkan pola aliran sementara.

Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi. Menurut Machfud dan Agung (1990), berdasarkan tingkat produksi yang telah ditentukan pada pemilihan teknologi proses, maka dapat ditentukan berapa jumlah mesin yang dibutuhkan pada setiap tahapan proses produksi.

c) Aspek Manajemen dan Organisasi

Aspek manajemen dan organisasi mengkaji berbagai hal yang terkait dengan bentuk badan usaha, tenaga kerja yang dibutuhkan, spesifikasi tenaga kerja, deskripsi tenaga kerja, dan struktur organisasi yang ada serta anggota direksi dan tenaga lain yang diperlukan. Dengan melakukan kajian aspek manajemen dan organisasi ini maka diperoleh gambaran mengenai struktur organisasai perusahaan sehingga diketahui tenaga manajemen apa dan berapa yang diperlukan. Aliran analisis manajemen dan organisasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Alir Analisis Aspek Manajemen dan Organisasi Industri Mesin Surimi PT. Samudera Teknik Mandiri

Mulai

Mempelajari Tujuan Perusahaan

Pertimbangan:

•Data Perkiraan Investasi yang Diperlukan dari Penggunaan Mesin dan Bahan Baku •Data Kapasitas Produksi

•Teknologi Proses yang Digunakan

Analisis Bentuk Usaha yang Dipilih

Analisis Struktur Organisasi, deskripsi dan spesifikasi kerja, dan Kebutuhan

Tenaga Kerja

23

d) Analisis Aspek Legalitas

Aspek legalitas yang perlu dikaji dalam hal ini adalah bentuk badan usaha, berbagai akte perusahaan, sertifikat dan izin yang diperlukan. Hal ini dinilai penting karena merupakan cakupan dari syarat legalnya suatu usaha. Perusahaan yang memiliki legalitas berguna untuk kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan meyakinkan kreditur dan investor. Aliran analisis aspek legalitas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Alir Analisis Legalitas Industri Mesin Surimi PT. Samudera Teknik Mandiri

e) Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan mengkaji dan menganalisis berbagai masalah lingkungan yang timbul akibat berdirinya perusahaan. Masalah tersebut memberikan dampak nyata pada lingkungan sekitar yang berupa pencemaran lingkungan seperti air, tanah, dan udara. Ketiga poin ini perlu dilakukan kajian dalam aspek lingkungan beserta upaya yang dilakukan untuk menanganinya. Hasil dari penilaian berupa evaluasi lingkungan dan masukan yang berupa saran untuk memperbaiki penanganan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Aliran analisis aspek lingkugan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagram Alir Analisis Lingkungan Industri Mesin Surimi PT. Samudera Teknik Mandiri Mulai

Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang tentang Pendirian Usaha

Mengkaji :

•Bentuk Usaha yang dijalankan •Akte Perusahaan •Sertifikasi Perusahaan

•Izin Pendirian Usaha

Selesai

Mulai

Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang tentang Lingkungan Usaha

Analisis Masalah Lingkungan Perusahaan (Air, Tanah, dan Udara)

24

f) Aspek Finansial

Aspek terakhir yang perlu dikaji adalah aspek finansial. Tujuan akhir dari aspek finansial adalah untuk menilai apakah pembangunan proyek perusahaan layak atau tidak secara finansial. Untuk itu perlu dilakukan kajian besarnya kebutuhan modal yang diperlukan perusahaan yang mencakup biaya investasi dan biaya modal kerja. Untuk memperoleh hal tersebut maka dilakukan penilaian berdasarkan kriteria investasi yang mencakup Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost (Net B/C) dan payback period. Keempat metode investasi ini dipilih karena telah mewakili semua aspek penting, seperti nilai waktu dan uang serta evaluasi proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Suatu proyek dapat dikatakan layak untuk dikembangkan jika dalam perhitungan diperoleh NPV > 0, IRR > discount rate, Net B/C ≥ 1. Berdasarkan payback period pengembalian yang lebih cepat akan lebih disukai dan proyeknya layak untuk dikembangkan.

1. Net Present Value (NPV)

Net present value (NPV) adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang pada tingkat bunga tertentu (Husnan dan Suwarsono, 2000; Hernanto, 1991). Menurut Gray et al. (1993), formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut.

,

dengan Bt = keuntungan pada tahun ke-t (aliran kas masuk tahun ke-t) Ct = biaya pada tahun ke-t (Biaya kas keluar tahun ke-t)

i = tingkat suku bunga (%) atau arus pengembalian (rate of return) t = periode investasi (t = 0,1,2,3,…,n)

n = umur ekonomis proyek

Proyek dianggap layak dan dapat dijalankan apabila NPV > 0. Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal atau setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen (Gray et al., 1993). Menurut Sutojo (2002), IRR merupakan tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan investasi proyek. Tujuan penghitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Kadariah et al. (1999), rumus IRR adalah sebagai berikut.

,

dengan NPV(+) = NPV bernilai positif NPV(-) = NPV bernilai negatif

i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif i(-) = suku bunga yang membuat NPV negatif.

atau ,

25

Ct = Biaya tahun ke-t (Aliran kas keluar tahun ke-t)

i = IRR = indeks bunga per tahun atau arus pengembalian (rate of return). dari hasil perhitungan IRR yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : - Jika IRR ≥ discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan

- Jika IRR < discount rate, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan, karena pertumbuhan uang akibat investasi dari proyek tersebut lebih kecil daripada pertumbuhan uang jika ditabung di bank.

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net benefit cost ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif dan present value yang bernilai negatif (modal investasi). Perhitungan net B/C dilakukan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan (Gray et al., 1993). Formulasi perhitungan net B/C adalah sebagai berikut.

,

Jika net B/C bernilai lebih dari satu, berarti NPV > 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika net B/C kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan (Kadariah et al., 1999).

4. Payback Period (PBP) (Periode Pengembalian)

Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Payback Period biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun. Payback Period dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

, Dengan :

P = waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi V = jumlah modal investasi

I = manfaat bersih rata-rata per tahun per periode.

Semakin cepat modal investasi dikembalikan, maka semakin baik usaha/proyek tersebut.

5. Perhitungan Nilai Sisa

Menurut Gittinger (1986), dalam suatu kegiatan investasi tidak semua biaya modal habis digunakan selama periode rencana investasi, sehingga tersisa suatu nilai yang disebut nilai sisa (residual value). Nilai sisa dihitung pada saat proyek berakhir berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) asset per tahun sesuai dengan perkiraan umur ekonomisnya. Menurut Soeharto (1998), untuk memudahkan perhitungan maka nilai sisa sebagai harga penjualan asset pada akhir tahun penyusutan dapat diassumsikan sama dengan nol.

Metode penyusutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis lurus (straight line depreciation). Metode garis lurus ini adalah metode yang mengasumsikan bahwa penyusutan merata sepanjang periode asset masih berfungsi (Soeharto, 1998).

, untuk Bt-Ct > 0

26

IV.

PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat PT. Samudera Teknik Mandiri

PT. Samudera Teknik Mandiri (PT. STM) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang inovasi dan produksi mesin pemisah daging dan tulang ikan. Mesin SuritechTM merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pemanfaatan Hasil Tangkap Sampingan (HTS) atau by-catch dan ikan-ikan ekonomis rendah hasil dari kegiatan perikanan pantai. Mesin SuritechTM mampu mengolah ikan-ikan tersebut menjadi daging lumat (surimi) yang pada tahap selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai jenis produk olahan lainnya seperti bakso, empek-empek, nugget, sosis, dan kaki naga.

SuritechTM merupakan sebuah mesin yang lahir karena terilhami dari jumlah hasil tangkap sampingan (by-catch) di Laut Arafuru yang sangat banyak pada penangkapan udang. Dari hal tersebut, kemudian Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc, Eddi Husni, ST, M.Si, Ir. Beni Pramono, M.Si, dan M. Riyanto, S.Pi, M.Si mewujudkan sebuah teknologi tepat guna untuk memanfaatkan hasil tangkap yang dibuang. Pada awalnya mesin ini diberinama ”Arius Fish Meat Bone Separator”. Mesin ini pertama kali diterapkan di Provinsi Papua pada pilot project kerjasama PEMDA Papua dan PT. Sucofindo pada tahun 2005. Dalam perjalannya, permintaan terhadap mesin ini terus meningkat.

Adanya motivasi untuk memajukan perikanan dan pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di bidang perikanan, maka improvisasi dan penyempurnaan mesin ini terus dilakukan hingga kemudian lahirlah ”SuritechTM”. Pada tahun 2006 Research Working Group on Coastal Fisheries Develompment dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, IPB yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc, dan beranggotakan Eddi Husni,ST M.Si, Ir.Beni Pramono, M.Si, M.Riyanto, S.Pi M.Si dan Adi Susanto S.Pi bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Program IPTEKDA LIPI melakukan pembinaan terhadap 2 UKM di Pelabuhan Ratu. UKM tersebut adalah KUB Tiga Waja yang memproduksi bakso dan KUB Hurip Mandiri yang memproduksi otak-otak, nugget, kerupuk dan abon ikan. Hasil modifikasi dan penyempurnaan mesin Suritech™ kemudian diaplikasikan melalui kedua UKM tersebut.

Semangat untuk menjadi penggerak ekonomi masyarakat pesisir melalui teknologi Suritech™ sebagai teknologi tepat guna (TTG), dan keinginan untuk memasyarakatkan Suritech™ keseluruh pelosok tanah air terjawab melalui program Inkubasi RAMP (Recognition and Mentoring Program) pada tahun 2007. Melalui program ini, maka lahirlah workshop khusus yang bergerak dalam pengembangan mesin pemisah daging dan tulang ikan dengan nama PT. Samudera Teknik Mandiri yang memproduksi mesin Suritech™. Dengan slogan The Innovative Technology Manufacturing, Samudera Teknik Mandiri terus berkembang untuk melahirkan inovasi-inovasi teknologi yang menjadi kebutuhan masyarakat, bukan hanya terbatas pada mesin Suritech™ tetapi juga teknologi pasca pengolahan seperti teknologi pembuatan bakso, nugget, otak-otak, empek- empek, kerupuk ikan, pengasapan ikan, dan produk olahan lainnya.

4.2 Lokasi PT. Samudera Teknik Mandiri

PT. Samudera Teknik Mandiri (PT. STM) berlokasi di Vila Ratu Indah, Sindang Barang Pilar I, RT.05/RW.VI, Kelurahan Sindang Barang, Bogor. Lokasi tersebut merupakan lahan sewaan. Luas area perusahaan secara keseluruhan adalah 335 m2 dengan total luas bangunan 89,6 m2 yang terdiri dari bangunan utama 4 x 3,5 m, tempat Workshop 9 x 6 m, rumah jaga 6 x 3 m, dan dua buah kamar mandi yang masing-masing memiliki luas 1,5 x 1,2 m. Bangunan utama merupakan tempat untuk melakukan koordinasi bagi semua anggota tim dan merencanakan langkah-langkah kegiatan

27

perusahaan selanjutnya. Workshop merupakan tempat kerja yang dilengkapi dengan gudang penyimpanan. Sementara itu, rumah jaga diperuntukan bagi karyawan yang sekaligus bertanggung jawab terhadap keamanan barang-barang yang ada.

4.3 Struktur Organisasi

Sampai saat ini struktur organisasi PT. Samudera Teknik Mandiri masih sederhana. Perusahaan hanya diisi oleh 4 orang sebagai tenaga manajemen. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mengefisienkan tenaga kerja yang ada karena perusahaan masih termasuk dalam skala kecil. Struktur organisasi PT. STM dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Struktur Organisasi PT. Samudera Teknik Mandiri

Dari struktur tersebut, terdiri 4 orang tenaga manajemen perusahaan dan 2 orang tenaga kerja langsung. yakni Direktur Utama, Tenaga Ahli, dan Manajer Keuangan, Administrasi, dan Pemasaran. Direktur Utama PT. STM adalah Ir. Beni Pramono, M.Si, tenaga ahli adalah Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc dan M. Riyanto, S.Pi, M.Si sedangkan Manajer Keuangan, Administrasi dan Pemasaran adalah Adi Susanto, S.Pi, M.Si. Gambar tim Manajemen pengelola PT. STM dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Manajemen Pengelola PT. Samudera Teknik Mandiri (dari kiri ke kanan : Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc, Adi Susanto, S.Pi, M.Si, Ir. Beni Pramono, M.Si, dan M. Riyanto, S.Pi, M.Si)

Direktur Utama

Manajer Keuangan,

Administrasi, dan Pemasaran Tenaga Kerja Teknis Tenaga Ahli

28

4.4 Ketenagakerjaan

Total tenaga kerja PT. Samudera Teknik sampai saat ini adalah 6 orang. Masing-masing peran memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, yakni sebagai berikut :

a. Staf Ahli

Tugas : sebagai tenaga konsultan pengembangan mesin dan perusahaan b. Direktur Utama

Tugas : bertanggung jawab atas keseluruhan aktivitas dan kegiatan perusahaan termasuk melakukan quality control

c. Manajer Administrasi, Keuangan, dan Pemasaran

Tugas : sebagai penanggung jawab atas urusan administrasi dan keuangan perusahaan termasuk pembelian bahan baku, penjualan dan pemasaran

d. Tenaga Kerja Langsung (Teknisi)

Tugas : sebagai tenaga kerja langsung yang bertugas membuat mesin mulai dari pemotongan, pengelasan, perakitan, dan pengemasan

29

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Aspek Pasar dan Pemasaran

Penelitian tentang mesin surimi telah dikembangkan sejak tahun 2006 oleh tim peneliti IPB yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. Hasil penelitian telah banyak dipublikasikan melalui berbagai jurnal ilmiah, salah satunya termuat dalam Prosiding Seminar Nasional, Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan 2009. Dalam prosiding tersebut dimuat hasil penelitian mesin pemisah daging dan tulang ikan untuk pemanfaatan by-catch di atas kapal pukat udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin ini memiliki kinerja teknis yang baik untuk digunakan di atas kapal pukat udang. Kemampuan pemisahan daging dan tulang ikan ini berbeda-beda tergantung dari jenis spesies ikan. Selain itu, pengumpanan ikan pada mesin sangat menentukan efisiensi mesin dalam memisahkan daging dan tulang ikan.

Pengembangan mesin surimi terus dilakukan. PT. Samudera Teknik Mandiri (PT. STM) melihat adanya peluang bahan baku surimi berupa ikan by-catch dan ikan-ikan ekonomis rendah yang potensial di Indonesia. Peluang pasar produk surimi juga semakin meningkat seiring dengan peningkatan permintaan dari produk-produk turunannya. Namun, peningkatan permintaan surimi tersebut belum dibarengi dengan penggunaan teknologi pengolahan surimi yang baik. Pembuatan produk-produk turunan surimi seperti bakso, empek-empek, kerupuk ikan dan lainnya masih banyak dilakukan dengan cara tradisional seperti memfilet dan melumat daging ikan secara manual. Hal ini dilakukan karena kurangnya pengetahuan perkembangan teknologi di bidang pengolahan surimi.

Dokumen terkait