• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran objek penelitian

Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan Tas “Jesto”. Perusahaan ini berlokasi di Jln. Ploso RT 4 RW 2, Jati Kudus dan masih menyatu dengan tempat tinggal pemilik perusahaan. Perusahaan Tas “Jesto” didirikan sejak tahun 1998 oleh Ibu Sugeng (62 tahun) sebagai pemilik, mulai berproduksi pertama kali memproduksi dasi,bendera,dan tas sekolah sampai pembuatan tas kantor. Perusahaan saat ini diteruskan oleh anak dari Ibu Sugeng sebagai pemilik perusahaan dan pengawas perusahaan. Perusahaan Tas “Jesto” yang semula memproduksi bendera,dasi menjadi tidak memproduksi lagi melihat sepinya orderan bendera,dan dasi tersebut. Sementara itu, orderan tas menjadi lebih banyak sehingga perusahaan lebih fokus

10

untuk memproduksi tas. Tas yang diproduksi bermacam-macam : Tas sekolah, Tas kantor, dan Tas kecil. Setiap harinya dalam kondisi normal perusahaan, perusahaan dapat memproduksi 40 lusin tas setiap harinya. Siklus produksi perusahaan bersifat harian, artinya dari bahan baku menjadi pengolahan bahan jadi dilakukan dalam waktu sehari.

Produk perusahaan Tas “Jesto” dipasarkan mulai dari Batang, Magelang, Semarang, serta ke dalam kota sendiri Kudus. Tas ini dipasarkan ke toko grosir tas yang berada dipasar kemudian toko Grosir Tas tersebut menyetorkan lagi kepada pedagang eceran yang ada dipasar karena perusahaan mendistribusikan tas tersebut ke toko Grosir Tas menggunakan pesanan sehingga perusahaan tidak dirugikan apabila tas tersebut tidak laku dan sebagainya.

Bahan baku yang utama yang digunakan Perusahaan Tas “Jesto” ini adalah Kain, resleting, gantungan resleting yang diperoleh dari pemasok yang berada di Semarang. Produk yang dihasilkan ini beraneka macam sesuai permintaan konsumen. Perusahaan Tas “Jesto” ini memiliki 15 karyawan dengan tugasnya masing-masing. Bagian menjahit ada 3 karyawan, dan 8 karyawati. Pegawai harian ada 2 karyawan, dan terakhir bagian pemotongan terdapat 2 karyawan. Setiap harinya perusahaan ini beroperasi mulai pukul delapan pagi sampai pukul empat sore (08.00-16.00) dengan waktu istirahat selama satu jam pada pukul dua belas dan aktivitas perusahaandiliburkan ketika tanggal merah.

Pengambilan karyawan ambil dari tetangga-tetangga sekitar. Semua karyawan sudah memiliki tugasnya masing-masing mulai dari proses pemotongan, pejahitan, bordir logo, pemasangan resleting, pemasangan gantungan resleting, dan packing. Secara sederhana, dapat digambarkan bagan organisasi dari perusahaan ini sebagai berikut :

Bagan Struktur Organisasi Pemilik

Karyawan Karyawan Karyawan K. Admin K. Produksi

11

Analisis Aktivitas-aktivitas yang Ada Dalam Proses Produksi Tas.

Aktivitas pada produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus secara umum ada 3 tahap, yaitu tahap sebelum produksi, tahap preses produksi, dan tahap sesudah produksi.

Analisis Aktivitas Sebelum Produksi

Aktivitas perusahaan sebelum produksi yaitu pemesanan bahan baku. Pemilik memulai dengan menghubungi pemasok bahan baku yang akan memasok bahan baku ke perusahaan, pemesanan bahan baku dilakukan oleh pemilik melalui telepon dan dilakukan setiap bulan atau ketika persedian bahan baku mulai habis. Masalah yang sering dialami dalam pengiriman bahan baku dari pemasok yaitu proses pengiriman yang mengalami keterlambatan, sehingga menghambat jalannya proses produksi tersebut. Aktivitas-aktivitas yang terjadi sebelum proses produksi jika diringkas sebagai berikut:

1. Pemesanan bahan baku

Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan melalui telepon. 2. Penerimaan bahan baku

Memindah bahan baku ke gudang. 3. Menyimpan bahan baku

Menyimpan bahan baku digudang sebelum diproduksi.

Analisis aktivitas yang terjadi dalam proses produksi

Perusahaan Tas “Jesto” utamanya memproduksi macam-macam produk yaitu Tas kecil, Tas kantor, dan Tas souvenir. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Tas pada dasarnya sama yaitu kain tas, benang, resleting, gantungan resleting. Pengolahan untuk macam-macam tas pembuatannya sama.

12 Gambar 1

Bagan Proses Produksi Tas

Produksi tas dimulai dengan pengambilan bahan baku digudang, kemudian karyawan memotong kain per pola tas. Setiap tas sekolah, tas kantor, dan tas souvenir memiliki pola sendiri tergantung ukuran setiap tas tersebut. Setelah dipotong per pola kemudian dikumpulkan menjadi satu. Kain yang sudah di potong tersebut kemudian dijahit sesuai ukuran tas masing-masing. Setelah penjahitan selesai karyawan memberi bordir logo merk perusahaan, juga tergantung permintaan konsumen. Setelah proses penjahitan dan bordir telah dilakukan kemudian pemasangan resleting dan gantungan resleting dan jadilah tas yang siap didistribusikan kemudian dipacking per lusin sesuai ukuran.

Dari semua aktivitas perusahaan dalam proses produksi Tas, maka tahapan proses produksi diringkas sebagai berikut:

1. Pengambilan bahan baku

Mengambilan bahan bakuberbentuk gulungan kain dari gudang. 2. Pemotongan bahan baku per pola

Proses pemotongan 3. Penjahitan tas

· Tas dijahit sesuai ukuran masing-masing (Pemasangan furing tas, tas divariasi sesuai model masing-masing)

4. Bordir logo

Logo dibordir oleh karyawan pada sisi tengah tas 5. Pemasangan resleting dan gantungan resleting

Tas dipasangi resleting dan dipasangi gantungan resleting 6. Pengepakan barang jadi

Pengambilan Bahan Baku

Pemotongan BB sesuai pola

Proses

Penjahitan Bordir logo

Pemasangan resleting dan gantungan resleting Tas

Tas dipack sesuai ukuran perlusin

13 Mengemas tas per lusin sesuai ukuran.

Analisis aktivitas sesudah produksi

Aktivitas terakhir yang dilakukan setelah proses produksi selesai adalah menyimpanproduk jadi ke gudang penyimpanan.

Jika diringkas aktivitas-aktivitas sesudah produksi adalah sebagai berikut: 1. Penyimpanan bahan jadi

Menyimpan bahan jadi di gudang.

Analisis Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada Proses Produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus

Dalam menerapkan Cost Reduction Program perlu dibedakan aktivitas bernilai tambah dengan aktivitas tidak bernilai tambah. Usaha untuk mengetahui apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan bernilai tambah atau tidak, maka dilakukan analisis pada aktivitas produksi Perusahaan Tas Jesto Kudus.

Aktivitas yang dilakukan sebelum proses produksi dengan memesan bahan baku. Perusahaan dalam proses pemesanan bahan baku yaitu melalui telepon oleh pemilik dan dilakukan setiap bulan ini merupakan aktivitas bernilai tambah karena dengan aktivitas ini menimbulkan ada bahan baku yang datang ke perusahaan. Selanjutnya perusahaan menunggu pengiriman dari pemasok, diterima perusahaan kemudian disimpan dimasukkan kegudang. Aktivitas ini tidak bernilai tambah karena dengan menerima, menyimpan bahan baku tidak menimbulkan perubahan untuk bahan baku tersebut dan karyawan tidak melakukan kegiatan produksi.

14 Tabel 1

Tabel sebelum proses produksi perusahaan Tas “Jesto” Kudus :

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Memesan Bahan Baku Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku melalui telepon

2. Menerima Bahan Baku Memindah bahan baku ke gudang 3. Menyimpan Bahan

Baku

Menyimpan Bahan Baku sebelum diproduksi

Sumber: Perusahaan Tas Jesto Kudus

Setelah aktivitas tersebut, pemindahan bahan baku pun dilakukan oleh karyawan. Kemudian aktivitas yang dilakukan adalah pemotongan bahan baku. Dalam aktivitas pemotongan bahan baku, aktivitas yang dilakukan adalah mengukur panjang kali lebar per pola tergantung tas yang dibuat ukuran berapa. Aktivitas pemotongan bahan baku ini menggunakan mesin pemotong kain. Aktivitas ini bernilai tambah karena dengan memotong bahan baku sesuai pola akan lebih memudahkan karyawan bagian penjahitan untuk proses selanjutnya penjahitan tas. Setelah selesai memotong bahan baku tersebut adanya penyimpanan bahan baku yang sudah terpotong, ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.

Aktivitas selanjutnya adalah Proses penjahitan. Aktivitas ini dilakukan oleh sebelas orang karyawan, mesin jahit disediakan dua belas mesin jahit. Proses penjahitan merupakan aktivitas bernilai tambah karena dengan aktivitas tersebut membuat bahan baku menjadi tas, sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika harus melalui proses waktu tunggu untuk mencapai proses selanjutnya.

Aktivitas selanjutnya adalah aktivitas bordir logo ini merupakan aktivitas dari proses penjahitan. Aktivitas ini dilakukan setelah proses penjahitan tas selesai. Logo ini dibordir pada bagian tengah tas. Logo ini bisa dihilangkan sesuai permintaan konsumen. Sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika karyawan melakukan bordir logo menjadi rusak atau cacat.

Aktivitas selanjutnya adalah Pemasangan resleting dan gantungan resleting. Aktivitas ini harus dilakukan secara hati-hati karena jika tidak hati-hati gantungan resleting akan patah. Jika

15

pemasangan gantungan resleting tidak benar maka akan merugikan konsumen. Aktivitas ini bernilai tambah karena aktivitas produksi berjalan dengan lancar, sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika proses pembuatan tas ini masuk ke proses waktu tunggu dimana tas tersebut harus masuk diproses selanjutnya.

Tas yang sudah jadi pun kemudian dipacking didalam plastik perlusin sesuai ukuran. Kemudian disimpan digudang menunggu produksi tas yang lain jadi dan didistribusikan ke luar kota bersamaan.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” sebagai berikut:

Tabel 2.

Tabel aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus.

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah yang Tidak Efektif

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Pengambilan Bahan Baku Memindah bahan baku

2. Pemotongan Bahan Baku Bahan baku dipotong sesuai ukuran dan pola masing-masing, bahan baku tersebut kemudian disimpan dirak kain-kain tas yang sudah terpola sampai menunggu karyawan menjahitnya.

3. Penjahitan Tas Tas dijahit, kemudian masuk proses waktu tunggu karena menunggu proses selanjutnya yaitu bordir logo

4. Bordir Logo Logo dijahit ditengah tas sebagai logo perusahaan dilakukan dengan teliti apabila tidak teliti maka bordir logo

16

tersebut bisa rusak atau cacat. 5. Pemasangan resleting dan

gantungan resleting

Tas dipasangi resleting, dan gantungan resleting, aktivitas ini membutuhkan waktu tunggu karena aktivitas ini dapat dilakukan apabila bordir logo sudah selesai dibuat.

6. Pengepakan produk jadi Pengepakan per ukuran tas dan per lusin, kemudian disimpan digudang produk jadi.

Sumber ; Perusahaan Tas Jesto

Aktivitas selanjutnya yaitu penyimpanan hasil produksi. Proses ini merupakanaktivitas yang tidak bernilai tambah karena ketika tas yang sudah jadi, dipacking, dan disimpan didalam gudang menunggu didistribusikan tidak menimbulkan suatu perubahan dalam perusahaan..Aktivitas akhir dari perusahaan adalah membersihkan semua perlengkapan, peralatan perusahaan. Ini merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah namun harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan juga menjaga keawetan peralatan dari kerusakan mesin.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas sesudah proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” sebagai berikut:

Tabel 3.

Tabel Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada Aktivitas sesudah proses produksi.

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Penyimpanan Produk Jadi

a. Menyimpan produk jadi

Produk disimpan didalam gudang penyimpanan

17

Dilihat dari aktivitas sesudah proses produksi terdapat aktivitas tidak bernilai tambah, karenaaktivitas tersebut tidak menimbulkan perubahan pada produk perusahaan.

Analisis Penghematan Biaya yang diperoleh Perusahaan dengan Menerapkan Cost

Reduction Program

Dan hasil analisis biaya-biaya aktivitas yang ada pada Perusahaan Tas Jesto Kudus, terlihat adanya biaya bernilai tambah, biaya tidak bernilai tambah terjadi karena pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak efisien. Dengan menganalisis aktivitas, diharapkan perusahaan bisa mengetahui aktivitas-aktivitas mana yang bisa dikurangi atau aktivitas mana yang bisa dihilangkan sehingga pada akhirnya perusahaan akan memperoleh perbaikan-perbaikan terhadap aktivitas-aktivitas yang ada dan tercipta penghematan biaya aktivitas.

Analisis Pembelian Bahan Baku yang ada di Semarang

Perusahaan dalam aktivitas pembelian bahan baku memiliki satu-satunya pemasok yang ada disemarang. Bahan baku yang dibeli dari semarang adalah 80 gulung kain tas, aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok di luar kota menimbulkan barang yang diterima perusahaan lebih lama dan perusahaan harus membayar biaya transportasi terhadap pembelian bahan baku yang dilakukan. Perusahaan lebih memilih pemasok yang ada diluar kota ini karena pembelian kain tas bisa dilakukan secara kredit.Untuk mengurangi pembebanan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (activity selection). Aktivitas ini dapat diganti dengan membeli bahan baku dikudus saja. Harga 80 gulung kain tas dikudus adalah Rp. 25.674.000, sedangkan perusahaan membeli bahan baku dari semarang Rp. 29.500.000. Dengan hal demikian aktivitas pembelian bahan baku disemarang dapat diganti dengan aktivitas pembelian bahan baku dikudus saja. Dengan pemindahan bahan baku akan menghemat Rp. 3.826.000.

Analisis Biaya Transportasi akibat Pembelian Bahan Baku dari Semarang

Adanya biaya transportasi akibat pembelian bahan baku yang ada disemarang merupakan pemborosan biaya karena dalam pembelian bahan baku perusahaan seharusnya tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi jika dimasukkan ke dalam kota. Walaupun biaya transportasi dimasukkan dalam penghitungan total pembelian bahan baku tetap saja membuat

18

pembelian biaya bahan baku semakin tinggi. Untuk mengurangi pembebanan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity selection). Aktivitas pembelian bahan baku di Semarang dapat diganti membeli bahan baku di Kudus saja, harganya pun jauh lebih murah daripada membeli bahan baku di Semarang yang harus membayar biaya transportasi itu menyebabkan pemborosan. Dengan pemindahan pembelian bahan baku akan menghemat biaya transportasi sebesar 75% (75% X Rp. 300.000) yaitu Rp. 225.000

Analisis Pembayaran Gaji Karyawan

Aktivitas produksi dilakukan oleh 15 karyawan, setiap harinya mereka melakukan tugasnya masing-masing. Mulai dari bagian pemotongan, bagian penjahitan, bagian bordir, bagian pemasangan resleting dan kepala resleting, bagian pengepakan seluruh karyawan melakukan tugasnya sesuai dengan kewajibannya. Namun, banyak karyawan yang memudahkan pekerjaan mereka sehingga mereka beranggapan bahwa mengerjakan 40 lusin tas bahkan lebih dari itu gaji mereka tetap sama dan mereka banyak membuang waktu dengan mengobrol sambil menjahit. Hal ini yang merugikan perusahaan sehingga aktivitas ini dapat dikelola dengan activity selection (Pemilihan aktivitas) yaitu dengan memberikangaji kepada karyawan sesuai dengan apa yang dikerjakan sehingga ada control yang dilakukan oleh perusahaan.

Analisis Pembelian Perlengkapan Produksi

Pembelian Perlengkapan produksi Tas “Jesto” berasal dari satu pemasok yang sama dengan pembelian bahan baku. Aktivitas ini dapat diganti oleh perusahaan yaitu activity selection (Pemilihan aktivitas) dengan mengganti pemasok dari kota semarang ke kota kudus saja agar tidak membuat boros pengeluaran perusahaan. Harga pemasok dikudus dengan disemarang lebih mahal disemarang, perusahaan mengambil pemasok dari semarang karena perusahaan dapat melakukan pembelian secara kredit walaupun harganya lebih mahal. Harga benang, furing, tali panjang, resleting dan kepala resleting dikudus adalah Rp. 2.930.000 Sedangkan harga dari pemasok kota semarang adalah Rp. 3.225.000. Perusahaan dapat mengganti dengan memindah pemasok dari kota kudus maka perusahaan akan menghemat Rp. 295.000

Analisis Penggunaan Listrik Untuk Produksi.

Aktivitas penggunaan listrik untuk produksi ini banyak menimbulkan pemborosan karena adanya aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah atau aktivitas-aktivitas yang sebenarnya tidak

19

perlu. Aktivitas yang menyebabkan pemborosan listrik itu ketika ada aktivitas tidak bernilai tambah saat proses produksi meliputi waktu tunggu, barang rusak atau cacat itu menimbulkan pemborosan listrik.Ketika aktivitas tidak bernilai tambah tersebut harus dieliminasi, biaya listrik untuk pengoperasian tas ditargetkan dapat berkurang 25%. Biaya listrik akan berkurang sebesar 249.250 (25% x 997.000)

Tabel 4.

Tabel penghematan listrik oleh Perusahaan Tas “Jesto” Kudus :

Jenis Biaya Sebelum Penerapan

Cost Reduction Program Penghematan

Estimasi biaya setelah penerapan Cost Reduction Program Biaya Listrik 997.000 249.250 747.750 TOTAL 997.000 249.250 747.750

Sumber : Perusahaan Tas Jesto

Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Penerapan Cost Reduction Program

Dari semua hasil analisis, maka total penghematan selama satu bulan jika ditetapkan dengan Cost Reduction Program adalah sebesar Rp.4.595.250. Terlihat dari hasil analisis tersebut maka penerapan Cost Reduction Program akan memberikan banyak manfaat bagi Perusahaan Tas “Jesto” diantaranya yaitu pentingnya penggunaan waktu yang diatur seoptimal mungkin yang pada ahkirnya berdampak pada penghematan operasional secara keseluruhan.

20 Tabel 5.

Tabel rekapitulasi penghematan yang dilakukan secara keseluruhan oleh Perusahaan Tas “Jesto” Kudus sebelum menggunakan cost reduction program dan setelah menggunakan cost reduction

program : Jenis Biaya Sebelum Penerapan Cost Reduction Program Penghematan Estimasi Biaya setelah Penerapan Cost Redution Program

Biaya Pembelian Bahan

Baku 29.500.000 3.826.000 25.674.000 Biaya Listrik 997.000 249.250 747.750 Biaya Perlengkapan Produksi 3.225.000 295.000 2.930.000 Biaya transportasi 300.000 225.000 75.000 TOTAL Rp. 34.022.000 Rp. 4.595.250 Rp. 29.426.750 Sumber ; Perusahaan Tas Jesto

Dokumen terkait