• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus pada UKM Perusahaan Tas Jesto Kudus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus pada UKM Perusahaan Tas Jesto Kudus)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA

KECIL MENENGAH

(Studi Kasus pada UKM Perusahaan Tas “Jesto” Kudus)

Oleh:

Febriana Vinawati Sugianto

NIM : 232011138

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan – Persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI

: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(2)
(3)
(4)
(5)

v

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jl. Diponegoro 52-60 Telp : (0298) 321212, 311881 Telex 322364 ukswsaia Salatiga 50711-Indonesia Fax.(0298)-321433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Febriana Vinawati Sugianto NIM : 232011138

Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : PENERAPAN COST REDUCTION PROGRAM PADA UKM

PERUSAHAAN TAS “JESTO”

Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA Tanggal diuji : 19 Juni 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 02 Juni 2015 Yang memberi pernyataan, FEBRIANA VINAWATI SUGIANTO

(6)
(7)

vii

HALAMAN MOTTO

Serahkan segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5 : 7)

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirlah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa persekutuan

dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus 15 : 58)

Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. (Kolose 2 : 3)

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Pada kondisi perekonomian yang semakin ketat ini, perusahaan dituntut untuk dapat berkembang mengembangkan produk-produk yang ada, dengan melakukan inovasi dan alternatif strategi untuk terus bisa membuat produksi yang baik tentunya dengan tidak mengecewakan pelanggan dan harga yang dibebankan kepada pelanggan dapat ditekan dengan menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Agar dapat menekan biaya yang dikeluarkan perusahaan, perusahaan harus dapat mengklasifikasikan akifitas-aktifitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah inilah yang menimbulkan biaya tidak bernilai tambah bermunculan sehingga menyebabkan pemborosan. Oleh karena itu perusahaan harus memperbaiki aktivitas yang tidak bernilai tambah agar memperoleh efisiensi biaya. Dalam upaya memperbaiki aktifitas tidak bernilai tambah, tindakan yang harus ditempuh perusahaan adalah dengan menerapkan Cost Reduction Program yaitu suatu pengurangan biaya yang merupakan pemborosan dengan cara mereduksi aktivitas yang menyebabkan pemborosan agar tercipta penghematan. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan skripsi ini dan skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Salatiga, 02 Juni 2015

(9)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan, hikmat, tuntunan, dan penyertaan kepada penulis sehingga tugas ahkir ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki dalam menulis tugas akhir ini tanpa campur Tuhan Yesus Kristus, dan peran dari berbagai pihak tidak akan terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang selama ini turut serta memberikan bimbingan, motivasi, mendukung dan mendukung sehingga selesainya tugas akhir ini:

1. Seluruh keluarga besar terkhusus Papa Mama tercinta (Gan Pek Djiang & Fransisca Kartika Dewi) , dan Suami tercinta untuk segala dukungan baik moril maupun materill dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. 2. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, S.E., MBA selaku Kaprodi Akuntansi

4. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA selaku dosen pembimbing, atas kesabarannya dalam membimbing, membantu, dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Ibu Brigitta Dian Saraswati, SE., M.Si selaku wali studi yang memberikan pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 6. Seluruh dosen serta staff tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas

pengetahuan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama masa kuliah.

7. Teman-teman terbaikku, Alvina, Mellisa, Fiona, Wiga, Dian, Silva, Sari , Dita, Marlen yang selalu mendukung melalui doa dan memberikan semangat kepada penulis. Terimakasih teman-teman semoga kita semua diberikan kesuksesan.

(10)

x

8. Adek-adek tercinta (Stevan Ignasius Sugianto dan Maria Angelica Sugianto) yang telah memberikan motivasi, dan doa kepada penulis. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 (E-goal)

Dan untuk semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang belum tersebutkan satu-satu, semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa melimpahkan anugerah serta kasih karunia-Nya.

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………. i

Pernyataan Keaslian Skripsi ………. ii

Halaman persetujuan ……… iii

Halaman motto ………. iv

Abstract……….. v

Saripati……… vi

Kata Pengantar ……….. vii

Ucapan Terima Kasih ……… viii

Daftar Isi ……… ix

Daftar Lampiran ………. x

Pendahuluan……… 1

Telaah Teoretis ……… 3

Cost Reduction Program……….. 4

Pengelolaan Aktivitas untuk Pengurangan Biaya……… 4

Metode Penelitian………. 8

Jenis dan Sumber Data………. 8

Metode Pengumpulan Data……….. 8

Teknik Analisis………. 8

Analisis Data dan Pembahasan………. 9

Gambaran Objek Penelitian……….. 9

(13)

xiii

Analisis Aktivitas Sebelum Produksi……….. 11

Analisis Aktivitas yang Terjadi dalam Proses Produksi……….. 11

Analisis Aktivitas Sesudah Produksi……… 13

Analisis Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada proses produksi Tas “Jesto” Kudus ……….. 13

Analisis Penghematan Biaya yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan Cost Reduction program……… 16

Analisis Pembelian Bahan Baku yang ada di Semarang………... 17

Analisis Biaya Transportasi akibat Pembelian Bahan Baku dari Semarang… 17 Analisis Pembayaran Gaji Karyawan……… 17

Analisis Pembelian Perlengkapan Produksi……….. 18

Analisis Penggunaan Listrik untuk Produksi……… 18

Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Penerapan Cost Reduction Program……… 19

Simpulan dan Implikasi……… 20

Keterbatasan……… 21

Saran……….. ………. 22

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Biaya Produksi Bulan Januari 2015

Lampiran 2. Kuantitas Aktivitas Produksi

Lampiran 3. Perhitungan Biaya Bernilai Tambah dan Biaya Tidak Bernilai Tambah Bagian Produksi bulan Januari 2015

Lampiran 4. Laporan Biaya Bernilai Tambah Dan Tidak Bernilai Tambah Bagian Produksi Bulan Januari 2015

(15)
(16)

1

PENDAHULUAN

Di masa sekarang ini persaingan usaha semakin ketat dengan perkembangan Usaha Kecil Menengah yang ada di Indonesia. Seiring dengan krisis keuangan global, perusahaan harus menggunakan strategi yang tepat untuk mendapatkan pangsa pasar supaya tetap bisa bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis sekarang ini. Oleh karena itu perusahaan harus menyiapkan beberapa strategi alternatif seperti melakukan inovasi untuk terus berkembang dan memperoleh laba sebanyak mungkin.

Melihat hal tersebut, usaha kecil menengah yang ingin berkembang atau bertahan hidup di pangsa pasar harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas produk yang tinggi juga. Hasil produksi yang tinggi akan tercapai apabila pe rusahaan mampu menjalankan proses produksinya secara efisien. Produk dikatakan efisien jika biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin, untuk memperoleh laba tertentu dengan tidak mengurangi kualitas produk yang dihasilkan.

Perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan suatu proses yang membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen, karena proses terdiri atas bermacam-macam aktivitas. Semakin kompleks aktivitas perusahaan semakin berpeluang besar terjadinya pemborosan, utamanya akibat dari aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) dan aktivitas bernilai tambah (value added activity) yang tidak efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya dari aktivitas- aktivitas yang tidak efisien yaitu dengan penerapan Cost Reduction Program. Cost reduction is a normal activity in any company and means the activities of cost tracking and evaluation performed by the manager for the purpose of their reducing.(Milic, 2008).

Dalam Cost Reduction Program menganalisa mana saja aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan mana saja aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity). Aktivitas yang bernilai tambah adalah aktivitas yang diperlukan yang merupakan kegiatan pokok, sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat diperbaiki. Aktivitas tidak bernilai tambah menyebabkan terjadinya pengeluaran atau pemborosan biaya (non value added cost) untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut.

(17)

2

Melihat pentingnya pengelolaan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan, menimbulkan ketertarikan untuk mengkaji pengurangan biaya pada usaha kecil menengah dengan menggunakan pendekatan Cost Reduction Program karena perusahaan tersebut adalah perusahaan yang saat ini mengalami persaingan usaha yang sangat ketat, sehingga dengan diterapkannya Cost Reduction Program diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengelola aktivitas-aktivitasnya, sehingga biaya-biaya yang keluar dapat ditekan semaksimal mungkin.

Perusahaan Tas “Jesto” Kudusberoperasi sejak tahun 1998 hingga sekarang dan terletak di Jln. Ploso RT 4 RW 2, Jati Kudus. Perusahaan Tas “Jesto” bergerak dalam bidang pembuatan tas mulai dari pembuatan tas kecil, pembuatan tas ulangtahun, sampai pembuatan tas kantor. Pembuatan tas ini dibuat sesuai dengan pesanan saja dan hanya grosir. Tas dipasarkan ke Batang, Magelang, Semarang, serta ke dalam kota sendiri. Hal yang menyebabkan biaya yang dikeluarkan perusahaan tinggi saat terjadi biaya tidak bernilai tambah yaitu ketika barang dalam proses waktu tunggu pada bahan baku yang menumpuk menunggu diproduksi karena terbatasnya karyawan yang ada diperusahaan tersebut. Ketika dalam tahap pemeriksaan, sebelum didistribusikan ke pedagang-pedagang tas yang sudah jadi diperiksa oleh karyawan mana saja yang memenuhi spesifikasinya. Pada tahap penyimpanan, saat tas sudah selesai diproduksi tas tidak langsung didistribusikan karena menunggu tas yang lain jadi juga sehingga tidak bolak-balik keluar kota karena biaya transportasinya mahal dan sibuknya pemilik yang mendistribusikan tas tersebut.

Dengan semakin ketatnya persaingan yang ada, maka Perusahaan harus mampu bersaing dengan banyak pesaing dimana Perusahaan Tas “Jesto” harus dapat mempertahankan konsumen dan kualitas bahkan kualitas harus semakin ditingkatkan supaya perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat menekan pemborosan yang terjadi di dalam perusahaaan berupa aktivitas yang terjadi sehingga perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang bersaing tanpa harus mengurangi kualitas dari suatu produk yang dihasilkan.

Gejala yang mendasari adanya penerapan Cost Reduction Program yaitu dilihat dari adanya pemborosan dalam proses produksi. Perusahaan berusaha untuk melakukan penekanan biaya produksi yang selama ini telahmembebani karena perusahaan belum menerapkan Cost Reduction Program sehingga aktivitas-aktivitasnya menyebabkan pemborosan biaya. Biaya

(18)

3

produksi dari suatu produk akan mempengaruhi harga pokok produksi, jikabiaya produksi yang dikeluarkan tinggi maka tentunya harga pokok produksi akan meningkat dan sebaliknya. Dengan demikian, biaya produksi juga berpengaruh dengan laba yang diperoleh semakin meningkat biaya produksinya maka semakin menurun laba yang diperoleh perusahaan sedangkan semakin menurun biaya produksinya maka laba yang diperoleh perusahaan akan meningkat.

Berdasarkan uraiaan tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan pemborosan yang terjadi dalam aktivitas perusahaan dengan pendekatan Cost Reduction Program.

Untuk memperjelas masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Aktivitas apa saja yang terjadi di dalam aktivitas produksi perusahaan?

2. Aktivitas apa saja yang termasuk dalam aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada perusahaan?

3. Seberapa besar penghematan yang diperoleh dari penerapan Cost Reduction Program? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari alternatif atas penekanan biaya yang dapat dilakukan perusahaan. Manfaat bagi Perusahaan, perusahaan dapat mengaplikasikan penerapan Cost Reduction Program dalam menekan pemborosan dalam aktivitas produksi perusahaan. Manfaat bagi peneliti, Peneliti dapat memahami bagaimana menggunakan Cost Reduction Program didalam suatu perusahaan.

TELAAH TEORITIS

Pada dasarnya perusahaan dikatakan efisien jika perusahaan tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber daya yang dimilikinya tanpa adanya pemborosan. Salah satu elemen yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan ini adalah biaya. Biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang (Mursyid, 2010:14) Biaya didalam perusahaan harus ditekan dan dikendalikan sedemikian rupa agar tercipta penghematan biaya.

Oleh sebab itu diperlukan suatu cara atau proses untuk mengendalikan atau memperkecil biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Karena di dalam suatu perusahaan pasti melakukan berbagai akivitas untuk tetap berlangsungnya kehidupan perusahaan, maka dapat

(19)

4

digunakan Cost Reduction Program yang lebih berfokus pada pengelolaan aktivitas. Cost Reduction Program adalah perbaikan berkelanjutan membawa tujuan pengurangan biaya. Berbagai usaha untuk mengurangi biaya dari berbagai produk dan proses yang ada akan disebut sebagai perhitungan biaya Kaizen. (Hansen dan Mowen, 2012 : 240)

Tujuan dari Cost Reduction Program ini sendiri adalah mencapai keunggulan biaya dalam hal penghematan biaya produksi. Kunci Keberhasilan yang utama dari Implementasi Cost Reduction Program adalah dengan menentukan aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah sehingga aktivitas yang merupakan pemborosan dapat ditangani dengan cepat (Hansen dan Mowen, 2004 : 489)

Penerapan Cost Reduction Program pada usaha kecil menengah bertujuan untukmengurangi biaya perusahaan dengan meminimalisir biaya yang akan timbul pada proses reduksi, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menekan pemborosan tidak melebihi biaya yang dapat dihemat dan serta untuk mengurangi aktivitas atau material yang terbuang percuma. Seperti bahan baku, tenaga kerja, waktu, biaya listrik.

Pengelolaan Aktivitas untuk Pengurangan Biaya

Konsep utama penerapan Cost Reduction Program yaitu menetapkan aktivitasmana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambahbagi perusahaan. Aktivitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu, aktivitas bernilai tambah danaktivitas yang tidak bernilai tambah.

Aktivitas bernilai tambah adalah berbagai aktivitas yang dibutuhkan agar dapat bertahandalam bisnis, aktivitas bernilai tambah jika memenuhi 3 syarat (Hansen danMowen, 2012 : 237-238).

1. Aktivitas yang menimbulkan perubahan kondisi

2. Perubahan kondisi yang tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya 3. Aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan

Menurut Rahmawiti (2008) value added activities adalah aktivitas yang diperlukan untuk menjalankan operasi bisnis, sehingga mampu memberikan value dan meningkatkan laba perusahaan.Menurut Hansen dan Mowen (2012: 238) semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu.Aktivitas tak bernilai tambah dapat diidntifikasi melalui ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari

(20)

5

tiga syarat aktivitas bernilai tambah. Menurut Rahmawiti (2008) aktivitas yang bukan penambah nilai (non value added activities) adalah aktivitas yang tidak diperlukan dan harus dihilangkan dari dalam proses bisnis karena menghambat kinerja perusahaan.

Aktivitas tidak bernilai tambah jika dilaksanakan berakibat menambah biaya yang tidak perlu atau bisa disebut pemborosan. Banyak perusahaan yang berusaha mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah karena hal tersebut menyebabkan biaya yang tidak perlu bermunculan dan menghambat kinerja perusahaan. Cost Reduction Program dilakukan dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga dapat melakukan penghematan biaya-biaya yang menyebabkan pemborosan.

Dalam operasi manufaktur, lima aktivitas utama yang sering kali disebut sebagai pemborosan dan tidak perlu adalah (Hansen dan Mowen, 2012 : 239-240)

1. Penjadwalan, yaitu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda dapat diproses, atau kapan dan seberapa banyak persiapan yang harus dilakukan dan berapa banyak yang akan diproduksi.

2. Perpindahan, yaitu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dari satu departemen ke departemen lain.

3. Waktu tunggu, yaitu aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu proses selanjutnya.

4. Pemeriksaan, yaitu aktivitas dimana waktu dan sumber daya yang dikeluarkan untuk menjamin bahwa produk memenuhi spesifikasi yang diinginkan.

5. Penyimpanan, yaitu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana barang jadi atau bahan baku disimpan dalam persediaan.

Pengelolaan aktivitas akan dapat mengurangi biaya, sehingga tidak terjadi pemborosan danmengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Biaya dapat ditekan sehingga perusahaan dapatmemperoleh penghematan biaya, pengurangan biaya dengan pengelolaan aktivitas bisadilakukan dengan empat cara yaitu:

1. Pemilihan aktivitas

Pengurangan biaya dilakukan dengan melakukan pemilihan diantara berbagai jenisaktivitas yang berasal dari strategi bersaing, strategi yang berbeda akanmenghasilkan aktivitas yang berbeda. Setiap

(21)

6

strategi memiliki berbagai aktivitasdan biaya sendiri. Jika semua strategi hasilnya sama maka strategi yang harusdipilih untuk biaya yang paling rendah.(Hansen dan Mowen 2012, 241-242)

2. Pembagian aktivitas

Meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan economy of scale. Secara khusus, kuantitas dari penggerak biaya ditingkatkan tanpa menambah biaya total aktvitas terkait. Hal ini dapat menurunkan biaya per unit dari penggerak biaya terkait dan jumlah biaya yang dapat ditelusuri pada produk yang menggunakan aktivitas tersebut. (Hansen dan Mowen 2012: 241-242).

3. Pengurangan aktivitas

Pengurangan biaya dilakukan dengan menurunkan waktu dan sumber daya yangdiperlukan oleh aktivitas. Pendekatan terhadap pengurangan biaya ini harusditunjukan terutama pada peningkatan efisiensi dari aktivitas yang diperlukan ataustrategi jangka pendek untuk memperbaiki aktivitas tidak bernilai tambah hinggaaktivitas tersebut dapat dieliminasi, disini aktivitas tetap ada tetapi waktu yangdigunakan dan sumber daya yang dibutuhkan ditekan atau dikurangi sedemikianrupa. (Hansen dan Mowen 2012, 241-242)

4. Eliminasi aktivitas

Berfokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai tambah. Jika aktivitas yang gagal menambah nilai telah diidentifikasi, maka pengukuran harus dilakukan untuk mengarahkan perusahaan mengeliminasi aktivitas-aktivitas ini (Hansen dan Mowen 2012: 241-242).

Banyak pengusaha ingin menghilangkan atau menghapus aktivitas yang tidak bernilaitambah dan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien karena ketika aktivitas tersebutdijalankan akan menyebabkan biaya yang berlebih atau pemborosan sehingga akan menghambat perkembangan perusahaan. Jadi tujuan perusahaan melakukan cost reductionprogram bukan hanya untuk mencapai standar yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangibiaya secara bertahap di bawah standar agar terdapat efisiensi usaha, sehingga biaya yangdikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang diperoleh maksimal serta tidak mengurangi kualitas produk itu sendiri.

Delapan aktivitas utama dalam operasi manufaktur yang sering seringkali disebut sebagai aktivitas yang tidak perlu dan penyebab pemborosan (Hansen and Mowen, 2011: 349) yaitu : 1. Rusak atau Cacat, adalah segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat daripekerjaan atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya.

(22)

7

2. Over Produksi, dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebihcepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya.

3. Penyimpanan, aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya dimana barangjadi atau bahan baku disimpan dalam persediaan.

4. Proses Ekstra, adalah melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak perludilakukan lagi. Pemborosan jenis ini antara lain proses produksi yang tidak efisienkarena alat yang sudah tidak memadai.

5. Pergerakan, pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan atau perpindahankaryawan di tempat kerja yang terlalu sering dan cenderung berlebihan.

6. Pemindahan, aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untukmemindahkan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi kesetiap departemen.

7. Waktu tunggu, aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakanwaktu dan sumber daya untuk menunggu proses selanjutnya.

8. Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan.

Hal ini dilakukan agar mencapai efisiensi, dan dapat menekan biaya sehingga terjadi penghematan oleh perusahaan. Tujuan dilakukan cost reduction program yaitu memaksimalkan aktivitas yang bernilai tambah dan membuang aktivitas tidak bernilai tambah.

Menurut Yustiningrum (2009) Penelitian yang dilakukan di perusahaan Tahu Sumber Karya Salatiga membuat perusahaan mengenal Cost Reduction Program sehingga perusahaan menerapkannya dan dengan penerapan Cost Reduction Program dapat menekan aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga terjadi penciptaan biaya yang efisien.Menurut Dimas (2013) Penelitian yang dilakukan di perusahaan Makanan “57” Salatiga membuat perusahaan dapat mereduksi aktivitas yang tidak bernilai tambah dengan cara pemilihan aktivitas, pengurangan aktivitas, penghapusan aktivitas, dan gabungan dari pemilihan dan pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Sehingga dengan adanya Cost Reduction Program dapat membantu penghematan biaya akibat aktivitas tidak bernilai tambah. Penerapan Cost Reduction Program membantu perusahaan untuk menekan harga pokok produksi agar laba menjadi meningkat sehingga perusahaan dapat berkembang atau tetap hidup di pangsa pasar sekarang ini.

(23)

8

METODE PENELITIAN

Unit analisis berupa organisasi, yaitu Perusahaan Tas “Jesto” dan Unit pengamatan berupa unit, yaitu bagian produksi perusahaan Tas “Jesto”.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung langsung melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan, dikumpulkan, dan kemudian diolah sendiri oleh peneliti, berupa aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dan gambaran umum perusahaan. Selain itu juga digunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi.

Metode Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data menggunakan studi lapangan yang akan dilakukan pada bulan Januari 2015. Studi lapangan digunakan dengan menggunakan wawancara kepada pihak yang dapat memberikan data relevan yaitu Ibu Sugeng, selaku pemilik perusahaan Tas Jesto. Wawancara ini digunakan untuk memberi informasi tentang aktivitas produksi, observasi digunakan untuk memberikan gambaran tentang aktivitas-aktivitas produksi yang terjadi dalam perusahan dan dokumentasi, untuk melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki oleh perusahaan sebagai objek penelitian seperti catatan proses produksi dan bukti biaya listrik yang dikeluarkan perusahaan.

Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu teknik analisis yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas obyek yang diteliti. Setelah melakukan analisa aktivitas maka perusahaan mampu mengetahui aktivitas apa saja yang terjadi dan selanjutnya perusahaan mampu mengetahui aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk. Untuk aktivitas yang memberikan nilai tambah harus tetap ditingkatkan seefektif dan seefisien mungkin sedangkan untuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dapat direduksi dan dieliminasi.

(24)

9 Langkah Analisis:

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan.

2. Mengklasifikasikan semua aktivitas produksi ke dalam aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.

3. Menghitung biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai tambah. Menurut Yustiningrum (2009) Biaya bernilai tambah dihitung dengan cara : Kuantitas Standar (Kst) x Jumlah Aktivitas Per Hari x Biaya Aktivitas Per Menit x Hari Kerja Aktif. Sedangkan biaya tidak bernilai tambah dihitung dengan cara:

(Kuantitas sesungguhnya (Ks) – Kuantitas Standar (Kst)) x Jumlah Aktivitas Per Hari x Biaya Aktivitas Per Menit x Hari Kerja Aktif.

Kuantitas Standar (Kst) didapat dari hasil wawancara dengan Pemilik perusahaan yaitu pihak yang dapat memberikan informasi mengenai kuantitas standar yang paling baik digunakan oleh perusahaan dikarenakan pemilik tersebut memang mengawali usaha ini dengan bergabung langsung pada bagian produksi sehingga mengetahui standar yang baik yang seharusnya diterapkan. Sedangkan Kuantitas Sesungguhnya (Ks) didapat dari hasil pengamatan diperusahaan selama 3 hari dan kemudian hasilnya dibuat rata-rata. 4. Biaya yang termasuk dalam aktivitas tidak bernilai tambah direduksi tanpa mengurangi

kualitas dengan menggunakan Cost Reduction Program.

5. Menghitung penghematan biaya yang diperoleh perusahaan jika diterapkannya Cost Reduction Program.

ANALISIS DATA

Gambaran objek penelitian

Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan Tas “Jesto”. Perusahaan ini berlokasi di Jln. Ploso RT 4 RW 2, Jati Kudus dan masih menyatu dengan tempat tinggal pemilik perusahaan. Perusahaan Tas “Jesto” didirikan sejak tahun 1998 oleh Ibu Sugeng (62 tahun) sebagai pemilik, mulai berproduksi pertama kali memproduksi dasi,bendera,dan tas sekolah sampai pembuatan tas kantor. Perusahaan saat ini diteruskan oleh anak dari Ibu Sugeng sebagai pemilik perusahaan dan pengawas perusahaan. Perusahaan Tas “Jesto” yang semula memproduksi bendera,dasi menjadi tidak memproduksi lagi melihat sepinya orderan bendera,dan dasi tersebut. Sementara itu, orderan tas menjadi lebih banyak sehingga perusahaan lebih fokus

(25)

10

untuk memproduksi tas. Tas yang diproduksi bermacam-macam : Tas sekolah, Tas kantor, dan Tas kecil. Setiap harinya dalam kondisi normal perusahaan, perusahaan dapat memproduksi 40 lusin tas setiap harinya. Siklus produksi perusahaan bersifat harian, artinya dari bahan baku menjadi pengolahan bahan jadi dilakukan dalam waktu sehari.

Produk perusahaan Tas “Jesto” dipasarkan mulai dari Batang, Magelang, Semarang, serta ke dalam kota sendiri Kudus. Tas ini dipasarkan ke toko grosir tas yang berada dipasar kemudian toko Grosir Tas tersebut menyetorkan lagi kepada pedagang eceran yang ada dipasar karena perusahaan mendistribusikan tas tersebut ke toko Grosir Tas menggunakan pesanan sehingga perusahaan tidak dirugikan apabila tas tersebut tidak laku dan sebagainya.

Bahan baku yang utama yang digunakan Perusahaan Tas “Jesto” ini adalah Kain, resleting, gantungan resleting yang diperoleh dari pemasok yang berada di Semarang. Produk yang dihasilkan ini beraneka macam sesuai permintaan konsumen. Perusahaan Tas “Jesto” ini memiliki 15 karyawan dengan tugasnya masing-masing. Bagian menjahit ada 3 karyawan, dan 8 karyawati. Pegawai harian ada 2 karyawan, dan terakhir bagian pemotongan terdapat 2 karyawan. Setiap harinya perusahaan ini beroperasi mulai pukul delapan pagi sampai pukul empat sore (08.00-16.00) dengan waktu istirahat selama satu jam pada pukul dua belas dan aktivitas perusahaandiliburkan ketika tanggal merah.

Pengambilan karyawan ambil dari tetangga-tetangga sekitar. Semua karyawan sudah memiliki tugasnya masing-masing mulai dari proses pemotongan, pejahitan, bordir logo, pemasangan resleting, pemasangan gantungan resleting, dan packing. Secara sederhana, dapat digambarkan bagan organisasi dari perusahaan ini sebagai berikut :

Bagan Struktur Organisasi Pemilik

Karyawan Karyawan Karyawan K. Admin K. Produksi

(26)

11

Analisis Aktivitas-aktivitas yang Ada Dalam Proses Produksi Tas.

Aktivitas pada produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus secara umum ada 3 tahap, yaitu tahap sebelum produksi, tahap preses produksi, dan tahap sesudah produksi.

Analisis Aktivitas Sebelum Produksi

Aktivitas perusahaan sebelum produksi yaitu pemesanan bahan baku. Pemilik memulai dengan menghubungi pemasok bahan baku yang akan memasok bahan baku ke perusahaan, pemesanan bahan baku dilakukan oleh pemilik melalui telepon dan dilakukan setiap bulan atau ketika persedian bahan baku mulai habis. Masalah yang sering dialami dalam pengiriman bahan baku dari pemasok yaitu proses pengiriman yang mengalami keterlambatan, sehingga menghambat jalannya proses produksi tersebut. Aktivitas-aktivitas yang terjadi sebelum proses produksi jika diringkas sebagai berikut:

1. Pemesanan bahan baku

Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan melalui telepon. 2. Penerimaan bahan baku

Memindah bahan baku ke gudang. 3. Menyimpan bahan baku

Menyimpan bahan baku digudang sebelum diproduksi.

Analisis aktivitas yang terjadi dalam proses produksi

Perusahaan Tas “Jesto” utamanya memproduksi macam-macam produk yaitu Tas kecil, Tas kantor, dan Tas souvenir. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Tas pada dasarnya sama yaitu kain tas, benang, resleting, gantungan resleting. Pengolahan untuk macam-macam tas pembuatannya sama.

(27)

12 Gambar 1

Bagan Proses Produksi Tas

Produksi tas dimulai dengan pengambilan bahan baku digudang, kemudian karyawan memotong kain per pola tas. Setiap tas sekolah, tas kantor, dan tas souvenir memiliki pola sendiri tergantung ukuran setiap tas tersebut. Setelah dipotong per pola kemudian dikumpulkan menjadi satu. Kain yang sudah di potong tersebut kemudian dijahit sesuai ukuran tas masing-masing. Setelah penjahitan selesai karyawan memberi bordir logo merk perusahaan, juga tergantung permintaan konsumen. Setelah proses penjahitan dan bordir telah dilakukan kemudian pemasangan resleting dan gantungan resleting dan jadilah tas yang siap didistribusikan kemudian dipacking per lusin sesuai ukuran.

Dari semua aktivitas perusahaan dalam proses produksi Tas, maka tahapan proses produksi diringkas sebagai berikut:

1. Pengambilan bahan baku

Mengambilan bahan bakuberbentuk gulungan kain dari gudang. 2. Pemotongan bahan baku per pola

Proses pemotongan 3. Penjahitan tas

· Tas dijahit sesuai ukuran masing-masing (Pemasangan furing tas, tas divariasi sesuai model masing-masing)

4. Bordir logo

Logo dibordir oleh karyawan pada sisi tengah tas 5. Pemasangan resleting dan gantungan resleting

Tas dipasangi resleting dan dipasangi gantungan resleting 6. Pengepakan barang jadi

Pengambilan Bahan Baku

Pemotongan BB sesuai pola

Proses

Penjahitan Bordir logo

Pemasangan resleting dan gantungan resleting Tas

Tas dipack sesuai ukuran perlusin

(28)

13 Mengemas tas per lusin sesuai ukuran.

Analisis aktivitas sesudah produksi

Aktivitas terakhir yang dilakukan setelah proses produksi selesai adalah menyimpanproduk jadi ke gudang penyimpanan.

Jika diringkas aktivitas-aktivitas sesudah produksi adalah sebagai berikut: 1. Penyimpanan bahan jadi

Menyimpan bahan jadi di gudang.

Analisis Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada Proses Produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus

Dalam menerapkan Cost Reduction Program perlu dibedakan aktivitas bernilai tambah dengan aktivitas tidak bernilai tambah. Usaha untuk mengetahui apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan bernilai tambah atau tidak, maka dilakukan analisis pada aktivitas produksi Perusahaan Tas Jesto Kudus.

Aktivitas yang dilakukan sebelum proses produksi dengan memesan bahan baku. Perusahaan dalam proses pemesanan bahan baku yaitu melalui telepon oleh pemilik dan dilakukan setiap bulan ini merupakan aktivitas bernilai tambah karena dengan aktivitas ini menimbulkan ada bahan baku yang datang ke perusahaan. Selanjutnya perusahaan menunggu pengiriman dari pemasok, diterima perusahaan kemudian disimpan dimasukkan kegudang. Aktivitas ini tidak bernilai tambah karena dengan menerima, menyimpan bahan baku tidak menimbulkan perubahan untuk bahan baku tersebut dan karyawan tidak melakukan kegiatan produksi.

(29)

14 Tabel 1

Tabel sebelum proses produksi perusahaan Tas “Jesto” Kudus :

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Memesan Bahan Baku Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku melalui telepon

2. Menerima Bahan Baku Memindah bahan baku ke gudang 3. Menyimpan Bahan

Baku

Menyimpan Bahan Baku sebelum diproduksi

Sumber: Perusahaan Tas Jesto Kudus

Setelah aktivitas tersebut, pemindahan bahan baku pun dilakukan oleh karyawan. Kemudian aktivitas yang dilakukan adalah pemotongan bahan baku. Dalam aktivitas pemotongan bahan baku, aktivitas yang dilakukan adalah mengukur panjang kali lebar per pola tergantung tas yang dibuat ukuran berapa. Aktivitas pemotongan bahan baku ini menggunakan mesin pemotong kain. Aktivitas ini bernilai tambah karena dengan memotong bahan baku sesuai pola akan lebih memudahkan karyawan bagian penjahitan untuk proses selanjutnya penjahitan tas. Setelah selesai memotong bahan baku tersebut adanya penyimpanan bahan baku yang sudah terpotong, ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.

Aktivitas selanjutnya adalah Proses penjahitan. Aktivitas ini dilakukan oleh sebelas orang karyawan, mesin jahit disediakan dua belas mesin jahit. Proses penjahitan merupakan aktivitas bernilai tambah karena dengan aktivitas tersebut membuat bahan baku menjadi tas, sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika harus melalui proses waktu tunggu untuk mencapai proses selanjutnya.

Aktivitas selanjutnya adalah aktivitas bordir logo ini merupakan aktivitas dari proses penjahitan. Aktivitas ini dilakukan setelah proses penjahitan tas selesai. Logo ini dibordir pada bagian tengah tas. Logo ini bisa dihilangkan sesuai permintaan konsumen. Sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika karyawan melakukan bordir logo menjadi rusak atau cacat.

Aktivitas selanjutnya adalah Pemasangan resleting dan gantungan resleting. Aktivitas ini harus dilakukan secara hati-hati karena jika tidak hati-hati gantungan resleting akan patah. Jika

(30)

15

pemasangan gantungan resleting tidak benar maka akan merugikan konsumen. Aktivitas ini bernilai tambah karena aktivitas produksi berjalan dengan lancar, sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah ketika proses pembuatan tas ini masuk ke proses waktu tunggu dimana tas tersebut harus masuk diproses selanjutnya.

Tas yang sudah jadi pun kemudian dipacking didalam plastik perlusin sesuai ukuran. Kemudian disimpan digudang menunggu produksi tas yang lain jadi dan didistribusikan ke luar kota bersamaan.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” sebagai berikut:

Tabel 2.

Tabel aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” Kudus.

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah yang Tidak Efektif

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Pengambilan Bahan Baku Memindah bahan baku

2. Pemotongan Bahan Baku Bahan baku dipotong sesuai ukuran dan pola masing-masing, bahan baku tersebut kemudian disimpan dirak kain-kain tas yang sudah terpola sampai menunggu karyawan menjahitnya.

3. Penjahitan Tas Tas dijahit, kemudian masuk proses waktu tunggu karena menunggu proses selanjutnya yaitu bordir logo

4. Bordir Logo Logo dijahit ditengah tas sebagai logo perusahaan dilakukan dengan teliti apabila tidak teliti maka bordir logo

(31)

16

tersebut bisa rusak atau cacat. 5. Pemasangan resleting dan

gantungan resleting

Tas dipasangi resleting, dan gantungan resleting, aktivitas ini membutuhkan waktu tunggu karena aktivitas ini dapat dilakukan apabila bordir logo sudah selesai dibuat.

6. Pengepakan produk jadi Pengepakan per ukuran tas dan per lusin, kemudian disimpan digudang produk jadi.

Sumber ; Perusahaan Tas Jesto

Aktivitas selanjutnya yaitu penyimpanan hasil produksi. Proses ini merupakanaktivitas yang tidak bernilai tambah karena ketika tas yang sudah jadi, dipacking, dan disimpan didalam gudang menunggu didistribusikan tidak menimbulkan suatu perubahan dalam perusahaan..Aktivitas akhir dari perusahaan adalah membersihkan semua perlengkapan, peralatan perusahaan. Ini merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah namun harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan juga menjaga keawetan peralatan dari kerusakan mesin.

Klasifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah pada aktivitas sesudah proses produksi Perusahaan Tas “Jesto” sebagai berikut:

Tabel 3.

Tabel Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada Aktivitas sesudah proses produksi.

Aktivitas Perusahaan Aktivitas Bernilai Tambah Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

1. Penyimpanan Produk Jadi

a. Menyimpan produk jadi

Produk disimpan didalam gudang penyimpanan

(32)

17

Dilihat dari aktivitas sesudah proses produksi terdapat aktivitas tidak bernilai tambah, karenaaktivitas tersebut tidak menimbulkan perubahan pada produk perusahaan.

Analisis Penghematan Biaya yang diperoleh Perusahaan dengan Menerapkan Cost

Reduction Program

Dan hasil analisis biaya-biaya aktivitas yang ada pada Perusahaan Tas Jesto Kudus, terlihat adanya biaya bernilai tambah, biaya tidak bernilai tambah terjadi karena pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak efisien. Dengan menganalisis aktivitas, diharapkan perusahaan bisa mengetahui aktivitas-aktivitas mana yang bisa dikurangi atau aktivitas mana yang bisa dihilangkan sehingga pada akhirnya perusahaan akan memperoleh perbaikan-perbaikan terhadap aktivitas-aktivitas yang ada dan tercipta penghematan biaya aktivitas.

Analisis Pembelian Bahan Baku yang ada di Semarang

Perusahaan dalam aktivitas pembelian bahan baku memiliki satu-satunya pemasok yang ada disemarang. Bahan baku yang dibeli dari semarang adalah 80 gulung kain tas, aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok di luar kota menimbulkan barang yang diterima perusahaan lebih lama dan perusahaan harus membayar biaya transportasi terhadap pembelian bahan baku yang dilakukan. Perusahaan lebih memilih pemasok yang ada diluar kota ini karena pembelian kain tas bisa dilakukan secara kredit.Untuk mengurangi pembebanan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (activity selection). Aktivitas ini dapat diganti dengan membeli bahan baku dikudus saja. Harga 80 gulung kain tas dikudus adalah Rp. 25.674.000, sedangkan perusahaan membeli bahan baku dari semarang Rp. 29.500.000. Dengan hal demikian aktivitas pembelian bahan baku disemarang dapat diganti dengan aktivitas pembelian bahan baku dikudus saja. Dengan pemindahan bahan baku akan menghemat Rp. 3.826.000.

Analisis Biaya Transportasi akibat Pembelian Bahan Baku dari Semarang

Adanya biaya transportasi akibat pembelian bahan baku yang ada disemarang merupakan pemborosan biaya karena dalam pembelian bahan baku perusahaan seharusnya tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi jika dimasukkan ke dalam kota. Walaupun biaya transportasi dimasukkan dalam penghitungan total pembelian bahan baku tetap saja membuat

(33)

18

pembelian biaya bahan baku semakin tinggi. Untuk mengurangi pembebanan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity selection). Aktivitas pembelian bahan baku di Semarang dapat diganti membeli bahan baku di Kudus saja, harganya pun jauh lebih murah daripada membeli bahan baku di Semarang yang harus membayar biaya transportasi itu menyebabkan pemborosan. Dengan pemindahan pembelian bahan baku akan menghemat biaya transportasi sebesar 75% (75% X Rp. 300.000) yaitu Rp. 225.000

Analisis Pembayaran Gaji Karyawan

Aktivitas produksi dilakukan oleh 15 karyawan, setiap harinya mereka melakukan tugasnya masing-masing. Mulai dari bagian pemotongan, bagian penjahitan, bagian bordir, bagian pemasangan resleting dan kepala resleting, bagian pengepakan seluruh karyawan melakukan tugasnya sesuai dengan kewajibannya. Namun, banyak karyawan yang memudahkan pekerjaan mereka sehingga mereka beranggapan bahwa mengerjakan 40 lusin tas bahkan lebih dari itu gaji mereka tetap sama dan mereka banyak membuang waktu dengan mengobrol sambil menjahit. Hal ini yang merugikan perusahaan sehingga aktivitas ini dapat dikelola dengan activity selection (Pemilihan aktivitas) yaitu dengan memberikangaji kepada karyawan sesuai dengan apa yang dikerjakan sehingga ada control yang dilakukan oleh perusahaan.

Analisis Pembelian Perlengkapan Produksi

Pembelian Perlengkapan produksi Tas “Jesto” berasal dari satu pemasok yang sama dengan pembelian bahan baku. Aktivitas ini dapat diganti oleh perusahaan yaitu activity selection (Pemilihan aktivitas) dengan mengganti pemasok dari kota semarang ke kota kudus saja agar tidak membuat boros pengeluaran perusahaan. Harga pemasok dikudus dengan disemarang lebih mahal disemarang, perusahaan mengambil pemasok dari semarang karena perusahaan dapat melakukan pembelian secara kredit walaupun harganya lebih mahal. Harga benang, furing, tali panjang, resleting dan kepala resleting dikudus adalah Rp. 2.930.000 Sedangkan harga dari pemasok kota semarang adalah Rp. 3.225.000. Perusahaan dapat mengganti dengan memindah pemasok dari kota kudus maka perusahaan akan menghemat Rp. 295.000

Analisis Penggunaan Listrik Untuk Produksi.

Aktivitas penggunaan listrik untuk produksi ini banyak menimbulkan pemborosan karena adanya aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah atau aktivitas-aktivitas yang sebenarnya tidak

(34)

19

perlu. Aktivitas yang menyebabkan pemborosan listrik itu ketika ada aktivitas tidak bernilai tambah saat proses produksi meliputi waktu tunggu, barang rusak atau cacat itu menimbulkan pemborosan listrik.Ketika aktivitas tidak bernilai tambah tersebut harus dieliminasi, biaya listrik untuk pengoperasian tas ditargetkan dapat berkurang 25%. Biaya listrik akan berkurang sebesar 249.250 (25% x 997.000)

Tabel 4.

Tabel penghematan listrik oleh Perusahaan Tas “Jesto” Kudus :

Jenis Biaya Sebelum Penerapan

Cost Reduction Program Penghematan

Estimasi biaya setelah penerapan Cost Reduction Program Biaya Listrik 997.000 249.250 747.750 TOTAL 997.000 249.250 747.750

Sumber : Perusahaan Tas Jesto

Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Penerapan Cost Reduction Program

Dari semua hasil analisis, maka total penghematan selama satu bulan jika ditetapkan dengan Cost Reduction Program adalah sebesar Rp.4.595.250. Terlihat dari hasil analisis tersebut maka penerapan Cost Reduction Program akan memberikan banyak manfaat bagi Perusahaan Tas “Jesto” diantaranya yaitu pentingnya penggunaan waktu yang diatur seoptimal mungkin yang pada ahkirnya berdampak pada penghematan operasional secara keseluruhan.

(35)

20 Tabel 5.

Tabel rekapitulasi penghematan yang dilakukan secara keseluruhan oleh Perusahaan Tas “Jesto” Kudus sebelum menggunakan cost reduction program dan setelah menggunakan cost reduction

program : Jenis Biaya Sebelum Penerapan Cost Reduction Program Penghematan Estimasi Biaya setelah Penerapan Cost Redution Program

Biaya Pembelian Bahan

Baku 29.500.000 3.826.000 25.674.000 Biaya Listrik 997.000 249.250 747.750 Biaya Perlengkapan Produksi 3.225.000 295.000 2.930.000 Biaya transportasi 300.000 225.000 75.000 TOTAL Rp. 34.022.000 Rp. 4.595.250 Rp. 29.426.750 Sumber ; Perusahaan Tas Jesto

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dari penelitian di Perusahaan Tas “Jesto” Kudus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas yang terjadi didalam perusahaan terdapat aktivitas sebelum produksi, aktivitas produksi dan aktivitas sesudah produksi. Aktivitas sebelum produksi terdiri dari pemesanan bahan baku, penerimaan bahan baku, menyimpan bahan baku. Aktivitas yang terjadi didalam proses produksi terdiri dari pengambilan bahan baku, pemotongan bahan baku per pola, penjahitan tas, bordir logo, pemasangan resleting dan gantungan resleting, pengepakan produk jadi. Dan aktivitas sesudah produksi yaitu penyimpanan produk jadi. 2. Aktivitas didalam perusahaan terdapat aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai

tambah.

Aktivitas sebelum produksi yaitu pemesanan bahan baku, merupakan aktivitas yang bernilai tambah dengan menghubungi pemasok melalui telepon untuk memesan bahan baku. Kemudian menerima bahan baku, dan menyimpan bahan baku merupakan aktivitas

(36)

21

tidak bernilai tambah karena tidak ada perubahan yang terjadi diperusahaan. Aktivitas pada proses produksi terdapat aktivitas pengambilan bahan baku merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sedangkan pemotongan bahan baku, penjahitan tas, bordir logo, pemasangan resleting dan gantungan resleting, pengepakan produk jadi merupakan aktivitas bernilai tambah yang tidak efektif.

3. Penghematan biaya yang diharapkan dengan menerapkan Cost Reduction Program, Perusahaan Tas “Jesto” Kudus yang akan didapat sebesar Rp. 4.595.250

Keterbatasan

Dalam proses penelitian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, ada kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini. Dari kelemahan-kelemahan yang ada diharapkan pada penelitian serupa selanjutnya dapat diperbaiki dan dapat menjadi masukkan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Tas “Jesto” tergolong ke dalam perusahaan yang sederhana dan tidak mempunyai laporan biaya yang terstuktur, maka ada beberapa perolehan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak yang dapat memberikan perkiraan atau estimasi informasi biaya yang relevan.

2. Perhitungan biaya aktivitas dibatasi dengan asumsi-asumsi untuk mempermudah perhitungan dan apabila asumsi tidak dapat dipenuhi maka biaya aktivitas akan berubah. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

- Bahan baku yang sudah disiapkan dari awal.

- Mesin jahit yang digunakan dalam proses produksi memiliki tingkat kerusakan yang kecil.

- Kedisiplinan karyawan saat datang tepat waktu.

- Ketelitian karyawan dalam memproduksi tas sehingga tidak ada produk gagal. - Memproduksi setiap harinya 40 lusin (480 pcs) tas.

- Setiap biaya aktivitas per menit diangap sama dari aktivitas pertama sampai aktivitas keenam.

(37)

22

Berdasarkan hasil pembahasan, kesimpulan, keterbatasan penelitian terdapat beberapa saran untuk perusahaan Tas “Jesto” yaitu

- Perusahaan mencatat laporan biaya yang terstruktur, tidak mengenai total pengeluaran saja.

- Perusahaan lebih mengontrol karyawannya dalam memproduksi tas dalam hal mengawasi karyawan, sehingga biaya yang ditanggung perusahaan dapat dikontrol oleh perusahaan.

(38)

23

Daftar Pustaka

Adrias, Dimas. 2013. Implementasi Cost Reduction Program pada Perusahaan makanan “57” Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Hansen, Don R dan Mowen. Maryanne M. 2011. AkuntansiManajerial. Jakarta : Salemba Empat.

Hansen, Don R dan Mowen. Maryanne M. 2012. Akuntansi Manajemen, Jakarta : Erlangga.

Milic, Tanja. 2008. Cost Reduction in the Time of Crisis. Faculty of Organizational Sciences, Belgrade.

Mulyadi. 2005.Akuntansi Biaya. Jogjakarta :Akademi Manajemen Perusahaan.

Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. cetakan kedua. Refika Aditama. Bandung.

Rahmawiti, Emi. 2008. Upaya Menghilangkan Aktivitas-Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Dalam Proses Fabrikasi Di Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia Surabaya.http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php

Yustiningrum, Widya, 2009. Penerapan Cost Reduction Program pada Perusahaan Tahu Sumber Karya Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

(39)
(40)

Lampiran 1

Struktur Biaya Produksi bulan Januari 2015

Biaya Produksi Januari 2015 (Rp)

Biaya bahan baku 29.500.000

Biaya gaji tenaga kerja 18.300.500

Biaya Listrik bagian produksi 997.000

Biaya Perlengkapan produksi :

- Benang 900.000

- Furing 600.000

- Tali panjang 600.000

- Resleting dan kepala resleting 925.000

- Karung 45.000

- Plastik 155.000

Biaya Peralatan produksi :

(41)

- Servis mesin pemotong 105.000

TOTAL 52. 282.500

Sumber : Perusahaan Tas Jesto

Lampiran 2

KUANTITAS AKTIVITAS PRODUKSI

Aktivitas

Cost Driver Kuantitas Standar (Kst)

Kuantitas Sesungguhnya (Ks)

Bernilai Tambah Tidak Bernilai Tambah

(42)

1. Pengambilan Bahan baku(1gulung bahan tas) Memindah bahan baku Jam pemindahan 3 menit 2. Pemotongan bahan baku per pola Penyimpanan Jam Pemotongan 8 menit/6 pola tas 10 menit/pola tas

3. Penjahitan Tas Waktu tunggu Jam Penjahitan

6 menit/ tas 8 menit/tas

4. Bordir logo Rusak atau cacat

Jam bordir 5 menit/ tas 7 menit/tas

5. Pemasangan resleting dan gantungan resleting

Waktu tunggu Jam

Pemasangan

4 menit/ tas 6 menit/ tas

6. Pengepakan produk jadi

Penyimpanan Jam

pengepakan

(43)

Lampiran 3

PERHITUNGAN BIAYA BERNILAI TAMBAH DAN TIDAK BERNILAI TAMBAH BAGIAN PRODUKSI BULAN JANUARI 2015 Aktivitas Kuntitas Standar (Kst) Kuantitas Sesungguhnya (Ks) Jumlah aktivitas per hari (a) Biaya Aktivitas Per Menit (b) Hari Kerja Aktif (y) Biaya Bernilai tambah Tidak

bernilai tambah Bernilai Tambah (Kstxaxbxy) Tidak bernilai tambah (Ks-Kst) xaxbxy)) 1. Pengambilan bahan baku Memindah bahan baku 3 menit 5 kali 347.7 26 135.603 2. Pemotongan bahan baku per pola Penyimpanan 8 menit/ 6 pola tas 10 menit/ 6 pola tas 40 kali 347.7 26 2.892.864 723.200

3. Penjahitan tas Waktu tunggu

(44)

4. Bordir logo Rusak/cacat 5 menit/ tas

7 menit/ tas 44 kali 347.7 26 1.988.844 795.550

5. Pemasangan resleting dan gantungan resleting Waktu tunggu 4 menit/ tas

6 menit/ tas 240 kali 347.7 26 8.678.592 4.339.300

6. Pengepakan Penyimpanan 3 menit/ 12 tas

5 menit/ 12 tas

20 kali 347.7 26 542.412 361.600

TOTAL 16.625.000 7.015.200 Sumber : Data Primer

Lampiran 4

LAPORAN BIAYA BERNILAI TAMBAH DAN TIDAK BERNILAI TAMBAH BAGIAN PRODUKSI BULAN JANUARI 2015

Aktivitas Biaya

(45)

Tambah Tambah 1. Pengambilan bahan baku Memindah bahan baku 135.603 2. Pemotongan bahan baku per pola

Karyawan asyik bermain gadget

2.892.864 723.200

3. Penjahitan tas Mengobrol 2.386.613 795.550 4. Bordir logo Kecerobohan 1.988.844 795.550 5. Pemasangan resleting dan gantungan resleting Mengobrol dan bercanda 8.678.592 4.339.300

6. Pengepakan Lama dalam menghitung

542.412 361.600

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

FOTO-FOTO

(53)
(54)

Gulungan Tas yang masih belum dipotong

Bahan yang sudah

dipotong dan menjadi pola tas

(55)
(56)

Saat karyawan melakukan tugasnya masing-masing

Gambar

Tabel sebelum proses produksi perusahaan Tas “Jesto” Kudus :
Tabel rekapitulasi penghematan yang dilakukan secara keseluruhan oleh Perusahaan Tas “Jesto”

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

disadvantage area namun jika dilihat pada Gambar 3 posisi produk Tirta One berada pada sebelah kanan kompetitor, artinya dari segi kualitas Tirta One memiliki

Green IT refers to environmentally sound information technologies and systems, applications and practices and encompasses three complementary IT-enabled approaches to

Metode yang digunakan adalah BSC , untuk mengukur kinerja bisnis / industri dengan 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, dan

Untuk menyingkap kebenaran atau ketidakbenaran dalam diri manusia di dunia, diperlukan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sebab kemampuan yang dimiliki manusia terbatas. Dan

Unit ini berlaku untuk menyiapkan alat standar, menyiapkan input/output controller yang akan dikalibrasi, melakukan langkah kalibrasi, melakukan evaluasi hasil kalibrasi

Di rumah sakit tempat lokasi peneliti di salah satu rumah sakit di Jakarta didapatkan hampir keseluruhan perawat berjenis kelamin perempuan dan terkait dengan

Pengikatan air isomalt yang rendah menyebabkan air yang dapat diikat oleh isomalt tidak sebanyak air yang diikat oleh sukrosa sehingga semakin banyak air yang akan

Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh keseluruahan dari budaya organisasi, desain kerja dan kualitas supervisi terhadap kinerja pegawai sebesar 0.782 atau sebesar