• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan

Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Diajukan oleh:

NISKA RAMADANI POLEM

070901025

DEPARTEMAN SOSIOLOGI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir, pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga, buruh, yang tidak mengharuskan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Dzat yang menguasai setiap jiwa,

mencengkeram semua nyawa, hanya dengan izin-Nya terlaksana segala macam

kebaikan dan teraih segala macam kesuksesan. Shalawat beriring rahmat serta

salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya

suri teladan umat.

Alahamdulillah, Atas izin Allah SWT dan juga dukungan,doa,serta

motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat pada akhirnya peneliti mampu

menyelesaikan skripsi yang judul “Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam

menempuh ujjian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.

Dalam penyusunannya, peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh

dari kesempurnan. Namun sedikit-banyaknya skripsi ini mampu memberikan

gambaran mengenai Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW

Ke Malaysia.

Akhirul kalam, peneliti memohon maaf atas semua keterbatasan yang

terdapat di dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan

sekali untuk penulisan karya yang lebih baik lagi.

Medan, juli 2013

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, syukur tiada henti penelitian haturkan kepada Allah SWT, Robb Semesta Alam, hanya kepada-nya lah semua akan kembali. Salawat dan salam teruntuk pelita sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat dengan cahaya yang benderang

Hidup adalah perjuangan dan doa. Mengutip hikmah di atas, peneliti menyadari di samping giatnya usaha peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, selalu ada doa dan dukungan yang menyertai. Maka dari itu pada halaman ini izinkan peneliti mengucapakan terima kasih kepada :

1 . Bapak Dekan Fakultas Ilmu Politik USU, Prof.Dr.Badaruddin .M. SI, serta Pembantu Dekan I,II,III yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan prongram sarjana di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik USU .

2. Ketua Jurusan Program Studi Sosiologi, Dra. Lina Sudarwati Msi dan sekaligus sebagai penguji seminar proposal dan penguji pada ujian komprehensif penulis.

3. Drs.T.Ilham Saladin, M.Sp, selaku Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara .

4. Dosen Pembimbing Bapak Drs.Hendry Sitorus Msi yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan , dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti rampungkan .

(5)

6. Seluruh staf pengajar Progaram Studi Sosiologi USU khususnya Kak Feni dan Kak Beti yang telah membantu administrasi kepada peneliti selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih tak terhingga atas segala dukungan dari Ibu Nur,Mala Barus tercinta. Terima kasih atas setiap doa tulus yang tak pernah putus . Tiada kata yang dapat mewakili rasa syukur karena menjadi anak. Ayahanda Ahmad Firus Polem yang senantiasa memberikan doa dan bantuan moril dan materil selama peneliti dalam masa perkuliahan.

8. Terima kasih juga kepada adek peneliti Ahmad Fadli Polem,ST., Ahmad Fadlan Polem, Fahmi Polem, Hazad Gunawan, Herni Sarah yang selalu menjadi motivasi dan inspirasi bagi peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

9. Terima kasih tak terhingga juga kepada seluruh Keluarga Polem dan Barus terimakasih tak terhingga peneliti ucapkan atas dukungan yang luar biasa.

10. Untuk Nenek dan Kakek tercinta Almh. Hj. Siti Aminah Ginting,

11. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Sosiologi (IMASI) yang bersama-sama telah melewati masa suka dan duka selam masa perkuliahan.

12. Teman-teman Sosiologi FISIP USU Angkatan 2007 semoga silaturahmi tetap terjaga selamanya. Junior dan Senior Sosiologi FISIP USU terima kasih buat pertemanan selama dalam masa perkuliahan.

(6)

kehiduoan peneliti. Semoga Allah menggantikan segala kebaikan dengan pahala yang berlimpah. La Tahzan, Amin.

Akhirnya masa menentian itu telah tiba, Dengan ilmu sebagai bekal jiwa,

Selamat datang di dunia yang lebih nyata

Medan, Juli 2013

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR ………....ii

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL………...ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masala………1

1.2.Perumusan Masalah ………6

1.3.Tujuan Penelitian ………...7

1.4.Manfaat Penelitian ………..7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Teori Motivasi ………9

2.1.1. Jenis-jenis Motivasi……….11

2.2.Nilai Sosial……….12

2.3.Tindakan Sosial………...12

2.4.Kerangka Konsep………...14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………16

3.2. Lokasi Penelitian………..16

3.3.Unit Analisis dan Informan………...17

3.4.Teknik Pengumpulan Data ………...18

(8)

3.6. Jadwal Kegiatan ………..21

3,7. Keterbatasan Penelitian………21

BAB IV TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian………..23

4.1.1. Lokasi Dan Luas Wilayah ……….23

4.1.2. Topografi Kelurahan ……….23

4.1.3. Keadaan Penduduk……….24

4.1.4. Sarana Dan Pasarana Kelurahan……….29

4.1.5. Potensi Ekonom………..35

4.2. Profil Informan ………...36

4.2.1. Profil Informan Kunci Remaja Perempuan (TKW)………..36

4.2.2. Informan Biasa ………..43

4.3.Interpretasi Data Penelitian………..46

4.3.1.Kondisi Masyarakat Di Desa Rantau Pnjang………..46

4.3.2.Pekerjaan Remaja Perempuan Sebagai TKW……….49

4.3.3.Kehidupan Remaja Perempuan Sebagai TKW………...50

4.3.4.Alasan Ekonomi Keluarga Untuk Berkerja Sebagai TKW…………52

4.3.5. Rendahnya Perekonomian Keluarga Di Desa Rantau Panjang ...60

4.4. Faktor Pendorong Menjadi TKW Di Luar Negeri...61

4.4.1. Persyaratan Remaja Perempuan Untuk Berkerja Sebagai TKW Di Luar Negeri...62

(9)

BABV PENUTUP

5.1. Kesimpuan...66

5.2. Saran ...67

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan...21

Tabel 3.2 Jumlah Dusun Penduduk Desa /Kelurahan Rantau Panjang ...24

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Di Desa Rnatau Panjang Menurut Agama ...24

Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis...27

Tabel 3.5 Komposisi Jumlah Penduduk Memiliki Berbagai Mata Pencaharian...27

Tabel 3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...28

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Wajib Belajar Sembilan(9) Tahun... ....29

Tabel 3.8 Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi...30

Tabel 3.9 Sarana Prasarana Air Bersih ...31

Tabel 4.0 Sarana Prasarana Pemerintah ...32

Tabel 4.1 Sarana Prasarana Tempat Ibadah...32

Tabel 4.2 Sarana Prasarana Olah Raga ...33

Tabel 4.3 Sarana Prasarana Kesehatan ...34

Tabel 4.4 Sarana Prasarana Pendidikan ...34

Tabel 4.5 Sarana Prasarana Energi Dan Penerang ...35

Tabel 4.6 Data Imforman Berdasarkan Usia,Pendidikan Terakhir, Pekerjaan Dan Lama Berkerja ...46

(11)

ABSTRAK

Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir, pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga, buruh, yang tidak mengharuskan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kehidupan masyarakat pesisir tidak terlepas dari masalah sosial dan

ekonomi. Terlebih-lebih ketika sebagian besar masyarakat pesisir bergantung pada

hasil penangkapan ikan dan dari potensi sumber daya laut. Ketika laut semakin

sulit memberikan hasil yang maksimal, maka hal ini merupakan ancaman bagi

keberlangsungan kehidupan ekonomi pada masa-masa selanjutnya. Meskipun dari

kegiatan melaut adakalanya memberikan hasil yang melimpah, namun tak jarang

pula bahkan seringkali hasilnya hanya bisa menutupi kebutuhan satu hari saja.

Sementara untuk esok harinya diserahkan pada hasil tangkapan yang akan

dilakukan, demikian seterusnya.

Rendahnya kehidupan ekonomi masyarakat pesisir ini tidak hanya ditandai

oleh asset kebendaan atau materi yang mereka miliki, tapi juga menyangkut

masalah ketidakmampuan mereka mengelola masalah keuangan keluarga. Potret

rumah tangga nelayan biasanya diwarnai oleh pola dan gaya hidup yang belum

sepenuhnya berorientasi ke masa depan. Sayangnya, memang bentuk bantuan

ekonomi yang diberikan bukan malah memacu kepada kemandirian dan

pemerataan, tapi akhirnya terakumulasi dan terkonsentrasi pada sekelompok

(13)

Tampilan realitas sosial masyarakat pesisir, menunjukkan gambaran

tentang sebuah potret masyarakat yang relatif terbuka dan mudah menerima serta

merespons perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dimaklumi mengingat kawasan

pesisir merupakan kawasan yang sangat terbuka dan memungkinkan bagi

berlangsungnya proses interaksi sosial antara masyarakat dengan pendatang.

Realitas budaya yang mewarnai remaja perempuan pesisir hingga saat ini

sangat erat kaitannya dengan masalah nilai-nilai, sikap dan gaya hidup yang akrab

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kenyataannya ini sedemikian rupa sehingga

dijalani setiap hari dan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya sulit untuk

dirubah. Dan akhirnya menjadi sebuah kewajaran dan menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Salah satu potret dari realitas budaya remaja perempuan pesisir adalah

menyangkut gaya hidup. Gaya hidup ini yang adakalanya mengidentifikasi gaya

hidup masyarakat di perkotaan, namun tidak sepenuhnya. Hal ini terutama

tergambar dari kalangan generasi mudanya. Selain itu ada pula istilah “biar rumah

condong asal gulai balomak”. Gambaran ini memberi makna kurang lebih bahwa

meskipun kondisi rumah mu tumbang asalakan tetap makan enak. Ini merupakan

sebuah gambaran penilaian yang sering diberikan oleh pihak luar. Gambaran lain

tentang masyarakat nelayan adalah kecenderungan untuk hidup boros. Penghasilan

hari ini dihabiskan hari ini juga, sehingga akhirnya nelayan tetap berada dalam

keadaan subsisten

(14)

Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri terutama bagi

perempuan telah mendorong para pekerja perempuan untuk mencari dan

memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri sebagai TKW. Setiap dari mereka

memiliki alasan atau faktor pendorong yang melatarbelakangi keputusan mereka

untuk bekerja ke luar negeri yang berbeda antara individu satu dengan yang

lainnya. Keterlibatan remaja perempuan dalam kegitan ekonomi sangat penting

dalam era modrenisasi dan globalisasi.

Berbicara mengenai pekerjaan sebagai TKW, tidak terlepas dari persoalan

sosial ekonomi. Kondisi ini terjadi dalam ketika orang merasa membutuhkan Pada satu sisi, masuknya remaja

perempuan ke dalam pasar kerja memberikan gambaran dalam pembagian kerja

dalam sisitem patriarki yang selama ini terjadi dalam banyak komunitas

masyarakat dunia, telah mengalami perubahan sosial. Saat ini batas sektor publik

dan domestik sebagai batas antara wilayah laki-laki dan remaja remaja perempuan

menjadi kabur.

Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di

desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan

yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir

memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian

besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir,

pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang

ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah

(15)

Sebagian besar TKW merupakan remaja perempuan golongan kelas menengah ke

bawah yang ekonomi keluarganya membutuhkan partisipasi mereka. Para TKW

pergi dengan memodalkan pendidikan yang relatif rendah. Negara tujuan

keberangkatan yang utama bagi TKW adalah Arab Saudi, Malaysia, Hongkong,

Singapura dan lain-lain.

Sihtawati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bekarja Di

Luar Negeri Terhadap Pergeseran Status Sosial TKW” , memperoleh hasil yaitu

bekerja ke luar negeri dapat berdampak terhadap pergeseran status sosial yaitu :

pendapatan, penampilan dan kepemilikan. Penduduk yang ingin menjadi TKW

mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pergeseran

status sosial para TKW yang pulang ke Indonesia dalam penampilan yaitu berupa

cara berpakaian, gaya rambut, pemakaian dan perhiasan. Sedangkan dalam

kepemilikan mereka adalah perhiasan, kendaraaan, rumah dan perabot rumah

tangga

Salah satu kasus remaja lebih memilih menjadi TKW seperti yang terjadi di

Kabupaten Demak, Jawa Barat. Dua Siswa MTs ”Ribhul Ulum ” Desa

Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak tidak mengikuti UN karena

sebelum berlangsungnya UN berangkat ke Luar negeri menjadi TKI dan TKW.

Satu siswa laki-laki berangkat ke Malasyia bersama saudaranya bekerja di sektor

konstruksi sedangkan satu siswa perempuan berangkat ke Saudi Arabia sebagai

pembantu Rumah Tangga. Oleh karena itu pada pengumuman kelulusan nanti 2

(16)

(http/:or-mass.blogspot.com/2011/05/tak-ikut-un-gara-gara-jadi-tki-dan-tkw.html, diakses

pada tanggal 10 April 2013 pukul 20.30 wib).

Jumlah tenaga kerja selalu bertambah seiring dengan laju pertumbuhan

penduduk, namun hal ini tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang

memadai. Hal ini tidak hanya terjadi pada wilayah perkotaan, daerah pesisir juga

mengalami hal yang sama. Seperti kebanyakan remaja perempuan di Desa Rantau

Panjang yang memutuskan untuk bekerja menjadi TKW di luar negeri, merupakan

salah satu pilihan yang di buat oleh remaja perempuan di Desa ini karena faktor

ekonomi yang rendah, tuntutan gaya hidup bagi kalangan remaja perempuan.

Keinginan remaja perempuan di daerah tersebut menjadi bertambah kuat ketika

mendengar dan melihat keberhasilan yang di dapat oleh remaja perempuan baik di

lingkungan sekitarnya maupun di daerah lain yang rata-rata menceritakan

kesuksesan mereka selama bekerja menjadi TKW di luar Negeri

Sebagian besar masyarakat Desa Rantau Panjang merupakan masyarakat

yang mengalami kesulitan dalam bidang sosial ekonomi. Hal ini mendorong peran

remaja perempuan untuk menjadi seorang TKW demi menopang kehidupan

perekonomian mereka. Dari aspek sosial masyarakat Desa Rantau Panjang, mereka

lebih memilih menjadi TKW daripada bekerja di tempat tinggal atau tempat lain di

dalam Negeri demi perubahan kehidupan mereka. Budaya atau kebiasaan ini juga

mendorong remaja perempuan untuk menjadi TKW di Luar Negeri di Malaysia.

Dengan remaja perempuan menjadi seorang TKW, pendapatan perekonomian

(17)

Kendala yang di hadapi remaja remaja perempuan calon TKW di Desa

Rantau Panjang seperti adanya agen penipuan yang memberi peluang kerja

menjadi TKW dikalangan masyarakat di daerah Desa Rantau Panjang namun

masih belum memiliki kepastian dan juga mereka harus menunggu dalam jangka

waktu 1 – 5 bulan untuk di berangkatkan menjadi TKW.

Dengan adanya peluang yang besar yang di dapat masyarakat untuk

menjadi TKW, sehingga masyarakat menganggap tidak ada pekerjaan yang lebih

baik, bahwa dengan menjadi TKW mereka akan meraup dua keuntungan baik

secara cost-benefit (keuntungan berupa materi) dan cost-sosial (keberhasilan secara

sosial/prestige), hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melihat

faktor-faktor yang melatarbelakangi motivasi remaja remaja perempuan pesisir menjadi

TKW di Malaysia di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten

Deli Serdang.

1.2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan agar penelitian memiliki arah yang

jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan laporan, maka

terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan di Desa Rantau

Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang untuk bekerja

(18)

2. Bagaimanakah motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang,

Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang untuk bekerja sebagai

TKW di negara Malaysia ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar-belakangi perempuan di

daerah pesisir bekerja sebagai TKW ke Malaysia

2. Untuk mengetahui motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang,

Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang bekerja sebagai TKW ke

Malaysia.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

- Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan peneliti, dalam

melakukan penelitian di bidang ilmu sosial, khususnya dalam ilmu

Sosiologi

- Hasil penelitian diharapkan menjadi sebuah kajian ilmiah dan masukan

penting bagi masyarakat, khususnya bagi lingkungan yang masyarakatnya

(19)

2. Manfaat Praktis

- Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai

bahan rujukan penelitian bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa

Sosiologi.

- Memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala

pengetahuan tentang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir

khususnya mengenai motivasi remaja perempuan yang bekerja sebagai

TKW ke Malaysia.

(20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Teori Motivasi

Istilah motif sering dibedakan dengan istilah

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

(Sardiman, 2005: 73). Menurut Purwanto (2007: 60) motif adalah tingkah laku

atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang, sedangkan menurut Nasution (2000:

73), motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu.

Menurut Makmun (2005: 37) menjelaskan bahwa meskipun para ahli

mendifinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju

maksud yang sama, yaitpower) atau tenaga

(force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks (a complex state) dan

kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan

tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Penjelasan Makmun ini juga sesuai

dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa motivasi adalah

keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar

maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu

(Petter dan Yeny, 1991: 197).

(21)

yang ada di dalam keluarga erat hubungannya dengan individunya yang

mendapatkan uang yang sangat banyak untuk kelangsungan kebutuhan mereka

dalam berkeluarga.

Di dalam teori diarahkan kepada pengkajaian tentang teori perubahan sosial

dalam struktur sosial masyarakat. Teori Marx dan Engels ini di jadiakan dasar

untuk menganalisis kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Karl

marx sendiri tidak banyak menjelaskan dalam teorinya tentang posisi kaum

perempuan dalam perubahan sosial. Menurut Marx hubungan antara suami dan

istri serupa dengan hubungan antara hubungan proletar dan borjouis, serta tingkat

kemajuan masyarakat dapat di ukur dari status perempuan. Di dalam analisis

gender, yang akan kita bicarakan dalam konteks suatu konsep yang melihat suatu

sifat yang melekat dalam kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan

secara sosial maupun itu di kenal lebih lembut, cantik, emosional atau keibuan,

sementara laki-laki di anggap kuat,rasional,jantan dan perkasa. Ciri dan sifat

sebenarnya dapat di pertukarkan, artinya ada laki-laki yang emosional, lemah

lembut sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Semua ini

dapat di pertukarkan antara laki-laki dan perempuan, yang berubah dari waktu ke

waktu dab juga berubah dari kelas ke kelas.

Di dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi

(22)

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi seseorang.

Motivasi dalam hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi

dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respo dari suatu aksi yakni tujuan.

2.1.1. Jenis-Jenis Motivasi

Makmun (2005: 37) membagi motivasi ke dalam beberapa kelompok

sebagai berikut:

1. Motif primer atau motif dasar. Motif primer merupakan motif yang tidak di

pelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive). Motif ini

dibedakan dalam :

a. Dorongan fisiologis yaitu bersumber pada kebutuhan organis antara lain

rasa lapar, haus, istirahat, dan lainnya. Kebutuhan ini lebih bersifat untuk

melangsungkan hidup seseorang.

b. Dorongan psikologis, atau dorongan kejiwaan dalam diri seseorang seperti

rasa takut, kasih sayang, dan lainnya. Motif-motif dalam kategori primer

pada umumnya terjadi secara natural dan instinctif.

2. Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya

pengalaman, atau dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah motif

berprestasi, motif-motif sosial sepeti ingin diterima, status, afiliasi, dan

(23)

2.2. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah suatu perbuatan atau tindakan yang oleh masyarakat

dianggap baik. Nilai sosial dalam setiap masyarakat tidak selalu sama, karena nilai

dimasyarakat tertentu dianggap baik tetapi dapat dianggap tidak baik dimasyarakat

lain.

Nilai dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Nilai material artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia.

Dalam penelitian ini remaja perempuan di Desa Rantau Panjang memandang

TKW sebagai peluang untuk memperoleh keuntungan material (cost-benefit)

baik untuk digunakan untuk masa kini maupun di masa yang akan datang

(investasi).

2. Nilai vital artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

melakukan aktivitas atau kegiatan.

3. Nilai kerohanian artinya segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia

2.3. Tindakan Sosial Dan Subjektif

Weber menyatakan bahwa tindakan sosial berkaitan dengan

interaksi sosial, sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut

tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Weber menggunakan

konsep Rasionalitas dalam klasifikasinya mengenai tipe – tipe tindakan sosial.

Tindakan rasional menurut Weber pertimbangan sadar dan pilihan bahwa

(24)

empat macam yaitu: rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi

nilai, tindakan Rasional, dan tindakan Afektif. Rasionalitas instrumental sangat

menekankan tujuan tindakan dan alat yang di pergunakan dengan adanya

pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam melakukan tindakan sosial.

Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental, sifat rasionalitas yang

berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat – alat hanya

merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan – tujuannya

sudah ada dalam hubungannya dengan nilai – nilai individu yang bersifat

absolute atau nilai akhir baginya. (Ritzer.George:2007)

1. Tindakan Rasional Instrumental: Tindakan yang dilakukan dengan

memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan, contoh : bekerja keras

untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai: tindakan – tindakan yang berkaitan

dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, Contoh : tindakan –tindakan yang

bersifat religio – magis.

3. Tindakan Tradisional : Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan

rasional, contoh : berbagai macam upacara/ tradisi yang dimaksudkan untuk

melestarikan kebudayaan leluhur .

4. Tindakan Afektif : tindakan – tindakan yang dilakukan oleh seorang/ kelompok

(25)

2.4. Kerangka Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi

pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat

menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa

kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan itu, maka

batasan-batasan konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah

1. Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu

2. Motivasi remaja perempuan adalah keinginan yang diaplikasikan dengan

tingkah laku dan perbuatan dari remaja perempuan untuk mencari kehidupan

yang lebih baik, dalam hal ini pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar.

Hal tersebut yang menjadi motivasi remaja perempuan di Desa Rantau

Panjang untuk bekerja di luar negeri dengan tujuan Negara Malaysia.

3. Perempuan Daerah Pesisir adalah perempuan yang tinggal di pinggiran pesisir

laut.

4. Budaya Instan adalah suatu istilah yang digunakan bagi para remaja

perempuan yang bekerja sebagai TKW ke Malaysia. Dimana untuk

memperoleh pekerjaan dengan pendapatan yang lebih besar sekalipun dengan

resiko yang besar.

5. Tenaga Kerja Wanita (TKW) adalah tenaga kerja perempuan yang bekerja ke

(26)

guna untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Dalam penelitian ini,

TKW yang dimaksud adalah remaja perempuan yang bekerja di Malaysia.

6. Kilang adalah istilah bahasa Malaysia yaitu perusahaan (umumnya di bidang

elektronik). Pada umumnya para remaja perempuan di Desa Rantau Panjang

yang bekerja sebagai TKW di Malaysia, adalah sebagai karyawan di Kilang/

perusahaan.

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah penelitian dengan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian studi kasus merupakan metode yang berusaha menggambarkan,

memahami, dan menafsirkan makna suatu peristiwa tingkah laku manusia dalam

situasi tertentu serta menginterpretasikan objek sesuai apa yang ada,

(Bungin:2005). Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang

menghasilkan data, tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati.

Mengungkapkan sesuatu dibalik fenomena, mendapatkan wawasan dari penelitian.

Alasan menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah karena

pendekatan kualitatif dapat memberikan keleluasaan dan kesempatan peneliti untuk

dapat menggali informasi secara lebih mendalam, komprehensif dan lebih detail.

Di mana di dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mendeskripsikan motivasi

remaja perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten

Deli Serdang untuk bekerja sebagai TKW di Negara Malaysia

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai

Labu, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih

(28)

1. Peneliti melihat bahwa di daerah ini ada hal-hal yang berbeda dengan daerah

lain, di mana di daerah tersebut banyak remaja perempuan yang bekerja

sebagai TKW ke negara Malaysia.

2. Lokasi tersebut dianggap sesuai dengan judul dan permasalahan penelitian,

karena pada daerah tersebut terdapat remaja perempuan yang bekerja sebagai

TKW ke negara Malaysia.

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Salah satu cara atau karakteristik dari penelitian sosial adalah

menggunakan apa yang disebut “unit of analysis”. Hal ini dimungkinkan, karena

setiap obyek penelitian memiliki ciri dalam jumlah yang cukup luas seperti

karakteristik individu tentunya meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

status sosial dan tingkat penghasilan. Ada sejumlah unit analisis yang lazim

digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu: individu, kelompok,

organisasi, sosial. Unit analisis data adalah satuan tertentu yang di perhitungkan

sebagai subjek penelitian. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian

dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang berkeinginan menjadi TKW di

Malaysia.

3.3.2. Informan

(29)

pengalaman tentang latar penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini, dibedakan menjadi dua jenis yaitu : informan kunci dan informan

biasa yang mendukung penelitian.

a. Informan kunci

Informan kunci adalah orang yang paling memahami tentang permasalahan

dari penelitian ini karena ia terlibat langsung dalam masalahnya. Dalam penelitian

ini yang menjadi informan kunci adalah para anggota masyarakat, dengan kriteria

sebagai berikut :

- Remaja perempuan yang pernah menjadi TKW ke Malaysia

- Keluarga yang mempunyai anggota keluarga remaja perempuan yang

bekerja sebagai TKW ke Malaysia.

b. Informan biasa

Informan biasa adalah orang yag tidak terlibat secara langsung dalam

permasalahan penelitian, namun informasinya dapat dijadikan sebagai bahan yang

mendukung data-data dalam penelitian. Yang menjadi informan biasa adalah

masyarakat, agen yang mengurusi TKW ke Malaysia, Kepala Desa, yang tinggal di

Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

(30)

3.4.1. Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh

melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi untuk mencari data-data yang

lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini

dilakukan dengan cara:

- Observasi partisipasi adalah peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan

data. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang

diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan,

perilaku interaksi interpersonal dan proses penataan yang merupakan

bagian dari pengalaman dan aktivitas objek yang diamati (Bungin. 2005

:135 ).

- Wawancara mendalam adalah sebuah proses memperoleh keterangan

tentang untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara mendalam

sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan yang diwawancarai.

Data ini berupa hasil teks wawancara yang diperoleh melalui wawancara

dengan informan yang sedang dijadikan sampel penelitian. Data dapat

direkam atau dicatat oleh peneliti (Bungin, 2005:127).

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan

(31)

majalah, jurnal, dan data-data dari internet yang dianggap relevan dengan masalah

yang diteliti. Buku, jurnal dan lainnya diarahkan untuk mendapatkan

gambaran-gambaran mengenai data kependudukan yang menjadi sasaran program, teori-teori

yang mendukung masalah penelitian dan lainnya.

3.5 Interpretasi Data

Merupakan metode penganalisaan data dengan cara menyusun data,

mengelompokkannya dan menginterpretasikannya, sehingga di peroleh gambaran

tentang motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai

Labu, Kabupaten Deli Serdang yang bekerja sebagai TKW di Malaysia. Selain itu

interpretasi data adalah sebuah tahap dalam upaya menyederhanakan dari data

yang sudah diperoleh dari hasil penelitian di lapangan maupun dari hasil studi

kepustakaan. Data-data yang diperoleh akan di pelajari kembali, ditelaah,

dikelompokkan sesuai dengan permasalahan dari peneliti yang dilakukan.

Observasi akan diuraikan untuk memperkaya hasil wawancara sekaligus

mmelengkapi data. Berdasarkan data yang diperoleh akan diinterpretasikan untuk

menghasilkan data secara terperinci dan sisitematis yang di sajikan secara

(32)

3.6 Jadwal kegiatan

TABEL 3.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan Ke

4. Seminar proposal penelitian 

5. Revisi proposal penelitian 

6. Penelitian ke lapangan   

7. Pengumpulan data dan interpretasi data

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasakan banyak

kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya penulis masih belum menguasai

secara penuh teknik dan metode penelitian, sehingga dapat menjadi keterbatasan

dalam mengumpulan dan menyajikan data. Kendala tersebut dapat diatasi melalui

proses bimbingan dari dosen pembimbing skripsi, selain bimbingan dengan dosen

pembimbing, penulis juga berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber

(33)

sebagian informan kunci yang bekerja di Malaysia datang setahun sekali ke

daerahnya di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli

Serdang. Untuk itu, peneliti harus menyesuaikan jadwal dengan informan dalam

(34)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskrisi Lokasi Penelitian 4.1.1. Lokasi dan Luas Wilayah

Desa Rantau Panjang merupakan Desa pesisir yang terletak di Kecamatan

Pantai Labu ,Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa ini

mempunyai tofografi dengan batas-batas wilayah secara administratif:

Sebelah Utara : Bagan Serdang

Sebelah Selatan : Desa Kelambir

Sebelah Timur : Pematang Biara

Sebelah Barat : PT .Glorita /Sei tuan

4.1.2. Topografi Kelurahan

Desa Rantau Panjang merupakan daratan rendah dan ketinggian daratan

antara 0 – 100 m di atas permukaan laut. Di dalam suhu udara 25 – 30 ˚C pada

dasarnya tidak menentu, karena adanya musim hujan dan adamya ke tinggian

tempat dari pemukiman laut 130 m. Di kelurahan rantau panjang ini biasanya rata-

rata hari hujan yang turun tidak merata dalam setiap jumlah bulan hujannya 5

bulan dengan curah hujan rata – rata 10 mm / tahun. Dan luas desa 480 Ha / m

(35)

4.1.3. Keadaan Penduduk

Wilayah Desa Rantau Panjang memiliki jumlah penduduk 3774 jiwa yang

terdiri dari kepala keluarga 716 jiwa, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1552

jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1506 jiwa secara terperinci dapat

di lihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel:3.2

(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)

4.1.3.1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Tabel: 3.3

Jumlah Penduduk Di Desa Rantau Panjang Menurut Agama

No Agam a

Laki-laki Persen(%) Perempuan Persen(% )

(Sumber: Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010 )

Dari tabel 3.3 di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Desa Rantau

Panjang yang menganut agama Islam yang terdiri dari 2808 jiwa atau 98,31%,

(36)

Apabila dilihat dari berdasarkan agama dan jenis kelamin maka penduduk

Desa Rantau Panjang yang beragama Islam dari jenis kelamin laki-laki berjumlah

1328 jiwa atau 98,37%, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah 1480

atau 98,27%, dengan demikian penduduk Desa Rantau Panjang yang beragama

Budha dan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 jiwa atau 1,63 sedangkan

perempuan 26 jiwa atau 1,73%.

4.1.3.2.Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

Komposisi penduduk di Desa Rantau Panjang berdasarkan etnis terdapat

pada tabel : 3.4 berikut :

Tabel : 3.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

N

Dari tabel: 3.4 di atas, mayoritas penduduk di Desa Rantau Panjang

(37)

Aceh terdiri dari laki – laki 20 (1,48) dan perempuan 8 (0,53), Batak yang terdiri

dari laki – laki 36 (2,66) dan perempuan 29 (1,92), Nias yang terdiri dari laki- laki

9 (0,66) dan perempuan 3 (0,19), Melayu yang terdiri dari laki –laki 1181(87,48)

dan perempuan 1.375 (91,30), Jawa yang terdiri dari laki- laki 26 (1,92) dan

perempuan 26 (1,72), Madura yang terdiri dari laki –laki 2 (0,14) dan perempuan 3

(0,19), Banjar yang terdiri dari laki- laki 40 (2,96) dan perempuan 22 (1,46), Bugis

yang terdiri dari laki- laki 2 (0,14) dan perempuan 2 (0,13), Flores yang terdiri dari

laki- laki 1( 0,07), Buton yang terdiri dari laki- laki 11 (0,81) dan perempuan 13

(0,86%), China yang terdiri dari laki- laki 22 (1,62) dan perempuan 25 (1,66).

4.1.3.3.Komposisi Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

Penduduk Desa Rantau Panjang sebagian besar bermata pencaharian dari

sektor pertanian. Pembantu rumah tangga merupakan salah satu mata pencaharian

yang dianggap dapat membantu pendapatan ekonomi. Sektor kelautan di dominasi

oleh nelayan (laki –laki ) yaitu sebanyak 961 jiwa. Selain mata pencaharian diatas,

masih ada jenis mata pencaharian masyarakat lainnya yaitu, petani, industri

kerajinan, pedagang keliling, nelayan, buruh tani, pengusaha kecil dan menengah,

pensiun PNS/TNI/PORLI, pembantu rumh tangga, dukun kampung, dan lainnya.

(38)

Tabel :3.5

Komposisi Jumlah Penduduk Memiliki Berbagai Mata Pencaharian No Mata pencaharian Jumlah

(Sumber:Kantor Desa Rantau Panjang Tahun: 2010)

Dari tabel: 3.5 di atas dapat dilihat, penduduk di Desa Rantau Panjang yang

bermata pencaharian sebagai petani yang terdiri dari 44 jiwa (3,69%), buruh tani

1 jiwa (11,9%), PNS 4 jiwa (47,6%), pengrajin industri 10 jiwa (119%),

pedangang keliling 24 jiwa (2,01%), nelayan (laki- laki) 961 jiwa(80,75%),

pengusaha kecil dan menengah 20 jiwa (1,68%), pembantu rumah tangga 120 jiwa

(10,08%), pensiun PNS/TNI/POLRI 4 jiwa (0,33), dukun kampung 2 jiwa (0,16%).

4.1.3.4.Komposisi Penduduk Tingkat Pendidikan

Di Desa Rantau Panjang ini terdapat jumlah penduduk menurut tingkat

(39)

Tabel: 3.6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jiwa Persentase (%)

(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun: 2010 )

Dari tabel: 3.6 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah tingkat pendidikan

pada tahun 2010 yaitu : tidak bersekolah 50 jiwa (2,08%), TK 18 jiwa (0,74%),

sedang SD 364 jiwa (15,14%), tamat SD 1.131 jiwa (47,06%), tidak tamat SD 146

jiwa (6,07), sedang SLTP 155 jiwa (6,45%), tamat SLTP 227 jiwa (9,44%), tidak

tamat SLTP 49 jiwa (2,03%), SLTA 119 jiwa (4,95%), sedang SLTA 113 jiwa

(4,70%), D-1 7 jiwa (0,29), sedang S-1 8 jiwa (0,33), S-1 16 jiwa (0,66%).

Adapun jumlah penduduk yang mengikuti wajib belajar Sembilan tahun

(40)

Tabel : 3.7

Jumlah Penduduk Wajib Belajar Sembilan (9) tahun

No Keterangan Jumlah jiwa Persen (%) 2 Jumlah penduduk 7-15 tahun

yang masih sekolah

400 jiwa 94,117%

3 Jumlah penduduk 7 -15 tahun yang tidak sekolah

25 jiwa 5,882%

TOTAL 425 jiwa 100 %

(Sumber : Kantor Desa Rantau Panjang Tahun: 2010)

Dari tabel: 3.7 di atas jumlah penduduk wajib belajar sembilan (9) tahun

pada tahun 2010 di Desa Rantau Panjang adalah pada usia 7 -15 tahun yang masih

sekolah sekitar 400 jiwa (94,11%) dan pada usia 7 -15 tahun yang tidak sekolah

sekitar 25 jiwa (5,882%).

4.1.4. Sarana Dan Prasarana

Desa Rantau Panjang memiliki empat (4) lingkungan yaitu Dusun I, Dusun

II, Dusun III, Dusun IV. Kepala Desa yang menjabat sekarang ini bernama bapak

Zulham dan Sekretaris Kepala Desa bernama Sayful dalam hal ini kantor resmi

atau formal kelurahan sudah ada di Desa Rantau Panjang dan yang menjadi Kantor

Lurah untuk membuat surat untuk kepergian remaja perempuan ke Malaysia

karena harus ada surat pengantar dari Kelurahan yang tempat kita tinggal. Oleh

halnya itu bisa mengurus kartu tanda penduduk (KTP), Surat keterangan Miskin

(41)

Infrastruktur yang ada di daerah Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai

Labu, Kabupaten Deli Serdang cukup baik. Hal ini dapat kita dlihat dari

pembangunan pada infrasturktur desa yaitu seperti: keadaan jalan – jalan

protokol dan jalan – jalan primer (kecil) telah beraspal, penyebaran arus listrik

juga telah ada di Desa Rantau Panjang yang melalui air sumur gali dan sumur

pompa. Dari pada itu perubahan keluarga, antaranya perubahan kondisi keluarga

yang mana rendahnya ekonomi dalam sudut pandang yang kita lihat. Namun di

daerah Desa Rantau Panjang dapat kita lihat adanya memiliki

4.1.4.1 Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi

Di dalam berbagai macam komunikasi dan informasi yang berada pada

penduduk Desa Rantau Panjang, barang elektronik yang digunakan masyarakat di

Desa Rantau Panjang juga bermacam-macam. Adapun sarana dan prasarana

komunikasi dan informasi terdapat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi No Sarana komunikasi dan Informasi Jumlah (unit)

1 Wartel 2

2 Tukang Pos Tersedia

3 Radio Tersedia

4 TV Tersedia

5 Koran/Majalah Tersedia

(42)

4.1.4.2 Sarana Prasarana Air Bersih

Di dalam berbagai macam air bersih yang berada pada penduduk desa

Rantau Panjang, di Desa ini memiliki bermacam sarana air bersih untuk Desa

Rantau Panjang. Kemudian sarana air bersih yang di pakai penduduk dan

masyarakat yang ada di Desa Rantau Panjang juga bermacam-macam yaitu

dengan menggunakan Sumur Pompa, Sumur gali, Pemilik jamban keluarga.

Dalam hal ini, masyarakat Desa Rantau Panjang yang lebih banyak masyarakat

memiliki sarana air bersih adalah pemilik jamban keluarga.

Tabel 3.9

(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)

Pada tabel 3.9 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana air bersih yang

ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 7 unit sumur pompa (3,25%), 7 unit sumur

gali (3,72%), 200KK pemilik jamban keluarga(93,02%). Kita bisa lihat dari tabel

di atas yang paling banyak yang memiliki air bersih di dalam Desa Rantau Panjang

(43)

4.1.4.3 Sarana Prasarana Pemerintah

Di Desa Rantau Panjang, dan ditemukan bermacam sarana pemerintah

untuk Desa Rantau Panjang. Dan yang di pakai penduduk dan masyarakat yang ada

di Desa Rantau Panjang alat atau tempat yang di gunakan yaitu, ruang kerja,

meja, kursi, alamasi arsip (lemari kerja ), komputer. Dalam hal ini, masyarakat

Desa Rantau Panjang yang lebih banyak masyrakat memiliki sarana Pemerintah

adalah kursi. Tabel 4.0

Tabel 4.0

Sarana Prasarana Pemerintah

No Sarana Pemerintah Jumlah (unit) Persen (%)

1 Ruang Kerja 2 16,66

2 Meja 2 16,66

3 Kursi 5 41,66

4 Alimasi (lemari) 2 16,66

5 Komputer 1 8,33

Total 12

( Sumber :Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)

Pada tabel 4.0 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana air bersih yang ada di

Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit ruang kerja (16,66%), 2 unit meja

(16,66%), 5 unit kursi (41,66%), 2 unit almasi (lemari) (16,66%), 1 unit komputer

(8,33%).

4.1.4.4 Sarana Prasarana Tempat Ibadah

Untuk mendukung proses keagamaan, maka sarana keagamaan di suatu

(44)

keagamaan yang berdiri dengan baik. Adapun sarana keagamaan yang ada di

kelurahan adalah sebagai berikut tabel 4.1

Tabel 4.1

Sarana Prasarana Tempat Ibadah

No Sarana Tempat Ibadah Jumlah (unit) Persen (%)

1 Mesjid 2 20

2 Musholah 5 50

3 Kelenteng 3 30

Total 10

( Sumber: Data Desa Rantau Panjang tahun 2010)

Pada tabel 4.1 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana tempat ibadah yang

ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit mesjid (20%), 5 unit musholah

(50%), 3 unit kelenteng (30%).

4.1.4.5 Sarana Prasarana Olah Raga

Untuk mendukung proses kesehatan, maka sarana olah raga di suatu

wilayah sangat dibutuhkan. Di Desa Rantau Panjang sendiri terdapat sarana olah

raga yang berdiri dengan baik. Adapun sarana olah raga yang ada di Desa Rantau

Panjang terdapat pada tabel 4.2berikut.

Tabel 4.2

Sarana Prasarana Olah Raga

No Sarana Olah Raga Jumlah ( unit ) Persen (%) 1 Lapangan sepak bola 2 unit 100%

Total 2

(45)

Pada tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana olah raga yang ada di

Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit mesjid (100%). Untuk masyarakat di Desa

Rantau Panjang supaya penduduk sekitar bisa memakai tempat lapangan untuk

olah raga dalam kesehatan mereka

4.1.4.6 Sarana Prasarana Kesehatan

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kesehatan menjadi salah satu indikator bagi sektor pembangunan, mulai dari peningkatan

gizi, perilaku sehat oleh masyarakat, dan lain-lain. Untuk dapat mengetahui

keadaan sarana kesehatan di Desa Rantau Panjang dapat di lihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Pada tabel 4.3 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana kesehatan yang

ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit puskesmas pembantu (10%), 2 unit

posyandu (20%), 2 unit pramedis (20%), 5 unit dukun pengobatan alternative

(46)

4.1.4.7 Sarana Prasarana Pendidikan

Di Desa Rantau Panjang sendiri, sarana pendidikan ada beberapa gedung

untuk pendidikan yaitu: Taman Kanak (TK), dan Sekolah menegah pendidikan

(SMP). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Sarana Prasarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Jumlah (unit) Persen(%)

1 Gedung TK 1 50

2 Gedung SMP 1 50

Total 2

(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)

Pada tabel 4.4 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana Pendidikan yang

ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit gedung TK (50%), 1 unit gedung

SMP (50%).

4.1.4.8 Sarana Prasarana Energi Dan Penerang

Untuk mendukung proses hidupanya listrik untuk masyarakat Desa Rantau

Panjang , maka sarana energi dan penerang di suatu wilayah sangat dibutuhkan. Di

Desa Rantau Panjang sendiri terdapat sarana energi dan penerang yang berdiri

dengan baik. Adapun sarana energi dan penerang yang ada di Desa Rantau Panjang

(47)

Tabel 4.5

Sarana Prasarana Energi Dan Penerang No Sarana Energi Dan

Pada tabel 4.5 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana energi dan

penerang yang ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit genset pribadi

(100%).

4.1.5 . Potensi Ekonomi

Di dalam mayarakat di Desa Rantau Panjang di pekerjaan mereka di bidang

perekonomian yang di lakukan oleh anak remaja perempuan untuk menopang

kebutuhan keluarga yang bekerja sebagai TKW. Pada kawasan Desa Rantau

Panjang dan banyak PT yang masuk kesini untuk berkerja sebagai TKW ke

Malaysia dengan jumlah yang bayak sekali yang ikut untuk berkerja sebagai TKW

rata- rata sekitar 90 % mereka meminat untuk berkerja sebagai TKW dalam

pekerjaan di Malaysia. Dan supaya mereka bisa berkerja di luar negeri. Dan

selebihnya remaja di Desa Rantau Panjang berkerja di medan di tempat (bakso

warung nenek). Dan itu halanya dari sisi ekonomi mareka kebanyaan berangkat

menjadi TKW ke Malaysia. Oleh halnya maka remaja TKW yang bekerja di

Malaysia rata – rata bekerja sebagai TKW. Untuk mereka mencara uang yang

sangat bayak untuk membiayain kehidupan keluarganya di negara mereka masing

(48)

Malaysia sebagai TKW. Dan harus bersungguh - sungguguh mau berkerja di sana

apapun masalah di sana harus di selesaikan di sana akan di bawa ke tanah air kita.

4.2. Profil Informan

4.2.1. Profil Informan Kunci Remaja Perempuan (TKW)

Dalam penelitian ini terdapat informan untuk mengetahui banyak hal

dengan judul dalam penelitian ini. Informan mempunyai pengetahuan dan

keterlibatan langsung dalam memberi gambaran tentang motivasi remaja

perempuan menjadi TKW di Malaysia.

1. Wahyuni

Wahyuni 27 tahun, pendidikan terakhir MAN (Madrasah Alwasliah

Negeri), Desa Rantau Panjang adalah bekerja sebagai TKW di Malaysia. sudah 3

tahun bekerja di Malaysia, keseharian Ibu ini di panggil dengan nama Yuni,

berusia 20 tahun. Ibu ini semasa remajanya pernah menjadi TKW di Malaysia,

setelah menikah dengan orang Malaysia dan memiliki 2 anak, Ibu ini tidak bekerja

sebagai TKW di Malaysia, namun suaminya masih bekerja di Malaysia sebagai

kuli bangunan.

Yuni bekerja ke Malaysia karena untuk membiayai kebutuhan ekonomi

dirinya dan keluarganya. Rendahnya pendapatan ekonomi di Desa Rantau Panjang

(49)

TKW di Malaysia karena melihat teman-temannya yang telah berhasil bekerja di

sana dengan penghasilan yang besar serta mempunyai kehidupan yang baik setelah

pulang dari Malaysia. Semenjak informan ini bekerja menjadi TKW, ia dapat

memperbaiki rumah dan juga membantu orang tuanya dalam biaya ekonomi.

Dahulu sebelum menjadi TKW di Malaysia, penghasilan yang ia dapat sangat

rendah dan hanya cukup dalam kebutuhan sehari-hari. Namun, setelah ia bekerja

sebagai TKW ekonominya mencukupi untuk kehidupan mereka saat itu. Ia ingin

balik ke Malaysia lagi, tetapi suaminya melarangnya bekerja di Malaysia dan

hanya menyuruh Yuni mengurus rumah tangga dan menjaga anak-anaknya.

Semenjak Ibu Yuni bekerja di Malaysia tidak ada kekerasan di sana karena

pekerjaannya sebagai karyawan. Kebanyaan usia yang dapat bekerja ke Malaysia

dari usia 17 tahun sampai 25 tahun untuk bekerja di kilang, lebih dari umur itu

bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dan di gaji di Malaysia lebih tinggi dari

pada kerja di kampung kita sendiri. Gaji di Malaysia sekitar 2.8 juta Wilayah Desa

Rantau Panjang rata-rata remaja perempuan pergi bekerja sebagai TKW di

Malaysia. PT yang menanggulangi sebagai kilang di Malaysia. Dan juga harus

kemauan dari anak sendiri tidak ada paksaan orang tua. Bekerja sebagai TKW di

sana memiliki tempat asrama, transportasi. Makan kita sendiri yang

menanggungnya, itu pun kalau makan di potong dari gaji kita. Dan kalau masuk

tidak sembarangan masuk harus di teliti tapi, kalau pembantu rumah tangga ada

(50)

2. Nanda Ulia

Nanda Ulia seorang remaja yang tinggal di Desa Rantau Panjang remaja

ini berusia 17 tahun tamat SMP Negri. Remaja ini ingin kerja untuk membantu

kedua orang tuanya dalam sisi ekonomi kelurga yang sangat rendah. Makanya ia

mau bekerja ke Malaysia. Dan ia kemauan sendiri untuk bekerja di Malaysia di

tempatkan di kilang, remaja ini alasan ingin bekerja ke Malaysia karena gajinya

lebih tinggi di Malaysia di bandingkan di Medan. Kerja di Medan gajinya per

bulan sekitar Rp 500.000 itu pun bekerja sebagai waitres di rumah makan atau

sebagai baby sister.

Untuk bekerja ke Malaysia cek medical 350 reb, dan juga kalau bekerja

disana harus memenuhi syarat yang telah di tentukan. Dan paspor di potong dari

gaji selama 3 bulan, dan batas umur yang bisa bekerja sebagai TKW yang ber usia

18 tahun bekerja ke sana dengan gaji Rp 1.200.000. Tanggapan orang tua saya

bekerja di Malaysia sangat bagus. Karena kan ibu saya ada disana juga. Dan

kebanyaan remaja di Desa Rantau Panjang pergi bekerja rata-rata di KL (Kuala

Lumpur) dalam kontarak 2 tahun. Dan kalau ada penyakitnya di balikkan ke

negaranya. Syarat untuk bisa jadi TKW ke Malaysia yaitu: tes mata, pendengaran,

tes urin, pendidikan, bisa matematika dan bahasa inggris. Diantara syarat itu tidak

sesuai maka tidak lulus dan di pindah kan ke PT lain. Dan di dalam persyaratan

harus seminggu udah bias Ijazah di tahan selama 2 tahun kalu siksaan tidak ada

(51)

3. Ibu Helda

Ibu helda adalah seorng ibu yang berkerja di Malaysia untuk membiayain

kehidupan keluarga mereka dalam sisi ekonomi, usia 31 tahun, pendidikan terakhir

SMA. Tempat tinggal desa rantau panjang, status sudah kawin. Dan ibu ini

mempunyai 2 orang anak. Ibu ini bekerja di Malaysia dari tahun 2009, dan suami

ibu ini bekerja di kontaktor ( bangunan). Ibu ini bekerja sebagai pekerja kilang di

Malaysia. Syarat untuk bekerja harus memiliki KTP dan kartu keluarga.

Karena dapat informasi dari teman –teman bekerja di malysia sangat enak

dan tidak ada kekerasan di dalam pekerjaan kilang. Dan juga penghasilan di sana

lebih banyak dari pada di kampung sendiri. PT Mebel banyak kali peraturan yang

supaya bisa ikut berkerja di sana. Dan rata-rata di Desa Rantau Panjang remaja di

sana tamat sekolah langsung bekerja di Malaysia sebagai kilang. TKW yang

banyak bekerja di Negara Miyanmar dan vetnam. Dan bekerja sebagai TKW di

Malaysia memiliki garansi untuk bekerja di sana, tapi kalau di Medan tidak ada

bergaransi berkerja. Kalau bekerja di kilang memiliki 2 ship seminggu masuk pagi,

seminggu masuk sore, dan dalam seminggu berkerja 4 kali berkerja dan kalau

lembur di tanggung atau di tambah gajinya,

Syarat batasnya berkerja disana yang berusia 49 tahun keatas untuk

(perempuan ). Tetapi kebanyaan yang berkerja di Malaysia perempuan di Desa

Rantau Panjang. Kalau kita beli barang di Malaysia harus kita lihat barang itu apa,

(52)

4. Sri

Sri seorang remaja yang tinggal di Desa Rantau Panjang, remaja ini

berusia 17 tahun tamat SMP Negri. Remaja ini ingin kerja untuk membantu kedua

orang tuanya dalam sisi ekonomi sangat rendah, makanya ia mau bekerja di

Malaysia. PT yang memberangkatkan (PT. panasonik), remaja ini alasan ingin

bekerja di Malaysia karena gajinya lebih tinggi di Malaysia. Di tempat kerja di

Medan gajinya per bulan sekitar Rp 500 rb itu pun bekerja rumah makan atau beby

sister. Remaja ini tahu adanya pekerjaan di Malaysia dari PT menawar kerja di

malayasia.

Untuk bekerja di Malaysia cek medical 350 reb, dan juga kalau bekerja

disana harus memenuhi syarat yang telah di tentukan. Dan paspor di potong dari

gaji selama 3 bulan, dan batas umur yang bisa bekerja sebagai TKW yang ber usia

18 tahun bekerja ke sana dengan gaji Rp 1.200.000. Tanggapan orang tua saya

bekerja di Malaysia sangat bagus. Karena kan ibu saya ada disana juga. Dan

kebanyaan remaja di Desa Rantau Panjang pergi bekerja rata-rata di KL (Kuala

Lumpur) dalam kontarak 2 tahun. Dan kalau ada penyakitnya di balikkan ke

negaranya. Syarat untuk bisa jadi TKW di Malaysia yaitu: tes mata, pendengaran,

tes urin, pendidikan, bisa matematika dan bahasa inggris. Diantara syarat itu tidak

sesuai maka tidak lulus dan di pindah kan ke PT lain. Dan di dalam persyaratan

harus seminggu udah biasa Ijazah di tahan selama 2 tahun kalu siksaan tidak ada

(53)

5. Ustan efi

Ibu efi adalah seorang ibu yang berkerja di Malaysia untuk menbiayain

kehidupan keluarga mereka dalam sisi ekonomi, usia sekitar lehih kurang 34 tahun,

pendidikan terakhir SMA, tempat tinggal Desa Rantau Panjang, status sudah

kawin, dan ibu ini mempunyai 2 orang anak. Ibu ini bekerja di melaysia dari tahun

2009. Ibu ini berkerja sebagai pekerja kilang di Malaysia.

Syarat untuk bekerja harus memiliki KTP dan kartu keluarga. Ibu efi ingin

berkerja di malaysia. Karna dapat informasi dari teman – teman bekerja di

Malaysia sangat enak dan tidak ada kekerasan di dalam pekerjaan kilang. Dan juga

penghasilan di sana lebih banyak di sana dari pada di kampung sendiri. Kalau di

kampung penghasilannya tidak mencukupin kebutuhan meraka sehari. Dan

rata-rata di Desa Rantau Panjang remaja di sana tamat sekolah langsung berkerja di

Malaysia sebagi pekerja sebagai kilang. Remaja Perempuan TKW yang banyak

bekerja di Negara ( Miyanmar, vetnam ). Dan bekerja sebagai TKW di Malaysia

memiliki garansi untuk berkerja di sana.

Namun masalah disana tanggung jawab di sana, dan kalau resmi misalnya ada

yang masalah harus kita pualng ke Negara. Tapi itu harus di lihat betul apa tidak

emang ada masalahnya. Syarat batasnya berkerja disana yang berusia 49 tahun

keatas untuk (perempuan ). Tetapi kebanyaan yang bekerja di malaysia perempuan

di Desa Rantau Panjang. Kalau kita beli barang di Malaysia harus kita lihat barang

(54)

6. Dewi

Dewi merupakan salah satu yang berkerja ke Malaysia sebagai TKW, usia

sekitar 25 tahun. Yang mau berangakat ke malaysia untuk berkerja di sana Dewi

adalah yang baru pulang dari, Malaysia Dewi bekerja lama di Malaysia sekitar 3

tahun lamaya menjadi TKW. Dewi bekerja di Malaysia sebagai kilang di

pembuatan sarung tangan. Alasan Dewi berkerja di Malaysia supaya untuk mencari

pengalaman kerja yang baru dan juga dengan gaji yang lumayan bagus dri pada di

medan dan di kontarak selama 4 tahun, setelah dapat jodoh memutuskan kembali

ke Negara Indonesia untuk menghidupan kelurganya kelak dan juga menetap di

Negara mereka sendiri dan juga berkerja di sana harus mengikutin beberapa

trening dan juga test yang telah di tulis oleh agen untuk kita di bawa kerja ke di

PT penyalur TKW ke Malaysia. Guna untuk memperbaiki kehidupan ekonomi

yang sekarang ini. Dan tidak memenuhi persayratan tidak bias mengikuti dan tidak

biasa bekerja Ke Malaysia sebagai TKW. Dan agen sering menjadi pertimbangan

TKW para calon nuntuk berkerja di Malaysia.

4.2.2 . Informan biasa 1. Ibu Ernila

Ibu Ernila adalah warga di daerah Desa Rantau Panjang, usia 42 tahun

pendidikan terakhir SMA. Ibu ini berkerja berdagang di rumahnya dan, menurut

ibu ini rata – rata remaja di desa rantau panjang berminat bekerja di Malaysia. Di

(55)

minat berkerja. Perempuan di Desa Rantau Panjang ingin berkerja sebagai TKW

dan untuk membahagiakan kedua orng tuanya. Apalagi remaja yang berkerja

sebagi TKW mereka sambil mencari jodoh di Mayalsia. Dan ada juga yang udah

kawin berkerja di Malaysia pacaran sama orang Malaysia. Dan kebanyakan

mereka pulang ada 2 tahun sekali ada juga 4 tahun sekali. Perempuan yang bekerja

di sebagai TKW mereka bisa membangun rumah. Kalu mau pergi berkerja di sana

harus izin kedua orang tuanya dan ingin berkerja di sana dengan sungguh –

sungguh .

2. Pak zulham

Pak zulham adalah kepala Desa wilayah di Desa Rantau Panjang. Di nelayan

perempuan yang sangat sedikit (4 orang ) pencari kerang kebanyaan laki – laki

bernelayan sekitar 95% kalau nelayan perempuan cumn membelah ikan (membatu

nelayan ), dan mantan TKW yang berusia 45 tahun dan berhasil dan membawa

uang sekitar 15 juta dan ia ingin lagi bekerja di Malaysia. Dan rata – rata yang

berkerja ke Malaysia tamat dari sekolah langsung bergegas untuk berkerja TKW di

malayasia.

Untuk berangkat di kenakkan 1000 ringgit( wisten) dipotong dari uang gaji

mereka. Di Desa Rantau Panjang adanya pekerjaan di Malaysia sebagai TKW yang

pertama kali TKW berangkat ke Malaysia sekitar tahun 1992. masyarakat disini

kebanyaan dapat jodoh, dan di tempat tinggal mereka udah nikah samapai sana

mereka selikuh ama laki – laki lain terakhir ujung – ujungnya cerai. Misalnya :

remaja yang bekerja sebagai TKW mereka berangkat besok dari medan sampai

(56)

kasih tau lagi karena sudah dia kasih tau cara-caranya bagaimana untuk bias

berkerja dan perturan yang di buat oleh PT tempat mereka berkerja.

3. Pak Sayful ( seketaris kepala desa)

Pak Sayful adalah seketaris kepala Desa Rantau Panjang, pada umumnya

Desa Rantau Panjang tidak ada tahu kalau adanya tawaran berkerja di malyasia

menjadi calon TKW. Semenjak adanya tawaran dari PJTKI masyarakat

berbondong- bonding untuk berkerja di sana. Karena di desa rantau panjang

masyarakat mengalamin rendahnya ekonomi yang di hadapain keluarga mereka

sendiri.

Di dalam sebulan memberangkatin calon TKW sekitar 20 orang untuk

berkerja di Malaysia dan rata-rata masyarakat di Desa Rantau Panjang bekerja di

sana 70 orang yang menjadi TKW dan di luar darah sekitar 30 orang dan ada juga

dari Desa Rantau Panjang bekerja di (medan , aceh dan di warung nenek ). Kalau

laki – laki payah di bawa untuk bekerja di Malaysia. Dan hunbungan mereka

jalinan kasih di Malaysia sangat bangus dan sangat kuat. Bapak ini dulu bekerja di

Malaysia lebih 17 tahun pada masa Suharto, dulu pas usia 15 tahun bisa bekerja ke

Malaysia tapi sekarang tidak biasa di karenakan bapak ini udah bekerja sebagai

seketaris kepala Desa Rantau Panjang. Dan semenjak bekerja di Malaysia remaja

di Desa Rantau Panjang ada yang sudah bisa membangun rumah sendiri yang

(57)

Data Tabel 4.6

Data informan berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan dan Lama Bekerja

(Sumber: Kantor Desa Rantau Panjang Tahun 2010)

4.3. Interpretasi Data Penelitian

4.3.1. Kondisi Masyarakat Di Desa Rantau Panjang

Masyarakat di Desa Rantau Panjang dan remaja yang menjadi TKW ke

Malaysia adalah mayarakat yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Adapun

kehidupan masyarakat pada umumnya menengah ke bawah karena rendahnya

ekonomi di Desa Rantau Panjang. Dan pekerjaan remaja perempuan di Desa

Rantau Panjang ketika memilih menjadi TKW di Malaysia, sebagian besar

(58)

perempuan yang tidak bekerja di kilang, dikarenakan tingkat pendidikannya yang

rendah yakni SD dan SMP, sementara di kilang dibutuhkan tamatan SMA.

Pada umumnya masyarakat di Desa Rantau Panjang, dalam dunia kerja

mereka sangat kuat dalam bekerja apapun. Karena untuk biaya ekonomi mereka

sehari- hari. Mereka bias membawa uang yang selakanya bisa untuk menbagun

atau membahaiakan ke dua orang tua mereka. Maka mereka ingin berkerja di

Malaysia. Sebagai remaja TKW Malaysia sebanyak 90% yang berkerja di

Malaysia kebayakan mereka yang pulang ke tanah mereka. Dalam 2 tahun mereka

membawa uang sekitar Rp. 4.000.000.- Untuk biaya ekonomi sehari – hari mereka

dan dengan berkerja di Malaysia yang menja\di solusi untuka berkaerja sungguh

untuk keluarga kita sendiri. Dan sebab ini masyarakat yang dekat pesisir yang

memiliki tenaga kerja yang cepat dan mendapat uang yang banyak .

Ciri- ciri masyarakat di daearah pesisir yang dapat saya peroleh dari hasil

obsevasi adalah masyarakat yang tergantung dengan pekerja di luar Negeri oleh

halnya. Di masyarakat di Desa Rantau Panjang yang di dalammya bentuk mental

dan fisik. Masyarakat yang bersifat tolong menolong sesama manusia di bumi yang

kita injak sekarang dan mereka tergantung dengan pekerjaan di Malaysia sebagai

TKW yang berkerja sebagai kilang .

Di masyarakat ini penduduknya minoritas bekerja sebagai TKW di

Malaysia untuk bekerja yang mereka keluti di dunia kerja yang mereka jalanin di

tempat mereka kerja, oleh karena itu masyarakatnya di Desa Rantau Panjang

(59)

“Kalu kami di sana setiap hari tergantung dengan pekerjaan di sana yang kami jalan kan untuk kehidupan kami yang layak . dan kami di sana bekerja sangat enak dan didaka adanya kekerasan dan orang – orang disana sangat ramah ama kami dan kami berkerja di kontarak 2 tahun untuk mengapdi untuk berkja di sana “.( Wahyuni .September:2011).

Hal yang sama juga dipertegaskan oleh informan berikut ini

“ saya baru pertama bekerja ke Malaysia sebagai TKW , dan disana ada saudara yang masih berkerja di sana , kata teman – teman saya di sana bekerja disana sangat enak maka saya ingin bekerja di sana untuk membantu ekonomi keluarga saya .oleh sebab itu saya harus berjuang umtuk mencari nafkah untuk keluarga “. ( Nanda aulia :September :2012)

Di dalam kondisi wilayah secara geografis di kelilingi oleh wilayah pesisir.

Di daerah Desa Rantau Panjang yang memiliki berbagai macam pekerjaan yang

mereka kerjakan dalam dunia kerja. Dari sudut pandang di wilayah Desa Rantau

Panjang yang memiliki kemauan kerja di untuk sukses dan bias memperbaiki

kondisi mereka. Di dalam wilayah potensi sumber daya alam, luas wilayah

menurut suatu penggunaan daerah diantaranya tanah sawah, tanah kering, tanah

basah, tanah pemukiman, tanah fasilitas umum, dan halnya secara iklim curah

hujan yang memiliki 10Mn, jumlah bulan hujan yang memiliki 5 bulan, memiliki

suhu rata-rata harian sekitar 25- 30 dan juga tinggi dari pemukiman laut

memiliki 130 m. Di daerah Desa Rantau Panjang. secara teoritis, di kekayaan

kehidupan mereka sekarang dari pada kehidupan yang dulu dalam arti kata mereka

memiliki tekat untuk supaya membahagia kan keluarganya yang susah dalam

menjalanin kehidupan.

(60)

banyak perubahan yang berkerja ke Malaysia .dan juga remaja disini banyak sekali menjadi motivasi remaja permpuan untuk berkerja .dan rata –rata dari desa ini kerja di Malaysia tidak ada penyiksaan dalam berkerja”. (Helda , September 2012).

4.3.2. Pekerjaan Remaja Perempuan Sebagai TKW

Di masyarakat Desa Rantau Panjang yaitu ciri masyarakat sangat

menggantungkan hidupnya pada kekeyaana alam yang ada di Malaysia. Dalam

TKW remaja di Malaysia sebagai pekerja kilang. Dulu remaja di Desa Rantau

Panjang pada umumnya mereka adalah remaja yang bersekolah sampai tingkat

tinggi, dan yatanya sekarang remaja di Desa Rantau Panjang minoritasnya remaja

sebagai TKW ke Malaysia

Pada umumnya ketregantungan mayarakat pada sektot mingrasi menjadi

tempat bagi masyarakat untuk berhasil keluar dalam dari garis kemiskinan. Hal

ini di karena kan terdapat banyak faktor yang memepengaruhi penghasilan

masyarakat.

“ perempuan di dalam keterlibatan dalam sayrat – sayrat untuk berkeraja di nergri orang dalam pekerjan di PT, dan dalam keterlibatan remaja permpuan dalam pengurusan untuk bias pergi ke Malaysia sebagai TKW di pekerjaan sebagai kilang.”(Helda ,Semtember : 2012)

Hal yang sama juga di pertegaskan oleh imforman berikut

Gambar

TABEL 3.1  Jadwal  Kegiatan
Tabel: 3.3 Jumlah Penduduk Di Desa Rantau Panjang  Menurut Agama
Tabel : 3.4
Tabel :3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Representasi penyelesaian Soal nomor 1 , dari deskripsi data diperoleh bahwa terjadi hambatan semantik dan sintaksis, dimana pada ST 1. mengalami hambatan

METI ARAINI, Potensi Destinasi Wisata Pantai Tongaci (Studi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Tongaci sebagai Pusat Konservasi dan LIterasi) Dibimbing

Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama.. Bentuk kelompok sesuai

42 Anggota Panitia Uji Kesehatan bagi Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri Tahun Akademik 2008/2009 UNY. Anggota

kegiatan yang bertujuan untuk mengamankan obat– obatan yang di terima agar terhindar dari kerusakkan fisik maupun kimia yang meliputi pengaturan tata ruang, cara

Maka dari itu, tim abdimas Universitas AMIKOM Yogyakarta mencoba membantu pemerintah dalam menekan penyebaran Virus Corona, melalui kegiatan Pemberdayaan program literasi media

Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat beraneka ragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak

Puji Syukur kepada Tuhan YME atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis yang berjudul “ Analisis Pengaruh Tingkat Pelayanan Frontliner