Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan
Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)
SKRIPSI
Diajukan oleh:
NISKA RAMADANI POLEM
070901025
DEPARTEMAN SOSIOLOGI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir, pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga, buruh, yang tidak mengharuskan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Dzat yang menguasai setiap jiwa,
mencengkeram semua nyawa, hanya dengan izin-Nya terlaksana segala macam
kebaikan dan teraih segala macam kesuksesan. Shalawat beriring rahmat serta
salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya
suri teladan umat.
Alahamdulillah, Atas izin Allah SWT dan juga dukungan,doa,serta
motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat pada akhirnya peneliti mampu
menyelesaikan skripsi yang judul “Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam
menempuh ujjian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
Dalam penyusunannya, peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh
dari kesempurnan. Namun sedikit-banyaknya skripsi ini mampu memberikan
gambaran mengenai Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW
Ke Malaysia.
Akhirul kalam, peneliti memohon maaf atas semua keterbatasan yang
terdapat di dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan
sekali untuk penulisan karya yang lebih baik lagi.
Medan, juli 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, syukur tiada henti penelitian haturkan kepada Allah SWT, Robb Semesta Alam, hanya kepada-nya lah semua akan kembali. Salawat dan salam teruntuk pelita sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat dengan cahaya yang benderang
Hidup adalah perjuangan dan doa. Mengutip hikmah di atas, peneliti menyadari di samping giatnya usaha peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, selalu ada doa dan dukungan yang menyertai. Maka dari itu pada halaman ini izinkan peneliti mengucapakan terima kasih kepada :
1 . Bapak Dekan Fakultas Ilmu Politik USU, Prof.Dr.Badaruddin .M. SI, serta Pembantu Dekan I,II,III yang telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan prongram sarjana di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik USU .
2. Ketua Jurusan Program Studi Sosiologi, Dra. Lina Sudarwati Msi dan sekaligus sebagai penguji seminar proposal dan penguji pada ujian komprehensif penulis.
3. Drs.T.Ilham Saladin, M.Sp, selaku Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara .
4. Dosen Pembimbing Bapak Drs.Hendry Sitorus Msi yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan , dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti rampungkan .
6. Seluruh staf pengajar Progaram Studi Sosiologi USU khususnya Kak Feni dan Kak Beti yang telah membantu administrasi kepada peneliti selama masa perkuliahan.
7. Terima kasih tak terhingga atas segala dukungan dari Ibu Nur,Mala Barus tercinta. Terima kasih atas setiap doa tulus yang tak pernah putus . Tiada kata yang dapat mewakili rasa syukur karena menjadi anak. Ayahanda Ahmad Firus Polem yang senantiasa memberikan doa dan bantuan moril dan materil selama peneliti dalam masa perkuliahan.
8. Terima kasih juga kepada adek peneliti Ahmad Fadli Polem,ST., Ahmad Fadlan Polem, Fahmi Polem, Hazad Gunawan, Herni Sarah yang selalu menjadi motivasi dan inspirasi bagi peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
9. Terima kasih tak terhingga juga kepada seluruh Keluarga Polem dan Barus terimakasih tak terhingga peneliti ucapkan atas dukungan yang luar biasa.
10. Untuk Nenek dan Kakek tercinta Almh. Hj. Siti Aminah Ginting,
11. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Sosiologi (IMASI) yang bersama-sama telah melewati masa suka dan duka selam masa perkuliahan.
12. Teman-teman Sosiologi FISIP USU Angkatan 2007 semoga silaturahmi tetap terjaga selamanya. Junior dan Senior Sosiologi FISIP USU terima kasih buat pertemanan selama dalam masa perkuliahan.
kehiduoan peneliti. Semoga Allah menggantikan segala kebaikan dengan pahala yang berlimpah. La Tahzan, Amin.
Akhirnya masa menentian itu telah tiba, Dengan ilmu sebagai bekal jiwa,
Selamat datang di dunia yang lebih nyata
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK………i
KATA PENGANTAR ………....ii
DAFTAR ISI………...vi
DAFTAR TABEL………...ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masala………1
1.2.Perumusan Masalah ………6
1.3.Tujuan Penelitian ………...7
1.4.Manfaat Penelitian ………..7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Teori Motivasi ………9
2.1.1. Jenis-jenis Motivasi……….11
2.2.Nilai Sosial……….12
2.3.Tindakan Sosial………...12
2.4.Kerangka Konsep………...14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………16
3.2. Lokasi Penelitian………..16
3.3.Unit Analisis dan Informan………...17
3.4.Teknik Pengumpulan Data ………...18
3.6. Jadwal Kegiatan ………..21
3,7. Keterbatasan Penelitian………21
BAB IV TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian………..23
4.1.1. Lokasi Dan Luas Wilayah ……….23
4.1.2. Topografi Kelurahan ……….23
4.1.3. Keadaan Penduduk……….24
4.1.4. Sarana Dan Pasarana Kelurahan……….29
4.1.5. Potensi Ekonom………..35
4.2. Profil Informan ………...36
4.2.1. Profil Informan Kunci Remaja Perempuan (TKW)………..36
4.2.2. Informan Biasa ………..43
4.3.Interpretasi Data Penelitian………..46
4.3.1.Kondisi Masyarakat Di Desa Rantau Pnjang………..46
4.3.2.Pekerjaan Remaja Perempuan Sebagai TKW……….49
4.3.3.Kehidupan Remaja Perempuan Sebagai TKW………...50
4.3.4.Alasan Ekonomi Keluarga Untuk Berkerja Sebagai TKW…………52
4.3.5. Rendahnya Perekonomian Keluarga Di Desa Rantau Panjang ...60
4.4. Faktor Pendorong Menjadi TKW Di Luar Negeri...61
4.4.1. Persyaratan Remaja Perempuan Untuk Berkerja Sebagai TKW Di Luar Negeri...62
BABV PENUTUP
5.1. Kesimpuan...66
5.2. Saran ...67
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan...21
Tabel 3.2 Jumlah Dusun Penduduk Desa /Kelurahan Rantau Panjang ...24
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Di Desa Rnatau Panjang Menurut Agama ...24
Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis...27
Tabel 3.5 Komposisi Jumlah Penduduk Memiliki Berbagai Mata Pencaharian...27
Tabel 3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...28
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Wajib Belajar Sembilan(9) Tahun... ....29
Tabel 3.8 Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi...30
Tabel 3.9 Sarana Prasarana Air Bersih ...31
Tabel 4.0 Sarana Prasarana Pemerintah ...32
Tabel 4.1 Sarana Prasarana Tempat Ibadah...32
Tabel 4.2 Sarana Prasarana Olah Raga ...33
Tabel 4.3 Sarana Prasarana Kesehatan ...34
Tabel 4.4 Sarana Prasarana Pendidikan ...34
Tabel 4.5 Sarana Prasarana Energi Dan Penerang ...35
Tabel 4.6 Data Imforman Berdasarkan Usia,Pendidikan Terakhir, Pekerjaan Dan Lama Berkerja ...46
ABSTRAK
Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir, pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah tangga, buruh, yang tidak mengharuskan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat pesisir tidak terlepas dari masalah sosial dan
ekonomi. Terlebih-lebih ketika sebagian besar masyarakat pesisir bergantung pada
hasil penangkapan ikan dan dari potensi sumber daya laut. Ketika laut semakin
sulit memberikan hasil yang maksimal, maka hal ini merupakan ancaman bagi
keberlangsungan kehidupan ekonomi pada masa-masa selanjutnya. Meskipun dari
kegiatan melaut adakalanya memberikan hasil yang melimpah, namun tak jarang
pula bahkan seringkali hasilnya hanya bisa menutupi kebutuhan satu hari saja.
Sementara untuk esok harinya diserahkan pada hasil tangkapan yang akan
dilakukan, demikian seterusnya.
Rendahnya kehidupan ekonomi masyarakat pesisir ini tidak hanya ditandai
oleh asset kebendaan atau materi yang mereka miliki, tapi juga menyangkut
masalah ketidakmampuan mereka mengelola masalah keuangan keluarga. Potret
rumah tangga nelayan biasanya diwarnai oleh pola dan gaya hidup yang belum
sepenuhnya berorientasi ke masa depan. Sayangnya, memang bentuk bantuan
ekonomi yang diberikan bukan malah memacu kepada kemandirian dan
pemerataan, tapi akhirnya terakumulasi dan terkonsentrasi pada sekelompok
Tampilan realitas sosial masyarakat pesisir, menunjukkan gambaran
tentang sebuah potret masyarakat yang relatif terbuka dan mudah menerima serta
merespons perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dimaklumi mengingat kawasan
pesisir merupakan kawasan yang sangat terbuka dan memungkinkan bagi
berlangsungnya proses interaksi sosial antara masyarakat dengan pendatang.
Realitas budaya yang mewarnai remaja perempuan pesisir hingga saat ini
sangat erat kaitannya dengan masalah nilai-nilai, sikap dan gaya hidup yang akrab
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kenyataannya ini sedemikian rupa sehingga
dijalani setiap hari dan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya sulit untuk
dirubah. Dan akhirnya menjadi sebuah kewajaran dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Salah satu potret dari realitas budaya remaja perempuan pesisir adalah
menyangkut gaya hidup. Gaya hidup ini yang adakalanya mengidentifikasi gaya
hidup masyarakat di perkotaan, namun tidak sepenuhnya. Hal ini terutama
tergambar dari kalangan generasi mudanya. Selain itu ada pula istilah “biar rumah
condong asal gulai balomak”. Gambaran ini memberi makna kurang lebih bahwa
meskipun kondisi rumah mu tumbang asalakan tetap makan enak. Ini merupakan
sebuah gambaran penilaian yang sering diberikan oleh pihak luar. Gambaran lain
tentang masyarakat nelayan adalah kecenderungan untuk hidup boros. Penghasilan
hari ini dihabiskan hari ini juga, sehingga akhirnya nelayan tetap berada dalam
keadaan subsisten
Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri terutama bagi
perempuan telah mendorong para pekerja perempuan untuk mencari dan
memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri sebagai TKW. Setiap dari mereka
memiliki alasan atau faktor pendorong yang melatarbelakangi keputusan mereka
untuk bekerja ke luar negeri yang berbeda antara individu satu dengan yang
lainnya. Keterlibatan remaja perempuan dalam kegitan ekonomi sangat penting
dalam era modrenisasi dan globalisasi.
Berbicara mengenai pekerjaan sebagai TKW, tidak terlepas dari persoalan
sosial ekonomi. Kondisi ini terjadi dalam ketika orang merasa membutuhkan Pada satu sisi, masuknya remaja
perempuan ke dalam pasar kerja memberikan gambaran dalam pembagian kerja
dalam sisitem patriarki yang selama ini terjadi dalam banyak komunitas
masyarakat dunia, telah mengalami perubahan sosial. Saat ini batas sektor publik
dan domestik sebagai batas antara wilayah laki-laki dan remaja remaja perempuan
menjadi kabur.
Tuntutan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada remaja perempuan di
desa pesisir, dimana tingkat pendidikan yang kurang mampu memasuki pekerjaan
yang mapan, kurangnya skill, sehingga banyak dari masyarakat desa pesisir
memilih pekerjaan ke luar negeri sebagai TKI. Pada kenyataannya TKI sebagian
besar berasal dari kalangan perempuan yang disebut TKW. Bagi peremuan pesisir,
pekerjaan sebagai TKW dianggap sebagai solusi dimana pekerjaan yang
ditawarkan untuk menjadi TKW adalah pekerjaan kasar seperti pembantu rumah
Sebagian besar TKW merupakan remaja perempuan golongan kelas menengah ke
bawah yang ekonomi keluarganya membutuhkan partisipasi mereka. Para TKW
pergi dengan memodalkan pendidikan yang relatif rendah. Negara tujuan
keberangkatan yang utama bagi TKW adalah Arab Saudi, Malaysia, Hongkong,
Singapura dan lain-lain.
Sihtawati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bekarja Di
Luar Negeri Terhadap Pergeseran Status Sosial TKW” , memperoleh hasil yaitu
bekerja ke luar negeri dapat berdampak terhadap pergeseran status sosial yaitu :
pendapatan, penampilan dan kepemilikan. Penduduk yang ingin menjadi TKW
mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pergeseran
status sosial para TKW yang pulang ke Indonesia dalam penampilan yaitu berupa
cara berpakaian, gaya rambut, pemakaian dan perhiasan. Sedangkan dalam
kepemilikan mereka adalah perhiasan, kendaraaan, rumah dan perabot rumah
tangga
Salah satu kasus remaja lebih memilih menjadi TKW seperti yang terjadi di
Kabupaten Demak, Jawa Barat. Dua Siswa MTs ”Ribhul Ulum ” Desa
Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak tidak mengikuti UN karena
sebelum berlangsungnya UN berangkat ke Luar negeri menjadi TKI dan TKW.
Satu siswa laki-laki berangkat ke Malasyia bersama saudaranya bekerja di sektor
konstruksi sedangkan satu siswa perempuan berangkat ke Saudi Arabia sebagai
pembantu Rumah Tangga. Oleh karena itu pada pengumuman kelulusan nanti 2
(http/:or-mass.blogspot.com/2011/05/tak-ikut-un-gara-gara-jadi-tki-dan-tkw.html, diakses
pada tanggal 10 April 2013 pukul 20.30 wib).
Jumlah tenaga kerja selalu bertambah seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk, namun hal ini tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang
memadai. Hal ini tidak hanya terjadi pada wilayah perkotaan, daerah pesisir juga
mengalami hal yang sama. Seperti kebanyakan remaja perempuan di Desa Rantau
Panjang yang memutuskan untuk bekerja menjadi TKW di luar negeri, merupakan
salah satu pilihan yang di buat oleh remaja perempuan di Desa ini karena faktor
ekonomi yang rendah, tuntutan gaya hidup bagi kalangan remaja perempuan.
Keinginan remaja perempuan di daerah tersebut menjadi bertambah kuat ketika
mendengar dan melihat keberhasilan yang di dapat oleh remaja perempuan baik di
lingkungan sekitarnya maupun di daerah lain yang rata-rata menceritakan
kesuksesan mereka selama bekerja menjadi TKW di luar Negeri
Sebagian besar masyarakat Desa Rantau Panjang merupakan masyarakat
yang mengalami kesulitan dalam bidang sosial ekonomi. Hal ini mendorong peran
remaja perempuan untuk menjadi seorang TKW demi menopang kehidupan
perekonomian mereka. Dari aspek sosial masyarakat Desa Rantau Panjang, mereka
lebih memilih menjadi TKW daripada bekerja di tempat tinggal atau tempat lain di
dalam Negeri demi perubahan kehidupan mereka. Budaya atau kebiasaan ini juga
mendorong remaja perempuan untuk menjadi TKW di Luar Negeri di Malaysia.
Dengan remaja perempuan menjadi seorang TKW, pendapatan perekonomian
Kendala yang di hadapi remaja remaja perempuan calon TKW di Desa
Rantau Panjang seperti adanya agen penipuan yang memberi peluang kerja
menjadi TKW dikalangan masyarakat di daerah Desa Rantau Panjang namun
masih belum memiliki kepastian dan juga mereka harus menunggu dalam jangka
waktu 1 – 5 bulan untuk di berangkatkan menjadi TKW.
Dengan adanya peluang yang besar yang di dapat masyarakat untuk
menjadi TKW, sehingga masyarakat menganggap tidak ada pekerjaan yang lebih
baik, bahwa dengan menjadi TKW mereka akan meraup dua keuntungan baik
secara cost-benefit (keuntungan berupa materi) dan cost-sosial (keberhasilan secara
sosial/prestige), hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melihat
faktor-faktor yang melatarbelakangi motivasi remaja remaja perempuan pesisir menjadi
TKW di Malaysia di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten
Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian dan agar penelitian memiliki arah yang
jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan laporan, maka
terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan di Desa Rantau
Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang untuk bekerja
2. Bagaimanakah motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang,
Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang untuk bekerja sebagai
TKW di negara Malaysia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar-belakangi perempuan di
daerah pesisir bekerja sebagai TKW ke Malaysia
2. Untuk mengetahui motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang,
Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang bekerja sebagai TKW ke
Malaysia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
- Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan peneliti, dalam
melakukan penelitian di bidang ilmu sosial, khususnya dalam ilmu
Sosiologi
- Hasil penelitian diharapkan menjadi sebuah kajian ilmiah dan masukan
penting bagi masyarakat, khususnya bagi lingkungan yang masyarakatnya
2. Manfaat Praktis
- Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai
bahan rujukan penelitian bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa
Sosiologi.
- Memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala
pengetahuan tentang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir
khususnya mengenai motivasi remaja perempuan yang bekerja sebagai
TKW ke Malaysia.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.Teori Motivasi
Istilah motif sering dibedakan dengan istilah
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
(Sardiman, 2005: 73). Menurut Purwanto (2007: 60) motif adalah tingkah laku
atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang, sedangkan menurut Nasution (2000:
73), motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Menurut Makmun (2005: 37) menjelaskan bahwa meskipun para ahli
mendifinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju
maksud yang sama, yaitpower) atau tenaga
(force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks (a complex state) dan
kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan
tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Penjelasan Makmun ini juga sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa motivasi adalah
keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar
maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu
(Petter dan Yeny, 1991: 197).
yang ada di dalam keluarga erat hubungannya dengan individunya yang
mendapatkan uang yang sangat banyak untuk kelangsungan kebutuhan mereka
dalam berkeluarga.
Di dalam teori diarahkan kepada pengkajaian tentang teori perubahan sosial
dalam struktur sosial masyarakat. Teori Marx dan Engels ini di jadiakan dasar
untuk menganalisis kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Karl
marx sendiri tidak banyak menjelaskan dalam teorinya tentang posisi kaum
perempuan dalam perubahan sosial. Menurut Marx hubungan antara suami dan
istri serupa dengan hubungan antara hubungan proletar dan borjouis, serta tingkat
kemajuan masyarakat dapat di ukur dari status perempuan. Di dalam analisis
gender, yang akan kita bicarakan dalam konteks suatu konsep yang melihat suatu
sifat yang melekat dalam kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan
secara sosial maupun itu di kenal lebih lembut, cantik, emosional atau keibuan,
sementara laki-laki di anggap kuat,rasional,jantan dan perkasa. Ciri dan sifat
sebenarnya dapat di pertukarkan, artinya ada laki-laki yang emosional, lemah
lembut sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Semua ini
dapat di pertukarkan antara laki-laki dan perempuan, yang berubah dari waktu ke
waktu dab juga berubah dari kelas ke kelas.
Di dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi seseorang.
Motivasi dalam hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respo dari suatu aksi yakni tujuan.
2.1.1. Jenis-Jenis Motivasi
Makmun (2005: 37) membagi motivasi ke dalam beberapa kelompok
sebagai berikut:
1. Motif primer atau motif dasar. Motif primer merupakan motif yang tidak di
pelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive). Motif ini
dibedakan dalam :
a. Dorongan fisiologis yaitu bersumber pada kebutuhan organis antara lain
rasa lapar, haus, istirahat, dan lainnya. Kebutuhan ini lebih bersifat untuk
melangsungkan hidup seseorang.
b. Dorongan psikologis, atau dorongan kejiwaan dalam diri seseorang seperti
rasa takut, kasih sayang, dan lainnya. Motif-motif dalam kategori primer
pada umumnya terjadi secara natural dan instinctif.
2. Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya
pengalaman, atau dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah motif
berprestasi, motif-motif sosial sepeti ingin diterima, status, afiliasi, dan
2.2. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah suatu perbuatan atau tindakan yang oleh masyarakat
dianggap baik. Nilai sosial dalam setiap masyarakat tidak selalu sama, karena nilai
dimasyarakat tertentu dianggap baik tetapi dapat dianggap tidak baik dimasyarakat
lain.
Nilai dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Nilai material artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia.
Dalam penelitian ini remaja perempuan di Desa Rantau Panjang memandang
TKW sebagai peluang untuk memperoleh keuntungan material (cost-benefit)
baik untuk digunakan untuk masa kini maupun di masa yang akan datang
(investasi).
2. Nilai vital artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melakukan aktivitas atau kegiatan.
3. Nilai kerohanian artinya segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
2.3. Tindakan Sosial Dan Subjektif
Weber menyatakan bahwa tindakan sosial berkaitan dengan
interaksi sosial, sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut
tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Weber menggunakan
konsep Rasionalitas dalam klasifikasinya mengenai tipe – tipe tindakan sosial.
Tindakan rasional menurut Weber pertimbangan sadar dan pilihan bahwa
empat macam yaitu: rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi
nilai, tindakan Rasional, dan tindakan Afektif. Rasionalitas instrumental sangat
menekankan tujuan tindakan dan alat yang di pergunakan dengan adanya
pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam melakukan tindakan sosial.
Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental, sifat rasionalitas yang
berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat – alat hanya
merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan – tujuannya
sudah ada dalam hubungannya dengan nilai – nilai individu yang bersifat
absolute atau nilai akhir baginya. (Ritzer.George:2007)
1. Tindakan Rasional Instrumental: Tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan, contoh : bekerja keras
untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai: tindakan – tindakan yang berkaitan
dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, Contoh : tindakan –tindakan yang
bersifat religio – magis.
3. Tindakan Tradisional : Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan
rasional, contoh : berbagai macam upacara/ tradisi yang dimaksudkan untuk
melestarikan kebudayaan leluhur .
4. Tindakan Afektif : tindakan – tindakan yang dilakukan oleh seorang/ kelompok
2.4. Kerangka Konsep
Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi
pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat
menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan itu, maka
batasan-batasan konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah
1. Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu
2. Motivasi remaja perempuan adalah keinginan yang diaplikasikan dengan
tingkah laku dan perbuatan dari remaja perempuan untuk mencari kehidupan
yang lebih baik, dalam hal ini pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar.
Hal tersebut yang menjadi motivasi remaja perempuan di Desa Rantau
Panjang untuk bekerja di luar negeri dengan tujuan Negara Malaysia.
3. Perempuan Daerah Pesisir adalah perempuan yang tinggal di pinggiran pesisir
laut.
4. Budaya Instan adalah suatu istilah yang digunakan bagi para remaja
perempuan yang bekerja sebagai TKW ke Malaysia. Dimana untuk
memperoleh pekerjaan dengan pendapatan yang lebih besar sekalipun dengan
resiko yang besar.
5. Tenaga Kerja Wanita (TKW) adalah tenaga kerja perempuan yang bekerja ke
guna untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Dalam penelitian ini,
TKW yang dimaksud adalah remaja perempuan yang bekerja di Malaysia.
6. Kilang adalah istilah bahasa Malaysia yaitu perusahaan (umumnya di bidang
elektronik). Pada umumnya para remaja perempuan di Desa Rantau Panjang
yang bekerja sebagai TKW di Malaysia, adalah sebagai karyawan di Kilang/
perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah penelitian dengan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian studi kasus merupakan metode yang berusaha menggambarkan,
memahami, dan menafsirkan makna suatu peristiwa tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu serta menginterpretasikan objek sesuai apa yang ada,
(Bungin:2005). Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang
menghasilkan data, tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati.
Mengungkapkan sesuatu dibalik fenomena, mendapatkan wawasan dari penelitian.
Alasan menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah karena
pendekatan kualitatif dapat memberikan keleluasaan dan kesempatan peneliti untuk
dapat menggali informasi secara lebih mendalam, komprehensif dan lebih detail.
Di mana di dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mendeskripsikan motivasi
remaja perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten
Deli Serdang untuk bekerja sebagai TKW di Negara Malaysia
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai
Labu, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih
1. Peneliti melihat bahwa di daerah ini ada hal-hal yang berbeda dengan daerah
lain, di mana di daerah tersebut banyak remaja perempuan yang bekerja
sebagai TKW ke negara Malaysia.
2. Lokasi tersebut dianggap sesuai dengan judul dan permasalahan penelitian,
karena pada daerah tersebut terdapat remaja perempuan yang bekerja sebagai
TKW ke negara Malaysia.
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Salah satu cara atau karakteristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan apa yang disebut “unit of analysis”. Hal ini dimungkinkan, karena
setiap obyek penelitian memiliki ciri dalam jumlah yang cukup luas seperti
karakteristik individu tentunya meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
status sosial dan tingkat penghasilan. Ada sejumlah unit analisis yang lazim
digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu: individu, kelompok,
organisasi, sosial. Unit analisis data adalah satuan tertentu yang di perhitungkan
sebagai subjek penelitian. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian
dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang berkeinginan menjadi TKW di
Malaysia.
3.3.2. Informan
pengalaman tentang latar penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini, dibedakan menjadi dua jenis yaitu : informan kunci dan informan
biasa yang mendukung penelitian.
a. Informan kunci
Informan kunci adalah orang yang paling memahami tentang permasalahan
dari penelitian ini karena ia terlibat langsung dalam masalahnya. Dalam penelitian
ini yang menjadi informan kunci adalah para anggota masyarakat, dengan kriteria
sebagai berikut :
- Remaja perempuan yang pernah menjadi TKW ke Malaysia
- Keluarga yang mempunyai anggota keluarga remaja perempuan yang
bekerja sebagai TKW ke Malaysia.
b. Informan biasa
Informan biasa adalah orang yag tidak terlibat secara langsung dalam
permasalahan penelitian, namun informasinya dapat dijadikan sebagai bahan yang
mendukung data-data dalam penelitian. Yang menjadi informan biasa adalah
masyarakat, agen yang mengurusi TKW ke Malaysia, Kepala Desa, yang tinggal di
Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
3.4.1. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi untuk mencari data-data yang
lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini
dilakukan dengan cara:
- Observasi partisipasi adalah peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan
data. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang
diperoleh melalui observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan,
perilaku interaksi interpersonal dan proses penataan yang merupakan
bagian dari pengalaman dan aktivitas objek yang diamati (Bungin. 2005
:135 ).
- Wawancara mendalam adalah sebuah proses memperoleh keterangan
tentang untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara mendalam
sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan yang diwawancarai.
Data ini berupa hasil teks wawancara yang diperoleh melalui wawancara
dengan informan yang sedang dijadikan sampel penelitian. Data dapat
direkam atau dicatat oleh peneliti (Bungin, 2005:127).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan
majalah, jurnal, dan data-data dari internet yang dianggap relevan dengan masalah
yang diteliti. Buku, jurnal dan lainnya diarahkan untuk mendapatkan
gambaran-gambaran mengenai data kependudukan yang menjadi sasaran program, teori-teori
yang mendukung masalah penelitian dan lainnya.
3.5 Interpretasi Data
Merupakan metode penganalisaan data dengan cara menyusun data,
mengelompokkannya dan menginterpretasikannya, sehingga di peroleh gambaran
tentang motivasi remaja perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai
Labu, Kabupaten Deli Serdang yang bekerja sebagai TKW di Malaysia. Selain itu
interpretasi data adalah sebuah tahap dalam upaya menyederhanakan dari data
yang sudah diperoleh dari hasil penelitian di lapangan maupun dari hasil studi
kepustakaan. Data-data yang diperoleh akan di pelajari kembali, ditelaah,
dikelompokkan sesuai dengan permasalahan dari peneliti yang dilakukan.
Observasi akan diuraikan untuk memperkaya hasil wawancara sekaligus
mmelengkapi data. Berdasarkan data yang diperoleh akan diinterpretasikan untuk
menghasilkan data secara terperinci dan sisitematis yang di sajikan secara
3.6 Jadwal kegiatan
TABEL 3.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan Ke
4. Seminar proposal penelitian
5. Revisi proposal penelitian
6. Penelitian ke lapangan
7. Pengumpulan data dan interpretasi data
Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasakan banyak
kendala yang dihadapi, salah satu diantaranya penulis masih belum menguasai
secara penuh teknik dan metode penelitian, sehingga dapat menjadi keterbatasan
dalam mengumpulan dan menyajikan data. Kendala tersebut dapat diatasi melalui
proses bimbingan dari dosen pembimbing skripsi, selain bimbingan dengan dosen
pembimbing, penulis juga berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber
sebagian informan kunci yang bekerja di Malaysia datang setahun sekali ke
daerahnya di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang. Untuk itu, peneliti harus menyesuaikan jadwal dengan informan dalam
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA
4.1. Deskrisi Lokasi Penelitian 4.1.1. Lokasi dan Luas Wilayah
Desa Rantau Panjang merupakan Desa pesisir yang terletak di Kecamatan
Pantai Labu ,Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa ini
mempunyai tofografi dengan batas-batas wilayah secara administratif:
Sebelah Utara : Bagan Serdang
Sebelah Selatan : Desa Kelambir
Sebelah Timur : Pematang Biara
Sebelah Barat : PT .Glorita /Sei tuan
4.1.2. Topografi Kelurahan
Desa Rantau Panjang merupakan daratan rendah dan ketinggian daratan
antara 0 – 100 m di atas permukaan laut. Di dalam suhu udara 25 – 30 ˚C pada
dasarnya tidak menentu, karena adanya musim hujan dan adamya ke tinggian
tempat dari pemukiman laut 130 m. Di kelurahan rantau panjang ini biasanya rata-
rata hari hujan yang turun tidak merata dalam setiap jumlah bulan hujannya 5
bulan dengan curah hujan rata – rata 10 mm / tahun. Dan luas desa 480 Ha / m
4.1.3. Keadaan Penduduk
Wilayah Desa Rantau Panjang memiliki jumlah penduduk 3774 jiwa yang
terdiri dari kepala keluarga 716 jiwa, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1552
jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1506 jiwa secara terperinci dapat
di lihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel:3.2
(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)
4.1.3.1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Tabel: 3.3
Jumlah Penduduk Di Desa Rantau Panjang Menurut Agama
No Agam a
Laki-laki Persen(%) Perempuan Persen(% )
(Sumber: Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010 )
Dari tabel 3.3 di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Desa Rantau
Panjang yang menganut agama Islam yang terdiri dari 2808 jiwa atau 98,31%,
Apabila dilihat dari berdasarkan agama dan jenis kelamin maka penduduk
Desa Rantau Panjang yang beragama Islam dari jenis kelamin laki-laki berjumlah
1328 jiwa atau 98,37%, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah 1480
atau 98,27%, dengan demikian penduduk Desa Rantau Panjang yang beragama
Budha dan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 jiwa atau 1,63 sedangkan
perempuan 26 jiwa atau 1,73%.
4.1.3.2.Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
Komposisi penduduk di Desa Rantau Panjang berdasarkan etnis terdapat
pada tabel : 3.4 berikut :
Tabel : 3.4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
N
Dari tabel: 3.4 di atas, mayoritas penduduk di Desa Rantau Panjang
Aceh terdiri dari laki – laki 20 (1,48) dan perempuan 8 (0,53), Batak yang terdiri
dari laki – laki 36 (2,66) dan perempuan 29 (1,92), Nias yang terdiri dari laki- laki
9 (0,66) dan perempuan 3 (0,19), Melayu yang terdiri dari laki –laki 1181(87,48)
dan perempuan 1.375 (91,30), Jawa yang terdiri dari laki- laki 26 (1,92) dan
perempuan 26 (1,72), Madura yang terdiri dari laki –laki 2 (0,14) dan perempuan 3
(0,19), Banjar yang terdiri dari laki- laki 40 (2,96) dan perempuan 22 (1,46), Bugis
yang terdiri dari laki- laki 2 (0,14) dan perempuan 2 (0,13), Flores yang terdiri dari
laki- laki 1( 0,07), Buton yang terdiri dari laki- laki 11 (0,81) dan perempuan 13
(0,86%), China yang terdiri dari laki- laki 22 (1,62) dan perempuan 25 (1,66).
4.1.3.3.Komposisi Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Penduduk Desa Rantau Panjang sebagian besar bermata pencaharian dari
sektor pertanian. Pembantu rumah tangga merupakan salah satu mata pencaharian
yang dianggap dapat membantu pendapatan ekonomi. Sektor kelautan di dominasi
oleh nelayan (laki –laki ) yaitu sebanyak 961 jiwa. Selain mata pencaharian diatas,
masih ada jenis mata pencaharian masyarakat lainnya yaitu, petani, industri
kerajinan, pedagang keliling, nelayan, buruh tani, pengusaha kecil dan menengah,
pensiun PNS/TNI/PORLI, pembantu rumh tangga, dukun kampung, dan lainnya.
Tabel :3.5
Komposisi Jumlah Penduduk Memiliki Berbagai Mata Pencaharian No Mata pencaharian Jumlah
(Sumber:Kantor Desa Rantau Panjang Tahun: 2010)
Dari tabel: 3.5 di atas dapat dilihat, penduduk di Desa Rantau Panjang yang
bermata pencaharian sebagai petani yang terdiri dari 44 jiwa (3,69%), buruh tani
1 jiwa (11,9%), PNS 4 jiwa (47,6%), pengrajin industri 10 jiwa (119%),
pedangang keliling 24 jiwa (2,01%), nelayan (laki- laki) 961 jiwa(80,75%),
pengusaha kecil dan menengah 20 jiwa (1,68%), pembantu rumah tangga 120 jiwa
(10,08%), pensiun PNS/TNI/POLRI 4 jiwa (0,33), dukun kampung 2 jiwa (0,16%).
4.1.3.4.Komposisi Penduduk Tingkat Pendidikan
Di Desa Rantau Panjang ini terdapat jumlah penduduk menurut tingkat
Tabel: 3.6
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat pendidikan Jiwa Persentase (%)
(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun: 2010 )
Dari tabel: 3.6 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah tingkat pendidikan
pada tahun 2010 yaitu : tidak bersekolah 50 jiwa (2,08%), TK 18 jiwa (0,74%),
sedang SD 364 jiwa (15,14%), tamat SD 1.131 jiwa (47,06%), tidak tamat SD 146
jiwa (6,07), sedang SLTP 155 jiwa (6,45%), tamat SLTP 227 jiwa (9,44%), tidak
tamat SLTP 49 jiwa (2,03%), SLTA 119 jiwa (4,95%), sedang SLTA 113 jiwa
(4,70%), D-1 7 jiwa (0,29), sedang S-1 8 jiwa (0,33), S-1 16 jiwa (0,66%).
Adapun jumlah penduduk yang mengikuti wajib belajar Sembilan tahun
Tabel : 3.7
Jumlah Penduduk Wajib Belajar Sembilan (9) tahun
No Keterangan Jumlah jiwa Persen (%) 2 Jumlah penduduk 7-15 tahun
yang masih sekolah
400 jiwa 94,117%
3 Jumlah penduduk 7 -15 tahun yang tidak sekolah
25 jiwa 5,882%
TOTAL 425 jiwa 100 %
(Sumber : Kantor Desa Rantau Panjang Tahun: 2010)
Dari tabel: 3.7 di atas jumlah penduduk wajib belajar sembilan (9) tahun
pada tahun 2010 di Desa Rantau Panjang adalah pada usia 7 -15 tahun yang masih
sekolah sekitar 400 jiwa (94,11%) dan pada usia 7 -15 tahun yang tidak sekolah
sekitar 25 jiwa (5,882%).
4.1.4. Sarana Dan Prasarana
Desa Rantau Panjang memiliki empat (4) lingkungan yaitu Dusun I, Dusun
II, Dusun III, Dusun IV. Kepala Desa yang menjabat sekarang ini bernama bapak
Zulham dan Sekretaris Kepala Desa bernama Sayful dalam hal ini kantor resmi
atau formal kelurahan sudah ada di Desa Rantau Panjang dan yang menjadi Kantor
Lurah untuk membuat surat untuk kepergian remaja perempuan ke Malaysia
karena harus ada surat pengantar dari Kelurahan yang tempat kita tinggal. Oleh
halnya itu bisa mengurus kartu tanda penduduk (KTP), Surat keterangan Miskin
Infrastruktur yang ada di daerah Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai
Labu, Kabupaten Deli Serdang cukup baik. Hal ini dapat kita dlihat dari
pembangunan pada infrasturktur desa yaitu seperti: keadaan jalan – jalan
protokol dan jalan – jalan primer (kecil) telah beraspal, penyebaran arus listrik
juga telah ada di Desa Rantau Panjang yang melalui air sumur gali dan sumur
pompa. Dari pada itu perubahan keluarga, antaranya perubahan kondisi keluarga
yang mana rendahnya ekonomi dalam sudut pandang yang kita lihat. Namun di
daerah Desa Rantau Panjang dapat kita lihat adanya memiliki
4.1.4.1 Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi
Di dalam berbagai macam komunikasi dan informasi yang berada pada
penduduk Desa Rantau Panjang, barang elektronik yang digunakan masyarakat di
Desa Rantau Panjang juga bermacam-macam. Adapun sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi terdapat pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Sarana Prasarana Komunikasi Dan Informasi No Sarana komunikasi dan Informasi Jumlah (unit)
1 Wartel 2
2 Tukang Pos Tersedia
3 Radio Tersedia
4 TV Tersedia
5 Koran/Majalah Tersedia
4.1.4.2 Sarana Prasarana Air Bersih
Di dalam berbagai macam air bersih yang berada pada penduduk desa
Rantau Panjang, di Desa ini memiliki bermacam sarana air bersih untuk Desa
Rantau Panjang. Kemudian sarana air bersih yang di pakai penduduk dan
masyarakat yang ada di Desa Rantau Panjang juga bermacam-macam yaitu
dengan menggunakan Sumur Pompa, Sumur gali, Pemilik jamban keluarga.
Dalam hal ini, masyarakat Desa Rantau Panjang yang lebih banyak masyarakat
memiliki sarana air bersih adalah pemilik jamban keluarga.
Tabel 3.9
(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)
Pada tabel 3.9 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana air bersih yang
ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 7 unit sumur pompa (3,25%), 7 unit sumur
gali (3,72%), 200KK pemilik jamban keluarga(93,02%). Kita bisa lihat dari tabel
di atas yang paling banyak yang memiliki air bersih di dalam Desa Rantau Panjang
4.1.4.3 Sarana Prasarana Pemerintah
Di Desa Rantau Panjang, dan ditemukan bermacam sarana pemerintah
untuk Desa Rantau Panjang. Dan yang di pakai penduduk dan masyarakat yang ada
di Desa Rantau Panjang alat atau tempat yang di gunakan yaitu, ruang kerja,
meja, kursi, alamasi arsip (lemari kerja ), komputer. Dalam hal ini, masyarakat
Desa Rantau Panjang yang lebih banyak masyrakat memiliki sarana Pemerintah
adalah kursi. Tabel 4.0
Tabel 4.0
Sarana Prasarana Pemerintah
No Sarana Pemerintah Jumlah (unit) Persen (%)
1 Ruang Kerja 2 16,66
2 Meja 2 16,66
3 Kursi 5 41,66
4 Alimasi (lemari) 2 16,66
5 Komputer 1 8,33
Total 12
( Sumber :Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)
Pada tabel 4.0 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana air bersih yang ada di
Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit ruang kerja (16,66%), 2 unit meja
(16,66%), 5 unit kursi (41,66%), 2 unit almasi (lemari) (16,66%), 1 unit komputer
(8,33%).
4.1.4.4 Sarana Prasarana Tempat Ibadah
Untuk mendukung proses keagamaan, maka sarana keagamaan di suatu
keagamaan yang berdiri dengan baik. Adapun sarana keagamaan yang ada di
kelurahan adalah sebagai berikut tabel 4.1
Tabel 4.1
Sarana Prasarana Tempat Ibadah
No Sarana Tempat Ibadah Jumlah (unit) Persen (%)
1 Mesjid 2 20
2 Musholah 5 50
3 Kelenteng 3 30
Total 10
( Sumber: Data Desa Rantau Panjang tahun 2010)
Pada tabel 4.1 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana tempat ibadah yang
ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit mesjid (20%), 5 unit musholah
(50%), 3 unit kelenteng (30%).
4.1.4.5 Sarana Prasarana Olah Raga
Untuk mendukung proses kesehatan, maka sarana olah raga di suatu
wilayah sangat dibutuhkan. Di Desa Rantau Panjang sendiri terdapat sarana olah
raga yang berdiri dengan baik. Adapun sarana olah raga yang ada di Desa Rantau
Panjang terdapat pada tabel 4.2berikut.
Tabel 4.2
Sarana Prasarana Olah Raga
No Sarana Olah Raga Jumlah ( unit ) Persen (%) 1 Lapangan sepak bola 2 unit 100%
Total 2
Pada tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana olah raga yang ada di
Desa Rantau Panjang terdiri dari 2 unit mesjid (100%). Untuk masyarakat di Desa
Rantau Panjang supaya penduduk sekitar bisa memakai tempat lapangan untuk
olah raga dalam kesehatan mereka
4.1.4.6 Sarana Prasarana Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kesehatan menjadi salah satu indikator bagi sektor pembangunan, mulai dari peningkatan
gizi, perilaku sehat oleh masyarakat, dan lain-lain. Untuk dapat mengetahui
keadaan sarana kesehatan di Desa Rantau Panjang dapat di lihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Pada tabel 4.3 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana kesehatan yang
ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit puskesmas pembantu (10%), 2 unit
posyandu (20%), 2 unit pramedis (20%), 5 unit dukun pengobatan alternative
4.1.4.7 Sarana Prasarana Pendidikan
Di Desa Rantau Panjang sendiri, sarana pendidikan ada beberapa gedung
untuk pendidikan yaitu: Taman Kanak (TK), dan Sekolah menegah pendidikan
(SMP). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Sarana Prasarana Pendidikan
No Sarana Pendidikan Jumlah (unit) Persen(%)
1 Gedung TK 1 50
2 Gedung SMP 1 50
Total 2
(Sumber : Data Desa Rantau Panjang Tahun 2010)
Pada tabel 4.4 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana Pendidikan yang
ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit gedung TK (50%), 1 unit gedung
SMP (50%).
4.1.4.8 Sarana Prasarana Energi Dan Penerang
Untuk mendukung proses hidupanya listrik untuk masyarakat Desa Rantau
Panjang , maka sarana energi dan penerang di suatu wilayah sangat dibutuhkan. Di
Desa Rantau Panjang sendiri terdapat sarana energi dan penerang yang berdiri
dengan baik. Adapun sarana energi dan penerang yang ada di Desa Rantau Panjang
Tabel 4.5
Sarana Prasarana Energi Dan Penerang No Sarana Energi Dan
Pada tabel 4.5 di atas dapat di lihat bahwa jumlah sarana energi dan
penerang yang ada di Desa Rantau Panjang terdiri dari 1unit genset pribadi
(100%).
4.1.5 . Potensi Ekonomi
Di dalam mayarakat di Desa Rantau Panjang di pekerjaan mereka di bidang
perekonomian yang di lakukan oleh anak remaja perempuan untuk menopang
kebutuhan keluarga yang bekerja sebagai TKW. Pada kawasan Desa Rantau
Panjang dan banyak PT yang masuk kesini untuk berkerja sebagai TKW ke
Malaysia dengan jumlah yang bayak sekali yang ikut untuk berkerja sebagai TKW
rata- rata sekitar 90 % mereka meminat untuk berkerja sebagai TKW dalam
pekerjaan di Malaysia. Dan supaya mereka bisa berkerja di luar negeri. Dan
selebihnya remaja di Desa Rantau Panjang berkerja di medan di tempat (bakso
warung nenek). Dan itu halanya dari sisi ekonomi mareka kebanyaan berangkat
menjadi TKW ke Malaysia. Oleh halnya maka remaja TKW yang bekerja di
Malaysia rata – rata bekerja sebagai TKW. Untuk mereka mencara uang yang
sangat bayak untuk membiayain kehidupan keluarganya di negara mereka masing
Malaysia sebagai TKW. Dan harus bersungguh - sungguguh mau berkerja di sana
apapun masalah di sana harus di selesaikan di sana akan di bawa ke tanah air kita.
4.2. Profil Informan
4.2.1. Profil Informan Kunci Remaja Perempuan (TKW)
Dalam penelitian ini terdapat informan untuk mengetahui banyak hal
dengan judul dalam penelitian ini. Informan mempunyai pengetahuan dan
keterlibatan langsung dalam memberi gambaran tentang motivasi remaja
perempuan menjadi TKW di Malaysia.
1. Wahyuni
Wahyuni 27 tahun, pendidikan terakhir MAN (Madrasah Alwasliah
Negeri), Desa Rantau Panjang adalah bekerja sebagai TKW di Malaysia. sudah 3
tahun bekerja di Malaysia, keseharian Ibu ini di panggil dengan nama Yuni,
berusia 20 tahun. Ibu ini semasa remajanya pernah menjadi TKW di Malaysia,
setelah menikah dengan orang Malaysia dan memiliki 2 anak, Ibu ini tidak bekerja
sebagai TKW di Malaysia, namun suaminya masih bekerja di Malaysia sebagai
kuli bangunan.
Yuni bekerja ke Malaysia karena untuk membiayai kebutuhan ekonomi
dirinya dan keluarganya. Rendahnya pendapatan ekonomi di Desa Rantau Panjang
TKW di Malaysia karena melihat teman-temannya yang telah berhasil bekerja di
sana dengan penghasilan yang besar serta mempunyai kehidupan yang baik setelah
pulang dari Malaysia. Semenjak informan ini bekerja menjadi TKW, ia dapat
memperbaiki rumah dan juga membantu orang tuanya dalam biaya ekonomi.
Dahulu sebelum menjadi TKW di Malaysia, penghasilan yang ia dapat sangat
rendah dan hanya cukup dalam kebutuhan sehari-hari. Namun, setelah ia bekerja
sebagai TKW ekonominya mencukupi untuk kehidupan mereka saat itu. Ia ingin
balik ke Malaysia lagi, tetapi suaminya melarangnya bekerja di Malaysia dan
hanya menyuruh Yuni mengurus rumah tangga dan menjaga anak-anaknya.
Semenjak Ibu Yuni bekerja di Malaysia tidak ada kekerasan di sana karena
pekerjaannya sebagai karyawan. Kebanyaan usia yang dapat bekerja ke Malaysia
dari usia 17 tahun sampai 25 tahun untuk bekerja di kilang, lebih dari umur itu
bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dan di gaji di Malaysia lebih tinggi dari
pada kerja di kampung kita sendiri. Gaji di Malaysia sekitar 2.8 juta Wilayah Desa
Rantau Panjang rata-rata remaja perempuan pergi bekerja sebagai TKW di
Malaysia. PT yang menanggulangi sebagai kilang di Malaysia. Dan juga harus
kemauan dari anak sendiri tidak ada paksaan orang tua. Bekerja sebagai TKW di
sana memiliki tempat asrama, transportasi. Makan kita sendiri yang
menanggungnya, itu pun kalau makan di potong dari gaji kita. Dan kalau masuk
tidak sembarangan masuk harus di teliti tapi, kalau pembantu rumah tangga ada
2. Nanda Ulia
Nanda Ulia seorang remaja yang tinggal di Desa Rantau Panjang remaja
ini berusia 17 tahun tamat SMP Negri. Remaja ini ingin kerja untuk membantu
kedua orang tuanya dalam sisi ekonomi kelurga yang sangat rendah. Makanya ia
mau bekerja ke Malaysia. Dan ia kemauan sendiri untuk bekerja di Malaysia di
tempatkan di kilang, remaja ini alasan ingin bekerja ke Malaysia karena gajinya
lebih tinggi di Malaysia di bandingkan di Medan. Kerja di Medan gajinya per
bulan sekitar Rp 500.000 itu pun bekerja sebagai waitres di rumah makan atau
sebagai baby sister.
Untuk bekerja ke Malaysia cek medical 350 reb, dan juga kalau bekerja
disana harus memenuhi syarat yang telah di tentukan. Dan paspor di potong dari
gaji selama 3 bulan, dan batas umur yang bisa bekerja sebagai TKW yang ber usia
18 tahun bekerja ke sana dengan gaji Rp 1.200.000. Tanggapan orang tua saya
bekerja di Malaysia sangat bagus. Karena kan ibu saya ada disana juga. Dan
kebanyaan remaja di Desa Rantau Panjang pergi bekerja rata-rata di KL (Kuala
Lumpur) dalam kontarak 2 tahun. Dan kalau ada penyakitnya di balikkan ke
negaranya. Syarat untuk bisa jadi TKW ke Malaysia yaitu: tes mata, pendengaran,
tes urin, pendidikan, bisa matematika dan bahasa inggris. Diantara syarat itu tidak
sesuai maka tidak lulus dan di pindah kan ke PT lain. Dan di dalam persyaratan
harus seminggu udah bias Ijazah di tahan selama 2 tahun kalu siksaan tidak ada
3. Ibu Helda
Ibu helda adalah seorng ibu yang berkerja di Malaysia untuk membiayain
kehidupan keluarga mereka dalam sisi ekonomi, usia 31 tahun, pendidikan terakhir
SMA. Tempat tinggal desa rantau panjang, status sudah kawin. Dan ibu ini
mempunyai 2 orang anak. Ibu ini bekerja di Malaysia dari tahun 2009, dan suami
ibu ini bekerja di kontaktor ( bangunan). Ibu ini bekerja sebagai pekerja kilang di
Malaysia. Syarat untuk bekerja harus memiliki KTP dan kartu keluarga.
Karena dapat informasi dari teman –teman bekerja di malysia sangat enak
dan tidak ada kekerasan di dalam pekerjaan kilang. Dan juga penghasilan di sana
lebih banyak dari pada di kampung sendiri. PT Mebel banyak kali peraturan yang
supaya bisa ikut berkerja di sana. Dan rata-rata di Desa Rantau Panjang remaja di
sana tamat sekolah langsung bekerja di Malaysia sebagai kilang. TKW yang
banyak bekerja di Negara Miyanmar dan vetnam. Dan bekerja sebagai TKW di
Malaysia memiliki garansi untuk bekerja di sana, tapi kalau di Medan tidak ada
bergaransi berkerja. Kalau bekerja di kilang memiliki 2 ship seminggu masuk pagi,
seminggu masuk sore, dan dalam seminggu berkerja 4 kali berkerja dan kalau
lembur di tanggung atau di tambah gajinya,
Syarat batasnya berkerja disana yang berusia 49 tahun keatas untuk
(perempuan ). Tetapi kebanyaan yang berkerja di Malaysia perempuan di Desa
Rantau Panjang. Kalau kita beli barang di Malaysia harus kita lihat barang itu apa,
4. Sri
Sri seorang remaja yang tinggal di Desa Rantau Panjang, remaja ini
berusia 17 tahun tamat SMP Negri. Remaja ini ingin kerja untuk membantu kedua
orang tuanya dalam sisi ekonomi sangat rendah, makanya ia mau bekerja di
Malaysia. PT yang memberangkatkan (PT. panasonik), remaja ini alasan ingin
bekerja di Malaysia karena gajinya lebih tinggi di Malaysia. Di tempat kerja di
Medan gajinya per bulan sekitar Rp 500 rb itu pun bekerja rumah makan atau beby
sister. Remaja ini tahu adanya pekerjaan di Malaysia dari PT menawar kerja di
malayasia.
Untuk bekerja di Malaysia cek medical 350 reb, dan juga kalau bekerja
disana harus memenuhi syarat yang telah di tentukan. Dan paspor di potong dari
gaji selama 3 bulan, dan batas umur yang bisa bekerja sebagai TKW yang ber usia
18 tahun bekerja ke sana dengan gaji Rp 1.200.000. Tanggapan orang tua saya
bekerja di Malaysia sangat bagus. Karena kan ibu saya ada disana juga. Dan
kebanyaan remaja di Desa Rantau Panjang pergi bekerja rata-rata di KL (Kuala
Lumpur) dalam kontarak 2 tahun. Dan kalau ada penyakitnya di balikkan ke
negaranya. Syarat untuk bisa jadi TKW di Malaysia yaitu: tes mata, pendengaran,
tes urin, pendidikan, bisa matematika dan bahasa inggris. Diantara syarat itu tidak
sesuai maka tidak lulus dan di pindah kan ke PT lain. Dan di dalam persyaratan
harus seminggu udah biasa Ijazah di tahan selama 2 tahun kalu siksaan tidak ada
5. Ustan efi
Ibu efi adalah seorang ibu yang berkerja di Malaysia untuk menbiayain
kehidupan keluarga mereka dalam sisi ekonomi, usia sekitar lehih kurang 34 tahun,
pendidikan terakhir SMA, tempat tinggal Desa Rantau Panjang, status sudah
kawin, dan ibu ini mempunyai 2 orang anak. Ibu ini bekerja di melaysia dari tahun
2009. Ibu ini berkerja sebagai pekerja kilang di Malaysia.
Syarat untuk bekerja harus memiliki KTP dan kartu keluarga. Ibu efi ingin
berkerja di malaysia. Karna dapat informasi dari teman – teman bekerja di
Malaysia sangat enak dan tidak ada kekerasan di dalam pekerjaan kilang. Dan juga
penghasilan di sana lebih banyak di sana dari pada di kampung sendiri. Kalau di
kampung penghasilannya tidak mencukupin kebutuhan meraka sehari. Dan
rata-rata di Desa Rantau Panjang remaja di sana tamat sekolah langsung berkerja di
Malaysia sebagi pekerja sebagai kilang. Remaja Perempuan TKW yang banyak
bekerja di Negara ( Miyanmar, vetnam ). Dan bekerja sebagai TKW di Malaysia
memiliki garansi untuk berkerja di sana.
Namun masalah disana tanggung jawab di sana, dan kalau resmi misalnya ada
yang masalah harus kita pualng ke Negara. Tapi itu harus di lihat betul apa tidak
emang ada masalahnya. Syarat batasnya berkerja disana yang berusia 49 tahun
keatas untuk (perempuan ). Tetapi kebanyaan yang bekerja di malaysia perempuan
di Desa Rantau Panjang. Kalau kita beli barang di Malaysia harus kita lihat barang
6. Dewi
Dewi merupakan salah satu yang berkerja ke Malaysia sebagai TKW, usia
sekitar 25 tahun. Yang mau berangakat ke malaysia untuk berkerja di sana Dewi
adalah yang baru pulang dari, Malaysia Dewi bekerja lama di Malaysia sekitar 3
tahun lamaya menjadi TKW. Dewi bekerja di Malaysia sebagai kilang di
pembuatan sarung tangan. Alasan Dewi berkerja di Malaysia supaya untuk mencari
pengalaman kerja yang baru dan juga dengan gaji yang lumayan bagus dri pada di
medan dan di kontarak selama 4 tahun, setelah dapat jodoh memutuskan kembali
ke Negara Indonesia untuk menghidupan kelurganya kelak dan juga menetap di
Negara mereka sendiri dan juga berkerja di sana harus mengikutin beberapa
trening dan juga test yang telah di tulis oleh agen untuk kita di bawa kerja ke di
PT penyalur TKW ke Malaysia. Guna untuk memperbaiki kehidupan ekonomi
yang sekarang ini. Dan tidak memenuhi persayratan tidak bias mengikuti dan tidak
biasa bekerja Ke Malaysia sebagai TKW. Dan agen sering menjadi pertimbangan
TKW para calon nuntuk berkerja di Malaysia.
4.2.2 . Informan biasa 1. Ibu Ernila
Ibu Ernila adalah warga di daerah Desa Rantau Panjang, usia 42 tahun
pendidikan terakhir SMA. Ibu ini berkerja berdagang di rumahnya dan, menurut
ibu ini rata – rata remaja di desa rantau panjang berminat bekerja di Malaysia. Di
minat berkerja. Perempuan di Desa Rantau Panjang ingin berkerja sebagai TKW
dan untuk membahagiakan kedua orng tuanya. Apalagi remaja yang berkerja
sebagi TKW mereka sambil mencari jodoh di Mayalsia. Dan ada juga yang udah
kawin berkerja di Malaysia pacaran sama orang Malaysia. Dan kebanyakan
mereka pulang ada 2 tahun sekali ada juga 4 tahun sekali. Perempuan yang bekerja
di sebagai TKW mereka bisa membangun rumah. Kalu mau pergi berkerja di sana
harus izin kedua orang tuanya dan ingin berkerja di sana dengan sungguh –
sungguh .
2. Pak zulham
Pak zulham adalah kepala Desa wilayah di Desa Rantau Panjang. Di nelayan
perempuan yang sangat sedikit (4 orang ) pencari kerang kebanyaan laki – laki
bernelayan sekitar 95% kalau nelayan perempuan cumn membelah ikan (membatu
nelayan ), dan mantan TKW yang berusia 45 tahun dan berhasil dan membawa
uang sekitar 15 juta dan ia ingin lagi bekerja di Malaysia. Dan rata – rata yang
berkerja ke Malaysia tamat dari sekolah langsung bergegas untuk berkerja TKW di
malayasia.
Untuk berangkat di kenakkan 1000 ringgit( wisten) dipotong dari uang gaji
mereka. Di Desa Rantau Panjang adanya pekerjaan di Malaysia sebagai TKW yang
pertama kali TKW berangkat ke Malaysia sekitar tahun 1992. masyarakat disini
kebanyaan dapat jodoh, dan di tempat tinggal mereka udah nikah samapai sana
mereka selikuh ama laki – laki lain terakhir ujung – ujungnya cerai. Misalnya :
remaja yang bekerja sebagai TKW mereka berangkat besok dari medan sampai
kasih tau lagi karena sudah dia kasih tau cara-caranya bagaimana untuk bias
berkerja dan perturan yang di buat oleh PT tempat mereka berkerja.
3. Pak Sayful ( seketaris kepala desa)
Pak Sayful adalah seketaris kepala Desa Rantau Panjang, pada umumnya
Desa Rantau Panjang tidak ada tahu kalau adanya tawaran berkerja di malyasia
menjadi calon TKW. Semenjak adanya tawaran dari PJTKI masyarakat
berbondong- bonding untuk berkerja di sana. Karena di desa rantau panjang
masyarakat mengalamin rendahnya ekonomi yang di hadapain keluarga mereka
sendiri.
Di dalam sebulan memberangkatin calon TKW sekitar 20 orang untuk
berkerja di Malaysia dan rata-rata masyarakat di Desa Rantau Panjang bekerja di
sana 70 orang yang menjadi TKW dan di luar darah sekitar 30 orang dan ada juga
dari Desa Rantau Panjang bekerja di (medan , aceh dan di warung nenek ). Kalau
laki – laki payah di bawa untuk bekerja di Malaysia. Dan hunbungan mereka
jalinan kasih di Malaysia sangat bangus dan sangat kuat. Bapak ini dulu bekerja di
Malaysia lebih 17 tahun pada masa Suharto, dulu pas usia 15 tahun bisa bekerja ke
Malaysia tapi sekarang tidak biasa di karenakan bapak ini udah bekerja sebagai
seketaris kepala Desa Rantau Panjang. Dan semenjak bekerja di Malaysia remaja
di Desa Rantau Panjang ada yang sudah bisa membangun rumah sendiri yang
Data Tabel 4.6
Data informan berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan dan Lama Bekerja
(Sumber: Kantor Desa Rantau Panjang Tahun 2010)
4.3. Interpretasi Data Penelitian
4.3.1. Kondisi Masyarakat Di Desa Rantau Panjang
Masyarakat di Desa Rantau Panjang dan remaja yang menjadi TKW ke
Malaysia adalah mayarakat yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Adapun
kehidupan masyarakat pada umumnya menengah ke bawah karena rendahnya
ekonomi di Desa Rantau Panjang. Dan pekerjaan remaja perempuan di Desa
Rantau Panjang ketika memilih menjadi TKW di Malaysia, sebagian besar
perempuan yang tidak bekerja di kilang, dikarenakan tingkat pendidikannya yang
rendah yakni SD dan SMP, sementara di kilang dibutuhkan tamatan SMA.
Pada umumnya masyarakat di Desa Rantau Panjang, dalam dunia kerja
mereka sangat kuat dalam bekerja apapun. Karena untuk biaya ekonomi mereka
sehari- hari. Mereka bias membawa uang yang selakanya bisa untuk menbagun
atau membahaiakan ke dua orang tua mereka. Maka mereka ingin berkerja di
Malaysia. Sebagai remaja TKW Malaysia sebanyak 90% yang berkerja di
Malaysia kebayakan mereka yang pulang ke tanah mereka. Dalam 2 tahun mereka
membawa uang sekitar Rp. 4.000.000.- Untuk biaya ekonomi sehari – hari mereka
dan dengan berkerja di Malaysia yang menja\di solusi untuka berkaerja sungguh
untuk keluarga kita sendiri. Dan sebab ini masyarakat yang dekat pesisir yang
memiliki tenaga kerja yang cepat dan mendapat uang yang banyak .
Ciri- ciri masyarakat di daearah pesisir yang dapat saya peroleh dari hasil
obsevasi adalah masyarakat yang tergantung dengan pekerja di luar Negeri oleh
halnya. Di masyarakat di Desa Rantau Panjang yang di dalammya bentuk mental
dan fisik. Masyarakat yang bersifat tolong menolong sesama manusia di bumi yang
kita injak sekarang dan mereka tergantung dengan pekerjaan di Malaysia sebagai
TKW yang berkerja sebagai kilang .
Di masyarakat ini penduduknya minoritas bekerja sebagai TKW di
Malaysia untuk bekerja yang mereka keluti di dunia kerja yang mereka jalanin di
tempat mereka kerja, oleh karena itu masyarakatnya di Desa Rantau Panjang
“Kalu kami di sana setiap hari tergantung dengan pekerjaan di sana yang kami jalan kan untuk kehidupan kami yang layak . dan kami di sana bekerja sangat enak dan didaka adanya kekerasan dan orang – orang disana sangat ramah ama kami dan kami berkerja di kontarak 2 tahun untuk mengapdi untuk berkja di sana “.( Wahyuni .September:2011).
Hal yang sama juga dipertegaskan oleh informan berikut ini
“ saya baru pertama bekerja ke Malaysia sebagai TKW , dan disana ada saudara yang masih berkerja di sana , kata teman – teman saya di sana bekerja disana sangat enak maka saya ingin bekerja di sana untuk membantu ekonomi keluarga saya .oleh sebab itu saya harus berjuang umtuk mencari nafkah untuk keluarga “. ( Nanda aulia :September :2012)
Di dalam kondisi wilayah secara geografis di kelilingi oleh wilayah pesisir.
Di daerah Desa Rantau Panjang yang memiliki berbagai macam pekerjaan yang
mereka kerjakan dalam dunia kerja. Dari sudut pandang di wilayah Desa Rantau
Panjang yang memiliki kemauan kerja di untuk sukses dan bias memperbaiki
kondisi mereka. Di dalam wilayah potensi sumber daya alam, luas wilayah
menurut suatu penggunaan daerah diantaranya tanah sawah, tanah kering, tanah
basah, tanah pemukiman, tanah fasilitas umum, dan halnya secara iklim curah
hujan yang memiliki 10Mn, jumlah bulan hujan yang memiliki 5 bulan, memiliki
suhu rata-rata harian sekitar 25- 30 dan juga tinggi dari pemukiman laut
memiliki 130 m. Di daerah Desa Rantau Panjang. secara teoritis, di kekayaan
kehidupan mereka sekarang dari pada kehidupan yang dulu dalam arti kata mereka
memiliki tekat untuk supaya membahagia kan keluarganya yang susah dalam
menjalanin kehidupan.
banyak perubahan yang berkerja ke Malaysia .dan juga remaja disini banyak sekali menjadi motivasi remaja permpuan untuk berkerja .dan rata –rata dari desa ini kerja di Malaysia tidak ada penyiksaan dalam berkerja”. (Helda , September 2012).
4.3.2. Pekerjaan Remaja Perempuan Sebagai TKW
Di masyarakat Desa Rantau Panjang yaitu ciri masyarakat sangat
menggantungkan hidupnya pada kekeyaana alam yang ada di Malaysia. Dalam
TKW remaja di Malaysia sebagai pekerja kilang. Dulu remaja di Desa Rantau
Panjang pada umumnya mereka adalah remaja yang bersekolah sampai tingkat
tinggi, dan yatanya sekarang remaja di Desa Rantau Panjang minoritasnya remaja
sebagai TKW ke Malaysia
Pada umumnya ketregantungan mayarakat pada sektot mingrasi menjadi
tempat bagi masyarakat untuk berhasil keluar dalam dari garis kemiskinan. Hal
ini di karena kan terdapat banyak faktor yang memepengaruhi penghasilan
masyarakat.
“ perempuan di dalam keterlibatan dalam sayrat – sayrat untuk berkeraja di nergri orang dalam pekerjan di PT, dan dalam keterlibatan remaja permpuan dalam pengurusan untuk bias pergi ke Malaysia sebagai TKW di pekerjaan sebagai kilang.”(Helda ,Semtember : 2012)
Hal yang sama juga di pertegaskan oleh imforman berikut